Sasteraku Duniaku
Tuesday, 1 May 2012
KITA BAGAI SASTRAMU DAN SASTRAKU YANG HIDUP DALAM CINTA ILAHIl KUNFAYAKUN
Rabeah Mohd Ali
SIMPONI NUR HIDAYAH KASIH-MU
Kasih...
Kau kata
Cintamu ke aku
Seperti simfoni terindah
Lalu aku senyum
Senyumku berpelangi cinta
Hatiku yang mendung terus berpelangi cinta
Di mana-mana
Cinta...cinta....cinta...
Suatu ungkapan
Yang boleh menghidupkan segala yang suram
Hidup yang sepi... muram....suram
Terus ceria seperti bunga kembang pagi
Hari-hari ceria...ceria...ceria...
Seceria pelangi cinta
Indah dipandang mata
Indah di kalbu
Hari-hari berlagu rindu
Hari-hari berlagu kasih
Agar kasih tak tersisih
Saling cinta
Saling sayang
Saling memahami
Saling mengerti
Saling berbaik sangka
Tiada rasa terluka
Tiada rasa disakiti hati
Melainkan bahasa-bahasa Syurga
Yang membuatkan semua mendengar terasa
Tenang roh dan jasad
Hidup di dunia dirasakan di Syurga
Sedangkan Syurga adalah teramat indah
Daripada dirasakan di dunia ini
ALLAHU AKHBAR
Syurga idaman semua yang mencintai-Nya
Cintakan-Nya mudah dilafazkan
Untuk buktikan...
Ramai yang gagal
Kerna ujian untuk buktikan cinta seikhlas-Nya
Terlalu hebat
Sehebat cinta-Nya
Jika kita jatuh cinta pada-Nya sekali
DIA akan balas bekali-kali tak terkira banyak-Nya
ALLAHU AKHBAR
Bila cinta-Mu wujud takkan hilang
Hingga KAU bawa ke Syurga-Mu
Memang benarlah KAU Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Kasihku dan amalanku yang terlalu sedikit
KAU balas dengan berganda-ganda banyak-Nya Ya Allah
ALLAHU AKHBAR
Malu aku Ya Allah
Syahdu hatiku
Betapa Kau
Maha Pengasih
Maha Penyayang
Tanpa Batas
Tanpa Had
Cinta-Mu pada hamba-Mu
Yang mencintai-Mu
Tanpa syarat siapakah status hamba-Mu itu
Asalkan ikhlas mencinta-Mu
Sanggup berkorban apa saja demi meraih cinta-Mu
Apa yang dibuat bukan mahu pandangan manusia
Tapi hanya mahu pandangan-Mu Ya Allah
Ya Allah kami semua mengaku sebagai hamba-Mu
Kami mahu taat pada semua perintah-Mu
Kami mahu kasih pada-Mu
Kami mahu cinta-Mu
Maka-Nya balaslah kasih dan cinta kami
Agar kasih kami tak KAU sisih
Agar kami tak menyesal setelah kami mati
Di dunia kami bertemu-Mu tika solat
Tika nafas terhenti roh kami diangkat bertemu-Mu
ALLAHU AKBAR
Saat betapa indahnya pertemuan di kala itu
Pasti hanya KAU dan HAMBA-MU saja yang tahu
Betapa indah-Nya Pertemuan di kala itu
Maka-Nya sebelum kami
Bertemu-Mu
Limpahkan Nur Hidayah Kasih-Mu
Pada kami hamba-Mu
Simponi Nur Hidayah Kasih-Mu
Mengajak
Semua hamba-Mu
Meng-Agungkan-Mu
Di sebilang masa dan ketika
Agar roh dan jasad
Kami tertabiyah
Untuk menuju jalan-jalan
Nur Hidayah Kasih-Mu
Selagi hayat di kandung badan
Perkenankanlah Ya Allah
Perkenankan hajat-hajat kami
Untuk menuju jalan-jalan ke Syurga-Mu
Aaamin Aamin Aamin Ya Rabbal A'Lamin
KARYA: PUTRI RIMBA.
29 April 2012
Like
·
·
Unfollow Post
·
Sunday at 8:28am
2 people
like this.
Supni Alantas
masihkah satra kita punya napas?
Sunday at 11:43am
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Maksudnya sekarang ini sastra kita tak punya napas?
Kalau tak punya napas...boleh tak kau berikan ide mu agar sastra kita punya napas?
Sunday at 12:02pm
·
Like
Supni Alantas
justru kita harus membuat napas sendiri agar bisa menganga lalu membangi napas kite kepada mereka yang tak lagi punya kepedulian.... toh, sastrawan kita dahulu kala semuanya membangun dengan kekuatan sendiri, dan itu yang membuat mereka hebat! ...
Sunday at 12:06pm
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Benar kata mu itu duhai saudara ku...tapi berkata memang mudah tapi untuk menjadikan realiti amat payah....kesibukan masa selalu menyekat semua perjuangan suci...kerana sastra tidak menjanjikan keuntungan untuk meneruskan kehidupan harian bagi bernafas.
Sunday at 12:09pm
·
Like
Supni Alantas
karya sastra selalu mampu menembus dinding dan tembok apapun, termasuk sekat kesibukan menapaki hari-hari kehidupan....jangan pernah melahirkan sastra karena mood, tapi galilah terus singgungan rasa yang halus sembari berontak dengan ketidakadilan dan ketimpangan di sekeliling kita....
Sunday at 12:12pm
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Makanya tanggungjawab semua yang bergelar sastrawan bersatu hati merealisasikan apa yang dicita-citakan dalam sebuah perjuangan seorang penulis.
Sunday at 12:15pm
·
Like
Supni Alantas
betul, sebagaimana ditulis Taufik Ismail: Kita harus berjalan terus, karena berhenti atau mundur berarti hancur! lalu siapa yang memberi kita gelar sastrawan? Entahlah! ukurannya, adalah karya-karya kita yang bisa bermakna dan memberi warna dalam hidup ini, bukan sekadar menjadi catatan harian, tetapi.......?
Sunday at 12:18pm
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Ini bukan sekadar nak memberi pendapat bernas sesuatu karya pun tidak...apa tah lagi nak like....seolah-olah karya yang dihantar oleh rakan sastra tak wujud...bersiaran berpuisi tanpa perhatian dari kawan-kawan...adakah ini boleh mencapaikan hasil kejayaan seperti mana maksudmu duhai saudara ku? Apa yang kukatakan ini adalah untuk diriku sendiri juga...
Sunday at 12:18pm
·
Like
Supni Alantas
bukan: aku bersastra untuk diriku sendiri, kritik pada diriku sendiri dan entah kelak mendewasakan diriku sendiri sebagaimana Chairil Anwar katakan: Kelam dan kabut lalu mempersiang diriku....
Sunday at 12:20pm
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Pengalaman aku berkarya di grup...kata admin tiada paksaan dalam berkarya atau memberi pendapat kepada setiap karya yang dihantar...lojik ke sebagai seorang penulis tidak boleh menghantar karya , memberi pendapat...waima like sekali pun tak boleh..pada hal ahlinya ribuan orang yang terdiri daripada penulis yang hebat-hebat...habis tu gimana ini....
Sunday at 12:24pm
·
Like
Rabeah Mohd Ali
Kerna aku yang selalu menghantar karya ku mereka removekan aku di grup tersebut...adakah adil aku dilayan sebegini? Sedangkan aku dijemput di grup tersebut bukan atas ke hendak aku...tapi kerana minat yang mendalam dalam dunia penulisan aku masih menulis tanpa memperdulikan sapa-sapa ...tapi kalau aku tidak dihargai...nggak apa-apa kok kerana aku menulis bukan kerana mereka atau untuk mendapat gelaran sastrawan...
Sunday at 12:27pm
·
Like
Supni Alantas
rasanya kurang lojik: seorang penulis akan cepat besar dan dewasa karena kritik dan pendapat dari orang-orang sekitarnya...tidak mungkin kita akan mengenal Abdul Hadi WM, Sutardji, Sapardi Djoko Damono dkk karena tidak mendapat kritik pedas dari HB.Jassin.....cobolah dulu membuat karya ke majalah Horison yang setengah mati mau tembus, pasti ada kritik yang justru bakal membesarkan nama sang penulis itu....
Sunday at 12:28pm
·
Unlike
·
1
Hamizar Bazarvio Ridwan
Makanya : Sastrawan Bersatulah. Padukakan tekad, karena pikiran sastrawan adalah energi yg mampu menembus langit dan bumi kehidupan. SASTRAWAN BERSATU BUMI INI DAMAI TANPA ADA PERANG. Salam sastra dari MIZAR BAZARVIO.
Sunday at 1:48pm
via
mobile
·
Unlike
·
3
Rabeah Mohd Ali
Waduh! Skrip beginilah yang kutunggu-tunggu daripada kawan-kawan sastra semua..mana tahu keikhlasan bersatu dalam dunia yang sama-sama kita minat...Insya-Allah sampai matlamat apa yang diimpikan oleh semua kawan-kawan sastra. Aamin. Salam sastra dari Putri Rimba untuk Mizar Bazarvio , Supni Alantas dan semua rakan grup Jaringan Sastra Indonesia yang sentiasa tersanjung di hati ini.
Sunday at 2:17pm
·
Like
·
1
Hamizar Bazarvio Ridwan
Amin, ade mase kite bersua daam pesta kemenangan..
Sunday at 5:13pm
via
mobile
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Makanya adakah kamu yang menjadi admin di grup ini...kerana kamu lantang bersuara untuk kemenangan semua bakal sastrawan rakyat Nusantara ya...???hihihi
Sunday at 5:33pm
·
Like
·
1
Hamizar Bazarvio Ridwan
iya bu daku admn d grup ini. tujuannya untk menyatukan aspirasi semua sastrawan, sekaligus JAS Ndonesia Kalimantan BARAT in sbg wadah komunikasi untuk mempererat silaturachmi semua ummat. Salam sastra dr Pontianak, Indonesia.
Sunday at 5:48pm
via
mobile
·
Unlike
·
2
Rabeah Mohd Ali
Saya tabik sama kamu...makanya kamulah yang harus bangunkan semua rakan-rakan dengan bahasa sopan.Bukan mengajar tapi mendidik....kerna kalau mengajar mereka terlebih tahu dari segala ilmu tapi kalau mendidik mereka akan rasa sama-sama ingin belajar menghargai dan saling berbagi ilmu dalam kerendahan hati...gimana pendapatmu duhai sahabatku...?
Sunday at 5:55pm
·
Like
·
1
Hamizar Bazarvio Ridwan
setujuu bu
Yesterday at 8:39pm
via
mobile
·
Unlike
·
1
Rabeah Mohd Ali
Mulai hari ini kita adalah kawan sastramu sastraku sama-sama membangunkan rakan-rakan sastramu sastraku dalam rasa kerendahan hati saling menghargai karya kawan-kawan selagi mana positif ke arah pembangunan minda yang sihat tanpa ada rasa membangga diiri pada ilmu yang setetes ini Kurniaan bakat dariNya yang harus kita syukuri, jika ada yang rasa tidak puas hati pada setiap komen boleh dibawa bincang cara baik tapi masih tidak mahu berubah diremovekan saja wall tersebut...dan masih lagi tak berubah removekan saja tanpa terkecuali termasuk saya sendiri...kerna tujuan kita di sini adalah untuk mempertabatkan sastramu sastraku benuamu benuaku menjadi bahasa sastra yang bermanfaat kepada semua warga dunia dan menjadi khazanah warisan bangsa dan yang lebih bermakna lagi menjadi bekalan setelah kita berada di alam barzah matlamat sebenar kita berhidup di dunia ini...apa pendapatmu saudara sastraku?
Yesterday at 9:13pm
·
Like
·
1
Hamizar Bazarvio Ridwan
Ya, sastramu sastraku bagai cahaya kehidupan. Ia dapat menjelma menjadi satu. Satu dalam tekad yang melahirkan persahabatan. Percayalah Putri Rimba, persahabatan dua jiwa akan kekal sepanjang zaman. Kita bagai sastramu dan sastraku yang hidup dalam cinta ilahi: kunfayakun.
:mb:
Yesterday at 10:38pm
via
mobile
·
Unlike
·
2
Rabeah Mohd Ali
Allahu Akhbar! Tiada apa yang hendak dilafazkan melainkan Subhanallah Alhamdulilah Allahu Akbar...
Makanya marilah kita berjanji bersama rakan-rakan sastramu sastraku sama-sama berjuang mempertabatkan dunia sastra melayu yang penuh mencabar ini biarpun tatangan datang dari pelbagai arah bagaikan tsunami yang tak pernah surut namun kita tetap bertabah hati demi merealisasikan niat yang suci demi-Nya.
Kita saling berbagi ilmu, ide bernas, saling memberi sokongan demi mempertabatkan sastramu sastraku.
Perbezaan pendapat itu biasa tapi matlamatnya tetap sama.
Apa saranan mu pula sahabat ku tentang pendapatku ini.
Yesterday at 10:47pm
·
Like
·
1
Hamizar Bazarvio Ridwan
Adalah hidup harus berbagi ilmu. Itulah pengalaman saya wakti hadiri seminar Budaya Melayu Budaya Islam di Pattani Thailand Selatan bbrp tahun silam. Bahkan persabatan paling terkesan sewaktu hadiri Baca Puisi Dunia di Kuala Lumpur, Malaysia jg bbrpa tahun lalu. Kedua acara itu membuktikan bangsa serumpun Melayu tak pupus ditelan zaman. Putri Rimba engkau sahabat sastraku, semoga persabatan ini abadi di jiwa. Ya persahabatan yang bermakna, seperti Tuhan ciptakan langit dan bumi.
23 hours ago
via
mobile
·
Unlike
·
2
Rabeah Mohd Ali
Aamin Ya Rabbal A'Lamin. Hamizar Bazarvio Ridwan.
Pertemuan kita ini memang tidak pernah dirancang atau direncanakan oleh kita tapi percayalah perancangan Allah telah mendahului perancangan kita. Bererti pasti ada hikmahnya atas pertemuan ini...biar pun sekadar alam maya...besar ertinya bagi kita...jika kita mengetahui di sebalik setiap yang Allah aturkan untuk kita...maka rugilah jika kita abaikan peluang yang masih tersisa untuk untuk kita bersama merealisasikan tanggungjawab kita sebagai khalifah di bumi ini sebelum dijemput pulang bertemu-Nya samada kita sudah bersedia atau tidak . Makanya kita samalah memohon moga Allah memberi kita kesempatan untuk mempersiapkan amalan bonus yang diKurniakan bakat menulis kepada kita ini. Insya-Allah kejayaan sastramu sasteraku melambangkan kejayaan warga sastra melayu keseluruhannya. Bukanlah niat menyatakan aku atau engkau yang hebat....tidak sama sekali....yang penting kita semua rakan sastramu sasteraku sama-sama hebat dengan karya masing-masing...apalah salahnya kita saling menghargai karya semua kawan-kawan kita kan3 ...kalau tidak kita siapa lagi?
23 hours ago
·
Like
·
1
(PETIKAN DARIPADA GRUP JARINGAN SASTRA INDONESIA KALBAR)
1 Mei 2012
No comments:
Post a Comment
‹
›
Home
View web version
No comments:
Post a Comment