QARUN GAYA MODEN DI AKHIR ZAMAN KARYA YM SULAIMAN DAWUD & RATU RIMBA NIAGARA
DANAU QARUN, TEMPAT QARUN DITENGGELAMKAN BERSAMA HARTANYA DI KOTA FAYOUM, KAIRO, MESIR
Dituli: YM Sulaiman Dawud
Harta karun dalam bahasa Indonesia adalah frasa yang digunakan untuk
menjelaskan harta tak bertuan dan terpendam dalam jumlah besar.
Frasa tersebut tak
terbentuk begitu saja, tetapi diambil dari nama seorang Yahudi, Qarun.
Menurut Ibnu Ishak, Qarun adalah paman Nabi Musa. Sementara, menurut A'masy dan lainnya, Qarun adalah sepupu Nabi Musa.
Ayah Nabi Musa yang bernama Imran adalah kakak dari ayah Qarun yang
bernama Yashhar. Baik Nabi Musa maupun Qarun adalah keturunan Nabi
Ya'kub.
Qarun dikenal sebagai seorang yang kekayaannya sangat
melimpah ruah. Namun sebelumnya, hidup Qarun sangat miskin. Dia tidak
mampu menafkahi anaknya yang jumlahnya sangat banyak.
Bosan dengan
keadaannya, Qarun meminta Nabi Musa untuk mendoakannya agar Allah
memberikannya harta benda yang sangat banyak. Nabi Musa menyetujuinya
tanpa ragu karena dia tahu bahwa Qarun adalah seorang yang sangat saleh
dan pengikut ajaran Ibrahim yang sangat baik.
Allah pun mengabulkan
doa Musa. Akhirnya, Qarun kemudian memiliki ribuan gudang harta yang
penuh berisikan emas dan perak. Dalam Surah al-Qashash ayat 76
dikisahkan bahwa Qarun pernah pamer kekayaannya.
Saat itu, dia
keluar dengan pakaian yang sangat mewah didampingi oleh 600 orang
pelayan terdiri dari 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan perempuan. Bukan
hanya itu, ia juga dikelilingi oleh 4.000 pengawal dan diiringi 4.000
binatang ternak yang sehat, plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci
gudang kekayaannya.
Namun sayang, setelah keinginannya menjadi kaya
raya terwujud, Qarun mempergunakan hartanya dalam kesesatan, kezaliman,
dan permusuhan sehingga membuatnya menjadi orang yang sombong. Qarun
mabuk dan terlena dengan kekayaannya.
Janji Qarun untuk lebih
khusyuk beribadah dan membantu sesama setelah menjadi kaya, kandas. Dia
mendurhakai Allah dan memilih untuk menyembah Sobek, dewa berkepala
buaya serta dewa-dewa lainnya.
Qarun tidak mengindahkan nasihat para
mukmin yang memintanya untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat
harta kekayaan yang diberikan.
Selain itu, memanfaatkan hartanya
dalam hal yang bermanfaat, kebaikan, dan kegiatan lainnya yang halal
karena semua itu adalah harta Allah.
Namun, ia menolak dan berkata
dengan pongah, seperti dikutip dari Surah al-Qashash ayat 78.
''Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.''
Para mukmin kemudian berkata, ''Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala
Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal
saleh.''
Sementara, orang fakir yang melihat kejadian tersebut
mendukung ucapan Qarun. ''Semoga kiranya kita mempunyai harta seperti
apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar.''
Tak hanya durhaka pada Allah,
dia pun kemudian mengkhianati Nabi Musa. Alquran menyejajarkan
pengkhianatan Qarun ini dengan penolakan Firaun Ramses II atas ajaran
tauhid yang dibawa Musa.
Seperti disebut dalam Surah al-Mukmin ayat
23-24, ''Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat
Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun, maka
mereka berkata, ‘(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta’.''
Suatu hari, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan zakat.
Nabi Musa lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat
dari Qarun. Begitu sampai, Qarun langsung marah dan tidak mau memberikan
sedikit pun dari kekayaannya.
Karena, menurut Qarun, kekayaannya
itu adalah hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan
siapa pun, tidak ada kaitan dengan Allah, atau dewa mana pun.
Qarun pun berani memfitnah Nabi Musa. Dia mengupah seorang wanita agar mengaku telah berbuat serong dengan Nabi Musa.
Ketika seluruh Bani Israil telah berkumpul, Qarun berkata, ''Wahai Bani
Israil, ketahuilah, Musa yang kalian anggap sebagai Nabi dan orang baik
itu, sebenarnya tidak demikian. Bahkan, dia telah menghamili wanita
ini.''
Nabi Musa merasa sedih dan langsung berdoa agar Allah
menampakkan kebenaran sesungguhnya. Bahwa semua yang dituduhkan tersebut
adalah fitnah belaka. Allah menunjukkan kekuasannya.
Lidah
perempuan yang disuruh berbohong tersebut kelu dan dia pun akhirnya
mengucapkan cerita yang sebenarnya, bukan kata-kata bohong yang sudah
disiapkan sebelumnya. ''Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya, dia
orang baik, saya diupah oleh Qarun untuk mengatakan bahwa saya dihamili
oleh Musa.''
Mendengar itu, Nabi Musa segera sujud sebagai bentuk
rasa syukurnya kepada Allah. Kisah ini menjadi sebab turun dari Surah
al-Ahzab ayat 69.
Tidak berhenti di sana, Qarun juga menantang Nabi
Musa untuk berdoa bersama. Siapa doanya yang dikabulkan, dialah yang
benar dan harus diikuti. Qarun lalu berdoa, ''Wahai dewa penguasa jagat
raya, matikan Musa saat ini juga.''
Namun, Nabi Musa tidak
meninggal, beliau tetap hidup dan berdiri tegak. Nabi Musa kemudian
berdoa, ''Wahai bumi telanlah si Qarun dan seluruh kekayaannya saat ini
juga!''
Tidak lama kemudian, bumi berguncang dan seketika bumi
terbelah sehingga tubuh Qarun dan seluruh kekayaannya habis ditelan bumi
seperti didokumentasikan dalam Surah al-Qashash ayat 81.
''Maka,
Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada
baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan
tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).''
Tidak ada seorang pun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu.
Tempat di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan oleh Allah ke
dalam bumi ini berada di sebuah tempat yang kini dikenal dengan sebutan
Danau Qarun (Bahirah Qarun).
Alquran juga mengisahkan tentang Qarun di dalam surah yang lain, yaitu al-Ankabut ayat 39-40.
''Dan (juga) Qarun, Firaun, dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan
yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan
tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).”
“Maka, masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, lalu di
antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil, dan
di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur.
“Kemudian, di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi dan di
antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak
hendak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri.''
Tempat di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan
oleh Allah ke dalam bumi ini berada di sebuah tempat yang kini dikenal
dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah Qarun).
Namun, tidak ada satu
pun kekayaan Qarun yang tersisa, selain puing-puing istananya yang
bernama Qasru el-Qarun yang sampai saat ini masih berdiri kokoh di
pinggir Tasik Qarun, Kota Fayyoum, yang tidak terlalu jauh dari Kairo,
Mesir.
Setelah menyaksikan kejadian yang menimpa Qarun, bertambahlah keimanan orang-orang Bani Israil kepada Allah.
''Benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki
dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula).
Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat
Allah),'' ujar mereka.
Kisah Qarun ini mengajarkan kita tentang
bahaya sifat kufur, cinta dunia, dan sombong. Allah mengingatkan agar
kita selalu bersyukur atas limpahan nikmat kekayaan yang kita miliki.
''Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih,'' demikian Surah Ibrahim ayat 7.
No comments:
Post a Comment