PERJUANGANKU PERJUANGANMU (91) KOLEKSI BANGSAWAN DIRAJA RATU RIMBA NIAGARA
CINTA SI NAGA SAKTI DENGAN SI PUTERI BUNIAN
Si Puteri bunian
gembira setiap hari
bermain di tepian Pantai Cinta Rindu
menyanyi lagu rindukan kekasih
yang dia sendiri tidak tahu
siapakah gerangan kekasihnya itu
tapi di hatinya asyik berbunga-bunga
kasih dan rindu yang tak terungkap
gembira setiap hari
bermain di tepian Pantai Cinta Rindu
menyanyi lagu rindukan kekasih
yang dia sendiri tidak tahu
siapakah gerangan kekasihnya itu
tapi di hatinya asyik berbunga-bunga
kasih dan rindu yang tak terungkap
kata-kata yang diungkap
hanyalah rindu dan cinta
cinta bertapak di hati
seolah dirasakan hatinya
sudah dimiliki cinta
tapi masih tidak tahu siapakah
gerangannya kekasih
misterinya itu
hanyalah rindu dan cinta
cinta bertapak di hati
seolah dirasakan hatinya
sudah dimiliki cinta
tapi masih tidak tahu siapakah
gerangannya kekasih
misterinya itu
Puteri Bunianku
Sebenarnya akulah kekasihmu
yang selalu mengekorimu
ke mana saja kau pergi
aku bahagia melihat
senyuman manismu
duhai kekasihku
aku wujud di sisimu
tapi kau tidak
diberi Khashaf Allah
untuk melihatku
duhai kekasih hatiku
cinta yang kau rasakan tika ini
adalah cintaku yang tak pernah
padam padamu duhai kekasihku
Si Puteri Bunian
Sifat kasih sayangmu
yang menyanyangi
semua makluk Tuhan
membuatkan aku jatuh cinta padamu
beruntunglah aku mencintaimu
kerana selama ini
aku tak pernah jatuh cinta
dan tak pernah pun
kenal apa itu erti cinta sebenarnya
Sebenarnya akulah kekasihmu
yang selalu mengekorimu
ke mana saja kau pergi
aku bahagia melihat
senyuman manismu
duhai kekasihku
aku wujud di sisimu
tapi kau tidak
diberi Khashaf Allah
untuk melihatku
duhai kekasih hatiku
cinta yang kau rasakan tika ini
adalah cintaku yang tak pernah
padam padamu duhai kekasihku
Si Puteri Bunian
Sifat kasih sayangmu
yang menyanyangi
semua makluk Tuhan
membuatkan aku jatuh cinta padamu
beruntunglah aku mencintaimu
kerana selama ini
aku tak pernah jatuh cinta
dan tak pernah pun
kenal apa itu erti cinta sebenarnya
Hakikatnya kekasihku
kaulah yang telah membuatkan
hatiku berbunga-bunga cinta
sejujurnya kukatakan
aku telah jatuh cinta padamu
cinta...cinta...cinta sepenuh hati
kau telah membuatkan aku taksub
dalam dunia cinta
kaulah yang telah membuatkan
hatiku berbunga-bunga cinta
sejujurnya kukatakan
aku telah jatuh cinta padamu
cinta...cinta...cinta sepenuh hati
kau telah membuatkan aku taksub
dalam dunia cinta
Setiap waktu kau datang
ke Pantai Cinta Rindu ini
ku tunggumu dalam
rindu yang membara
ke Pantai Cinta Rindu ini
ku tunggumu dalam
rindu yang membara
Aku suka nyanyian syair-syair
karanganmu yang menghiburkan
hati seluruh penghuni lautan
cinta dan rinduku ini
bertambah membara setiap saat
karanganmu yang menghiburkan
hati seluruh penghuni lautan
cinta dan rinduku ini
bertambah membara setiap saat
Setiap kali syairmu yang kau lagukan
dengan suaramu yang merdu bak buluh perindu
mereka semuanya gembira dalam syukur pada Illahi
bilamana syair-syairmu mendayu-dayu memuji Illahi
semua penghuni lautan termasuk aku meratap pilu
sebagaimana air matamu berjuraian
begitu juga aku dan penghuni lautan semuanya
akulah yang menyapu air matamu
duhai kekasihku Si Puteri Bunian
dengan suaramu yang merdu bak buluh perindu
mereka semuanya gembira dalam syukur pada Illahi
bilamana syair-syairmu mendayu-dayu memuji Illahi
semua penghuni lautan termasuk aku meratap pilu
sebagaimana air matamu berjuraian
begitu juga aku dan penghuni lautan semuanya
akulah yang menyapu air matamu
duhai kekasihku Si Puteri Bunian
Tak usahlah kau bersedih kekasihku
aku selalu menyokongmu
meniupkan semangatmu jika kau lemah tak bermaya
melindungi kau jika ada yang ingin mendatangkan
musibah padamu aku rela pertaruhkan nyawaku
demi cinta suciku padamu duhai
kekasihku Si Puteri Bunian
yang kucintai seumur hidupku
aku selalu menyokongmu
meniupkan semangatmu jika kau lemah tak bermaya
melindungi kau jika ada yang ingin mendatangkan
musibah padamu aku rela pertaruhkan nyawaku
demi cinta suciku padamu duhai
kekasihku Si Puteri Bunian
yang kucintai seumur hidupku
Saat-saat paling gembira ketika
kau berlari-lari di gigi pantai
aku di lautan mengekorimu
sehingga air di laut membiru berkocak
deras tapi tenang mengekori seiring
larianmu di gigi pantai
kau gembira
aku ceria
kau sedih
aku berduka
cintaku telah bertahta di hatimu
tanpa kau sedari tapi dapat merasakan
kehadiran cintaku
kasihan kau tidak dapat melihatku
tapi aku dapat melihatmu dengan jelas
sabarlah suatu masa nanti
jika Allah bukakan khashafNya padamu
kau akan dapat melihatku sejelasnya
tika itu cinta kita dalam RestuNya
kau berlari-lari di gigi pantai
aku di lautan mengekorimu
sehingga air di laut membiru berkocak
deras tapi tenang mengekori seiring
larianmu di gigi pantai
kau gembira
aku ceria
kau sedih
aku berduka
cintaku telah bertahta di hatimu
tanpa kau sedari tapi dapat merasakan
kehadiran cintaku
kasihan kau tidak dapat melihatku
tapi aku dapat melihatmu dengan jelas
sabarlah suatu masa nanti
jika Allah bukakan khashafNya padamu
kau akan dapat melihatku sejelasnya
tika itu cinta kita dalam RestuNya
Di pagi Jumaat itu
amat syahdu!
Si Puteri Bunian rasa tak tenteram
Pantai Cinta Rindu
Memanggil-manggilnya
amat syahdu!
Si Puteri Bunian rasa tak tenteram
Pantai Cinta Rindu
Memanggil-manggilnya
"Tuan Puteri nak ke mana ya pagi-pagi ini..."
tanya dayang istana dengan penuh hormat.
tanya dayang istana dengan penuh hormat.
"Beta hendak pergi ke Pantai Cinta Rindu,"
jawab Si Puteri Bunian penuh tegas tapi gelisah.
jawab Si Puteri Bunian penuh tegas tapi gelisah.
"Tapi Tuan Puteri ...Ayahanda Tuan Puteri telah
berpesan tidak membenarkan Tuan Puteri pergi
ke Pantai Cinta Rindu kerana terlalu berbahaya,
Demi keselamatan Tuan Puteri janganlah pergi
ye Tuan Puteri,"
berpesan tidak membenarkan Tuan Puteri pergi
ke Pantai Cinta Rindu kerana terlalu berbahaya,
Demi keselamatan Tuan Puteri janganlah pergi
ye Tuan Puteri,"
"Tidak beta mesti pergi juga walau apapun
terjadi...rahsiakan permergian beta ini
daripada pengetahuan ayahanda beta," kata
Si Puteri Bunian lalu menghilang dalam
sekelip mata.
terjadi...rahsiakan permergian beta ini
daripada pengetahuan ayahanda beta," kata
Si Puteri Bunian lalu menghilang dalam
sekelip mata.
Si Puteri telah berada di Pantai Cinta Rindu
Dia melemparkan pandangannya ke
lautan yang terbentang luas
saujana mata memandang
sambil menyanyikan syair cinta untuk kekasih
misterinya yang tidak pernah dia kenal
asal usul kekasihnya tapi dia dapat
merasakan cinta yang terlalu amat mendalam
antaranya dengan kekasihnya itu
siapa namanya
bagaimana wajahnya
siapakah gerangannya itu
dia tak tahu
tapi hatinya benar-benar
rasai cintanya telah dimiliki
sedangkan ketika dia berfikir-fikir
siapakah gerangan kekasih misterinya itu
kekasihnya itu ada di sebelahnya di temani
dengan pengawal istana
Dia melemparkan pandangannya ke
lautan yang terbentang luas
saujana mata memandang
sambil menyanyikan syair cinta untuk kekasih
misterinya yang tidak pernah dia kenal
asal usul kekasihnya tapi dia dapat
merasakan cinta yang terlalu amat mendalam
antaranya dengan kekasihnya itu
siapa namanya
bagaimana wajahnya
siapakah gerangannya itu
dia tak tahu
tapi hatinya benar-benar
rasai cintanya telah dimiliki
sedangkan ketika dia berfikir-fikir
siapakah gerangan kekasih misterinya itu
kekasihnya itu ada di sebelahnya di temani
dengan pengawal istana
Duhai Si Puteri Bunian
Jika kau nak tahu
Usul asal kekasih misterimu itu
Dia adalah merupakan
seekora naga yang gagah perkasa
mempunyai kesaktian yang luar biasa
mengusai seluruh penghuni lautan Cinta Rindu
biarpun dia berkuasa dan mempunyai kesaktian
kepada seluruh penghuni lautan...
kekecil mana pun dan serendah mana pun darjat
dia tetap menghormati dan menyayangi
sepertimana dia sayangkan dirinya sendiri
hinggakan semuanya penghuni lautan menyayangi dia
Dialah yang mengilangkan sepimu di kala kau berduka
dia menyanjungimu... melindungimu ...
menerimamu apa adanya
mencintaimu seumur hidupnya
sekarang dia ada di sebelahmu Si Puteri Bunian
Memandangmu dengan penuh kasih sayang
Jika kau nak tahu
Usul asal kekasih misterimu itu
Dia adalah merupakan
seekora naga yang gagah perkasa
mempunyai kesaktian yang luar biasa
mengusai seluruh penghuni lautan Cinta Rindu
biarpun dia berkuasa dan mempunyai kesaktian
kepada seluruh penghuni lautan...
kekecil mana pun dan serendah mana pun darjat
dia tetap menghormati dan menyayangi
sepertimana dia sayangkan dirinya sendiri
hinggakan semuanya penghuni lautan menyayangi dia
Dialah yang mengilangkan sepimu di kala kau berduka
dia menyanjungimu... melindungimu ...
menerimamu apa adanya
mencintaimu seumur hidupnya
sekarang dia ada di sebelahmu Si Puteri Bunian
Memandangmu dengan penuh kasih sayang
Sedang si Puteri Bunian keasyikkan memandang
keindahan ciptaan Allah sambil bersyair cinta
keluar seekor dinosour rasaksa dari dasar lautan
ingin menyerang Si Puteri Bunian
keindahan ciptaan Allah sambil bersyair cinta
keluar seekor dinosour rasaksa dari dasar lautan
ingin menyerang Si Puteri Bunian
Sepantas kilat Si Naga Sakti meletakkan
cengkerang siput di sisi Si Puteri Bunian
dan mengilhamkan Si Puteri Bunian meniup
cengkerang siput tersebut
setelah ditiup timbullah seluruh penghuni lautan
berenang-renang dengan laju meluru ke arah
dinosour rasaksa
cengkerang siput di sisi Si Puteri Bunian
dan mengilhamkan Si Puteri Bunian meniup
cengkerang siput tersebut
setelah ditiup timbullah seluruh penghuni lautan
berenang-renang dengan laju meluru ke arah
dinosour rasaksa
Si Puteri Buniaan meniup cengkerang siput
dalam keterujaan dan kegembiraan melihat
segala haiwan dan karangan laut pelbagai
bentuk dan rupa timbul di permukaan laut
berenang-renang pantas meluru ke arah
dinasour rasaksa indahnya permandangan
laut Cinta Rindu di kala itu hanya Tuhan
saja yang tahu tapi penuh debaran yang
menakutkan sesiapa yang melihatnya tapi
tidak dengan Si Puteri Bunian dia suka
dirasakan penghuni laut mengikuti
perintahnya....
dalam keterujaan dan kegembiraan melihat
segala haiwan dan karangan laut pelbagai
bentuk dan rupa timbul di permukaan laut
berenang-renang pantas meluru ke arah
dinasour rasaksa indahnya permandangan
laut Cinta Rindu di kala itu hanya Tuhan
saja yang tahu tapi penuh debaran yang
menakutkan sesiapa yang melihatnya tapi
tidak dengan Si Puteri Bunian dia suka
dirasakan penghuni laut mengikuti
perintahnya....
Ketika perlawanan penuh dramatik itu antara
penghuni lautan dengan dinosour rasaksa
pepasir di dasar lautan berterbangan ke udara
dan kocakan air laut amat dahsyat sekali
perlawanan berlarutan hingga ke petang
suara dinosour bagaikan halilintar...
kekuatannya tiada tandingan tapi akhirnya
kalah ditewaskan oleh penghuni lautan
yang banyaknya tak terkira
penghuni lautan dengan dinosour rasaksa
pepasir di dasar lautan berterbangan ke udara
dan kocakan air laut amat dahsyat sekali
perlawanan berlarutan hingga ke petang
suara dinosour bagaikan halilintar...
kekuatannya tiada tandingan tapi akhirnya
kalah ditewaskan oleh penghuni lautan
yang banyaknya tak terkira
Gembiralah tidak terkata Si Puteri Bunian
melihat kekalahan dinosour rasaksa
lautan bertukar menjadi merah
darah dinasour rasaksa hanyir pekat
amat meloyakan Si Puteri Bunian
melihat kekalahan dinosour rasaksa
lautan bertukar menjadi merah
darah dinasour rasaksa hanyir pekat
amat meloyakan Si Puteri Bunian
Si Puteri Bunian memejamkan mata
ketakutan melihat pemandangan
lautan yang dipenuhi darah memekat
ketakutan melihat pemandangan
lautan yang dipenuhi darah memekat
Apabila dibukakan mata
alangkah terperanjat Si Puteri Bunian
apabila didapati lautan Cinta Rindu
telah menjadi sedia kala
indah! aman! tenang...
alangkah terperanjat Si Puteri Bunian
apabila didapati lautan Cinta Rindu
telah menjadi sedia kala
indah! aman! tenang...
Lagi memeranjatkan apabila
didapati di sebelahnya ada
seekor naga tersenyum
melemparkan senyumannya
"Sudikah kau menjadi suri hidupku
wahai Si Puteri Bunian yang kucinta."
didapati di sebelahnya ada
seekor naga tersenyum
melemparkan senyumannya
"Sudikah kau menjadi suri hidupku
wahai Si Puteri Bunian yang kucinta."
Si Puteri Bunian tidak menjawab.
Dia menadah tangan ke langit lalu berdoa,
Dia menadah tangan ke langit lalu berdoa,
"Ya..Allah siapalah aku untuk menolak
apa yang telah Kau telah takdirkan padaku
aku terima dengan redha apa saja aturanMu
kerana hidup dan matiku sudah kepasrahkan
kepadaMu sejak azali lagi."
apa yang telah Kau telah takdirkan padaku
aku terima dengan redha apa saja aturanMu
kerana hidup dan matiku sudah kepasrahkan
kepadaMu sejak azali lagi."
"Duhai Cinta Kalbuku kerana keikhlasanmu
pada Tuhammulah maka dibukakan Khashaf
Dzat cintaNya padamu dan kerana itu juga
kau dapat melihatku," Habis saja Si Naga
Sakti berkata-kata dia bertukar menjadi
seorang teruna gagah perkasa.
pada Tuhammulah maka dibukakan Khashaf
Dzat cintaNya padamu dan kerana itu juga
kau dapat melihatku," Habis saja Si Naga
Sakti berkata-kata dia bertukar menjadi
seorang teruna gagah perkasa.
Mereka berdua menadah tangan ke langit,
"Ya Allah Ya Tuhanku Yang Maha Agung Lagi
Maha Berkuasa Dengan kurniaan cinta yang
Kau limpahkan kepada kami berdua berilah
kami peluang untuk melakukan amal kebaikan
yang kau redhai agar kami dapat sama-sama
menyambung percintaan suci ini hingga
ke SyurgawiMu
Amin Ya Rabbal A'Lamin
DiAminkan juga seluruh penghuni lautan
dengan rasa kesyukuran tidak terucap!
Bergema suara lautan yang menakjubkan
di kala itu! Subhanallah!
Syukur tak terucap padaMu Tuhanku.
"Ya Allah Ya Tuhanku Yang Maha Agung Lagi
Maha Berkuasa Dengan kurniaan cinta yang
Kau limpahkan kepada kami berdua berilah
kami peluang untuk melakukan amal kebaikan
yang kau redhai agar kami dapat sama-sama
menyambung percintaan suci ini hingga
ke SyurgawiMu
Amin Ya Rabbal A'Lamin
DiAminkan juga seluruh penghuni lautan
dengan rasa kesyukuran tidak terucap!
Bergema suara lautan yang menakjubkan
di kala itu! Subhanallah!
Syukur tak terucap padaMu Tuhanku.
Karya: Rha NS
29 Julai 2011
29 Julai 2011
SYAIR PENGANTIN RAJA RIMBA
Tersebutlah kisah satu cerita,
Puteri Monyet yang cantik jelita;
Berhemah tinggi tidak terkata,
Di mana saja berdukacita.
Puteri Monyet yang cantik jelita;
Berhemah tinggi tidak terkata,
Di mana saja berdukacita.
Raja harimau pilihan hati,
Mengadu hasrat pada merpati;
Agar cinta jadi sejati,
Jasa si burung tetap diingati.
Mengadu hasrat pada merpati;
Agar cinta jadi sejati,
Jasa si burung tetap diingati.
Puteri Monyet memendam rasa,
Dihina kawan tidak berasa;
Tidak mudah berputus asa,
Korban cinta untuk berjasa.
Dihina kawan tidak berasa;
Tidak mudah berputus asa,
Korban cinta untuk berjasa.
Raja harimau termakan budi,
Sakitnya kekasih tidak terperi;
Menentang sawa kuat menjadi,
Cinta dibalas patut diberi.
Sakitnya kekasih tidak terperi;
Menentang sawa kuat menjadi,
Cinta dibalas patut diberi.
Raja Harimau menerima surat,
Surat dibaca menyatakan hasrat;
Cinta membara bertambah sarat,
Kalau jodoh telah tersurat.
Surat dibaca menyatakan hasrat;
Cinta membara bertambah sarat,
Kalau jodoh telah tersurat.
Raja Harimau membalas cinta,
Gembiranya hati Puteri Jelita;
Siang dan malam bertemankan tinta,
Agar cinta terus bertahta.
Gembiranya hati Puteri Jelita;
Siang dan malam bertemankan tinta,
Agar cinta terus bertahta.
Jasa si burung tidak dilupa,
Terbang tinggi bertegur sapa;
Mengalir keringat tidak mengapa,
Tanda kasih sedemikian rupa.
Terbang tinggi bertegur sapa;
Mengalir keringat tidak mengapa,
Tanda kasih sedemikian rupa.
Kad jemputan terus diedar,
Semua terkejut tiadalah sedar;
Ada yang memandang terus tersandar,
Asalkan pengantin cinta tak pudar.
Semua terkejut tiadalah sedar;
Ada yang memandang terus tersandar,
Asalkan pengantin cinta tak pudar.
Semua haiwan bergotong royong,
Sediakan pelamin pengantin tersayang;
Bergurau senda semakin matang,
Gembiranya hati semua yang datang.
Sediakan pelamin pengantin tersayang;
Bergurau senda semakin matang,
Gembiranya hati semua yang datang.
Malam dinantikan penuh debaran,
Parsandingan Pengantin Raja Rimba yang dinantikan;
Semua gembira tibanya perkahwinan,
Majlis perkahwinan yang dibanggakan.
Parsandingan Pengantin Raja Rimba yang dinantikan;
Semua gembira tibanya perkahwinan,
Majlis perkahwinan yang dibanggakan.
Tetamu datang dari daratan dan lautan,
Berpakaian cantik meraikan pengantin kesayangan;
Mengucapkan tahniah penuh kesyukuran,
Kerana pengantin idola perdamaian.
Berpakaian cantik meraikan pengantin kesayangan;
Mengucapkan tahniah penuh kesyukuran,
Kerana pengantin idola perdamaian.
Pelbagai hadiah dibawa tetamu,
Tetamu disambut dan dijamu;
Dijamu makanan pelbagai menu,
Sambil makan menantikan pengantin rasa tak jemu.
Tetamu disambut dan dijamu;
Dijamu makanan pelbagai menu,
Sambil makan menantikan pengantin rasa tak jemu.
Tepat Jam 12 Malam semua bersorakkan,
Tahun baru 2020 diraikan seiring majlis pengantin;
Di langit rimba bunga api berpecikkan ,
Pengantin Raja Rimba kesayangan diraikan.
Tahun baru 2020 diraikan seiring majlis pengantin;
Di langit rimba bunga api berpecikkan ,
Pengantin Raja Rimba kesayangan diraikan.
Pengantin diarak menuju pelamin,
Gajah membawa pasangan pengantin:
Paluan kompang bernyanyi-nyanyian,
Di malam yang penuh kemeriahan.
Gajah membawa pasangan pengantin:
Paluan kompang bernyanyi-nyanyian,
Di malam yang penuh kemeriahan.
Duduk bersanding jeling menjeling,
Sambil menjeling tersenyum sayang;
Sayangnya pengantin kepada tetamu yang datang,
Dilemparkan senyuman mesra tanda kasih sayang.
Sambil menjeling tersenyum sayang;
Sayangnya pengantin kepada tetamu yang datang,
Dilemparkan senyuman mesra tanda kasih sayang.
Semua kumpulan tetamu membuat persembahan,
Dipersembahkan kepada pengantin kesayangan;
Pengantin gembira keterharuan,
Melihat persembahan yang mengasyikkan.
Dipersembahkan kepada pengantin kesayangan;
Pengantin gembira keterharuan,
Melihat persembahan yang mengasyikkan.
Perkahwinan Pengantin Raja Rimba lambang kebanggaan.
Kebanggaan penghuni rimba dan lautan;
Pelbagai kaum dapat disatukan,
Hidup aman damai dalam perpaduan.
Kebanggaan penghuni rimba dan lautan;
Pelbagai kaum dapat disatukan,
Hidup aman damai dalam perpaduan.
Sekian sahaja syair Pengantin Raja Rimba dipersembahkan,
Untuk tatapan semua tetamu undangan;
Salah dan silap harap dimaafkan,
Moga persembahan ini dapat menghiburkan.
Untuk tatapan semua tetamu undangan;
Salah dan silap harap dimaafkan,
Moga persembahan ini dapat menghiburkan.
Karya Rha NS
1 Januari 2011
1 Januari 2011
SINOPSIS DAN SKRIP DRAMA PENTAS , ‘PENGANTIN RAJA RIMBA’
Mengisahkan perkahwinan harimau dengan monyet pada tahun 2020.
Betapa meriahnya hari tersebut kerana semua binatang di darat dan
di laut meraikannya. Tidak kira binatang buas, jinak, besar dan kecil
masing-masing membawa hadiah yang unik.
Pada sebelah malamnya pula berselerakan bintang-bintang di langit
di merata-rata tempat. Pelamin dihias dengan lampu-lampu berwarna-
warni. Di hadapan pelamin penuh dengan hantaran kedua-dua belah
pengantin. Sebelum monyet menyambut hari perkahwinan, monyet
menghadapi pelbagai cabaran.
Betapa meriahnya hari tersebut kerana semua binatang di darat dan
di laut meraikannya. Tidak kira binatang buas, jinak, besar dan kecil
masing-masing membawa hadiah yang unik.
Pada sebelah malamnya pula berselerakan bintang-bintang di langit
di merata-rata tempat. Pelamin dihias dengan lampu-lampu berwarna-
warni. Di hadapan pelamin penuh dengan hantaran kedua-dua belah
pengantin. Sebelum monyet menyambut hari perkahwinan, monyet
menghadapi pelbagai cabaran.
Monyet mempunyai falsafah mengapa dia berkahwin dengan harimau.
Di antaranya:
Di antaranya:
1. Menyatupadukan binatang buas dengan jinak.
2. Mewujudkan keharmonian masyarakat seluruh jenis binatang.
3. Mewujudkan masyarakat yang kuat membantu yang lemah.
4. Yang berlebihan membantu yang kurang.
5. Saling sayang menyayangi di antara satu sama lain.
6. Mewujudkan masyarakat bersatupadu.
7. Mewujudkan masyarakat yang berwawasan.
8. Saling hormat menghormati di antara satu sama lain.
9. Kerja berpasukan dan kepentingan diri sendiri dilupakan.
10. Sanggup berkorban demi keharmonian hutan yang didiami.
2. Mewujudkan keharmonian masyarakat seluruh jenis binatang.
3. Mewujudkan masyarakat yang kuat membantu yang lemah.
4. Yang berlebihan membantu yang kurang.
5. Saling sayang menyayangi di antara satu sama lain.
6. Mewujudkan masyarakat bersatupadu.
7. Mewujudkan masyarakat yang berwawasan.
8. Saling hormat menghormati di antara satu sama lain.
9. Kerja berpasukan dan kepentingan diri sendiri dilupakan.
10. Sanggup berkorban demi keharmonian hutan yang didiami.
Pada malam yang ditunggu-tunggu oleh semua penghuni rimba dan
lautan iaitu menandakan masuknya tahun 1 hb 1 tahun 2020 mereka
semua menyambut dengan sorakkan percikkan bunga api yang meng-
indahkan langit rimba meraikan ,’ Perkahwinan Raja Rimba’ yang
menjadi simbol penyatuan kaum semua penghuni rimba mengecapi
kehidupan aman damai selamanya.
lautan iaitu menandakan masuknya tahun 1 hb 1 tahun 2020 mereka
semua menyambut dengan sorakkan percikkan bunga api yang meng-
indahkan langit rimba meraikan ,’ Perkahwinan Raja Rimba’ yang
menjadi simbol penyatuan kaum semua penghuni rimba mengecapi
kehidupan aman damai selamanya.
Karya: Rha NS
1 Januari 1195
&
1 Jun 2011
1 Januari 1195
&
1 Jun 2011
SKRIP DRAMA PENTAS PENGANTIN RAJA RIMBA
BABAK PERTAMA (PERTENTANGAN)
Dimulakan dengan syair:
Dimulakan dengan syair:
Tersebutlah kisah satu cerita,
Puteri Monyet yang cantik jelita;
Berhemah tinggi tidak terkata,
Di mana saja berdukacita.
Puteri Monyet yang cantik jelita;
Berhemah tinggi tidak terkata,
Di mana saja berdukacita.
Singa betina : Hei monyet betina! Kau cermin sikit muka kau tu…
dahlah hodoh ada hati nakkan harimau.
dahlah hodoh ada hati nakkan harimau.
Monyet betina : Yang engkau sakit hati dengan aku ni kenapa?
Aku tak pernah pun hina engkau atau sesiapa saja. Walaupun aku
hodoh tapi hati aku taklah sebusuk hati engkau! Mentang-mentanglah
engkau binatang yang kuat… nak tunjuk ego pulak.
Aku tak pernah pun hina engkau atau sesiapa saja. Walaupun aku
hodoh tapi hati aku taklah sebusuk hati engkau! Mentang-mentanglah
engkau binatang yang kuat… nak tunjuk ego pulak.
Singa betina : Engkau ni perasan sangat. Harimau tengok
muka engkau pun dah nak loya.
muka engkau pun dah nak loya.
Monyet betina: Ah! Engkau tu memang cemburu dengan aku,
sebab selama ini tak ada binatang yang minat dengan engkau walau
pun sekaum denganmu.
sebab selama ini tak ada binatang yang minat dengan engkau walau
pun sekaum denganmu.
Singa betina : Untuk mengetahuan engkau monyet, harimau
tak layak dengan engkau tapi… kalau dengan aku bagaikan pinang
dibelah dua. (GELAK).
tak layak dengan engkau tapi… kalau dengan aku bagaikan pinang
dibelah dua. (GELAK).
BABAK KEDUA (SEMANGAT)
Raja harimau pilihan hati,
Mengadu hasrat pada merpati;
Agar cinta jadi sejati,
Jasa si burung tetap diingati.
Mengadu hasrat pada merpati;
Agar cinta jadi sejati,
Jasa si burung tetap diingati.
Burung : Sang monyet… aku tahu engkau sedang
memendam rasa cinta terhadap harimau. Kenapa kau
tak mahu terus terang aje padanya?
memendam rasa cinta terhadap harimau. Kenapa kau
tak mahu terus terang aje padanya?
Monyet : Aku malulah… siapalah aku hidung tak
mancung pipi tersorong-sorong.
mancung pipi tersorong-sorong.
Burung : Zaman sekarang ni… zaman terus terang,
siapa cepat dia dapat.
siapa cepat dia dapat.
Monyet : Bukan semudah itu burung, kalau aku jatuh
cinta dengan kaum sejenis dengan aku tak apalah. Ini dengan
keturunan garang lagi ganas. Silap… silap haribulan aku yang
dibahamnya.
cinta dengan kaum sejenis dengan aku tak apalah. Ini dengan
keturunan garang lagi ganas. Silap… silap haribulan aku yang
dibahamnya.
Burung : (Ketawa) Ha… tahu pun engkau takut.
Monyet : Apa nak buat… hati dah terbekenan, nyawapun
sanggup digadaikan.
sanggup digadaikan.
Burung : Begitu hebat sekali cinta engkau tu. Sanggup
menggadaikan nyawa.
menggadaikan nyawa.
Monyet : Aku harapkan cintaku yang tertanam di sanubariku
menjadi kenyataan suatu hari nanti.
menjadi kenyataan suatu hari nanti.
Burung : Aku kasihankan kau monyet. Angan-angan mu
tinggi melangit. Kadang kala aku fikirkan engkau ni dah tak siuman
kerana membuat keputusan yang tak masuk akal.
tinggi melangit. Kadang kala aku fikirkan engkau ni dah tak siuman
kerana membuat keputusan yang tak masuk akal.
Monyet : Bukan engkau je kata aku macam tu. Boleh dikatakan
semua mengatakan aku dah gila. (Mengeluh) Manalah tahu satu hari
nanti tuah menyebelahi aku. Masa tu baru engkau tahu siapa aku.
semua mengatakan aku dah gila. (Mengeluh) Manalah tahu satu hari
nanti tuah menyebelahi aku. Masa tu baru engkau tahu siapa aku.
Burung : Tak payah engkau cerita, semua binatang tahu…
siapa engkau.Seekor binantang yang pintar, suka menolong
kawan, bercita-cita tinggi, berwawasan, berjiwa murni dan kuat
berpegang kepada falsafah.
siapa engkau.Seekor binantang yang pintar, suka menolong
kawan, bercita-cita tinggi, berwawasan, berjiwa murni dan kuat
berpegang kepada falsafah.
Monyet: Ke situ pulak dia. Aku tak mintak pun kau puji aku.
Yang aku mahu kau berikan aku pendapat bagaimana engkau dapat
menolong aku dalam mengeratkan lagi percintaanku dengan harimau.
Yang aku mahu kau berikan aku pendapat bagaimana engkau dapat
menolong aku dalam mengeratkan lagi percintaanku dengan harimau.
Burung : (Ketawa) Monyet… monyet… engkau ni tak kenal
erti putus asa. Baiklah… engkau karang surat menyatakan hasrat
hati engkau pada harimau… biarkan aku poskan surat engkau tu
pada harimau.
erti putus asa. Baiklah… engkau karang surat menyatakan hasrat
hati engkau pada harimau… biarkan aku poskan surat engkau tu
pada harimau.
Monyet : (Senyum) Ha… macam tulah kawan. Sanggup
menolong kawan.
menolong kawan.
BABAK KETIGA (PERTENTANGAN)
Puteri Monyet memendam rasa,
Dihina kawan tidak berasa;
Tidak mudah berputus asa,
Korban cinta untuk berjasa.
Dihina kawan tidak berasa;
Tidak mudah berputus asa,
Korban cinta untuk berjasa.
Monyet Jantan : Kenapa engkau tak sukakan aku? Sedangkan
aku boleh berikan segala-galanya pada engkau. Kitakan satu jenis,
satu hati.
aku boleh berikan segala-galanya pada engkau. Kitakan satu jenis,
satu hati.
Monyet Betina : Engkau ingat , cinta boleh dibeli dengan sekelip mata?
Monyet Jantan : Bukan aku saja yang menentang percintaan engkau tu,
malah semua binatang.
malah semua binatang.
Monyet Betina : Ada aku kisah? Yang bercintanya aku…
bukan mereka.
bukan mereka.
Monyet Jantan : Apa kelebihan harimau tu hinggakan
kau sanggup melupakan asal usul kau binatang yang lemah?
kau sanggup melupakan asal usul kau binatang yang lemah?
Monyet Betina : Cinta itu unik, murni… memerlukan
pengorbanan. Apa salahnya aku korbankan diri aku untuk
cinta demi semata-mata…
pengorbanan. Apa salahnya aku korbankan diri aku untuk
cinta demi semata-mata…
Monyet Jantan : Kepentingan engkau! Engkau ingin mengejar
glamor. Biarlah semua binatang mengatakan betapa hebatnya
engkau dapat memikat raja segala binatang. Yalah punya kuasa,
tampan dan digeruni oleh semua binatang. Macam aku ni apalah
ada.
glamor. Biarlah semua binatang mengatakan betapa hebatnya
engkau dapat memikat raja segala binatang. Yalah punya kuasa,
tampan dan digeruni oleh semua binatang. Macam aku ni apalah
ada.
Monyet Betina : Betul kata engkau tu, kerana dia mempunyai
kuasa dan digeruni oleh binatang maka aku jatuh cinta dengannya.
kuasa dan digeruni oleh binatang maka aku jatuh cinta dengannya.
Monyet Jantan : Memang aku dah agak dari wal jadi engkau ni
gilakan kuasa hingga sanggup menggadai cinta. Aku jijik! Jijik!
Mempunyai kaum yang sejenis macam ni!
gilakan kuasa hingga sanggup menggadai cinta. Aku jijik! Jijik!
Mempunyai kaum yang sejenis macam ni!
Monyet Betina : Engkau nak pandang jijik ke atau apa saja yang
engkau nak kata… katalah. Aku tak kisah. Asalkan cinta aku tercapai
akhirnya.
engkau nak kata… katalah. Aku tak kisah. Asalkan cinta aku tercapai
akhirnya.
Monyet Jantan : Aku pelik bin ajaib dalam sekelip mata kau dah
berubah. Dulu engkau tak macam ni. Kau terlalu pentingkan kaum
kau. Engkau bersikap perkauman.
berubah. Dulu engkau tak macam ni. Kau terlalu pentingkan kaum
kau. Engkau bersikap perkauman.
Monyet Betina : Kerana ingin mengikis sikap perkauman yang
menebal dalam diri aku inilah aku mengambil keputusan untuk
jatuh cinta dengan harimau.
menebal dalam diri aku inilah aku mengambil keputusan untuk
jatuh cinta dengan harimau.
Monyet Jantan : Maksud kau?
Monyet Betina : Cuba kau fikir di dalam hutan ini terdiri
daripada pelbagai jenis binatang. Kalau masing-masing asyik
mementingkan kaumnya saja tanpa memikirkan kepentingan
binatang lain. Kalau macam tu bagaimana kita hendak bina
generasi kita yang berwawasan dalam keadaan huru hara.
Siapa yang susah? Anak cucu kita yang susah. Apa salahnya
kita merancang dari sekarang agar anak cucu kita mengecap
kebahagiaan yang hakiki.
daripada pelbagai jenis binatang. Kalau masing-masing asyik
mementingkan kaumnya saja tanpa memikirkan kepentingan
binatang lain. Kalau macam tu bagaimana kita hendak bina
generasi kita yang berwawasan dalam keadaan huru hara.
Siapa yang susah? Anak cucu kita yang susah. Apa salahnya
kita merancang dari sekarang agar anak cucu kita mengecap
kebahagiaan yang hakiki.
Monyet Jantan : Aku tak terfikir pun yang kau berfikiran
sampai ke situ.
sampai ke situ.
Monyet Betina : Salahkah aku… aku korbankan cintaku untuk
anak cucu kita dan seterusnya kedamaian hutan ini. Jika kita
hidup dalam keadaan aman damai tak siapapun berani untuk
menceroboh hutan ini. Kita buktikan pada manusia, walaupun
kita binatang tapi kita lebih mulia daripada mereka. Aku ingin
memadamkan dalam kamus manusia kata istilah,
‘ Peragai seperti binatang.’
anak cucu kita dan seterusnya kedamaian hutan ini. Jika kita
hidup dalam keadaan aman damai tak siapapun berani untuk
menceroboh hutan ini. Kita buktikan pada manusia, walaupun
kita binatang tapi kita lebih mulia daripada mereka. Aku ingin
memadamkan dalam kamus manusia kata istilah,
‘ Peragai seperti binatang.’
Monyet Jantan : Sekarang baru aku faham, mengapa engkau
jatuh cinta dengan harimau. Mulai sekarang aku akan memberi
sokongan agar cita-cita kau tercapai.
jatuh cinta dengan harimau. Mulai sekarang aku akan memberi
sokongan agar cita-cita kau tercapai.
BABAK KEEMPAT (JATUH CINTA)
Raja harimau termakan budi,
Sakitnya kekasih tidak terperi;
Menentang sawa kuat menjadi,
Cinta dibalas patut diberi.
Sakitnya kekasih tidak terperi;
Menentang sawa kuat menjadi,
Cinta dibalas patut diberi.
Harimau : Sedapnya buah durian tu… kalau aku dapat makan…
alangkah…
alangkah…
Monyet : Aku faham kau inginkan buah durian, biarlah aku
tolong ambilkan.
tolong ambilkan.
Harimau : Sungguh baik hati mu monyet… aku kuat tapi aku
tak boleh memanjat. Sungguhpun aku binatang yang hebat tapi
aku ada kekurangan.
tak boleh memanjat. Sungguhpun aku binatang yang hebat tapi
aku ada kekurangan.
Monyet : Tuhan itu Maha Adil. Semua makhluk yang
dijadikan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Justeru
apa salahnya kelebihan yang ada pada aku ini dapat aku
membantu binatang-binatang lain.
dijadikan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Justeru
apa salahnya kelebihan yang ada pada aku ini dapat aku
membantu binatang-binatang lain.
Harimau : Kata-kata engkau tu menyedarkan aku.
supaya kita jangan hidup sombong dan bongkak.
Tiada yang kekal di dunia ini melainkan Allah.
supaya kita jangan hidup sombong dan bongkak.
Tiada yang kekal di dunia ini melainkan Allah.
Monyet : Ha… makanlah sepuas hatimu harimau.
( MONYET MEMBERIKAN DURIAN)
( MONYET MEMBERIKAN DURIAN)
Harimau : (CUBA MENGOPEK DURIAN GAGAL LALU MENGELUH)
Monyet : Nanti luka … harimau.
Harimau : Selalunya aku melukakan mangsaku tapi kopek
durian pun aku tak boleh.
durian pun aku tak boleh.
Monyet : Kali ni biarlah kuku kau yang tajam tu hanya akan
berbisa bila hendak menyelamatkan penghuni rimba ini ye.
Biar aku tolong kopekkan durian ni.
berbisa bila hendak menyelamatkan penghuni rimba ini ye.
Biar aku tolong kopekkan durian ni.
Harimau : Hati-hati monyet… nanti luka tanganmu.
Monyet : Tak apa aku dah biasa terluka.
Harimau : Lain macam bunyi nye tu. Mulai hari ini
tiada siapa akan berani melukakan kau lagi. Kalau berani…
mari bertarung dengan aku dulu.
tiada siapa akan berani melukakan kau lagi. Kalau berani…
mari bertarung dengan aku dulu.
Monyet : Ha… dah buka pun…makan puas-puas.
Kalau tak cukup aku ambil lagi.
Kalau tak cukup aku ambil lagi.
(TERUS MEMANJAT POKOK TANPA MENYEDARI ADA
SEEKOR ULAR SAWA)
SEEKOR ULAR SAWA)
Monyet : Tolong lepaskan aku! ( DIBELIT OLEH ULAR SAWA).
Harimau : Hai ular sawa! Kalau engkau benar-benar gagah
mari turun ke mari. Jangan dengan binatang yang lemah engkau
nak tunjukkan kekuatan.
mari turun ke mari. Jangan dengan binatang yang lemah engkau
nak tunjukkan kekuatan.
Ular Sawa : Engkau hendak mencabar aku ya harimau.
Baiklah sekarang aku turun.
Baiklah sekarang aku turun.
(HARIMAU BERLAWAN DENGAN ULAR SAWA AKHIRNYA
ULAR SAWA TEWAS)
ULAR SAWA TEWAS)
Ular Sawa : Engkau memang gagah. Maafkan aku.
Aku mengaku kalah.
Aku mengaku kalah.
Harimau : Engkau tak salah dengan aku tapi dengan monyet.
Baik engkau pergi minta maaf dengannya.
Baik engkau pergi minta maaf dengannya.
Ular Sawa : Monyet maafkan kerana mengganggu engkau.
Monyet : Aku maafkan . Lain kali jangan tunjuk kuat pada
binatang yang lemah. Sepatutnya binatang yang kuat membantu
yang lemah. Barulah aman. Sudahlah tu mari kita makan bersama-
sama.
binatang yang lemah. Sepatutnya binatang yang kuat membantu
yang lemah. Barulah aman. Sudahlah tu mari kita makan bersama-
sama.
(KETAWA BERSAMA-SAMA)
BABAK KELIMA (SURAT)
Raja Harimau menerima surat,
Surat dibaca menyatakan hasrat;
Cinta membara bertambah sarat,
Kalau jodoh telah tersurat.
Surat dibaca menyatakan hasrat;
Cinta membara bertambah sarat,
Kalau jodoh telah tersurat.
Harimau : Surat siapa yang engkau bawa tu burung?
Burung : Surat istimewa ni untuk engkau.
Harimau : Siapa ya… yang berani hantar surat istimewa
pada aku?
pada aku?
Burung : Surat cinta.
Harimau : Eh! Siapa pulak yang berani jatuh cinta dengan aku?
Engkau jangan bergurau burung.
Engkau jangan bergurau burung.
Burung : Kalau tak percaya … bacalah. (MEMBERI SURAT)
Selamat tinggal! Selamat membaca…
Selamat tinggal! Selamat membaca…
Harimau : (Membuka surat lalu membaca)
Surat Monyet :
Salam sejahtera buat harimau, janganlah
terperanjat apabila membaca warkah pertamaku ini.
Biarlah aku berterus terang padamu bahawa aku telah
jatuh cinta padamu ketika pertemuan yang tidak
disengajakan tempoh hari. Maaf ! Kerana jatuh cinta
tanpa pengetahuanmu.
terperanjat apabila membaca warkah pertamaku ini.
Biarlah aku berterus terang padamu bahawa aku telah
jatuh cinta padamu ketika pertemuan yang tidak
disengajakan tempoh hari. Maaf ! Kerana jatuh cinta
tanpa pengetahuanmu.
Kegagahanmu melawan ular sawa amat mengagumkan aku.
Syabas! Kau telah menggunakan kekuatanmu untuk
menyelamatkan nyawaku. Aku harap kegagahanmu berkekalan
selamanya untuk menyelamatkan nyawa beribu-ribu
binatang di rimba ini tanpa mengira siapa pun mereka.
Iyalah kalau difikirkan siapalah aku untuk jatuh cinta
padamu. Ah! Malunya aku. Aku harap engkau tidak
memarahi aku setelah mendengar pengakuan ikhlas
dariku. Sekiranya kau balas cintaku betapa bahagianya aku.
Secara tak lansung segala cita-citaku menjadi kenyataan.
Oleh itu agar aku tidak ternanti-nati kau balaslah
warkahku ini.
Syabas! Kau telah menggunakan kekuatanmu untuk
menyelamatkan nyawaku. Aku harap kegagahanmu berkekalan
selamanya untuk menyelamatkan nyawa beribu-ribu
binatang di rimba ini tanpa mengira siapa pun mereka.
Iyalah kalau difikirkan siapalah aku untuk jatuh cinta
padamu. Ah! Malunya aku. Aku harap engkau tidak
memarahi aku setelah mendengar pengakuan ikhlas
dariku. Sekiranya kau balas cintaku betapa bahagianya aku.
Secara tak lansung segala cita-citaku menjadi kenyataan.
Oleh itu agar aku tidak ternanti-nati kau balaslah
warkahku ini.
Akhir kata sambutlah salam hormat dariku,
Yang perasan,
Monyet.
Harimau Jantan : (SENYUM) Sambil melekapkan surat di dadanya.
Ya… Beda bedu….! ( GEMBIRA YANG BUKAN KEPALANG)
Ya… Beda bedu….! ( GEMBIRA YANG BUKAN KEPALANG)
Harimau Betina : Surat siapa tu? Sukanya engkau?
Kenapa? (TERUS MERAMPAS SURAT DARI HARIMAU)
Oh! Surat cinta rupanya! Patutlah tersengih-sengih.
Habis tu kau terima cintanya?
Kenapa? (TERUS MERAMPAS SURAT DARI HARIMAU)
Oh! Surat cinta rupanya! Patutlah tersengih-sengih.
Habis tu kau terima cintanya?
Harimau Jantan : Diam.
Harimau Betina : Kalau engkau terima dia…
cinta aku ni engkau nak campak mana?
cinta aku ni engkau nak campak mana?
Harimau Jantan : Engkau jadi isteri nombor dua akulah (GELAK).
Harimau Betina : Engkau ingat aku suka berkongsi suami? (MARAH)
Harimau Jantan : Kalau tak suka… diam-diam ajelah!
Harimau Betina : Mana aku boleh diam kekasih aku diambil
binatang lain . Aku akan tentang habis-habisan!
binatang lain . Aku akan tentang habis-habisan!
Harimau Jantan : Hei! Sejak bila aku jadi kekasih engkau ha!
Setahu aku engkau ni cuma teman biasa aje.
Jangan lekas perasanlah.(GELAK)
Setahu aku engkau ni cuma teman biasa aje.
Jangan lekas perasanlah.(GELAK)
Harimau Betina : (SAKIT HATI LALU PERGI).
BABAK KEENAM (BALAS CINTA)
Raja Harimau membalas cinta,
Gembiranya hati Puteri Jelita;
Siang dan malam bertemankan tinta,
Agar cinta terus bertahta.
Gembiranya hati Puteri Jelita;
Siang dan malam bertemankan tinta,
Agar cinta terus bertahta.
Harimau Jantan : (MEMBALAS SURAT KEKASIH HATI)
Buat tatapan monyet, warkahmu telah kuterima dan kuucapkan
jutaan terima kasih di atas pengakuan ikhlasmu itu. Biarlah aku
katakana di sini niatmu untuk menjadikan aku kekasihmu…
Aku terima dengan rela hati. Biarpun aku tahu keputusan yang
aku ambil ini akan menggemparkan seluruh binatang di darat
mahupun di laut. Aku sedar, betapa pentingnya kedamaian.
Memang aku akui aku bongkak, sombong dengan kekuatan
yang aku miliki untuk membunuh mangsa-mangsaku tapi
setelah berkenalan denganmu tempuh hari segala
kebongkakkanku terpadam dengan tiba-tiba.
Kehadiranmu pada hari itu telah melembutkan keganasanku.
Terima kasih monyet, semoga kau tetap menjadi kekasihku
yang setia.
jutaan terima kasih di atas pengakuan ikhlasmu itu. Biarlah aku
katakana di sini niatmu untuk menjadikan aku kekasihmu…
Aku terima dengan rela hati. Biarpun aku tahu keputusan yang
aku ambil ini akan menggemparkan seluruh binatang di darat
mahupun di laut. Aku sedar, betapa pentingnya kedamaian.
Memang aku akui aku bongkak, sombong dengan kekuatan
yang aku miliki untuk membunuh mangsa-mangsaku tapi
setelah berkenalan denganmu tempuh hari segala
kebongkakkanku terpadam dengan tiba-tiba.
Kehadiranmu pada hari itu telah melembutkan keganasanku.
Terima kasih monyet, semoga kau tetap menjadi kekasihku
yang setia.
Akhirkata sambutlah salam hormat daripadaku.
Yang Mencintaimu,
Harimau.
BABAK KETUJUH (POS)
Jasa si burung tidak dilupa,
Terbang tinggi bertegur sapa;
Mengalir keringat tidak mengapa,
Tanda kasih sedemikian rupa.
Terbang tinggi bertegur sapa;
Mengalir keringat tidak mengapa,
Tanda kasih sedemikian rupa.
Burung : Sudah siap ke surat balasan?
Harimau: Sudah…bawa tu baik-baik ye… jangan sampai tercicir.
Burung : Engkau tak percayakan aku ke?
Harimau : Aku cuma beri ingatan je! Kan elok saling ingat
mengingati.
mengingati.
Burung : Terima kasih atas nasihat kau tu. Aku akan pastikan
surat ini selamat sampai kepada sahabatku monyet.
(MENGAMBIL SURAT)
surat ini selamat sampai kepada sahabatku monyet.
(MENGAMBIL SURAT)
* * * * *
Burung : (MENGAH) Monyet… ini surat engkau bacalah cepat.
Monyet : Terima kasih burung. Semoga Tuhan membalas budi baikmu,
MEMBACA KEMUDIAN SENYUM PANJANG)
MEMBACA KEMUDIAN SENYUM PANJANG)
Burung : Macam mana ada tindak balas tak?
Monyet : Gembiranya aku! Cinta aku berbalas.
Burung : Tahniah monyet! Aku doakan cinta kau tu berjaya.
Kalau makan nasi minyak tu jangan lupa jemput aku.
Kalau makan nasi minyak tu jangan lupa jemput aku.
Monyet : Takkanlah aku nak lupakan engkau burung. Aku
akan jemput semua binatang di darat mahupun di laut.
akan jemput semua binatang di darat mahupun di laut.
Burung : Dapat aku bayangkan betapa meriahnya perkahwinan
kau tu engkau jangan susah hati. Urusan kad jemputan kahwin aku
yang uruskan. Aku minta kerjasama kawan-kawanku untuk
kirimkan kad jemputan kahwin kepada semua jenis binatang
yang ada di darat mahu pun di laut.
kau tu engkau jangan susah hati. Urusan kad jemputan kahwin aku
yang uruskan. Aku minta kerjasama kawan-kawanku untuk
kirimkan kad jemputan kahwin kepada semua jenis binatang
yang ada di darat mahu pun di laut.
BABAK KELAPAN (JEMPUTAN)
Kad jemputan terus diedar,
Semua terkejut tiadalah sedar;
Ada yang memandang terus tersandar,
Asalkan pengantin cinta tak pudar.
Semua terkejut tiadalah sedar;
Ada yang memandang terus tersandar,
Asalkan pengantin cinta tak pudar.
Siput : Surat siapa yang kau bawa tu burung?
Burung : Ini bukan surat… ini kad jemputan kahwin.
Burung : Ini bukan surat… ini kad jemputan kahwin.
Siput : Siapa pulak yang nak kahwin?
Burung : Monyet dengan Harimau.
Siput : (KETAWA)
Burung : Eh! Kenapa engkau ketawa?
Siput : Aku tak percaya.
Burung : Kalau engkau tak percaya… ha…
engkau baca kad jemputan kahwin ni!
(MENGHULURKAN KAD JEMPUTAN KAHWIN KEPADA SIPUT)
engkau baca kad jemputan kahwin ni!
(MENGHULURKAN KAD JEMPUTAN KAHWIN KEPADA SIPUT)
Siput : (TERPERANJAT) Iya betullah. Ini satu keajaiban!
Burung : Kalau dah jodoh tak ada siapa yang menghalangnya!
Itu namanya jodoh dah tersurat .
Itu namanya jodoh dah tersurat .
Siput : Siapa-siapa lagi yang dijemput?
Burung : Seluruh binatang di laut dan di darat.
Siput : Hebat!
Burung : Nanti, engkau jemputlah sanak saudara engkau datang ye.
Siput : Sampaikan salam aku pada monyet. Katakan aku ucapkan
tahniah dan terima kasih atas jemputannya.
tahniah dan terima kasih atas jemputannya.
Gajah : Bila ditetapkan tarikh perkahwinan monyet dengan harimau,
tu burung?
tu burung?
Burung : Satu haribulan satu tahun 2020.
Gajah : Tepat pada masanya. Satu tarikh yang ditunggu-tunggu oleh
semua binatang untuk meraikan satu kejayaan.
semua binatang untuk meraikan satu kejayaan.
Burung : Kejayaan apa pulak tu?
Gajah : Iyalah dengan sahnya perkahwinan harimau dengan monyet
secara tidak langsung pasangan pengantin tersebut telah menyatupadukan
seluruh binatang.
secara tidak langsung pasangan pengantin tersebut telah menyatupadukan
seluruh binatang.
Burung : Sungguh bijak engkau gajah.
Gajah : Apa engkau ingat selama ini aku bodoh ke?
Biarpun aku berbadan besar, tenaga pun besar…otak aku pun
besar juga.
Biarpun aku berbadan besar, tenaga pun besar…otak aku pun
besar juga.
Burung : (GELAK) Iyelah aku tahu engkau tu semuanya besar.
Gajah : Engkau jangan nak sindir aku pulak!
Burung : Jangan marah… aku bergurau aje.
Takkan itupun nak ambil hati. Maaf ye … aku pergi dulu…
jangan tak datang bawa saudara mara engkau ya gajah.
Takkan itupun nak ambil hati. Maaf ye … aku pergi dulu…
jangan tak datang bawa saudara mara engkau ya gajah.
BABAK KESEMBILAN (GOTONG ROYONG)
Semua haiwan bergotong royong,
Sediakan pelamin pengantin tersayang;
Bergurau senda semakin matang,
Gembiranya hati semua yang datang.
Semua haiwan bergotong royong,
Sediakan pelamin pengantin tersayang;
Bergurau senda semakin matang,
Gembiranya hati semua yang datang.
Kucing : Macam mana dengan kain pelamin yang aku
buat ini cantik tak?
buat ini cantik tak?
Itik : Apa yang engkau buat kucing semuanya cantik.
Singa : Siapa yang pilih warna?
Arnab : Siapa lagi pengatinlah. Katanya warna unggu adalah
lambang kedamaian. Penyatuan rasa cinta yang sukar dimengertikan.
lambang kedamaian. Penyatuan rasa cinta yang sukar dimengertikan.
Ayam : Romantik sungguh pengantin kita tu. Siapa pulak yang
mengantung lampu-lampu yang berwarna-warni itu? Sungguh cantik?
mengantung lampu-lampu yang berwarna-warni itu? Sungguh cantik?
Kucing : Keluarga monyetlah. Mereka mahir dalam panjat memanjat.
Itik : Kamu semua terfikir tak bagaimana muka anak pengantin
kita nanti?
kita nanti?
Singa : Rupa ibu dan bapak dialah!
Kucing : Rupa mounyetlah. Mau tu bapak dia dan nyet ibu dia.
(SEMUA TERGELAK BESAR)
(SEMUA TERGELAK BESAR)
BABAK KESEPULUH (TETAMU DATANG)
Malam dinantikan penuh debaran,
Parsandingan Pengantin Raja Rimba yang dinantikan;
Semua gembira menantikan tibanya perkahwinan,
Majlis perkahwinan yang dibanggakan.
Parsandingan Pengantin Raja Rimba yang dinantikan;
Semua gembira menantikan tibanya perkahwinan,
Majlis perkahwinan yang dibanggakan.
Tetamu datang dari daratan dan lautan,
Berpakaian cantik meraikan pengantin kesayangan;
Mengucapkan tahniah penuh kesyukuran,
Kerana pengantin idola perdamaian.
Berpakaian cantik meraikan pengantin kesayangan;
Mengucapkan tahniah penuh kesyukuran,
Kerana pengantin idola perdamaian.
Pelbagai hadiah dibawa tetamu,
Tetamu disambut dan dijamu;
Dijamu makanan pelbagai menu,
Sambil makan menantikan pengantin rasa tak jemu.
Tetamu disambut dan dijamu;
Dijamu makanan pelbagai menu,
Sambil makan menantikan pengantin rasa tak jemu.
Itik : Cantiknya pasangan pengantin bagaikan pinang di belah dua.
Burung : Engkau engok tu… bintang-bintang di langit bergemerlapan
dan bertaburan di sana sini seolah-olah menyerikan lagi majlis
perkahwinan ini,mari kita tengok barang-barang hantaran harimau
kepada monyet.
dan bertaburan di sana sini seolah-olah menyerikan lagi majlis
perkahwinan ini,mari kita tengok barang-barang hantaran harimau
kepada monyet.
Kucing : (MEMBELEK HANTARAN)
Kasut Cinderella pun ada, hai… bertuah monyet dapat bersuamikan harimau.
Kasut Cinderella pun ada, hai… bertuah monyet dapat bersuamikan harimau.
Itik : Entah-entah satu hari nanti pulak, engkau kahwin dengan aku.
Kucing : (KETAWA) Engkau ni mengarutlah.
Itik : (KETAWA) Dalam dunia sekarang tiada yang pelik.
BABAK KESEBELAS
(SAMBUTAN MAJLIS PERKAHWINAN DAN MASUK TAHUN 2020)
Tepat Jam 12 Malam semua bersorakkan,
Tahun baru 2020 diraikan seiring majlis pengantin;
Di langit rimba bunga apa berpecikkan ,
Meraikan Pengantin Raja Rimba yang budiman.
Tahun baru 2020 diraikan seiring majlis pengantin;
Di langit rimba bunga apa berpecikkan ,
Meraikan Pengantin Raja Rimba yang budiman.
Pengantin diarak menuju pelamin,
Gajah membawa pasangan pengantin:
Paluan kompang bernyanyi-nyanyian,
Di malam itu penuh kemeriahan.
Gajah membawa pasangan pengantin:
Paluan kompang bernyanyi-nyanyian,
Di malam itu penuh kemeriahan.
Duduk bersanding jeling menjeling,
Sambil menjeling tersenyum sayang;
Sayangnya pengantin kepada tetamu yang datang,
Dilemparkan senyuman mesra tanda kasih sayang.
Sambil menjeling tersenyum sayang;
Sayangnya pengantin kepada tetamu yang datang,
Dilemparkan senyuman mesra tanda kasih sayang.
Semua kumpulan tetamu membuat persembahan,
Dipersembahkan kepada pengantin kesayangan;
Pengantin gembira keterharuan,
Melihat persembahan yang mengasyikkan.
Dipersembahkan kepada pengantin kesayangan;
Pengantin gembira keterharuan,
Melihat persembahan yang mengasyikkan.
Perkahwinan Pengantin Raja Rimba lambang kebanggaan.
Kebanggaan penghuni rimba dan lautan;
Pelbagai kaum dapat disatukan,
Hidup aman damai dalam perpaduan.
Kebanggaan penghuni rimba dan lautan;
Pelbagai kaum dapat disatukan,
Hidup aman damai dalam perpaduan.
Kancil (Wakil Haiwan): Terima kasih Pengantin Raja Rimba
yang kami sayangi. Kamu telah menyatukan penghuni
rimba yang selama ini mementingkan kaum sendiri dan
hanya mementingkan diri sendiri. Dengan perkahwinan
ini penghuni rimba dan lautan menjalani hidup bersatupadu
tolong menolong dan aman selamanya. Terima kasih Pengantin
Raja Rimba.
yang kami sayangi. Kamu telah menyatukan penghuni
rimba yang selama ini mementingkan kaum sendiri dan
hanya mementingkan diri sendiri. Dengan perkahwinan
ini penghuni rimba dan lautan menjalani hidup bersatupadu
tolong menolong dan aman selamanya. Terima kasih Pengantin
Raja Rimba.
Harimau : (TERSENYUM SAMBIL MEMANDANG ISTERINYA)
Ucapkan terima kasih kepada isteriku . Dialah yang telah
membuka hatiku untuk kedamaian rimba ini dan kedamaian
penghuni lautan juga.
Ucapkan terima kasih kepada isteriku . Dialah yang telah
membuka hatiku untuk kedamaian rimba ini dan kedamaian
penghuni lautan juga.
Monyet : (TERSENYUM BANGGA SAMBIL MEMBALAS
SENYUMAN KEPADA SEMUA TETAMU HADIR YANG
BERSORAKKAN PENUH GEMBIRA YANG AMAT SANGAT
SENYUMAN KEPADA SEMUA TETAMU HADIR YANG
BERSORAKKAN PENUH GEMBIRA YANG AMAT SANGAT
(DI TAMATKAN DENGAN PERCIKKAN BUNGA API)
TAMAT
Karya: Rha NS
1 Januari 1995
& 1 Januari 2011
1 Januari 1995
& 1 Januari 2011
PUTERA SANG KURIANG BAHAGIAN (1) RENTETAN SKRIP DRAMA PENTAS PENGANTIN RAJA RIMBA
by Rabeah Mohd Ali on Friday, September 23, 2011 at 9:15pm
by Rabeah Mohd Ali on Friday, September 23, 2011 at 9:15pm
Setelah berkahwin dengan Raja Rimba, Puteri Monyet mengikut
suaminya tinggal di sebuah istana di Belantara Niagara.
Rumahtangga yang dibina atas dasar saling cinta menyintai
amat bahagia. Sehati sejiwa saling hormat menghormati,
Saling bertukar pandangan dan sentiasa memikirkan masalah
seluruh haiwan yang ada di Belantara Niagara.
Kebahagian rumahtangga Raja Rimba tidak lama apabila
seluruh kaum Raja Rimba tidak senang hati dengan perkahwinan
Raja Rimba dengan Puteri Monyet.
Terutama sekali Puteri Harimau yang sudah lama menaruh hati
dengan Raja Harimau.
Puteri Harimau telah membuat strategi untuk membunuh Puteri Monyet
yang ketika itu sedang sarat mengandung Putera Sulungnya.
"Beta... tak akan lepaskan si bedebah itu yang telah merampas
kekasih beta...beta mesti membalas dendam. Dia mesti mati!!!"
"Tapi macam mana kita nak bunuh dia Tuan Puteri sebab Raja Rimba
selalu berada di sisinya."
"Tak apa beta tahulah nak buat macam mana..."
"Kamu tengoklah nanti... dia akan menyesal kerana merampas kekasih
beta!"
Ketika perbualan Puteri Harimau dengan pengikut-pengikutnya, dayang
Puteri Monyet telah terdengar.
Jantungnya berdetak kencang...Dayang menangis kerana dia tidak mahu
kehilangan Permaisuri Monyet yang amat disayanginya. Kebaikan Puteri
Monyet kepada seluruh Rimba Niagara telah sebati dalam semua haiwan-haiwan
kecuali puak-puak Raja Rimba yang sememangnya berdengki hati dengan Puteri
Monyet.
"Walau apa yang terjadi aku takkan biarkan Permaisuri Monyet dibunuh
aku akn lindungi Permaisuri biarpun nyawa aku jadi taruhan!!.
Petang itu Puteri Harimau datang ke Istana Rimba Niagara dengan membawa
mempelam muda.
"Permaisuri...beta ada bawakan mempelam muda untuk Permaisuri..."
"Hi...sedapnya...beta sudah lama mengidamkannya...sudah serata tempat
Kekanda Rimba mencari mempelam muda tapi baru sekarang beta dapat
merasai mempelam yang beta idamkan...Terima kasih Tuan Puteri kerana
memahami buah mempelam muda yang beta idamkan," kata Permaisuri Monyet
penuh gembira.
"Kalau macam ni setiap hari beta boleh bawakan.. mempelam muda untuk
Permaisuri lagi ye... sehingga Permaisuri melahirkan cahayamata."
"Baik sungguh hatimu Tuan Puteri...Kebaikan Tuan Puteri Beta amat
hargai dan amat terharu."
"Permaisuri kesayangan seluruh haiwan di Rimba Niagara ini...
apalah salahnya beta berkorban demi Permaisuri tanda kasih
sayang beta kepada Permaisuri."
"Terima kasih Puteri Rimba."
Raja Rimba pulang dari berburu.
"Mana dinda dapat buah mempelam muda ni dinda?"
"Puteri Rimba ada datang tadi dia yang memberi dinda buah
mempelam ini."
"Dinda...kanda sudah lama kenal dengan hati budi Puteri Rimba tu...
Mesti ada niat tak baik kepada dinda..."
"Kanda...kanda...tak baik berperasangka yang bukan...bukan...
kita bersangka baik ye.. Ha...lagi pun bukan dinda yang nak
makan buah mempelam ni....anakanda yang dalam kandungan ni kanda..."
Permaisuri Monyet tergelak.
"Mentang-mentanglah kanda tak dapat carikan mempelam muda untuk dinda..."
Kanda dengar dalam kandungan dinda ye" Raja Rima meletakkan telinganya
ke perut isteri kesayangannya .
"Anakanda...anakanda nak pelam ye ...tak pe....kejap lagi
bonda kesayangan anakanda makan ye...anakanda."
"Kanda ni ada-ada aje lah..." Mereka suami isteri tergelak geli hati
yang bukan kepalang.
Malam itu Permaisuri Monyet tidak dapat tidur kerana perutnya memulas-
mulas kesakitan.
"Dinda...dinda..kenapa dinda...." Tanya Raja Rimba penuh cemas.
"Sakit...! Kanda....Sakit sangat perut dinda ni.....!" Permaisuri
Monyet menangis tidak dapat menahan sakit perut yang amat sangat.
"Sabar lah dinda...jangan ....jangan dinda sakit nak bersalin..."
Raja Rimba menitahkan dayang memanggilkan Mak Bidan untuk menyambut
anakanda diRaja.
Permaisuri Monyet selamat melahirkan seorang Putera yang sangat tampan.
Bentuk saling tak tumpah seperti Bonda Permaisuri dan berbelang-belang
seperti Ayahanda Raja Rimba.
"Tuanku... Syurkur Allhamdulillah Permaisuri selamat melahirkan Putera ...
amat sempurna sekali. Tengok ni...rupa macam Tuanku dan Permaisuri.
Cantikkan ..." kata Mak Midan sambil memberikan Putera diRaja yang baru
dilahirkan kepada Raja Rimba.
"Syukur Alhamdulillah dengan Kurniaan Allah pada beta."
Raja Rimba mengazankan pada Putera Baginda yang tercinta. Setelah itu
Baginda terus masuk ke kamar mendapatkan Permaisuri yang masih
lemah.
"Dinda...Terima kasih dinda kerana melahirkan anakanda untuk kanda...
he tengok ni...rupa macam dinda dan belang-belang macam kanda....cantikkan..."
Raja Rimba mencium putera baginda yang baru dilahirkan berkali-kali
penuh kasih.
"Ye...lah kanda... anakanda kita sempurna sekali cantiknya. Belang-belangnya
lambang kemegahan Keperwiraan. Dinda sangat bersyukur pada Allah ..kanda.
"Kanda pun begitu juga dinda...Bersyukur sangat-sangat dengan kurniaan ini."
Tiba-tiba kedengaran suara cemas dari hulubalang istanama.
"Tuanku... Istana sudah dikepung Tuanku...ramai pendekar istana dibunuh."
"Siapa yang punya angkara hulubalang."
"Puteri Rimba...Tuanku."
"Bedabah!Beta dah agak dah...Puteri Rimba akan melakukan sesuatu."
"Tuanku... Tuanku larilah dari sini Tuanku...."
"Kanda...Kanda....kena pertahankan Takhta Kanda...biar dinda dan anakanda
yang pergi dari Istana Niaga ini."
"Dinda....! Kita kan dah janji hendak sehidup semati....Tidak dinda....
Kanda tak akan biarkan dinda dan anakanda berpisah dengan kanda."
"Kanda...kekallah tahta di Raja...Puteri Rimba cuma mahukan kanda..
dinda sudah relakan kanda...demi keharmonian semua haiwan di Rimba
Niagara ini."
"Dinda...kenapa dinda korbankan kebahagiaan sendiri demi keamanan
rimba raya ini?"
"Kanda ...sebenarnya kebahagiaan dinda adalah keselamatan dan keamanan
semua penghuni Rimba Niagara ini kanda."
"Maafkan segala kesalahan dinda kanda... Insya-Allah ada peluang kita
berjumpa ...ya kanda...." Permaisuri tidak dapat menahan sebak lalu berjuraian
air matanya hingga tertitis air matanya ke wajah putera yang baru dilahirkan."
"Dinda...jagalah anakanda baik-baik ya...nanti kanda akan cari juga dinda
dan anakanda ...."
Dayang dan hulubalang menemani Permaisuri dan Putera baginda melarikan diri
dari Istana Niaga. Mereka merendah hutan di malam yang gelap gulita.
Rupanya mereka telah diburu oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
"Permaisuri...lari....lari segera....biarkan patik di sini," kata dayang istana
penuh cemas.
Permaisuri sempat melarikan diri meninggalkan dayang dan hulu balang
yang telah berjaya dibunuh oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
(BERSAMBUNG)
Karya Rha NS
23 September 2011
suaminya tinggal di sebuah istana di Belantara Niagara.
Rumahtangga yang dibina atas dasar saling cinta menyintai
amat bahagia. Sehati sejiwa saling hormat menghormati,
Saling bertukar pandangan dan sentiasa memikirkan masalah
seluruh haiwan yang ada di Belantara Niagara.
Kebahagian rumahtangga Raja Rimba tidak lama apabila
seluruh kaum Raja Rimba tidak senang hati dengan perkahwinan
Raja Rimba dengan Puteri Monyet.
Terutama sekali Puteri Harimau yang sudah lama menaruh hati
dengan Raja Harimau.
Puteri Harimau telah membuat strategi untuk membunuh Puteri Monyet
yang ketika itu sedang sarat mengandung Putera Sulungnya.
"Beta... tak akan lepaskan si bedebah itu yang telah merampas
kekasih beta...beta mesti membalas dendam. Dia mesti mati!!!"
"Tapi macam mana kita nak bunuh dia Tuan Puteri sebab Raja Rimba
selalu berada di sisinya."
"Tak apa beta tahulah nak buat macam mana..."
"Kamu tengoklah nanti... dia akan menyesal kerana merampas kekasih
beta!"
Ketika perbualan Puteri Harimau dengan pengikut-pengikutnya, dayang
Puteri Monyet telah terdengar.
Jantungnya berdetak kencang...Dayang menangis kerana dia tidak mahu
kehilangan Permaisuri Monyet yang amat disayanginya. Kebaikan Puteri
Monyet kepada seluruh Rimba Niagara telah sebati dalam semua haiwan-haiwan
kecuali puak-puak Raja Rimba yang sememangnya berdengki hati dengan Puteri
Monyet.
"Walau apa yang terjadi aku takkan biarkan Permaisuri Monyet dibunuh
aku akn lindungi Permaisuri biarpun nyawa aku jadi taruhan!!.
Petang itu Puteri Harimau datang ke Istana Rimba Niagara dengan membawa
mempelam muda.
"Permaisuri...beta ada bawakan mempelam muda untuk Permaisuri..."
"Hi...sedapnya...beta sudah lama mengidamkannya...sudah serata tempat
Kekanda Rimba mencari mempelam muda tapi baru sekarang beta dapat
merasai mempelam yang beta idamkan...Terima kasih Tuan Puteri kerana
memahami buah mempelam muda yang beta idamkan," kata Permaisuri Monyet
penuh gembira.
"Kalau macam ni setiap hari beta boleh bawakan.. mempelam muda untuk
Permaisuri lagi ye... sehingga Permaisuri melahirkan cahayamata."
"Baik sungguh hatimu Tuan Puteri...Kebaikan Tuan Puteri Beta amat
hargai dan amat terharu."
"Permaisuri kesayangan seluruh haiwan di Rimba Niagara ini...
apalah salahnya beta berkorban demi Permaisuri tanda kasih
sayang beta kepada Permaisuri."
"Terima kasih Puteri Rimba."
Raja Rimba pulang dari berburu.
"Mana dinda dapat buah mempelam muda ni dinda?"
"Puteri Rimba ada datang tadi dia yang memberi dinda buah
mempelam ini."
"Dinda...kanda sudah lama kenal dengan hati budi Puteri Rimba tu...
Mesti ada niat tak baik kepada dinda..."
"Kanda...kanda...tak baik berperasangka yang bukan...bukan...
kita bersangka baik ye.. Ha...lagi pun bukan dinda yang nak
makan buah mempelam ni....anakanda yang dalam kandungan ni kanda..."
Permaisuri Monyet tergelak.
"Mentang-mentanglah kanda tak dapat carikan mempelam muda untuk dinda..."
Kanda dengar dalam kandungan dinda ye" Raja Rima meletakkan telinganya
ke perut isteri kesayangannya .
"Anakanda...anakanda nak pelam ye ...tak pe....kejap lagi
bonda kesayangan anakanda makan ye...anakanda."
"Kanda ni ada-ada aje lah..." Mereka suami isteri tergelak geli hati
yang bukan kepalang.
Malam itu Permaisuri Monyet tidak dapat tidur kerana perutnya memulas-
mulas kesakitan.
"Dinda...dinda..kenapa dinda...." Tanya Raja Rimba penuh cemas.
"Sakit...! Kanda....Sakit sangat perut dinda ni.....!" Permaisuri
Monyet menangis tidak dapat menahan sakit perut yang amat sangat.
"Sabar lah dinda...jangan ....jangan dinda sakit nak bersalin..."
Raja Rimba menitahkan dayang memanggilkan Mak Bidan untuk menyambut
anakanda diRaja.
Permaisuri Monyet selamat melahirkan seorang Putera yang sangat tampan.
Bentuk saling tak tumpah seperti Bonda Permaisuri dan berbelang-belang
seperti Ayahanda Raja Rimba.
"Tuanku... Syurkur Allhamdulillah Permaisuri selamat melahirkan Putera ...
amat sempurna sekali. Tengok ni...rupa macam Tuanku dan Permaisuri.
Cantikkan ..." kata Mak Midan sambil memberikan Putera diRaja yang baru
dilahirkan kepada Raja Rimba.
"Syukur Alhamdulillah dengan Kurniaan Allah pada beta."
Raja Rimba mengazankan pada Putera Baginda yang tercinta. Setelah itu
Baginda terus masuk ke kamar mendapatkan Permaisuri yang masih
lemah.
"Dinda...Terima kasih dinda kerana melahirkan anakanda untuk kanda...
he tengok ni...rupa macam dinda dan belang-belang macam kanda....cantikkan..."
Raja Rimba mencium putera baginda yang baru dilahirkan berkali-kali
penuh kasih.
"Ye...lah kanda... anakanda kita sempurna sekali cantiknya. Belang-belangnya
lambang kemegahan Keperwiraan. Dinda sangat bersyukur pada Allah ..kanda.
"Kanda pun begitu juga dinda...Bersyukur sangat-sangat dengan kurniaan ini."
Tiba-tiba kedengaran suara cemas dari hulubalang istanama.
"Tuanku... Istana sudah dikepung Tuanku...ramai pendekar istana dibunuh."
"Siapa yang punya angkara hulubalang."
"Puteri Rimba...Tuanku."
"Bedabah!Beta dah agak dah...Puteri Rimba akan melakukan sesuatu."
"Tuanku... Tuanku larilah dari sini Tuanku...."
"Kanda...Kanda....kena pertahankan Takhta Kanda...biar dinda dan anakanda
yang pergi dari Istana Niaga ini."
"Dinda....! Kita kan dah janji hendak sehidup semati....Tidak dinda....
Kanda tak akan biarkan dinda dan anakanda berpisah dengan kanda."
"Kanda...kekallah tahta di Raja...Puteri Rimba cuma mahukan kanda..
dinda sudah relakan kanda...demi keharmonian semua haiwan di Rimba
Niagara ini."
"Dinda...kenapa dinda korbankan kebahagiaan sendiri demi keamanan
rimba raya ini?"
"Kanda ...sebenarnya kebahagiaan dinda adalah keselamatan dan keamanan
semua penghuni Rimba Niagara ini kanda."
"Maafkan segala kesalahan dinda kanda... Insya-Allah ada peluang kita
berjumpa ...ya kanda...." Permaisuri tidak dapat menahan sebak lalu berjuraian
air matanya hingga tertitis air matanya ke wajah putera yang baru dilahirkan."
"Dinda...jagalah anakanda baik-baik ya...nanti kanda akan cari juga dinda
dan anakanda ...."
Dayang dan hulubalang menemani Permaisuri dan Putera baginda melarikan diri
dari Istana Niaga. Mereka merendah hutan di malam yang gelap gulita.
Rupanya mereka telah diburu oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
"Permaisuri...lari....lari segera....biarkan patik di sini," kata dayang istana
penuh cemas.
Permaisuri sempat melarikan diri meninggalkan dayang dan hulu balang
yang telah berjaya dibunuh oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
(BERSAMBUNG)
Karya Rha NS
23 September 2011
PUTERA SANG KURIANG BAHAGIAN (II)
Pagi yang hening itu terdengar satu das tembakan.
Permaisuri monyet yang tidak bermaya sambil mengelek
puteranya sempat mengambil sehelai daun lalu daun
tersebut diperahkan susu untuk diberi minum kepada
puteranya yang sedang menangis kehausan.
Selepas itu permaisuri monyet rebah menyembah bumi.
Permaisuri monyet mati terkena tembakan Pak Deli.
Tubuhnya berlumuran darah. Puteranya masih lagi
lagi dalam pelukan bunda tercintanya.
Permaisuri monyet yang tidak bermaya sambil mengelek
puteranya sempat mengambil sehelai daun lalu daun
tersebut diperahkan susu untuk diberi minum kepada
puteranya yang sedang menangis kehausan.
Selepas itu permaisuri monyet rebah menyembah bumi.
Permaisuri monyet mati terkena tembakan Pak Deli.
Tubuhnya berlumuran darah. Puteranya masih lagi
lagi dalam pelukan bunda tercintanya.
Pak Deli yang menyaksikan kejadian tersebut bagaikan
tersayat hatinya ditusuk sembilu. Timbul kekesalan
di hatinya yang amat sangat.
tersayat hatinya ditusuk sembilu. Timbul kekesalan
di hatinya yang amat sangat.
Dia mengambil putera dari dakapan bondanya yang telah
mati. Puas dia mengambil putera tapi putera masih tidak
mahu melepaskan pelukan bondanya. Akhirnya dia terpaksa
akur dengan kekuatan Pak Deli. Ketika Pak Deli meninggalkan
bondanya yang terbujur kaku dia sempat memandang bondanya
buat kali terakhirnya. Dan sempat dia memberi lambaian
terakhir kepada bondanya.
mati. Puas dia mengambil putera tapi putera masih tidak
mahu melepaskan pelukan bondanya. Akhirnya dia terpaksa
akur dengan kekuatan Pak Deli. Ketika Pak Deli meninggalkan
bondanya yang terbujur kaku dia sempat memandang bondanya
buat kali terakhirnya. Dan sempat dia memberi lambaian
terakhir kepada bondanya.
Sampai di rumah...Pak Deli menceritakan apa yang telah
berlaku ketika di hutan ketika dia sedang berburu.
berlaku ketika di hutan ketika dia sedang berburu.
"Abang...sampai hati abang tembak ibu monyet...dia
masih lagi menyusu....sampai hati abang memisahkan kasih
sayang ibu dengan anaknya.
masih lagi menyusu....sampai hati abang memisahkan kasih
sayang ibu dengan anaknya.
"Abang pelik dengan anak monyet... ibunya hitam....anaknya
cantik...tengok tu bulunya berbelang-belang macam harimau."
cantik...tengok tu bulunya berbelang-belang macam harimau."
"Apa pun alasan abang...abang tetap salah...tidak kasihan
ke abang pada nasib anak monyet ni nanti?"
ke abang pada nasib anak monyet ni nanti?"
"Kalau dijual anak monyet ni ...kita dah boleh jadi kaya...
tak perlu hidup sesusah ini lagi."
tak perlu hidup sesusah ini lagi."
"Abang....biarpun berapa juta harga anak monyet ini...
saya takkan benarkan abang menjualnya? Saya nak belanya
kerana saya bertanggungjawab di atas kematian ibunya.
Saya dengar cerita abang pun saya telah jatuh kasih pada
anak monyet ini. Lagipun kita tidak punya anak..biarlah
anak monyet ini jadi anak kita..." kata Mak Limah sambil
memeluk putera dengan penuh kasih sayang. Putera dari
tadi memang Mak Limah dengan matanya yang kuyu seolah
minta dikasihani...kesedihan di atas kematian bondanya
masih dalam terbayang-bayang di ruangan matanya.
saya takkan benarkan abang menjualnya? Saya nak belanya
kerana saya bertanggungjawab di atas kematian ibunya.
Saya dengar cerita abang pun saya telah jatuh kasih pada
anak monyet ini. Lagipun kita tidak punya anak..biarlah
anak monyet ini jadi anak kita..." kata Mak Limah sambil
memeluk putera dengan penuh kasih sayang. Putera dari
tadi memang Mak Limah dengan matanya yang kuyu seolah
minta dikasihani...kesedihan di atas kematian bondanya
masih dalam terbayang-bayang di ruangan matanya.
Sudah hampir dua bulan berita kehilangan Permaisuri Monyet
tidak dapat didengari oleh Raja Rimba . Puteri Monyet
memberi kata dua kepada Raja Rimba jika sekiranya Raja
Rimba tidak mahu mengawininya akan berlakulah peperangan
yang amat dahsyat di Rimba Niagara. Raja Rimba teringatkan
kata-kata Permaisuri Monyet.
tidak dapat didengari oleh Raja Rimba . Puteri Monyet
memberi kata dua kepada Raja Rimba jika sekiranya Raja
Rimba tidak mahu mengawininya akan berlakulah peperangan
yang amat dahsyat di Rimba Niagara. Raja Rimba teringatkan
kata-kata Permaisuri Monyet.
"Kanda... apalah ada pada cinta kanda...biarlah dinda yang
terkorban asalkan penghuni rimba... aman bahagia selamanya.
Kanda mesti pertahankan kerajaan Rimba Niagara...biarpun
kanda terpaksa berkahwin dengan Puteri Harimau. Dinda sudah
relakan. Mesti diingat...penghuni Rimba Niagara adalah lebih
diutamakan daripada cinta kanda dengan dinda...ye...cinta
kanda kepada penghuni Rimba Niagara ...di situlah cinta
dinda pada kanda."
terkorban asalkan penghuni rimba... aman bahagia selamanya.
Kanda mesti pertahankan kerajaan Rimba Niagara...biarpun
kanda terpaksa berkahwin dengan Puteri Harimau. Dinda sudah
relakan. Mesti diingat...penghuni Rimba Niagara adalah lebih
diutamakan daripada cinta kanda dengan dinda...ye...cinta
kanda kepada penghuni Rimba Niagara ...di situlah cinta
dinda pada kanda."
Majlis Perkahwinan di antara Raja Rimba dengan Puteri Harimau
dibuat secara besar-besaran..selama tujuh hari tujuh malam.
dibuat secara besar-besaran..selama tujuh hari tujuh malam.
"Barulah bagaikan pinang di belah dua..." kata suku sakat
harimau."
harimau."
Dengan termentrinya perkahwinan Raja Rimba dengan Puteri Harimau
maka tiadalah berlaku peperangan...dan terselamatlah penghuni
Rimba Niagara .
maka tiadalah berlaku peperangan...dan terselamatlah penghuni
Rimba Niagara .
Putera yang dipelihara oleh Mak Limah diberi nama Sang Kuriang.
Sang Kuriang sangat cerdik dan pandai mengambil hati kedua orang
tua angkatnya.
Sang Kuriang sangat cerdik dan pandai mengambil hati kedua orang
tua angkatnya.
Pak Deli yang pada awalnya ingin menjual Sang Kuriang tidak
jadi meneruskan hajatnya ....kerana tidak sampai hati melihat
isterinya Mak Limah berdukacita.
jadi meneruskan hajatnya ....kerana tidak sampai hati melihat
isterinya Mak Limah berdukacita.
Sudah hampir Sepuluh tahun Sang Kuriang dipelihara oleh Pak
Deli dan Mak Limah.
Deli dan Mak Limah.
Pada suatu hari, suatu peristiwa yang tidak disangka berlaku.
Apabila rumah Pak Deli terbakar. Pak Deli mati terbakar
hangus . Mak Limah dan Sang Kuriang sempat menyelamatkan diri.
Kini mereka ini tiada tempat berteduh . Mereka tinggal di sebuah
gua di dalam hutan.
Apabila rumah Pak Deli terbakar. Pak Deli mati terbakar
hangus . Mak Limah dan Sang Kuriang sempat menyelamatkan diri.
Kini mereka ini tiada tempat berteduh . Mereka tinggal di sebuah
gua di dalam hutan.
"Emak...macam mana kita hendak teruskan kehidupan mak...dalam
hutan ni...apa yang kita nak makan nanti...."
hutan ni...apa yang kita nak makan nanti...."
"Kuriang anakku...kau dah besar panjang...kejadian asalmu kau
mahir panjat memanjat...usaha nak ye...mak dah tua ....dah
tak larat lagi hendak mencari rezeki untuk kita makan...inipun
nasib baik kita dapat tempat berteduh dari hujan ribut."
mahir panjat memanjat...usaha nak ye...mak dah tua ....dah
tak larat lagi hendak mencari rezeki untuk kita makan...inipun
nasib baik kita dapat tempat berteduh dari hujan ribut."
"Baiklah kalau itu yang emak kata...Kuriang akan cuba berusaha
mencari rezeki untuk kita meneruskan kehidupan."
mencari rezeki untuk kita meneruskan kehidupan."
"Bagus anakku...di mana ada kemahuan di situ ada jalan...Yang
penting Kuriang mesti yakin dengan kebolehan Kuriang ye...nak."
penting Kuriang mesti yakin dengan kebolehan Kuriang ye...nak."
"Ye mak..."
Pagi lagi di hutan belantara Kuriang memberanikan diri memanjat
dari satu pokok ke satu pokok. Pada awalnya tika mula mencuba
banyak kali dia gagal...tetapi kerana teringatkan kata ibu angkatnya
"Yakin dengan kebolehan sendiri" akhirnya Sang Kuriang berjaya
memanjat dan bergayut dari satu pokok ke satu pokok. Macam
Tarzan lagaknya. Kerana terlalu gembira yang amat sangat setelah
berjaya bergayut-gayutan ...hingga terlupa mahu pulang.
dari satu pokok ke satu pokok. Pada awalnya tika mula mencuba
banyak kali dia gagal...tetapi kerana teringatkan kata ibu angkatnya
"Yakin dengan kebolehan sendiri" akhirnya Sang Kuriang berjaya
memanjat dan bergayut dari satu pokok ke satu pokok. Macam
Tarzan lagaknya. Kerana terlalu gembira yang amat sangat setelah
berjaya bergayut-gayutan ...hingga terlupa mahu pulang.
"Emak....emak...! Kuriang dah pandai memanjat....seronok emak...
tengoklah apa yang Kuriang bawa ni... emak makan... ye...air pun
Kuriang bawakan untuk emak. Ini semua berkat mendengar nasihat
emak...Percaya dengan kebolehan sendiri....:
tengoklah apa yang Kuriang bawa ni... emak makan... ye...air pun
Kuriang bawakan untuk emak. Ini semua berkat mendengar nasihat
emak...Percaya dengan kebolehan sendiri....:
Mak Limah merasa gembira...kerana Sang Kuriang sudah pandai
berdikari dan boleh menjaga makan minum Mak Limah.
berdikari dan boleh menjaga makan minum Mak Limah.
Setelah setahun tinggal di gua tersebut...Mak Limah meninggal
dunia kerana sakit tua.
dunia kerana sakit tua.
Sedihnya hati Sang Kuriang di kala itu Tuhan saja yang tahu.
Tapi kena tabah. Ibu angkatnya dikebumikan di atas sebuah
bukit di dalam hutan.
Kerana terlalu sedih Sang Kuriang tertidur di pusara ibu angkatnya
Mak Limah.
Dia bermimpi...
"Bonda sangat rindukan anakanda... carilah ayahanda di Rimba Niagara
Raja yang memerintah Rimba Niagara adalah ayahanda ...anakanda..."
Sang Kuriang tersedar dari mimpinya. Kata-kata....bonda rindukan
anakanda...carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah
Rimba Niagara adalah ayahanda anakanda..
Tapi kena tabah. Ibu angkatnya dikebumikan di atas sebuah
bukit di dalam hutan.
Kerana terlalu sedih Sang Kuriang tertidur di pusara ibu angkatnya
Mak Limah.
Dia bermimpi...
"Bonda sangat rindukan anakanda... carilah ayahanda di Rimba Niagara
Raja yang memerintah Rimba Niagara adalah ayahanda ...anakanda..."
Sang Kuriang tersedar dari mimpinya. Kata-kata....bonda rindukan
anakanda...carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah
Rimba Niagara adalah ayahanda anakanda..
Esoknya Sang Kuriang pergi ke Rimba Niagara mencari ayahandanya
yang dimaksudkan dalam mimpi tersebut.
yang dimaksudkan dalam mimpi tersebut.
Akhirnya dia sampai ke Istana Rimba Niagara. Dia meminta izin untuk
berjumpa dengan Raja Rimba Niagara.
berjumpa dengan Raja Rimba Niagara.
"Ampun Tuanku sembah patik harap di ampun..ada rakyat ingin mengadap
Tuanku...ampun Tuanku,..." kata hulubalang.
Sang Kuriang dibenarkan masuk mengadap Raja Rimba.
Tuanku...ampun Tuanku,..." kata hulubalang.
Sang Kuriang dibenarkan masuk mengadap Raja Rimba.
"Ampun Tuanku sembah patik harap diampun...."
"Apakah hajat tuan hamba mengadap beta?"
"Ampun Tuanku...sembah patik harap di ampun...adapun patik datang
ke Istana ini inginkan kepastian tentang maksud mimpi patik."
ke Istana ini inginkan kepastian tentang maksud mimpi patik."
"Apa mimpi tuan hamba...ceritakanlah beta sudi mendengarnya."
"Adapun patik bermimpi ...bunyinya begini....bonda rindukan anakanda...
carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah Rimba Niagara
adalah ayahanda anakanda....sebab mimpi itulah patik terpanggil untuk
datang ke Istana Niaga berjumpa Tuanku."
carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah Rimba Niagara
adalah ayahanda anakanda....sebab mimpi itulah patik terpanggil untuk
datang ke Istana Niaga berjumpa Tuanku."
"Oh tak syak lagi anakandalah...yang ayahanda cari-cari selama ini..
Oh! Anakanda ...ayahanda rindukan anakanda....ayahanda pun bermimpi
yang sama." Raja Rimba memeluk puteranya yang selama ini dirindui.
Oh! Anakanda ...ayahanda rindukan anakanda....ayahanda pun bermimpi
yang sama." Raja Rimba memeluk puteranya yang selama ini dirindui.
"Bondamu telah pun mangkat dan telah disemadikan di Tanah Perkuburan
di-Raja....nanti ayahanda tunjukkan tempat. Bonda tirimu baru sebulan
mangkat...Ya Allah syukur kerana dapat bertemu dengan anakanda hamba..
Syukur Ya Allah."
di-Raja....nanti ayahanda tunjukkan tempat. Bonda tirimu baru sebulan
mangkat...Ya Allah syukur kerana dapat bertemu dengan anakanda hamba..
Syukur Ya Allah."
Putera Sang Kuriang telah ditabalkan menjadi Raja Rimba Niagara
yang baru menggantikan ayahanda baginda yang telah uzur.
yang baru menggantikan ayahanda baginda yang telah uzur.
"Daulat Tuanku! Daulat Tuanku! Daulat Tuanku!"
Karya Rha NS
26 September 2011
26 September 2011
PANTUN PUTERA SANG KURIANG (BAHAGIAN III)
Si Haslie Umar empunya cerita,
Bergelar Raja Di Rimba Nilam Puri;
Telah berlaku perebutan kuasa,
Makanya ditumpangkan anak pada Mat Kr rakan yang dipercayai.
Bergelar Raja Di Rimba Nilam Puri;
Telah berlaku perebutan kuasa,
Makanya ditumpangkan anak pada Mat Kr rakan yang dipercayai.
Putera puterinya menjadi sahabat kepada Putera Sang Kuriang,
Diajar ilmu persilatan dan kepahlawanan Di-Raja;
Agar menjadi Raja yang gagah perkasa penuh kasih sayang,
Mempertahankan rakyat di Rimba Niagara dan Nilam Puri tercinta.
Diajar ilmu persilatan dan kepahlawanan Di-Raja;
Agar menjadi Raja yang gagah perkasa penuh kasih sayang,
Mempertahankan rakyat di Rimba Niagara dan Nilam Puri tercinta.
Dalam perebutan kuasa Raja Haslie Umar menang,
Datang ke Rimba Niagara menjemput putera dan puterinya;
Terhutang budi dengan Raja Mat Kr dan Putera Sang Kuriang,
Kebaikan dibalas dengan kebaikan penyambung ikatan hati dan jiwa.
Datang ke Rimba Niagara menjemput putera dan puterinya;
Terhutang budi dengan Raja Mat Kr dan Putera Sang Kuriang,
Kebaikan dibalas dengan kebaikan penyambung ikatan hati dan jiwa.
Puteri Raja Haslie Umar dikahwinkan dengan Putera Sang Kuriang,
Disambut besar-besaran penuh gilang gemilang;
Semua rakyat meraikan perkahwinan diRaja berhati girang,
Makanya ikatan Raja dan rakyat bertambahlah kasih sayang.
Disambut besar-besaran penuh gilang gemilang;
Semua rakyat meraikan perkahwinan diRaja berhati girang,
Makanya ikatan Raja dan rakyat bertambahlah kasih sayang.
Karya Rha NS
1 Julai 2011
1 Julai 2011
TENGKU ADY SHAH PUTRA
"Negeri kita ni...semuanya ada tapi malangnya
satu yang kurang," kata hulubalang.
"Maksud tuan hamba?" Tanya Datok Bendehara
kebingungan.
"Negeri kita tak beraja...walaupun negeri
kita gagah perkasa tapi tidak dihormat orang
kerana kita tak mempunyai raja, apa kata..."
kata Hulubalang terhenti di situ.
"Teruskan...Teruskan... saya sedia mendengar
pendapat tuan hamba."
"Apa kata kita buat surat permohonan untuk
memohon Raja dari Sumatera untuk ditabalkan
menjadi Raja kita."
"Bagus benar cadangan tuan hamba itu...saya
akan membuat surat permohonan manalah tahu
anak Raja Sumatera itu setuju."
Datuk Bendehara terus mengarang surat dan
surat itu hulubalang membawa bersamanya untuk
dikemukakan kepada Raja Sumatera.
Sepurnama sampailah hulubalang ke Sumatera.
Dia disambut baik oleh Raja sumatera.
"Ampun Tuanku sembah patik harap diampun,"
sembah hulubalang.
"Apakah hajat tuan hamba hingga sampai di
Istana Beta," tanya baginda dengan nada
lembut.
"Ada pun patik datang adalah untuk menyampaikan
warkah ini kepada Tuanku." Hulubalang memberikan
surat Datuk Bendehara kepada Raja Sumatera.
Raja Sumatera membaca dengan penuh kusyuk sambil
mengganggukka kepala.
"Beta sungguh gembira menerima berita ini...beta
mempunyai lima orang Putera, suruhlah Datuk
Bendehara mimilih salah satu di antaranya."
"Kalau begitu titah tuanku , patik akan mengiringi
kelima-lima Putera Tuanku, tahulah kami siapa yang
layak di antaranya.
satu yang kurang," kata hulubalang.
"Maksud tuan hamba?" Tanya Datok Bendehara
kebingungan.
"Negeri kita tak beraja...walaupun negeri
kita gagah perkasa tapi tidak dihormat orang
kerana kita tak mempunyai raja, apa kata..."
kata Hulubalang terhenti di situ.
"Teruskan...Teruskan... saya sedia mendengar
pendapat tuan hamba."
"Apa kata kita buat surat permohonan untuk
memohon Raja dari Sumatera untuk ditabalkan
menjadi Raja kita."
"Bagus benar cadangan tuan hamba itu...saya
akan membuat surat permohonan manalah tahu
anak Raja Sumatera itu setuju."
Datuk Bendehara terus mengarang surat dan
surat itu hulubalang membawa bersamanya untuk
dikemukakan kepada Raja Sumatera.
Sepurnama sampailah hulubalang ke Sumatera.
Dia disambut baik oleh Raja sumatera.
"Ampun Tuanku sembah patik harap diampun,"
sembah hulubalang.
"Apakah hajat tuan hamba hingga sampai di
Istana Beta," tanya baginda dengan nada
lembut.
"Ada pun patik datang adalah untuk menyampaikan
warkah ini kepada Tuanku." Hulubalang memberikan
surat Datuk Bendehara kepada Raja Sumatera.
Raja Sumatera membaca dengan penuh kusyuk sambil
mengganggukka kepala.
"Beta sungguh gembira menerima berita ini...beta
mempunyai lima orang Putera, suruhlah Datuk
Bendehara mimilih salah satu di antaranya."
"Kalau begitu titah tuanku , patik akan mengiringi
kelima-lima Putera Tuanku, tahulah kami siapa yang
layak di antaranya.
"Ada pun patik datang adalah untuk menyampaikan
warkah ini kepada Tuanku," hulubalang memberikan
surat Datok Bendehara kepada Raja Sumatera.
Datok Bendehara begitu tertarik sekali dengan Tengku
Arsyad Indradi iaitu anak Raja Sumatera yang sulung.
Tambahan pula anak gadisnya Dang Seri Purnama telah
jatuh hati dengan TengkuArsyad Indradi.
Di hari perkahwinan mereka berdua ditabalkan menjadi
Raja dan Permaisuri. Rakyat jelata bergembira kerana
mereka sudah mempunyai Raja dan Permaisuri.
Alaupun sudah ditabalkan menjadi Raja, Tengku Arsyad
Indradi masih ragu-ragu lagi terhadap keempat-empat
kesemua adindanya iaitu Tengku Arif Rachman, Tengku
Agus Susanto, Tengku Agustus Nugroho dan Tengku
Ady Syah Putra.
Tengku Arsyad Indradi memanggil kesemua adindanya
sambil berkata.
"Tujuan kanda memanggil adinda semua ke mari adalah
untuk memberitahu..."
"Apa dia kanda?" Tanya Tengku Agus Susanto.
"Dinda-dinda bolehlah pulang....kesihan ayahanda
dan bunda kesunyian."
"Kanda ...bukan dinda tak mahu pulang tapi dinda
rasa dinda belum puas lagi hendak tinggal di sini,"
jawab Tengku Arif Rachman.
"Bagaimana pula dengan dinda-dinda bertiga?"
"Dinda pun begitu," jawab mereka bertiga serentak.
Tengku Arsyad Indradi berasa kecewa kerana semua
adindanya tidak mahu pulang. Baginda mengupah
tukan masak Istana menaruh racun pada makanan
yang akan menjadi santapan keempat-empat adindanya.
"Dengar sini... Rahsia ini biar pecah di perut
jangan pecah di mulut! Faham tak?" ugut Tengku
Arsyad Indradi.
"Patik faham Tuanku...patik akan simpan rahsia ini
walaupun nyawa patik menjadi taruhan."
"Bagus tu...ambil ini sebagai upah," Tengku Arsyad
Indradi memberikan dua keping syiling emas kepada
tukang masak Istana lalu beredar dari situ.
"Ha...sedapnya lauk hari ni...rasanya dinda tak
sabar lagi hendak menjamahnya," kata Tengku
Agustus Nugroho terus menjamah makan yang terhidang.
Selesai saja makan dia rebah dan mulutnya berdarah.
"Dinda...! Dinda...! " Laung Tengku Arif Rachman.
"Aduh....! Sakitnya dinda ...larilah cepat dari sini
kalau kanda lambat ...kanda akan mati dibunuh...
pergilah beritahu kanda-kanda yang lain...aduh bisanya...
Tengku Agustus Nugroho menghembuskan nafasnya yang
terakhir.
Tidak berapa lama kemudia Tengku Susanto dan Tengku
Ady Syah Putra datang.
"Apa sudah jadi dengan dinda Tengku Agustus Nugroho?"
Tanya Tengku Ady Syah Putra.
"Dinda Agustus Nugroho telah pergi meninggalkan kita."
"Apa?"
"Marilah kita lari dari sini kanda...kita sudah kesuntukan
masa."
Mereka bertiga meninggalkan istana, melarikan diri masuk
ke dalam hutan belantara.
"Beta mahu kalian kejar mereka sampai dapat...kalau perlu
bunuh mereka semua? Faham?" Tengking Tengku Arsyad Indradi
kepada hulubalang Istana.
"Faham Tuanku."
Tiga orang Putera Raja itu tidak menyedari bahawa mereka
sedang diburu oleh pengawal-pengawal kekanda mereka
Tengku Arsyad Indradi.
"Kanda berdua berehatlah di sini...kanda nak pergi mencari
buah-buahan," kata Engku Ady Syah Putra.
"Baiklah dinda....hati-hati dinda," teriak Tengku
Agus Susanto.
Alangkah terperanjatnya Tengku Ady Syah Putra apabila
didapatinya kedua-dua kekanda yang disayanginya mati
dibunuh. Tanpa membuang masa lagi dia terus melarikan
diri meredah hutan belanta.
Sampai di sebuah kampung Tengku Ady Syah Putra menukarkan
nama kepada Abdul Rahman. Di kampung itulah Abdul Rahman
memulakan hidup baru tanpa diketahui oleh semua penduduk
kampung , dialah adik kepada Tengku Arsyad Indradi.
"Saya berkenan dengan si Abdul Rahman . Orangnya rajin
dan baik hati pula," kata Mak Munah kepada suaminya.
"Saya faham apa maksud awak itu ye," jawab Pak Deli.
"Si Azizah pun dah suka dengan Si Abdul Rahman tu...
apa lagi yang hendak ditunggu. apa kata kita adakan
kenduri perkahwinan mereka berdua pada penghujung tahun
ini. Apa pendapat awak?" kata Mak Munah.
"Kalau awak setuju...saya pun setuju," kata Pak Deli
merestui perhubungan anak gadisnya dengan Abdul Rahman.
Abdul Rahman berkahwin dengan Azizah ketika berumur dua
puluh tujuh tahun. Azizah ketika itu berusia sembilan
belas tahun.
Hidup mereka bahagia hinggalah dikurniakan lapan orang
cahayamata tiga lelaki dan lima perempuan.
Tiga puluh lima tahun telah berlalu. Abdul Rahman ketika
itu berusia enam puluh dua tahun. Isterinya Azizah telah
meninggal dunia sebelumnya.
Telah empat tahun Abdul Rahman kehilangan isteri.
Selama itulah Abdul Rahman pergi ke kubur isterinya
membacaYasin pada setiap hari.
Pagi dari pukul tujuh hingga lapan, petang pukul empat
hingga lima. Hinggakan tanah perkuburan yang berhampiran
dengan isterinya dibersihkan.
Hari itu cuaca mendung. Hujan akn turun bila-bila masa
saja.
"Bapak...Hari nak hujan... Tak usahlah bapak pergi
kubur emak hari ni ye...bapak pun tak sihat," nasihat
anaknya Seman.
"Seman sudah empat tahun bapak pergi ke kubur emak kau...
Hujan atau ribut bapak tetap pergi. Kalau bapak tak
pergi, bapak rasa macam tak lengkap aje hidup bapak ni..."
Abdul Rahman terus berlalu meninggalkan anaknya Seman.
Sampai di tanah perkuburan kepala Abdul Rahman terasa
sakit. Dipaksakan juga berjalan walaupun perlahan-lahan.
Akhirnya sampai juga Abdul Rahman ke kubur isteriyang
dicintainya itu. Habis saja dia membaca surah Yasin
Abdul Rahman terus rebah. Hujan turun dengan lebatnya.
"Bang...Pergilah tengok bapak tu...Risau pulak hati
Midah...hujan terlalu lebat," kata Hamidah isteri Seman.
"Bapak tu degil...Orang kata jangan pergi nak pergi juga..."
rungut Seman sambil menyarungkan baju hujannya. Dia keluar
dengan basikal usangnya.
Alangkah terperanjatnya dia apabila di lihat dari jauh
bapanya rebah di tanah sambil tangannya memegang batu
nisan isterinya. "Bapak!!!" Laung Seman.
Daun pintu diketuk, "Midah...Midah..." jerit Seman.
"Abang!! Apa dah jadi dengan bapak ni?" Tanya Hamidah
cemas.
"Bapak....Bapak...dah pergi...."
"Apa? Innalillah Wainnailaihirajiun..."
Semua anak-anak Abdul Rahman balik. Baik yang jauh mahupun
yang dekat. Seman teringat peristiwa seminggu yang lalu.
"Apa yang bapak buat tu....boleh Seman tengok?"
"Tak boleh....Kalau kau nak tengok tunggulah bapak dah mati.
Kau tengoklah apa yang ada dalam peti besi ini."
"Bapak ni dengan Seman pun nak berahsia...Seman ni bukan
orang lain...darah daging bapak juga....!" kata Seman berjenaka.
"Apa yang abang fikirkan tu..."tanya Siti Hawa adik Seman.
"Baru abang teringat..." Seman terus masuk ke bilik bapanya.
Dibuka peti besi. Alangkah terperanjatnya dia apabila
didapati dari dokumen yang ada dalam peti besi itu bapanya
adalah keturunan Raja Sumatera. Seman memberikan dokumen
kepada Tuk Penghulu.
"Bapak kau ni berdarah Raja...Sebelum dia dikebumikan eloklah
kita pergi ke Istana untuk mendapatkan pengesahan samada
benar ataupun tidak."
Dokumen itu ditunjukkan kepada Raja yang memerintah iaitu
anak kepada Tengku Arsyad Indradi. Baginda telah pun
mangkat tiga tahun yang lalu.
"Memang benarlah Tengku Ady Syah Putra bapa saudara Beta.
Beta mahu bapa saudara Beta dikebumikan secara adat istiadat
diRaja," titah Tengku Badaruddin.
"Baiklah Tuanku."
Kemangkatan Tengku Ady Syah Putra menjadi tanda tanya kepada
penduduk kampung yang tidak tahu salasilah Abdul Rahman yang
sebenarnya berdarah anak Raja Sumatera Indonesia.
warkah ini kepada Tuanku," hulubalang memberikan
surat Datok Bendehara kepada Raja Sumatera.
Datok Bendehara begitu tertarik sekali dengan Tengku
Arsyad Indradi iaitu anak Raja Sumatera yang sulung.
Tambahan pula anak gadisnya Dang Seri Purnama telah
jatuh hati dengan TengkuArsyad Indradi.
Di hari perkahwinan mereka berdua ditabalkan menjadi
Raja dan Permaisuri. Rakyat jelata bergembira kerana
mereka sudah mempunyai Raja dan Permaisuri.
Alaupun sudah ditabalkan menjadi Raja, Tengku Arsyad
Indradi masih ragu-ragu lagi terhadap keempat-empat
kesemua adindanya iaitu Tengku Arif Rachman, Tengku
Agus Susanto, Tengku Agustus Nugroho dan Tengku
Ady Syah Putra.
Tengku Arsyad Indradi memanggil kesemua adindanya
sambil berkata.
"Tujuan kanda memanggil adinda semua ke mari adalah
untuk memberitahu..."
"Apa dia kanda?" Tanya Tengku Agus Susanto.
"Dinda-dinda bolehlah pulang....kesihan ayahanda
dan bunda kesunyian."
"Kanda ...bukan dinda tak mahu pulang tapi dinda
rasa dinda belum puas lagi hendak tinggal di sini,"
jawab Tengku Arif Rachman.
"Bagaimana pula dengan dinda-dinda bertiga?"
"Dinda pun begitu," jawab mereka bertiga serentak.
Tengku Arsyad Indradi berasa kecewa kerana semua
adindanya tidak mahu pulang. Baginda mengupah
tukan masak Istana menaruh racun pada makanan
yang akan menjadi santapan keempat-empat adindanya.
"Dengar sini... Rahsia ini biar pecah di perut
jangan pecah di mulut! Faham tak?" ugut Tengku
Arsyad Indradi.
"Patik faham Tuanku...patik akan simpan rahsia ini
walaupun nyawa patik menjadi taruhan."
"Bagus tu...ambil ini sebagai upah," Tengku Arsyad
Indradi memberikan dua keping syiling emas kepada
tukang masak Istana lalu beredar dari situ.
"Ha...sedapnya lauk hari ni...rasanya dinda tak
sabar lagi hendak menjamahnya," kata Tengku
Agustus Nugroho terus menjamah makan yang terhidang.
Selesai saja makan dia rebah dan mulutnya berdarah.
"Dinda...! Dinda...! " Laung Tengku Arif Rachman.
"Aduh....! Sakitnya dinda ...larilah cepat dari sini
kalau kanda lambat ...kanda akan mati dibunuh...
pergilah beritahu kanda-kanda yang lain...aduh bisanya...
Tengku Agustus Nugroho menghembuskan nafasnya yang
terakhir.
Tidak berapa lama kemudia Tengku Susanto dan Tengku
Ady Syah Putra datang.
"Apa sudah jadi dengan dinda Tengku Agustus Nugroho?"
Tanya Tengku Ady Syah Putra.
"Dinda Agustus Nugroho telah pergi meninggalkan kita."
"Apa?"
"Marilah kita lari dari sini kanda...kita sudah kesuntukan
masa."
Mereka bertiga meninggalkan istana, melarikan diri masuk
ke dalam hutan belantara.
"Beta mahu kalian kejar mereka sampai dapat...kalau perlu
bunuh mereka semua? Faham?" Tengking Tengku Arsyad Indradi
kepada hulubalang Istana.
"Faham Tuanku."
Tiga orang Putera Raja itu tidak menyedari bahawa mereka
sedang diburu oleh pengawal-pengawal kekanda mereka
Tengku Arsyad Indradi.
"Kanda berdua berehatlah di sini...kanda nak pergi mencari
buah-buahan," kata Engku Ady Syah Putra.
"Baiklah dinda....hati-hati dinda," teriak Tengku
Agus Susanto.
Alangkah terperanjatnya Tengku Ady Syah Putra apabila
didapatinya kedua-dua kekanda yang disayanginya mati
dibunuh. Tanpa membuang masa lagi dia terus melarikan
diri meredah hutan belanta.
Sampai di sebuah kampung Tengku Ady Syah Putra menukarkan
nama kepada Abdul Rahman. Di kampung itulah Abdul Rahman
memulakan hidup baru tanpa diketahui oleh semua penduduk
kampung , dialah adik kepada Tengku Arsyad Indradi.
"Saya berkenan dengan si Abdul Rahman . Orangnya rajin
dan baik hati pula," kata Mak Munah kepada suaminya.
"Saya faham apa maksud awak itu ye," jawab Pak Deli.
"Si Azizah pun dah suka dengan Si Abdul Rahman tu...
apa lagi yang hendak ditunggu. apa kata kita adakan
kenduri perkahwinan mereka berdua pada penghujung tahun
ini. Apa pendapat awak?" kata Mak Munah.
"Kalau awak setuju...saya pun setuju," kata Pak Deli
merestui perhubungan anak gadisnya dengan Abdul Rahman.
Abdul Rahman berkahwin dengan Azizah ketika berumur dua
puluh tujuh tahun. Azizah ketika itu berusia sembilan
belas tahun.
Hidup mereka bahagia hinggalah dikurniakan lapan orang
cahayamata tiga lelaki dan lima perempuan.
Tiga puluh lima tahun telah berlalu. Abdul Rahman ketika
itu berusia enam puluh dua tahun. Isterinya Azizah telah
meninggal dunia sebelumnya.
Telah empat tahun Abdul Rahman kehilangan isteri.
Selama itulah Abdul Rahman pergi ke kubur isterinya
membacaYasin pada setiap hari.
Pagi dari pukul tujuh hingga lapan, petang pukul empat
hingga lima. Hinggakan tanah perkuburan yang berhampiran
dengan isterinya dibersihkan.
Hari itu cuaca mendung. Hujan akn turun bila-bila masa
saja.
"Bapak...Hari nak hujan... Tak usahlah bapak pergi
kubur emak hari ni ye...bapak pun tak sihat," nasihat
anaknya Seman.
"Seman sudah empat tahun bapak pergi ke kubur emak kau...
Hujan atau ribut bapak tetap pergi. Kalau bapak tak
pergi, bapak rasa macam tak lengkap aje hidup bapak ni..."
Abdul Rahman terus berlalu meninggalkan anaknya Seman.
Sampai di tanah perkuburan kepala Abdul Rahman terasa
sakit. Dipaksakan juga berjalan walaupun perlahan-lahan.
Akhirnya sampai juga Abdul Rahman ke kubur isteriyang
dicintainya itu. Habis saja dia membaca surah Yasin
Abdul Rahman terus rebah. Hujan turun dengan lebatnya.
"Bang...Pergilah tengok bapak tu...Risau pulak hati
Midah...hujan terlalu lebat," kata Hamidah isteri Seman.
"Bapak tu degil...Orang kata jangan pergi nak pergi juga..."
rungut Seman sambil menyarungkan baju hujannya. Dia keluar
dengan basikal usangnya.
Alangkah terperanjatnya dia apabila di lihat dari jauh
bapanya rebah di tanah sambil tangannya memegang batu
nisan isterinya. "Bapak!!!" Laung Seman.
Daun pintu diketuk, "Midah...Midah..." jerit Seman.
"Abang!! Apa dah jadi dengan bapak ni?" Tanya Hamidah
cemas.
"Bapak....Bapak...dah pergi...."
"Apa? Innalillah Wainnailaihirajiun..."
Semua anak-anak Abdul Rahman balik. Baik yang jauh mahupun
yang dekat. Seman teringat peristiwa seminggu yang lalu.
"Apa yang bapak buat tu....boleh Seman tengok?"
"Tak boleh....Kalau kau nak tengok tunggulah bapak dah mati.
Kau tengoklah apa yang ada dalam peti besi ini."
"Bapak ni dengan Seman pun nak berahsia...Seman ni bukan
orang lain...darah daging bapak juga....!" kata Seman berjenaka.
"Apa yang abang fikirkan tu..."tanya Siti Hawa adik Seman.
"Baru abang teringat..." Seman terus masuk ke bilik bapanya.
Dibuka peti besi. Alangkah terperanjatnya dia apabila
didapati dari dokumen yang ada dalam peti besi itu bapanya
adalah keturunan Raja Sumatera. Seman memberikan dokumen
kepada Tuk Penghulu.
"Bapak kau ni berdarah Raja...Sebelum dia dikebumikan eloklah
kita pergi ke Istana untuk mendapatkan pengesahan samada
benar ataupun tidak."
Dokumen itu ditunjukkan kepada Raja yang memerintah iaitu
anak kepada Tengku Arsyad Indradi. Baginda telah pun
mangkat tiga tahun yang lalu.
"Memang benarlah Tengku Ady Syah Putra bapa saudara Beta.
Beta mahu bapa saudara Beta dikebumikan secara adat istiadat
diRaja," titah Tengku Badaruddin.
"Baiklah Tuanku."
Kemangkatan Tengku Ady Syah Putra menjadi tanda tanya kepada
penduduk kampung yang tidak tahu salasilah Abdul Rahman yang
sebenarnya berdarah anak Raja Sumatera Indonesia.
Karya Rha NS
1 Januari 1995
1 Januari 1995
SYAIR PUTERA DUYUNG
Tersebutlah satu kisah percintaan,
Dimulai dengan sebuah perkampungan nelayan;
Telah berlaku satu pergaduhan,
Hanya kerana ingin merebut kekuasaan.
Dimulai dengan sebuah perkampungan nelayan;
Telah berlaku satu pergaduhan,
Hanya kerana ingin merebut kekuasaan.
Pergaduhan berlaku tanpa ihsan,
Sana-sini mayat bergelimpangan;
Bermandikan darah perkampungan nelayan,
Tiga hari dua malam pergaduhan berlarutan.
Sana-sini mayat bergelimpangan;
Bermandikan darah perkampungan nelayan,
Tiga hari dua malam pergaduhan berlarutan.
Malam ini sekumpulan Kampung Nelayan,
Melarikan diri dari permusuhan;
Naik ke kapal berebut-rebutan,
Kerana ingin lari dari kekalutan.
Melarikan diri dari permusuhan;
Naik ke kapal berebut-rebutan,
Kerana ingin lari dari kekalutan.
Di malam bulan purnama indah permandangan,
Terpesona mata memandang ke arah bulan;
Mas Merah berbincang dengan Siew Lan,
Mengenai keharmonian kehidupan di lautan.
Terpesona mata memandang ke arah bulan;
Mas Merah berbincang dengan Siew Lan,
Mengenai keharmonian kehidupan di lautan.
Siew Lan memujuk Mas Merah dengan kasih sayang,
Mas Merah kawan baiknya dari dulu hingga sekarang;
Berkawan baik atas dasar keikhlasan sayang,
Saling nasihat menasihati demi kasih dan sayang.
Mas Merah kawan baiknya dari dulu hingga sekarang;
Berkawan baik atas dasar keikhlasan sayang,
Saling nasihat menasihati demi kasih dan sayang.
Mas Merah luahkan rasa di hati,
Menjadi penghuni lautan itu yang diingini;
Hidup berkasih sayang penuh harmoni,
Tapi apakan daya cuma imaginasi.
Menjadi penghuni lautan itu yang diingini;
Hidup berkasih sayang penuh harmoni,
Tapi apakan daya cuma imaginasi.
Melaung Mas Merah di lautan sepi,
Meraung merintih kenapa nasibnya begini;
Tiada siapa yang ingin mengerti,
Hidup di dunia dirasakan mati.
Meraung merintih kenapa nasibnya begini;
Tiada siapa yang ingin mengerti,
Hidup di dunia dirasakan mati.
Telah berlaku sesuatu yang tidak diduga,
Tiba-tiba berlaku perubahan cuaca;
Angin rebut taufan datang melanda,
Penghuni kapal ketakutan dirasa.
Tiba-tiba berlaku perubahan cuaca;
Angin rebut taufan datang melanda,
Penghuni kapal ketakutan dirasa.
Penghuni kapal menjerit ketakutan,
Kapal terhoyang-hayang di tengah lautan;
Ombah bergulung guruh berdentuman,
Penghuni kapal berada dalam kecemasan.
Kapal terhoyang-hayang di tengah lautan;
Ombah bergulung guruh berdentuman,
Penghuni kapal berada dalam kecemasan.
Hujan ribut disertai suara menakutkan,
Muncul rasaksa dasar lautan;
Menenggelamkan kapal ke dasar lautan,
Sekelip mata hilang ditelan lautan.
Muncul rasaksa dasar lautan;
Menenggelamkan kapal ke dasar lautan,
Sekelip mata hilang ditelan lautan.
Semuanya mati ditimpa malang,
Kecuali Mas Merah diselamatkan duyung;
Lelaki duyung bergelar Putera Duyung,
Memiliki kuasa segala duyung.
Kecuali Mas Merah diselamatkan duyung;
Lelaki duyung bergelar Putera Duyung,
Memiliki kuasa segala duyung.
Mas Merah koma beberapa hari,
Putera Duyung bersusah hati;
Ingin menyelamatkan Mas Merah hajat di hati,
Agar Mas Merah bernafas kembali.
Putera Duyung bersusah hati;
Ingin menyelamatkan Mas Merah hajat di hati,
Agar Mas Merah bernafas kembali.
Bertemu pendeta minta pandangan,
Pendeta meminta Putera Duyung fikirkan;
Sebelum membuat apapun keputusan,
Kerana alam duyung dan manusia banyak perbezaan.
Pendeta meminta Putera Duyung fikirkan;
Sebelum membuat apapun keputusan,
Kerana alam duyung dan manusia banyak perbezaan.
Putera Duyung mahukan Mas Merah diselamatkan,
Walau apa cara sekalipun akan diusahakan;
Melihat Mas Merah hatinya ihsan,
Berkorban nyawa dia pertaruhkan.
Walau apa cara sekalipun akan diusahakan;
Melihat Mas Merah hatinya ihsan,
Berkorban nyawa dia pertaruhkan.
Hati Putera Duyung perlu didermakan,
Kepada Mas Merah untuk diselamatkan;
Percantuman hati mesti dijalankan,
Itu caranya Mas Merah diselamatkan.
Kepada Mas Merah untuk diselamatkan;
Percantuman hati mesti dijalankan,
Itu caranya Mas Merah diselamatkan.
Putera Duyung sanggup dermakan hati,
Melihat Mas Merah koma tak sampai hati;
Putera Duyung yakin Mas Merah manusia baik hati,
Diderma hati dengan seikhlas hati.
Melihat Mas Merah koma tak sampai hati;
Putera Duyung yakin Mas Merah manusia baik hati,
Diderma hati dengan seikhlas hati.
Di malam bulan purnama dijalankan pembedahan,
Antara Putera Duyung dan Mas Merah penuh suspen;
Cahaya terang disimbahi cahaya rang bulan,
Selamat sudah pendeta lakukan pembedahan.
Antara Putera Duyung dan Mas Merah penuh suspen;
Cahaya terang disimbahi cahaya rang bulan,
Selamat sudah pendeta lakukan pembedahan.
Selepas pembedahan berlaku perubahan,
Mas Merah bertukar menjadi duyung rupawan;
Gembiranya pendeta berjayanya pembedahan,
Pendeta bersyukur usahanya DiPerkenankan.
Mas Merah bertukar menjadi duyung rupawan;
Gembiranya pendeta berjayanya pembedahan,
Pendeta bersyukur usahanya DiPerkenankan.
Mas Merah hidup bagaikan keajaiban,
Didapati dirinya ada di dasar lautan;
Berasa pelik dengan perubahan,
Perubahan dirinya di luar dugaan.
Didapati dirinya ada di dasar lautan;
Berasa pelik dengan perubahan,
Perubahan dirinya di luar dugaan.
Dirasakan dirinya berada di alam fantasi,
Seolah tercapai hajat di hati;
Menjadi penghuni lautan yang dibayangi,
Kini menjadi kenyataan masih belum difahami.
Seolah tercapai hajat di hati;
Menjadi penghuni lautan yang dibayangi,
Kini menjadi kenyataan masih belum difahami.
Puteri Duyung menyambut kedatangan Mas Merah,
Disambut dengan tarian duyung penuh meriah;
Istana duyung dihias indah,
Menyambut tetamu terhormat Mas Merah.
Disambut dengan tarian duyung penuh meriah;
Istana duyung dihias indah,
Menyambut tetamu terhormat Mas Merah.
Mas Merah gembira tidak terperi,
Dilayan Mas Merah seperti Tuan Puteri;
Wajahnya ayu berseri-seri,
Dirasakan impian jadi realiti.
Dilayan Mas Merah seperti Tuan Puteri;
Wajahnya ayu berseri-seri,
Dirasakan impian jadi realiti.
Memang impian menjadi realiti,
Mas Merah masih lagi belum mengerti;
Dipendamkan juga kenapa jadi begini,
Akan terjawab di suatu ketika nanti.
Mas Merah masih lagi belum mengerti;
Dipendamkan juga kenapa jadi begini,
Akan terjawab di suatu ketika nanti.
Bergurau senda dengan Puteri Duyung,
Menghayati suasana di Taman Karang;
Menjadi sahabat baik penuh kasih sayang,
Kasih terjalin mengundang sayang.
Menghayati suasana di Taman Karang;
Menjadi sahabat baik penuh kasih sayang,
Kasih terjalin mengundang sayang.
Setiap hari berkejar-kejaran,
Berkejar-kejaran di balik taman;
Taman Karang dipenuhi bunga-bungaan,
Harum semerbak menyelubungi taman.
Berkejar-kejaran di balik taman;
Taman Karang dipenuhi bunga-bungaan,
Harum semerbak menyelubungi taman.
Dalam berkejaran terpisah dengan Puteri Duyung,
Puas dicari Puteri Duyung ke mana menghilang;
Muncul pula lelaki duyung,
Mas Merah menangis berasa bimbang.
Puas dicari Puteri Duyung ke mana menghilang;
Muncul pula lelaki duyung,
Mas Merah menangis berasa bimbang.
Putera Duyung memperkenalkan diri,
Diceritakan bagaimana Mas Merah begini;
Fahamlah sudah Mas Merah kini,
Budi baik Putera Duyung terkesan di hati.
Diceritakan bagaimana Mas Merah begini;
Fahamlah sudah Mas Merah kini,
Budi baik Putera Duyung terkesan di hati.
Semenjak itu berkenan di hati,
Mas Merah jatuh cinta tanpa disedari;
Dengan Putera Duyung yang baik hati,
Cinta Putera Duyung ingin dimiliki.
Mas Merah jatuh cinta tanpa disedari;
Dengan Putera Duyung yang baik hati,
Cinta Putera Duyung ingin dimiliki.
Tapi apakan daya cintanya terhalang,
Cinta Putera Duyung kepunyaan Puteri Duyung;
Beralah Mas Merah terus menghilang,
Bukti kasihnya kepada Puteri Duyung.
Cinta Putera Duyung kepunyaan Puteri Duyung;
Beralah Mas Merah terus menghilang,
Bukti kasihnya kepada Puteri Duyung.
Demi sahabat ingin menjadi manusia kembali,
Agar cinta sahabatnya bertaut kembali;
Biarlah dia membawa hati,
Membawa hati luka demi sahabat sejati.
Agar cinta sahabatnya bertaut kembali;
Biarlah dia membawa hati,
Membawa hati luka demi sahabat sejati.
Berjumpa pendeta menyampai hajat di hati,
Agar pendeta boleh perkenankan nanti;
Mengertilah sudah pendeta kini,
Memakan 7 jenis rumpai laut dikehendaki.
Agar pendeta boleh perkenankan nanti;
Mengertilah sudah pendeta kini,
Memakan 7 jenis rumpai laut dikehendaki.
Berlaku perubahan setelah makan rumpai laut,
Menjadi kembali manusia terapung di laut;
Teruna muda terjun ke laut,
Menyelamatkan Mas Merah tanpa takut.
Menjadi kembali manusia terapung di laut;
Teruna muda terjun ke laut,
Menyelamatkan Mas Merah tanpa takut.
Mas Merah pengsan tak sedarkan diri,
Doktor datang memberi rawatan;
Sedar Mas Merah gembiranya hati,
Si teruna muda yang baik budi.
Doktor datang memberi rawatan;
Sedar Mas Merah gembiranya hati,
Si teruna muda yang baik budi.
Budi bahasa Mas Merah buat si teruna jatuh hati,
Cinta Mas Merah ingin dimiliki;
Melamar Mas Merah sepenuh hati,
Mas Merah terkesima antara dua hati.
Cinta Mas Merah ingin dimiliki;
Melamar Mas Merah sepenuh hati,
Mas Merah terkesima antara dua hati.
Antara cinta dan budi,
Mas Merah tak mengerti;
Cintakan Putera Duyung setia di hati,
Hatinya dengan Putera Duyung tercantum di hati.
Mas Merah tak mengerti;
Cintakan Putera Duyung setia di hati,
Hatinya dengan Putera Duyung tercantum di hati.
Mas Merah rupawan buat hati tertawan,
Anak-anak kapal berlumba ingin menawan;
Menawan cinta Mas Merah yang rupawan,
Ingin memiliki cinta sanggup berbunuh-bunuhan.
Anak-anak kapal berlumba ingin menawan;
Menawan cinta Mas Merah yang rupawan,
Ingin memiliki cinta sanggup berbunuh-bunuhan.
Mas Merah memberontak rasa tak tenteram,
Tiada dimiliki rasa kedamaian;
Tidak seperti berada di lautan,
Ingin kembali menjadi duyung lautan.
Tiada dimiliki rasa kedamaian;
Tidak seperti berada di lautan,
Ingin kembali menjadi duyung lautan.
Tanpa berfikir baki 7 jenis rumpai laut dimakan,
Bertukar menjadi duyung kembali selepas makan;
Gembiranya hati tak dapat dibayangkan,
Terus menggelongsor ke dasar lautan.
Bertukar menjadi duyung kembali selepas makan;
Gembiranya hati tak dapat dibayangkan,
Terus menggelongsor ke dasar lautan.
Mas Merah pergi mencari pendeta,
Memohon nasihat dari pendeta bijaksana,
Hajat Mas Merah difahami pendeta,
Berjumpa Puteri Duyung itu dipinta.
Memohon nasihat dari pendeta bijaksana,
Hajat Mas Merah difahami pendeta,
Berjumpa Puteri Duyung itu dipinta.
Tika itu Puteri Duyung sedang berdandan,
Didandan cantik menjadi pengantin;
Sebentar lagi upacara pernikahan dijalankan,
Dengan Putera Duyung kekasih idaman.
Didandan cantik menjadi pengantin;
Sebentar lagi upacara pernikahan dijalankan,
Dengan Putera Duyung kekasih idaman.
Mas Merah menangis sepenuh hati,
Merayu pilu pada sahabat sejati;
Puteri Duyung tidak sampai hati,
Melepaskan cintanya pernikahan tak jadi.
Merayu pilu pada sahabat sejati;
Puteri Duyung tidak sampai hati,
Melepaskan cintanya pernikahan tak jadi.
Budi baik Puteri Duyung dingati sampai mati,
Bukan sengaja merebut kekasih hati;
Sudah terikat antara dua hati,
Moga cintanya terpatri nanti.
Bukan sengaja merebut kekasih hati;
Sudah terikat antara dua hati,
Moga cintanya terpatri nanti.
Putera Duyung tidak ambil hati,
Apabila Mas Merah menaruh hati;
Kedua-dua duyung tidak dikawini,
Demi kerana menjaga hati.
Apabila Mas Merah menaruh hati;
Kedua-dua duyung tidak dikawini,
Demi kerana menjaga hati.
Sumpahan duyung Mas Merah redha,
Di siang hari menjadi manusia,
Menjadi duyung apabila malam tiba,
Pulau terpencil tempat tinggalnya.
Di siang hari menjadi manusia,
Menjadi duyung apabila malam tiba,
Pulau terpencil tempat tinggalnya.
Bernyanyi-nyanyian mengeratkan kasih,
Kasih mengasihi seperti kekasih;
Apakan daya kasih tersisih,
Kerana tak mahu berbagi kasih.
Kasih mengasihi seperti kekasih;
Apakan daya kasih tersisih,
Kerana tak mahu berbagi kasih.
Putera Duyung datang di bulan purnama,
Memastikan Mas Merah hidup sempurna;
Ada masalah dikongsi bersama,
Ketiadaan Putera Duyung Mas Merah redha.
Memastikan Mas Merah hidup sempurna;
Ada masalah dikongsi bersama,
Ketiadaan Putera Duyung Mas Merah redha.
Kebahagiaan mereka rupanya tak lama,
Apabila datang nelayan ke sana;
Mahu menangkap Mas Merah agar ternama,
Dibuat persiapan lembing dibawa.
Apabila datang nelayan ke sana;
Mahu menangkap Mas Merah agar ternama,
Dibuat persiapan lembing dibawa.
Malam itu malam penghabisan,
Cinta dua kekasih tidak kesampaian;
Putera Duyung ingin nyatakan,
Agar diterima Mas Merah lamaran.
Cinta dua kekasih tidak kesampaian;
Putera Duyung ingin nyatakan,
Agar diterima Mas Merah lamaran.
Mas Merah gembira disarungkan kalungan,
Kalungan mutiara bertatah berlian;
Mas Merah ternampak balingan lembing nelayan,
Dipertaruhkan nyawa demi cinta kesufian.
Kalungan mutiara bertatah berlian;
Mas Merah ternampak balingan lembing nelayan,
Dipertaruhkan nyawa demi cinta kesufian.
Nelayan takut sembunyikan diri,
Di balik batu dia bersembunyi;
Tanpa disedari datang ketam gergasi,
Digigit nelayan hingga mati.
Di balik batu dia bersembunyi;
Tanpa disedari datang ketam gergasi,
Digigit nelayan hingga mati.
Panahan lembing tertusuk di hati Mas Merah,
Mengalir deras pekatnya darah;
Putera Duyung terpaku dalam luka yang parah,
Perginya kekasih dalam cinta berdarah.
Mengalir deras pekatnya darah;
Putera Duyung terpaku dalam luka yang parah,
Perginya kekasih dalam cinta berdarah.
Semasa nazak dipangkuan Putera Duyung,
Sempat menyuruh mengawini Puteri Duyung;
Kepedihan dirasa tak dapat dibendung,
Menangis Putera Duyung dalam cinta sayang.
Sempat menyuruh mengawini Puteri Duyung;
Kepedihan dirasa tak dapat dibendung,
Menangis Putera Duyung dalam cinta sayang.
Sedihnya tika itu tahunya Tuhan,
Dicabutnya lembing perlahan-lahan;
Darah terus mengalir terus-terusan,
Menangis hiba cinta tak kesampaian.
Dicabutnya lembing perlahan-lahan;
Darah terus mengalir terus-terusan,
Menangis hiba cinta tak kesampaian.
Permergian Mas Merah sentiasa dikenangkan,
Apa nak buat takdir menentukan;
Cinta kekasih tidak kesampaian,
Diredhainya dalam kepasrahan.
Apa nak buat takdir menentukan;
Cinta kekasih tidak kesampaian,
Diredhainya dalam kepasrahan.
Di hari persandingan penuh hiba,
Jenazah Mas Merah menyaksikan cinta;
Hajat Mas Merah disampaikan juga,
Mahukan perkahwinan dijalankan segera.
Jenazah Mas Merah menyaksikan cinta;
Hajat Mas Merah disampaikan juga,
Mahukan perkahwinan dijalankan segera.
Setelah persandingan upacara pengkebumian,
Mas Merah dibawa ke kuburan;
Di Taman Karang Mas Merah dikebumikan,
Menjadi legenda penghuni lautan.
Mas Merah dibawa ke kuburan;
Di Taman Karang Mas Merah dikebumikan,
Menjadi legenda penghuni lautan.
Sekian Sahaja Syair Putera Duyung Kisah Cinta Abadi,
Antara dua kekasih berlainan alam perbezaan hati;
Bercantuman hati hingga ke mati,
Membawa cinta hingga ke alam abadi.
Antara dua kekasih berlainan alam perbezaan hati;
Bercantuman hati hingga ke mati,
Membawa cinta hingga ke alam abadi.
Karya: Rha NS
1 Jun 2011
& 1 Jun 1995
1 Jun 2011
& 1 Jun 1995
RATU RIMBA BERSAMA PAHLAWAN-PAHLAWAN RIMBA YANG BERJASA
Karya Rha NS
Karya Rha NS
Pada suatu hari si Monggel merayap-rayap di lereng bukit.
Si Monggel hendak ke kemuncak bukit. Dia ingin membuktikan
kepada kawan-kawannya bahawa dia akan berjaya mendaki bukit
yang tinggi walaupun dia cuma seekor kura-kura yang hodoh.
sampai di pertengahan bukit si Monggelterjatuh.
Nasibnya sungguh malang kerana cita-citanya untuk sampai ke
kemuncak bukit gagal.
Si Monggel tidak dapat bangun. Dia cedera parah. Cengkerangnya pecah.
Si Monggel hendak ke kemuncak bukit. Dia ingin membuktikan
kepada kawan-kawannya bahawa dia akan berjaya mendaki bukit
yang tinggi walaupun dia cuma seekor kura-kura yang hodoh.
sampai di pertengahan bukit si Monggelterjatuh.
Nasibnya sungguh malang kerana cita-citanya untuk sampai ke
kemuncak bukit gagal.
Si Monggel tidak dapat bangun. Dia cedera parah. Cengkerangnya pecah.
“Tolong! Tolong!” jeritnya dalam kesakitan.
Secara kebetulan Noni dan Mona sedang bersiar-siar di situ
menghirup udara nyaman.
menghirup udara nyaman.
“Eh! Engkau dengar tak suara meminta tolong?” tanya Noni kepada Mona.
“Iyelah… suara itu di bukit sana!” jawab Mona.
“Mari kita pergi tengok?”
“Aku tak mahulah, kalau engkau nak… kau pergilah,” kata Mona lalu
beredar dari situ.
beredar dari situ.
Noni pergi mencari-cari di manakah arah suara yang meminta tolong.
Alangkah terperanjatnya dia apabila didapati seekor kura-kura cedera
parah.
Alangkah terperanjatnya dia apabila didapati seekor kura-kura cedera
parah.
“Kasihannya… baik aku tolong rawat lukanya,” kata hati kecil Noni.
“Aduh! Sakitnya!” jerit Monggel apabila Noni mencabut cengkerangnya.
“Maafkan aku cengkerang kau ni dah pecah, aku terpaksa menanggalkannya,”
kata Noni sambil mengambil sehelai daun lalu ditutup luka yang terdedah.
Noni membawa Monggel di sebuah gua. Noni tinggal bersama rakannya Mona.
kata Noni sambil mengambil sehelai daun lalu ditutup luka yang terdedah.
Noni membawa Monggel di sebuah gua. Noni tinggal bersama rakannya Mona.
“Siapa yang kau bawa ni Noni? Eh! Gelinya aku tengok lukanya tu,
nak loya aku,” kata Mona dengan sombongnya.
nak loya aku,” kata Mona dengan sombongnya.
“Dia perlukan bantuan kita. Biarlah dia berehat di sini sementara
lukanya sembuh. Kau jaga dia sekejap ya… aku nak panggil doktor.”
lukanya sembuh. Kau jaga dia sekejap ya… aku nak panggil doktor.”
“Eh! Engkau ni buang masa aku aje. Lebih baik aku bersiar-siar
daripada menjaga si hodoh ni,” kata Mona.
daripada menjaga si hodoh ni,” kata Mona.
“Engkau ni… memang tak boleh tolong sikit. Ini hari dia mlang…
esok mana tahu kita pulak? Jadi kita harus tolong menolong,”
nasihat Noni.
esok mana tahu kita pulak? Jadi kita harus tolong menolong,”
nasihat Noni.
“Engkau ni memang dari dulu lagi suka tolong kawan.
Engkau susah ada ke kawan-kawan tolong?”
Engkau susah ada ke kawan-kawan tolong?”
“Aku menolong kawan bukanlah harapkan balasan. Tak macam engkau,
ada ubi ada batas,ada hari pasti dibalas.”
ada ubi ada batas,ada hari pasti dibalas.”
“Zaman sekarang ni… kalau tak harap balasan…hai sampai bilapun
menanggung rugi.”
menanggung rugi.”
“Malas aku nak layan kau ni! Dari dulu lagi asyik dengan ego
kau aje. Baik aku pergi panggil doktor.”
kau aje. Baik aku pergi panggil doktor.”
Noni pergi memanggil doktor untuk merawat Monggel.
“Lukanya parah… kalau tidak dirawat, dia akan lumpuh buat selamanya.”
“Habis macam mana untuk meyelamatkannya?” tanya Noni.
“Untuk tumbuhkan semula kulit cengkerangnya, sedikit bulu biri-biri
kau tu hendaklah ditampalkan ke kulit yang luka,” jelas doktor
Marina seekor monyet betina yang mempunyai ijazah kedoktoran.
kau tu hendaklah ditampalkan ke kulit yang luka,” jelas doktor
Marina seekor monyet betina yang mempunyai ijazah kedoktoran.
“Berilah saya tempuh dua hari untuk saya berbincang dengan
kawan saya.”
kawan saya.”
“Kalau kamu sudah buat keputusan datanglah ke klinik saya.
Saya harap jangan terlalu lama,dikhuatiri kura-kura ini akan
mati nanti.”
Saya harap jangan terlalu lama,dikhuatiri kura-kura ini akan
mati nanti.”
“Baiklah doktor.”
Malam itu Noni berbincang dengan Mona.
“Mona aku nak minta tolong dengan kau sikit boleh tak?”
“Cakap ajelah!” kata Mona.
“Begini… aku sebenarnya hendak mendermakan bulu aku kepada kawan
kita yang malang ni, tapi aku tak boleh berikan kerana bulu-buluku
tidak akan tumbuh semula malah akan mengidap sakit kulit yang
berpanjangan. Apa kata kau derma sedikit bulu kau tu kepadanya?”
kita yang malang ni, tapi aku tak boleh berikan kerana bulu-buluku
tidak akan tumbuh semula malah akan mengidap sakit kulit yang
berpanjangan. Apa kata kau derma sedikit bulu kau tu kepadanya?”
“Kau sedar ke apa yang kau cakap ni?” tengking Mona.
“Tak boleh ke kau berkorban sedikit demi seorang kawan?
Kau takkan rugi kalau kau berbuat baik sesama kita.”
Kau takkan rugi kalau kau berbuat baik sesama kita.”
“Walau apa pun yang kau kata, aku tetap dengan keputusan aku,
jangan haraplah aku nak derma, walau sehelai bulu pun,”
kata Mona dengan sombongnya.
jangan haraplah aku nak derma, walau sehelai bulu pun,”
kata Mona dengan sombongnya.
Noni kecewa dengan sikap tamak sahabatnya Mona yang sedikitpun
tidak rasa belas kasihan terhadap si Monggel yang malang itu.
tidak rasa belas kasihan terhadap si Monggel yang malang itu.
Walaupun terpaksa menahan kesakitan yang amat sangat dan terpaksa
menanggung sakit kulit yang berpanjangan, Noni mendermakan sedikit
bulunya kepada si Monggel.
menanggung sakit kulit yang berpanjangan, Noni mendermakan sedikit
bulunya kepada si Monggel.
Setelah luka yang ditampal dengan bulu biri-biri, si Monggel kian
hari kian sembuh. Dia boleh berjalan semula. Cengkerangnya
tumbuh semula tetapi lebih cantik daripada dahulu. Kalau dahulu
warnanya kehitaman tetapi sekarang berwarna kelabu seperti warna
bulu si Noni.
hari kian sembuh. Dia boleh berjalan semula. Cengkerangnya
tumbuh semula tetapi lebih cantik daripada dahulu. Kalau dahulu
warnanya kehitaman tetapi sekarang berwarna kelabu seperti warna
bulu si Noni.
“Wah! Sekarang kau dan sihat dan cengkerang kau pun dah tumbuh
semula. Bertambah cantik dari dulu,” kata Noni dengan penuh gembira.
semula. Bertambah cantik dari dulu,” kata Noni dengan penuh gembira.
“Kalau tak kerana engkau, aku tak sesihat dan secantik ini Noni,”
kata Monggel mengingatkan tragedi malang yang menimpanya dahulu.
kata Monggel mengingatkan tragedi malang yang menimpanya dahulu.
Semenjak Monggel sihat dan cantik barulah Mona ingin berkawan
dengan Monggel.
dengan Monggel.
“Monggel mari kita pergi bersiar-siar di rimba sana.
Hari ni ada pesta besar-besaran. Semua penghuni rimba bersuka ria,”
kata Mona dengan suara yang lembut.
Hari ni ada pesta besar-besaran. Semua penghuni rimba bersuka ria,”
kata Mona dengan suara yang lembut.
“Tak boleh aku dah janji dengan Noni, nan temankan Noni pergi
menziarahi saudaranya yang sakit,” kata Monggel.
menziarahi saudaranya yang sakit,” kata Monggel.
“Ala… biarlah dia pergi sendiri. Pergi tengok keluarganya sakit
bukannya seronok… pergi pesta lagi seronok dapat bersuka ria.”
bukannya seronok… pergi pesta lagi seronok dapat bersuka ria.”
“Betul juga kata kau tu.”
“Jom kita pergi.” Mereka berdua pergi tanpa memberitahu Noni.
Semua yang hadir di pesta memuji Mona kerana bertuah memiliki
Monggel yang cantik. Pujian yang melimpah ruah membuatkan Mona
dan Monggel lupa daratan.
Monggel yang cantik. Pujian yang melimpah ruah membuatkan Mona
dan Monggel lupa daratan.
Mereka berdua hendak berpindah ke gua lain kerana tidak mahu
tinggal bersama Noni yang mengidap sakit kulit.
“Kau juga nak pindah Monggel?”Tanya Noni menahan sebak di dadanya.
tinggal bersama Noni yang mengidap sakit kulit.
“Kau juga nak pindah Monggel?”Tanya Noni menahan sebak di dadanya.
“Siapa nak tinggal dengan engkau? Nanti penyakit kulit kau tu
menjangkit dengan kami pulak!” kata Monggel penuh angkuh.
menjangkit dengan kami pulak!” kata Monggel penuh angkuh.
“Betul kata engkau tu Monggel.”
“Engkau tahu tak Monggel kenapa aku jadi macam ni? Kerana nak
menyelamatkan nyawa engkau. Aku sedih! Kecewa! Ini rupanya
balasan engkau terhadap aku akhirnya. Kau tahu masa kau sakit dulu,
adakah si Mona yang cantik ni menolong engkau? Aku tak sangka,
begini rupanya budi kau terhadap aku!” Noni menangis semahunya.
menyelamatkan nyawa engkau. Aku sedih! Kecewa! Ini rupanya
balasan engkau terhadap aku akhirnya. Kau tahu masa kau sakit dulu,
adakah si Mona yang cantik ni menolong engkau? Aku tak sangka,
begini rupanya budi kau terhadap aku!” Noni menangis semahunya.
“Ah! Jangan layan si gila ni, mari kita pergi!” kata Mona.
Mereka berdua pergi meninggalkan Noni yang dalam kesedihan dan
kesakitan.
Mereka berdua pergi meninggalkan Noni yang dalam kesedihan dan
kesakitan.
• * * ************
Tersebutlah kisah seekor biri-biri berbulu emas tersesat di sebuah gua.
Gua itu tempat tinggal Noni.
Gua itu tempat tinggal Noni.
“Hai kawan… boleh aku tumpang berteduh di sini?”
“Boleh apa salahnya.”
“Kau ni macam tak sihat je? Kau sakit ke?” Tanya biri-biri berbulu
emas sambil mendekati Noni.
emas sambil mendekati Noni.
“Jangan dekati aku! Nanti kau menjangkit,” kata Noni dengan nada lemah.
“O…rupanya kau sakit kulit. Sakit kau ni dah teruk? Kenapa kau biarkan?”
“Aku ubat macam mana pun tak akan sembuh.”
“Bukankah setiap penyakit itu ada penawarnya? Kau ni terlalu cepat
putus asa…belum usaha lagi sudah mengalah.”
putus asa…belum usaha lagi sudah mengalah.”
“Engkau fak faham kawan, sakit kulitku ini disebabkan aku langgar
pantang larang nenek moyangku iaitu bulu biri-biriku tidak bbelasoleh
di potong tapi kerana hendak menyelamatkan nyawa kawanku,
aku korbankan sedikit buluku untuk menyembuhkan penyakitnya.”
pantang larang nenek moyangku iaitu bulu biri-biriku tidak bbelasoleh
di potong tapi kerana hendak menyelamatkan nyawa kawanku,
aku korbankan sedikit buluku untuk menyembuhkan penyakitnya.”
“Sungguh baik hati engkau… mana perginya kawan engkau yang bertuah tu?”
“Dia dah pindah dari sini.” Noni menangis tidak dapat menahan sedih
yang bukan kepalang.
yang bukan kepalang.
“Tak patut dia buat kau macam tu… sepatutnya dialah yang menjaga
dalam keadaan engkau yang sakit macam ni? Engkau ni nampak kurus…
kau tak makan ke?”
dalam keadaan engkau yang sakit macam ni? Engkau ni nampak kurus…
kau tak makan ke?”
“Aku terpaksa berlapar kerana aku tidak dapat mencari rezeki.
Aku tak boleh terkena pancaran cahaya matahari. Nasib baiklah ada
sahabatku sang tupai dialah yang bermurah hati memberiku makanan,
biarpun dia sendiri juga susah. Apabila dia dapat rezeki lebih…
dia beri lebih, budinya tak dapat hendak kubalas.”
Aku tak boleh terkena pancaran cahaya matahari. Nasib baiklah ada
sahabatku sang tupai dialah yang bermurah hati memberiku makanan,
biarpun dia sendiri juga susah. Apabila dia dapat rezeki lebih…
dia beri lebih, budinya tak dapat hendak kubalas.”
“Beruntung kau dapat kawan sebaik Sang Tupai. Zaman sekarang ni…
susah hendak cari kawan macam dia. Dah berapa lama kau menanggung
sakit ni?”
susah hendak cari kawan macam dia. Dah berapa lama kau menanggung
sakit ni?”
“Baru enam tahun.”
“Enam tahun kau kata baru?”
“Iyelah hidup aku di gua, apa terjadi di luar rimba sana aku tak tahu.”
“Kasihan kau kerana nak menolong kawan, kau yang menanggung derita.”
“Salah kah aku berbuat baik sesama kita?”
“Salah tak salah tapi sampai diri sendiri merana susahlah,
lagipun sahabat yang kau tolong tu tak mengenang budi.
Kawan… kerana kejujuranmu sudikah kau menjadi sahabatku?
Aku suka berkawan macam kau ni. Dah lama aku mencari kawan
yang jujur dan berhati mulia,”
lagipun sahabat yang kau tolong tu tak mengenang budi.
Kawan… kerana kejujuranmu sudikah kau menjadi sahabatku?
Aku suka berkawan macam kau ni. Dah lama aku mencari kawan
yang jujur dan berhati mulia,”
“Aku tak sangka…aku yang berpenyakit ni, ada yang sudi nak
berkawan denganku,” kata Noni terharu dengan pengakuan kawan
yang baru dikenalinya.
berkawan denganku,” kata Noni terharu dengan pengakuan kawan
yang baru dikenalinya.
Mulai hari itu biri-biri berbulu emas bersahabat baik dengan Noni.
Biri-biri emas bermurah hati mendermakan sedikit bulu emasnya
kepada Noni yang mengidap sakit kulit akibat melanggar sumpah.
Biri-biri emas bermurah hati mendermakan sedikit bulu emasnya
kepada Noni yang mengidap sakit kulit akibat melanggar sumpah.
“Kau tak rasa rugi ke menderma bulu mu yang cantik?”
“Aku suka menderma kerana semakin aku menderma semakin cantik buluku.”
Semenjak menerima bulu sahabatnya itu penyakit yang dihidapi oleh
Noni beransur sembuh. Yang anehnya bulu Noni turut bertukar
menjadi warna emas seperti warna sahabatnya.
Noni beransur sembuh. Yang anehnya bulu Noni turut bertukar
menjadi warna emas seperti warna sahabatnya.
“Marilah kita bersiar-siar, lagi pun kau dah lama tak keluar dari
gua ni tentu sekali kau rindukan kehijauan rimba dengan cahaya
matahari,” kata biri-biri emas.
gua ni tentu sekali kau rindukan kehijauan rimba dengan cahaya
matahari,” kata biri-biri emas.
Ketika mereka hendak keluar, datang Sang tupai membawa makan
untuk Noni.
untuk Noni.
“Sugi… kau tak kenal aku lagi ke?” Tanya Noni.
“Kau siapa?”
“Takkanlah sahabat baikmu kau tak kenal?”
“Aku manalah ada sahabat secantik dan sewangi engkau? Setahu aku
sahabat setiaku hanyalah Noni. Ha… ini makanan yang aku bawakan
untuknya. Dah empat hari aku tak datang… kasihan dia.”
sahabat setiaku hanyalah Noni. Ha… ini makanan yang aku bawakan
untuknya. Dah empat hari aku tak datang… kasihan dia.”
“Kenapa kau tak datang?”
“Tempat biasa yang aku cari makan telah terbakar disebabkan kelalaian
manusia membuang putung rokok ke rimba. Mujurlah semua penghuni
rimba bergotong royong memadamkan api,kalau tidak habislah rimba
ini terbakar dan penghuni rimba mati terbakar, kelaparan dan tak
ada tempat mencari makan. Sungguh kejam manusia ni. Mereka tidak
langsung mempunyai perasaan kasihan belas kepada penghuni rimba.
Mereka tak tahu ke yang kita ni sebahagian daripada hidup mereka.
Tanpa kehadiran kita tidak lengkaplah hidup mereka.
Kalaulah kita bermuafakat untuk membuat serangan kepada mereka tak
sampai satu hari matilah mereka,” kata Sang tupai panjang lebar.
manusia membuang putung rokok ke rimba. Mujurlah semua penghuni
rimba bergotong royong memadamkan api,kalau tidak habislah rimba
ini terbakar dan penghuni rimba mati terbakar, kelaparan dan tak
ada tempat mencari makan. Sungguh kejam manusia ni. Mereka tidak
langsung mempunyai perasaan kasihan belas kepada penghuni rimba.
Mereka tak tahu ke yang kita ni sebahagian daripada hidup mereka.
Tanpa kehadiran kita tidak lengkaplah hidup mereka.
Kalaulah kita bermuafakat untuk membuat serangan kepada mereka tak
sampai satu hari matilah mereka,” kata Sang tupai panjang lebar.
“Tak sangka saya awak ni mempunyai pemikiran yang tinggi tapi
bagaimana penghuni rimba nak serang manusia dalam masa satu hari?”
sampuk biri-biri emas.
bagaimana penghuni rimba nak serang manusia dalam masa satu hari?”
sampuk biri-biri emas.
“Senang saja kitakan mempunyai pelbagai jenis. Ada yang ganas, besar,
kecil, berbisa waima sebesar hama pun.”
kecil, berbisa waima sebesar hama pun.”
“Bagaimana mereka nak buat?”
“Si Harimau boleh menerkam, si ular mematuk, si monyet boleh membaling,
si gajah boleh memijak … itu belum termasuk jenis kecil,” jelas tupai
sungguh-sungguh.
si gajah boleh memijak … itu belum termasuk jenis kecil,” jelas tupai
sungguh-sungguh.
“Manusia mempunyai senjata canggih… boleh ke kamu melawan mereka,
aku rasa kita yang musnah,” kata Noni ingin menduga sejauh mana
kepintaran sahabatnya Sang Tupai.
aku rasa kita yang musnah,” kata Noni ingin menduga sejauh mana
kepintaran sahabatnya Sang Tupai.
“Sebelum senjata canggih mereka meusnahkan kita, kawan-kawan
kita si tebuan,unggas, kumbang kecil masuk ke lubang telinga manusia.
Aku yakin kalau kita muafakat kepada semua penghuni rimba tidak
terkecualipun dalam sekelip mata saja manusia akan mati.
Tapi kita ada rasa pertimbangan dan kita tidaklah sezalim mereka.”
kita si tebuan,unggas, kumbang kecil masuk ke lubang telinga manusia.
Aku yakin kalau kita muafakat kepada semua penghuni rimba tidak
terkecualipun dalam sekelip mata saja manusia akan mati.
Tapi kita ada rasa pertimbangan dan kita tidaklah sezalim mereka.”
“Yelah kau ni memang bijak tak sangka aku selama ini sang tupai
sebijiak ini. Bertuah aku mempunyai sahabat seperti kau. Idea kau tu
memang boleh diguna pakai dan jika manusia masih lagi tidak mahu
mengubah sikapnya untuk memusnahkan kita, kita akan bertindak.
Mereka ingat mereka bijak tapi kita lebih bijak daripada mereka,”
kata Noni penuh semangat.
sebijiak ini. Bertuah aku mempunyai sahabat seperti kau. Idea kau tu
memang boleh diguna pakai dan jika manusia masih lagi tidak mahu
mengubah sikapnya untuk memusnahkan kita, kita akan bertindak.
Mereka ingat mereka bijak tapi kita lebih bijak daripada mereka,”
kata Noni penuh semangat.
“Cuba kau terus terang dengan aku kau ni siapa sebenarnya?
Kau macam kenal aku je?” Tanya Sang tupai kehairanan.
Kau macam kenal aku je?” Tanya Sang tupai kehairanan.
“Kan aku dah kata tadi ….aku ni Noni sahabatmu.”
“Aku tak percayalah.”
“Iye Sugi… dialah Noni sahabat setiamu…” kata biri-biri emas lalu
menceritakan apa yang telah terjadi.
menceritakan apa yang telah terjadi.
“Sekarang baru aku percaya, Noni syukurlah kau dah sembuh dan
secantik ini pulak. Tuhan sudah memakbulkan doaku,”
Sugi menangis kegembiraan.
secantik ini pulak. Tuhan sudah memakbulkan doaku,”
Sugi menangis kegembiraan.
Hari itu mereka bertiga bersiar-siar, menikmati kehijauan dan
kedamaian rimba hingga ke petang. Tiba-tiba mereka terdengar
suara meminta tolong.
kedamaian rimba hingga ke petang. Tiba-tiba mereka terdengar
suara meminta tolong.
“Sugi … kau dengar tak suara tu… aku rasa aku pernah dengar,”
kata Noni.
kata Noni.
“Iyelah tak silap aku suara itu…. suara si Monggel. Kenapa dia ya…
macam suara menahan sakit aje… mari kita pergi tengok.”
macam suara menahan sakit aje… mari kita pergi tengok.”
Mereka terperanjat apabila mendapati Monggel mengalami cedera parah.
Cengkerangnya yang cantik itu pecah. Dia menangis kesakitan.
Cengkerangnya yang cantik itu pecah. Dia menangis kesakitan.
“Kau Sugi… tolonglah aku Sugi, aku tak boleh bergerak lagi.”
“Sekarang baru nak minta tolong? Mana kawan kau Mona?”
“Dia dah lari… dia tidak mahu berkawan dengan aku. Barulah aku tahu
siapa dia sebenarnya. Masa aku gagah dan cantik, dia sukakan aku
tapi bila aku dit mpa kesusahan dia lari. Inilah balasan yang aku
terima, aku bersikap zalim terhadap Noni. Aku biarkan dia hidup
dalam kesusahan sedangkan dia bersusah payah kerana hendak menyelamatkan
nyawaku,” rintih Monggel.
siapa dia sebenarnya. Masa aku gagah dan cantik, dia sukakan aku
tapi bila aku dit mpa kesusahan dia lari. Inilah balasan yang aku
terima, aku bersikap zalim terhadap Noni. Aku biarkan dia hidup
dalam kesusahan sedangkan dia bersusah payah kerana hendak menyelamatkan
nyawaku,” rintih Monggel.
“Itulah kau tak tahu membalas budi… sekarang terimalah akibatnya,”
sampuk biri-biri emas.
sampuk biri-biri emas.
“Kau ni sapa?”
“Akulah sahabat Noni.”
“Kau tahu tak kerana hendak menyelamatkan engkau, dia menderita
menanggung sakit selama enam tahun hanya mengurungkan diri di dalam gua.
Mujurlah ada Sugi, dialah mencari makanan untuk Noni. Kalau tidak… tak
tahulah apa akan jadi pada Noni. Tak sangka aku, kau sezalim itu.”
menanggung sakit selama enam tahun hanya mengurungkan diri di dalam gua.
Mujurlah ada Sugi, dialah mencari makanan untuk Noni. Kalau tidak… tak
tahulah apa akan jadi pada Noni. Tak sangka aku, kau sezalim itu.”
“Iye… aku memang zalim padanya sebab itulah aku dihempap batu besar
sebagai membalas kezalimanku.” Monggel menangis tersedu-sedu tanda
keinsafan.
sebagai membalas kezalimanku.” Monggel menangis tersedu-sedu tanda
keinsafan.
“Noni yang sejak tadi mendengar perbualan mereka tidak dapat menahan
sebak di dadanya. Dia menangis sambil menghampiri Monggel.
sebak di dadanya. Dia menangis sambil menghampiri Monggel.
“Monggel aku maafkan engkau.”
“Engkau siapa?”
“Aku Noni.”
“Noni?” Tanya Monggel terperanjat.
“Iye…aku sahabat setiamu… yang sudah… sudahlah, buang yang keruh ambil
yang jernih. Mari kurawat lukamu itu. Biarkan kujahit lukamu dengan
benang kasihku,” kata Noni dengan penuh kasih sayang.
yang jernih. Mari kurawat lukamu itu. Biarkan kujahit lukamu dengan
benang kasihku,” kata Noni dengan penuh kasih sayang.
“Aku tak mahu! Tak mahu! Budimu yang dulu pun belum aku balas.”
“Setiap budi yang kuberi bukanlah harap balasan, yang penting kau
dapat menerimaku sebagai sahabat dunia akhirat.
dapat menerimaku sebagai sahabat dunia akhirat.
”Begitu tinggi budimu Noni.” Monggel menangis keinsafan.
Monggel dibawa ke gua. Luka Monggel dirawat. Noni mendermakan bulunya
kepada Monggel bagi menggantikan cengkerangnya yang pecah. Mereka bertiga
bergilir-gilir menjaga Monggel.
kepada Monggel bagi menggantikan cengkerangnya yang pecah. Mereka bertiga
bergilir-gilir menjaga Monggel.
Hari demi hari luka Monggel sembuh dan cengkerangnya mula tumbuh
tetapi cengkerang yang tumbuh tidak secantik dulu , hodoh dan
menggerunkan sesiapa yang melihat.
tetapi cengkerang yang tumbuh tidak secantik dulu , hodoh dan
menggerunkan sesiapa yang melihat.
“Maafkan aku Monggel, aku tak sangka cengkerang kau jadi
hodoh macam ni.”
hodoh macam ni.”
“Tak apalah Noni, nanti kalau cantik aku lupa diri, ini pun aku
bersyukur kerana cengkerangku tumbuh semula, dapat juga aku
melindungi daripada bahaya yang datang.
bersyukur kerana cengkerangku tumbuh semula, dapat juga aku
melindungi daripada bahaya yang datang.
“Baguslah kau dah sedar,” kata Sugi
“Sekarang kita berempat menjadi sahabat baik. Mulai hari ini …
kita akan tinggal di gua ini, kita akan mulakan hidup baru,”
kata biri-biri emas.
kita akan tinggal di gua ini, kita akan mulakan hidup baru,”
kata biri-biri emas.
Hari yang cerah itu mereka berempat bersiar-siar meredah rimba
hinggalah sampai di sebuah istana.
hinggalah sampai di sebuah istana.
“Itulah Istana Raja Rimba. Di istana itulah ada Puteri Arnab yang
bernasib malang.”
bernasib malang.”
“Puteri Arnab? Bernasib malang… kenapa?”
“Ceritanya begini. Puteri Arnab merupakan puteri yang cantik jelita.
Bukan saja cantik …dia mempunyai sifat penyayang. Dia suka membantu
penghuni rima yang bernasib malang. Di atas kebaikannya semua
penghuni rimba sukakannya. Mereka menggelarkan Puteri Arnab,
“Ratu Rimba” tetapi malang sikapnya itu dicemburui oleh Raja Rimba,
dia menuduh Puteri Rimba ingin merampas kuasanya dengan menjadi
Ratu Rimba.
Bukan saja cantik …dia mempunyai sifat penyayang. Dia suka membantu
penghuni rima yang bernasib malang. Di atas kebaikannya semua
penghuni rimba sukakannya. Mereka menggelarkan Puteri Arnab,
“Ratu Rimba” tetapi malang sikapnya itu dicemburui oleh Raja Rimba,
dia menuduh Puteri Rimba ingin merampas kuasanya dengan menjadi
Ratu Rimba.
Untuk mengelakkan Puteri Arnab menjadi ratu segala gerak geri
Puteri Arnab disekat. Puteri Arnab menghadapi tekanan yang amat sangat…
dia bukanlah hendak menjadi ratu…memadailah menjadi ratu di hati
penghuni rimba,” cerita biri-biri emas.
Puteri Arnab disekat. Puteri Arnab menghadapi tekanan yang amat sangat…
dia bukanlah hendak menjadi ratu…memadailah menjadi ratu di hati
penghuni rimba,” cerita biri-biri emas.
“Kasihan aku mendengar cerita Puteri Arnab. Hatinya sungguh baik.
Biarpun Raja Rimba menghalangnya menjadi ratu tapi bagiku dialah
ratu yang dinanti-nantikan oleh penghuni rimba. Kau boleh tolong aku tak?”
Biarpun Raja Rimba menghalangnya menjadi ratu tapi bagiku dialah
ratu yang dinanti-nantikan oleh penghuni rimba. Kau boleh tolong aku tak?”
“Boleh apa dia?” tanya biri-biri emas.
“Aku nak potong buluku ini dan jahitkan sehelai baju untuknya.
Baju ini nanti hendak kuhadiahkan kepadanya, aku tahu Puteri Arnab
perlukan semangat. Setidak-tidaknya baju ini nanti dapat memberikan
semangat kepadanya untuk berhadapan dengan penghuni rimba yang
sudah hilang keyakinan terhadapnya. Mungkin Raja Rimba telah
memburuk-burukkan nama Puteri Arnab.
Baju ini nanti hendak kuhadiahkan kepadanya, aku tahu Puteri Arnab
perlukan semangat. Setidak-tidaknya baju ini nanti dapat memberikan
semangat kepadanya untuk berhadapan dengan penghuni rimba yang
sudah hilang keyakinan terhadapnya. Mungkin Raja Rimba telah
memburuk-burukkan nama Puteri Arnab.
“Kau tak menyesal?”
“Demi Puteri Arnab aku rela, kau carilah tukang jahit yang terkenal.”
“Baiklah,” kata biri-biri emas.
Tidak sampai satu minggu , baju yang hendak dihadiahkan kepada Puteri
Arnab siap .
Arnab siap .
“Monggel boleh kau tolong aku?” Tanya Noni.
“Boleh.”
“Kau tolong sampaikan hadiah ini kepada Puteri Arnab.”
“Tapi istana itu dikawal ketat.”
“Aku boleh bawakan kau Monggel,” jawab Sugi.
“Macam mana?”
“Sungguh pun aku kecil tapi aku kuat. Engkau janganlah takut.
Boleh kita berjumpa Puteri Arnab.
Boleh kita berjumpa Puteri Arnab.
“Engkau agak Puteri Arnab tu… takut tak dengan aku? Iyelah siapa
yang tengok cengkarang aku ni…pasti cabut lari.”
yang tengok cengkarang aku ni…pasti cabut lari.”
“Aku agak Puteri Arnab tak macak tu, dia sayangkan semua penghuni
rimba, tidak kira siapapun mereka. Kau percayalah cakap aku.
rimba, tidak kira siapapun mereka. Kau percayalah cakap aku.
“Bila kita nak pergi?”
“Malam nanti selamat sikit sebab pengawal-pengawal di istana mengantuk.”
Malam itu Sugi dan Monggel Berjaya masuk ke dalam istana.
“Puteri Arnab… Puteri Arnab… bangun patik datang ni,” bisik
sugi ke telinga Puteri Arnab yang sedang lena tidur.
sugi ke telinga Puteri Arnab yang sedang lena tidur.
“Kamu ni siapa?” tanya Puteri Arnab dengan nada yang lembut.
“ Patik Sugi, ini kawan patik Monggel.”
Puteri Arnab menyalam tangan Sugi dan Monggel sambil tersenyum.
“Selamat berkenalan, bertuah patik dapat berkenalan dengan ratu
kami Puteri Arnab,” kata Monggel dengan gembiranya.
kami Puteri Arnab,” kata Monggel dengan gembiranya.
“Silakan duduk… tentu kamu berdua penat.” Puteri Arnab menuangkan
air ke dalam cawan.
air ke dalam cawan.
“Jemputlah minum.”
“Terima kasih ,” kata Monggel dan Sugi Serentak. Mereka meneguk air.
“Maafkan patik kerana mengganggu Puteri Arnab. Sebenarnya patik datang
ke sini mempunyai hajat yang besar,” kata Monggel.”
ke sini mempunyai hajat yang besar,” kata Monggel.”
“Apa hajatnya tu?”
“Sahabat patik Noni minta sampaikan hadiah ini kepada Puteri Arnab.
Harap Puteri Arnab sudi menerimanya.”
Harap Puteri Arnab sudi menerimanya.”
“Terima kasih banyak-banyak, beta ucapkan terima kasih kepada sahabat
kamu tu. Tak sangka beta dalam saat-saat beta bersedih begini,
ada yang sudi memberi hadiah pada beta,” kata Puteri Arnab terharu
bercampur gembira yang amat sangat. Hadiah itu dibuka.
Alangkah terperanjat apabila didapati sehelai baju bulu biri-biri
emas yang sangat cantik.
kamu tu. Tak sangka beta dalam saat-saat beta bersedih begini,
ada yang sudi memberi hadiah pada beta,” kata Puteri Arnab terharu
bercampur gembira yang amat sangat. Hadiah itu dibuka.
Alangkah terperanjat apabila didapati sehelai baju bulu biri-biri
emas yang sangat cantik.
“Cantiknya …siapa nama sahabat kamu?”
“Noni… kata Noni apabila Tuan Puteri pakai baju ni dapatlah
membangkitkan semula semangat Tuan Puteri kepada penghuni rimba.
Cubalah pakai.”
membangkitkan semula semangat Tuan Puteri kepada penghuni rimba.
Cubalah pakai.”
Sugi dan Monggel terperanjat apabila mendapati Puteri Arnab hilang
daripada pandangan setelah memakai baju hadiah daripada Noni.
daripada pandangan setelah memakai baju hadiah daripada Noni.
“Di mana tuan Puteri?”
“Beta di sini? Kamu tak nampak beta tapi beta nampak kamu berdua.”
Puteri Arnab ketawa gembira. Dia menanggalkan semula baju ajaib itu.
Puteri Arnab ketawa gembira. Dia menanggalkan semula baju ajaib itu.
“Ha… ini pun tuan Puteri!” jerit Monggel. “Ajaib sungguh Tuan Puteri.”
“Iyelah sekarang beta boleh keluar dari istana ini.”
“Kalau macam tu marilah kita pergi dari sini segera.”
Puteri Arnab memakai semula baju ajaib. Dengan serta merta dia hilang
daripada pandangan mata. Dia mengekori Sugi dan Monggel.
daripada pandangan mata. Dia mengekori Sugi dan Monggel.
Tiba-tiba suatu perkara yang tidak diingini berlaku.
Sugi dan Monggel telah berjaya ditangkap oleh pengawal istana.
Mereka dimasukkan ke penjara bawah tanah.
Sugi dan Monggel telah berjaya ditangkap oleh pengawal istana.
Mereka dimasukkan ke penjara bawah tanah.
“Macam mana kita nak keluar ni?” kata Puteri Arnab cemas.
“Berdoalah semoga kita selamat,” kata Sugi sambil memandang Monggel.
“Esok pagi kita akan dihadapkan kepada Raja Rimba,” kata Puteri Arnab.
“Walau apapun terjadi Tuan Puteri jangan menampakkan diri.”
“Tapi beta tidak sanggup melihat kamu dianiayai.”
“Tuan Puteri jangan risaukan kami, yang pentingnya tuan Puteri selamat
dan dapat keluar dari sini. Di luar istana penghuni rimba di serata
pelosok dunia menantikan kedatangan ratu mereka.
Mereka rindukan Ratu Rimba mereka.”
dan dapat keluar dari sini. Di luar istana penghuni rimba di serata
pelosok dunia menantikan kedatangan ratu mereka.
Mereka rindukan Ratu Rimba mereka.”
Pagi itu Sugi dan Monggel dihadapkan ke Raja Rimba.
“Berani kamu menceroboh di istana beta?” tengking Raja Rimba.
Sugi dan Monggel hanya mendiamkan diri. “Kamu tahu tak apa hukumnya
penceroboh istana? Kamu berdua akan dipancung tapi beta akan lepaskan
kamu jika kamu beritahu apa sebenarnya tujuan kamu ke mari?”
Monggel dan Sugi saling berpandangan.
Sugi dan Monggel hanya mendiamkan diri. “Kamu tahu tak apa hukumnya
penceroboh istana? Kamu berdua akan dipancung tapi beta akan lepaskan
kamu jika kamu beritahu apa sebenarnya tujuan kamu ke mari?”
Monggel dan Sugi saling berpandangan.
“Cakaplah nanti kamu akan dilepaskan,” bisik Puteri Arnab ke telinga
Sugi dan Monggel. Monggel dan Sugi menggelengkan kepala.
Kerana kedegilan mereka Sugi dan Monggel dihukum pancung.
Matilah Sugi dan Monggel.
Sugi dan Monggel. Monggel dan Sugi menggelengkan kepala.
Kerana kedegilan mereka Sugi dan Monggel dihukum pancung.
Matilah Sugi dan Monggel.
Puteri Arnab menangis kesedihan kerana melihat pengorbanan
Sugi dan Monggel.
Sugi dan Monggel.
Mayat mereka berdua yang dicampakkan ke dalam gaung telah selamat
disemadikan. Puteri Arnab meminta kerjasama daripada ular sawa untuk
mengambil mayat Sugi dan Monggel.
disemadikan. Puteri Arnab meminta kerjasama daripada ular sawa untuk
mengambil mayat Sugi dan Monggel.
Pusara mereka disemadikan di lereng bukit. Jasa mereka dikenang
sebagai Pahlawan Rimba. Bertaburan bunga-bunga di kubur mereka.
Kubur mereka sentiasa wangi.
sebagai Pahlawan Rimba. Bertaburan bunga-bunga di kubur mereka.
Kubur mereka sentiasa wangi.
“Kubur siapa di lereng bukit tu?” tanya Noni kepada Sang Kancil.
“Itulah kubur Pahlawan Rimba. Sudah seminggu dikebumikan.”
“Mari kita pergi tengok kubur Pahlawan Rimba. Bertuah mereka mati
sebagai pahlawan. Tentu jasa mereka besar terhadap warga rimba,”
kata Noni kepada sahabatnya biri-biri emas.
sebagai pahlawan. Tentu jasa mereka besar terhadap warga rimba,”
kata Noni kepada sahabatnya biri-biri emas.
Alangkah terperanjatnya Noni apabila didapati kubur itu
adalah kubur Sugi dan Monggel.Berdekatan dengan batu nehsan
Puteri Arnab sedang bertafakur.
adalah kubur Sugi dan Monggel.Berdekatan dengan batu nehsan
Puteri Arnab sedang bertafakur.
“Kenapa kamu menangis? Wahai arnab ?” tanya Noni.
“Macam mana beta tak menangis, mereka berdua sanggup menggadaikan
nyawa untuk menyelamatkan beta,” kata Puteri Arnab dengan nada
yang hiba.
nyawa untuk menyelamatkan beta,” kata Puteri Arnab dengan nada
yang hiba.
“O… inilah Puteri Arnab?” tanya Noni.
“Iye… kamu siapa?”
“Patiklah Noni dan ini sahabat patik Saiful.”
“Jadi…kamulah Noni yang menghadiahkan pada beta baju ajaib itu?”
“Patik sungguh terhutang budi kepada mereka berdua kerana telah
berjya menyampaikan hasrat patik, walaupun nyawa mereka sendiri
tergadai,” kata Noni penuh terharu.
berjya menyampaikan hasrat patik, walaupun nyawa mereka sendiri
tergadai,” kata Noni penuh terharu.
“Sebab keberanian mereka itulah semua penghuni rimba menggelar mereka,
Pahlawan Rimba.
Pahlawan Rimba.
Karya Rha NS
1 Januari 1995
1 Januari 1995
Apabila Tapak Sulaiman
Menjadi Bintang
Menjadi Bintang
Sejak berkurun lamanya tapak sulaiman
berada di dasar laut.
berada di dasar laut.
Tiba-tiba terdetik di hati tapak sulaiman,
‘Sampai bila aku jadi begini?’
‘Sampai bila aku jadi begini?’
Di dasar laut cuma nampak bebayang
bintang-bintang disimbahi cahaya rang bulan.
bintang-bintang disimbahi cahaya rang bulan.
“ Alangkah bahagianya jika aku menjadi bintang!
Tiada bezanya aku dengan bintang
cuma aku di dasar lautan
tidak berkedipan!
Bolehkah aku jadi bintang?
Bolehkahkah? Bolehkah? Bolehkah?
Di dasar ini aku tidak berfungsi
kepada penghuni laut
sedangkan aku ingin hidup
menyinari hidupku dan menyinari
hidup mereka yang memerlukan
kerdipan sinarku.” Tapak sulaiman
mula menyedari kejahilannya.
Dia telah memasang impian.
Tiada bezanya aku dengan bintang
cuma aku di dasar lautan
tidak berkedipan!
Bolehkah aku jadi bintang?
Bolehkahkah? Bolehkah? Bolehkah?
Di dasar ini aku tidak berfungsi
kepada penghuni laut
sedangkan aku ingin hidup
menyinari hidupku dan menyinari
hidup mereka yang memerlukan
kerdipan sinarku.” Tapak sulaiman
mula menyedari kejahilannya.
Dia telah memasang impian.
Setiap hari tapak sulaiman
terus mengeluh...
Meratapi nasib diri…
Mencemburui kegemerlapan bintang
seolah-olah mereka mengejeknya
kerana berangan hendak
menjadi bintang.
terus mengeluh...
Meratapi nasib diri…
Mencemburui kegemerlapan bintang
seolah-olah mereka mengejeknya
kerana berangan hendak
menjadi bintang.
“Kau siapa?
Jalan pun terhegeh-hegeh
di dasar laut ini… Tanpa boleh berbuat apa-apa?
Lainlah aku boleh ke sana ke mari dengan pantas
dan ramai terpesona dengan kegagahan dan
kebijaksanaan aku.. Jangan nak beranganlah!
Ha…ha…ha…” Ejek naga laut sambil menayangkan
kejadiannya yang unik mempersonakan
seluruh penghuni laut kerana itu naga laut
popular dan dihormati .
Jalan pun terhegeh-hegeh
di dasar laut ini… Tanpa boleh berbuat apa-apa?
Lainlah aku boleh ke sana ke mari dengan pantas
dan ramai terpesona dengan kegagahan dan
kebijaksanaan aku.. Jangan nak beranganlah!
Ha…ha…ha…” Ejek naga laut sambil menayangkan
kejadiannya yang unik mempersonakan
seluruh penghuni laut kerana itu naga laut
popular dan dihormati .
“Engkau jangan memperlekeh
cita-cita aku. Akan kubuktikan!
Lihatlah nanti!” Jerit tapak sulaiman
memecah ketenangan malam itu.
cita-cita aku. Akan kubuktikan!
Lihatlah nanti!” Jerit tapak sulaiman
memecah ketenangan malam itu.
Laut yang tenang tiba-tiba mengaum di sertai
dengan gelombang ombak mengganas!
dengan gelombang ombak mengganas!
Gerakkan dasar laut telah membawa
tapak sulaiman ke dalam gelombang
ombak mengganas! Lalu menghempasnya
ke pantai.
tapak sulaiman ke dalam gelombang
ombak mengganas! Lalu menghempasnya
ke pantai.
Kini tapak sulaiman berada di pantai
di sinari cahaya pagi yang menyegarkan!
di sinari cahaya pagi yang menyegarkan!
Seakan mimpi tapak sulaiman
berjalan ke sana ke mari
menari-nari.
berjalan ke sana ke mari
menari-nari.
Bila malam tiba tapak sulaiman
menikmati suasana malam sambil
memerhatikan kegemerlapan
bintang-bintang di langit di sinari
sinaran cahaya bulan.
menikmati suasana malam sambil
memerhatikan kegemerlapan
bintang-bintang di langit di sinari
sinaran cahaya bulan.
Sungguh jelas permandangan tika itu
tidak perlu samar-samar lagi
tika berada di dasar laut.
tidak perlu samar-samar lagi
tika berada di dasar laut.
“Bolehkah aku menjadi bintang?
Bolehkah? Bolehkah?
Bintang aku ingin berkawan denganmu?
Aku ingin menjadi sepertimu.”
Bolehkah? Bolehkah?
Bintang aku ingin berkawan denganmu?
Aku ingin menjadi sepertimu.”
“ Tapak sulaiman, kau boleh menjadi
seperti kami jika kau yakin dengan
kebolehanmu! Percayalah!
Kami menunggu kau di sini!
Kau boleh! Pasti boleh!”
Kata perangsang bintang kepada
tapak sulaiman pada malam itu.
seperti kami jika kau yakin dengan
kebolehanmu! Percayalah!
Kami menunggu kau di sini!
Kau boleh! Pasti boleh!”
Kata perangsang bintang kepada
tapak sulaiman pada malam itu.
“Pelik ya macam mana bintang boleh
mendengar suaraku? Sedangkan
Jarak dengannya…
Dia di langit aku dibumi
komunikasi aku dengan bintang
satu keajaiban!”
mendengar suaraku? Sedangkan
Jarak dengannya…
Dia di langit aku dibumi
komunikasi aku dengan bintang
satu keajaiban!”
Tiba-tiba kedengaran
gauman entah mana datangnya
memecah ketenangan malam.
Pepasir di pantai berterbangan.
gauman entah mana datangnya
memecah ketenangan malam.
Pepasir di pantai berterbangan.
UFO rupanya sedang mendarat
dua makhluk asing datang
menghampiri tapak sulaiman.
dua makhluk asing datang
menghampiri tapak sulaiman.
“Tapak sulaiman mahu ke engkau
ikut kami?” Tanyanya.
Ke mana?”
“Úntuk merealisasikan cita-cita kau menjadi bintang?”
“Nak! Nak! Nak! Bodohlah aku kalau tak nak!”
ikut kami?” Tanyanya.
Ke mana?”
“Úntuk merealisasikan cita-cita kau menjadi bintang?”
“Nak! Nak! Nak! Bodohlah aku kalau tak nak!”
Malam itu mimpi tapak sulaiman menjadi kenyataan!
Dia telah menjadi bintang!
Disambut bintang-bintang yang
Bergemerlapan! Berkedipan! Berkilauan
yang menakjubkan tapak sulaiman!
Dia telah menjadi bintang!
Disambut bintang-bintang yang
Bergemerlapan! Berkedipan! Berkilauan
yang menakjubkan tapak sulaiman!
Siapa sangka impian tapak sulaiman menjadi kenyataan?
Tidak sia-sia impiannya selama ini!
Barulah dia tahu tiada yang pelik di dunia
Ini jika digunakan keajaiban minda!
“Aku berjanji kegemerlapan yang kumiliki ini
akan kukongsi bersama mereka yang ingin
menjadi sepertiku!”
Janji tapak sulaiman pada dirinya.
Tidak sia-sia impiannya selama ini!
Barulah dia tahu tiada yang pelik di dunia
Ini jika digunakan keajaiban minda!
“Aku berjanji kegemerlapan yang kumiliki ini
akan kukongsi bersama mereka yang ingin
menjadi sepertiku!”
Janji tapak sulaiman pada dirinya.
Karya : Rha NS
(23.1.2011)
(23.1.2011)
Bila ego tidak menguasai jiwa... hati tidak menderita yang ada taman-taman cinta di di hati....cinta akan berputik kembali...dan takkan terjadinya perpisahan apabila cinta sudah terpatri di hati!
AKU BUKAN KATAK DI BAWAH TEMPURUNG
aku bukan katak di bawah tempurung
aku adalah katak di bawah tempurung lut sinar
yang membolehkan aku memerhatikan seluruh dunia
apabila aku keluar dari tempurung lut sinar
aku tahu keadaan seluruh dunia
makanya kejayaan aku
benar-benar Allah yang ciptakan
DIA yang kehendaki takdirku begitu
berjaya atas usaha sendiri
dan Allahlah yang menentukan
usahaku berjaya atau tidak
bagaimana hebatpun aku bersastera
aku tetap hamba-Nya yang kerdil
kerana tanpa izin-Nya
aku cumalah hamba Allah yang tak tahu apa-apa
tentang ilmu dunia dan akhirat...
makanya tidak layaklah aku memakai pakaian sombong
seorang ratu... kerana aku bukan bercita-cita hendak menjadi ratu
aku hanya mahu menjadi hamba Allah dengan pakaian iman dan takwa
Moga Allah Perkenankan segala cita-citaku yang murni ini
Kepada agama bangsa dan negara jua di seluruh dunia
Bumi Allah tempat persinggahan untuk mempersiapkan bekalan ke negeri abadi
Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
aku adalah katak di bawah tempurung lut sinar
yang membolehkan aku memerhatikan seluruh dunia
apabila aku keluar dari tempurung lut sinar
aku tahu keadaan seluruh dunia
makanya kejayaan aku
benar-benar Allah yang ciptakan
DIA yang kehendaki takdirku begitu
berjaya atas usaha sendiri
dan Allahlah yang menentukan
usahaku berjaya atau tidak
bagaimana hebatpun aku bersastera
aku tetap hamba-Nya yang kerdil
kerana tanpa izin-Nya
aku cumalah hamba Allah yang tak tahu apa-apa
tentang ilmu dunia dan akhirat...
makanya tidak layaklah aku memakai pakaian sombong
seorang ratu... kerana aku bukan bercita-cita hendak menjadi ratu
aku hanya mahu menjadi hamba Allah dengan pakaian iman dan takwa
Moga Allah Perkenankan segala cita-citaku yang murni ini
Kepada agama bangsa dan negara jua di seluruh dunia
Bumi Allah tempat persinggahan untuk mempersiapkan bekalan ke negeri abadi
Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
KARYAKU ASET NEGARAKU TERCINTA
KARYAKU ASET BUMI NUSANTARA TERSAYANG
MOGA KARYAKU MENJADI ASET AKHIRATKU
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
KARYAKU ASET BUMI NUSANTARA TERSAYANG
MOGA KARYAKU MENJADI ASET AKHIRATKU
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
PUJANGGA RATU RIMBA CINTA 5 BENUA
9 April 2013
PUJANGGA RATU RIMBA CINTA 5 BENUA
9 April 2013
MINDA YANG SIHAT TIADA SEMPADAN MASA ATAU USIA
ALLAH RAHMATILAH HIDUP MATIKU DAN SEMUA MEREKA YANG MENGENALI KARYAKU DI ALAMMAYA INI.
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
ALLAH RAHMATILAH HIDUP MATIKU DAN SEMUA MEREKA YANG MENGENALI KARYAKU DI ALAMMAYA INI.
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
Ruhut Ricky Karya sastramu adalah obat paling ampuh utk mengobati jiwa2 nazak sperti yg kumiliki... Alhamdulillah... Allahu Akbar... Sejuta syukurku untuk Sang Khalik yang telah mengutusmu sebagai Penyembuh, Pemberkat, dan yang tak kalah pentingnya juga sebagai Cinta dan Kasih Sayang... Biarkan aku tenggelam dalam indahnya lautan sastramu yang sakral...
YANG KITA CARI ADALAH KETURUNAN / NASAB .... YANG DI DALAM BADAN / HATINYA TERTANAM RUH ALLAH .....YAITU ORANG - ORANG YANG BERIMAN KEPADA ALLAH ROBBUL'IZZATI
Yang Aku Cari Rakan Yang Bisa Menambahkan Saham Akhiratku jika itu ada padamu aku ingin menjadi teman dunia akhiratku seumur hidupku.
CINTA RASULULLAH KEPADA UMMATNYA TERPATRI SAMPAI SYURGA,'
MUHAMMAD RASULULLAH KEKASIH ALLAH
'INDAHNYA BUDI BERBUNGA IMAN'
As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
Ya Allah kuburku sempit
Engkau luaskanlah sebagaimana Engkau luaskan karyaku seluas-luasnya
Ya Allah kuburku gelap gelita
Engkau indahkanlah sebagaimana Engkau izinkan aku berkarya yang indah-indah seindah Taman Syurga
Ya Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Menepati Janji
Engkau luaskanlah kuburku seluas-luasnya jadikanlah kuburku Taman-Taman Syurga tempat istirahatku yang bahagia abadi sehingga hari KEBANGKITAN. Termasuk juga mereka yang menyokong perjuangan sasteraku, AAmiin Ya Rabbal A'Lamiin.
Engkau luaskanlah sebagaimana Engkau luaskan karyaku seluas-luasnya
Ya Allah kuburku gelap gelita
Engkau indahkanlah sebagaimana Engkau izinkan aku berkarya yang indah-indah seindah Taman Syurga
Ya Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Menepati Janji
Engkau luaskanlah kuburku seluas-luasnya jadikanlah kuburku Taman-Taman Syurga tempat istirahatku yang bahagia abadi sehingga hari KEBANGKITAN. Termasuk juga mereka yang menyokong perjuangan sasteraku, AAmiin Ya Rabbal A'Lamiin.
WAHAI JIWA YANG TENANG
Surah Al-Fajr ayat 27 - 30
“Yaa ayatuhan nafsul mutma’inah, irji’i ila Rabiki radiyatan mardiyah, fadhuli fi ‘ibadi, wadhuli Jannati..”
(wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ikhlas dan diridhoi, masuklah kedalam golongan HambaKU, dan Masuklah kedalam SyurgaKU…).
Surah Al-Fajr ayat 27 - 30
“Yaa ayatuhan nafsul mutma’inah, irji’i ila Rabiki radiyatan mardiyah, fadhuli fi ‘ibadi, wadhuli Jannati..”
(wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ikhlas dan diridhoi, masuklah kedalam golongan HambaKU, dan Masuklah kedalam SyurgaKU…).
BERBAIK SANGKA DENGAN ALLAH AZZAWAJALLAH
Artinya: Daripada Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w: "Berfirman Allah Azzawajallah: 'Aku berkuasa untuk melakukan apa yang hamba-Ku sangkakan terhadap-Ku. Dan Aku berserta dengannya ketika ia menyebut-Ku (Berzikir kepada-Ku)
(Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Artinya: Daripada Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w: "Berfirman Allah Azzawajallah: 'Aku berkuasa untuk melakukan apa yang hamba-Ku sangkakan terhadap-Ku. Dan Aku berserta dengannya ketika ia menyebut-Ku (Berzikir kepada-Ku)
(Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
DUNIA YANG HINA
Artinya: Daripada Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w bersabda: "Bukankah dunia ini dilaknati melainkan zikrullah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang berilmu atau orang yang menuntut ilmu."
(Riwayat al-Tirmizi)
Artinya: Daripada Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w bersabda: "Bukankah dunia ini dilaknati melainkan zikrullah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang berilmu atau orang yang menuntut ilmu."
(Riwayat al-Tirmizi)
KH. Abdullah Gymnastiar
·
Pastikan kita selalu berterima kasih atas sehalus apapun kebaikan orang, dan jangan berharap terimakasih atas sebesar apapun amal kita
PETIKAN GALERI & PERPUSTAKAAN RATU RIMBA NIAGARA
TOH PUAN RATU KENCANA SARI @ SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA @ PUJANGGA SERIBU ZAMAN @ PUJANGGA NUSANTARA CINTA 5 BENUA MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/SINGAPURA/THAILAND,
202 NEGARA DUNIA & SELURUH DUNIA KECUALI ISRAEL
16 Muharram 1439H
7 Oktober 2017
·
Pastikan kita selalu berterima kasih atas sehalus apapun kebaikan orang, dan jangan berharap terimakasih atas sebesar apapun amal kita
PETIKAN GALERI & PERPUSTAKAAN RATU RIMBA NIAGARA
TOH PUAN RATU KENCANA SARI @ SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA @ PUJANGGA SERIBU ZAMAN @ PUJANGGA NUSANTARA CINTA 5 BENUA MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/SINGAPURA/THAILAND,
202 NEGARA DUNIA & SELURUH DUNIA KECUALI ISRAEL
16 Muharram 1439H
7 Oktober 2017
PERTEMANAN TAK TERHINGGA NILAIANNYA SAMPAI ALAM BARZAH
Ratu Yang Bersemayam
aksara puisimu menderu bagaikan
angin ternado menghempaskan rasa
rindu disaat aku duduk termenung
di malam sepi terurai dalam kalbu
walaupun hanya sebatas impian kulalui
rasanya ratu perpuisian dalam aksara puisiku
menjelma bersemayam dalam setiap bait
kubacakan disaat aku menghirup udara segar
dengan cappucino panas menghangat sekujur
tubuhku sepertinya batang pohon terkesima
menantikan belaian kasih pertemanan tak
terhingga nilainya sampai alam barzah
apa gerangan ?puisi kau tuliskan dengan
ketulusan hati terlukiskan dalam hayatku
di mana aku terkapar di batu karang menjulang
di atas langit menyambut kedatangan seorang
ratu rimba niagara tercantolkan di sebuah batang
pohon di sebuah hutan belantara
sungguh kata dan kalimat terurai
terlukiskan dengan nada mengharukan hati
nan permai kucetuskan bahwa penyair
sementara terpesona akan kata semanis madu
terlupakan tidak sampai aku berjalan ke ujung dunia
siamir marulafau 27052013>puisi buat teman
aksara puisimu menderu bagaikan
angin ternado menghempaskan rasa
rindu disaat aku duduk termenung
di malam sepi terurai dalam kalbu
walaupun hanya sebatas impian kulalui
rasanya ratu perpuisian dalam aksara puisiku
menjelma bersemayam dalam setiap bait
kubacakan disaat aku menghirup udara segar
dengan cappucino panas menghangat sekujur
tubuhku sepertinya batang pohon terkesima
menantikan belaian kasih pertemanan tak
terhingga nilainya sampai alam barzah
apa gerangan ?puisi kau tuliskan dengan
ketulusan hati terlukiskan dalam hayatku
di mana aku terkapar di batu karang menjulang
di atas langit menyambut kedatangan seorang
ratu rimba niagara tercantolkan di sebuah batang
pohon di sebuah hutan belantara
sungguh kata dan kalimat terurai
terlukiskan dengan nada mengharukan hati
nan permai kucetuskan bahwa penyair
sementara terpesona akan kata semanis madu
terlupakan tidak sampai aku berjalan ke ujung dunia
siamir marulafau 27052013>puisi buat teman
Ya Allah
keluarkan kami dari kegelapan ragu dan
muliakan kami dengan cahaya kefahaman
bukakanlah kami makrifat ilmu,
berilah cahaya pada hati kami
sebagaimana Engkau beri cahaya
kepada matahari dan bulan.
Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
keluarkan kami dari kegelapan ragu dan
muliakan kami dengan cahaya kefahaman
bukakanlah kami makrifat ilmu,
berilah cahaya pada hati kami
sebagaimana Engkau beri cahaya
kepada matahari dan bulan.
Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
MERDEKA.com sedang bersama Yuhardi dan 4 yang lain.
Mengertikah FPI perjuangan Tan Malaka demi Indonesia merdeka?
Jauh sebelum orang lain mengumandangkan Indonesia merdeka, Tan Malaka sudah melakukannya, hingga dia dibuang pemerintah kolonial Belanda karena dianggap berbahaya. Selama Orde Baru dia dicap komunis dan namanya seolah tenggelam. Rupanya, sampai sekarang sang pejuang itu masih tak boleh tampil di negerinya sendiri, setelah kemarin acara diskusi tentangnya dibubarkan FPI. Baca ulasan selengkapnya : http://mdk.to/oC7F
HIKMAH
Tak ada kejadian kebetulan
Tak ada kejadian sia-sia
Semua hanya bisa terjadi dengan izin Allah
Dan semuanya pasti penuh hikmah
Hikmah tak akan terbaca
Oleh orang yg sarat emosi
Sibuk memanjakan perasaan
Cinta dunia, senang dengan penilaian makhluk
Langka berzikir
Tak mau sungguh-sungguh tafakur
Hikmah yg terbaca
akan merubah suasana hati
Akan mudah merubah perilaku
Dari pedih menjadi syukur
Dari melankolis menjadi semangat
Hikmah mudah terbaca oleh orang yang berhati bersih,
Buah dari kecerdasan akal, Ketulusan hati Dan kesungguhan mencintai Allah diatas segalanya.
JIKA KITA LETAKKAN KEBAHAGIAAN PADA ALLAH KITA AKAN
BAHAGIA DUNIA DAN AKHIRAT TAPI JIKA KITA LETAKKAN KEBAHAGIAAN PADA MANUSIA DIA SENDIRI TIDAK BISA MENJAMINKAN KEBAHAGIAAN UNTUKNYA APA TAH LAGI KITA .
ALLAH SENTIASA ADA BERSAMA DAN MEMBANTU KITA WALAUPUN DI SAAT KITA DISISIHKAN OLEH SEMUA MANUSIA.
BILAMANA ALLAH MEMBANTUMU TIADA SIAPA YANG DAPAT MENGHALANG-NYA SAMADA DI DUNIA ATAU DI AKHIRAT YAKINLAH JANJI ALLAH ITU PASTI !
SEJAK AZALI LAGI KITA SERASI BERSAMA HINGGA KE SYURGAWI KERANA KAULAH PERMATA SYURGA KURNIAAN-NYA YANG AKU SYUKURI. INDAHNYA PERSAHABATAN KITA SEINDAH PELANGI DI MALAM HARI TERIMA KASIH KERANA SUDI HADIR DALAM DUNIA SASTERAKU UNTUK MERIMBUN DAN MELEBATKAN BUAH PEPOHON SASTERAKU DUNIAKU AKHIRATKU AKHIRATMU IN SHAA ALLAH KITA BERSAMA DI SYURGA MENYATUKAN CINTA KITA BERSAMA CINTA ALLAH DAN CINTA RASULULLAH AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN.
'CINTA RASULULLAH KEPADA UMMATNYA TERPATRI SAMPAI SYURGA,'
MUHAMMAD RASULULLAH KEKASIH ALLAH
'INDAHNYA BUDI BERBUNGA IMAN'
As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
WAHAI JIWA YANG TENANG
Surah Al- Farj 27-30
“Yaa ayatuhan nafsul mutma’inah, irji’i ila Rabiki radiyatan mardiyah, fadhuli fi ‘ibadi, wadhuli Jannati..”
(wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ikhlas dan diridhoi, masuklah kedalam golongan HambaKU, dan Masuklah kedalam SyurgaKU…).
BERBAIK SANGKA DENGAN ALLAH AZZAWAJALLA
Artinya: Daripada Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w: "Berfirman Allah Azzawajallah: 'Aku berkuasa untuk melakukan apa yang hamba-Ku sangkakan terhadap-Ku. Dan Aku berserta dengannya ketika ia menyebut-Ku (Berzikir kepada-Ku)
(Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
DUNIA YANG HINA
Artinya: Daripada Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w bersabda: "Bukankah dunia ini dilaknati melainkan zikrullah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang berilmu atau orang yang menuntut ilmu."
(Riwayat al-Tirmizi)
·
Fatimah Ismail menyintaiMu lebih dari itu..mengharapkan bunga dari syurga jatuh ke telapak tangan..tatkala berdoa..semuga harumnya mereantsi benua....amin.
Ratu Rimba Niagara :Aamin Ya Rabbal A'Lamin
PETIKAN GALERI & PERPUSTAKAAN RATU RIMBA NIAGARA
TOH PUAN RATU KENCANA SARI @ SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA @ PUJANGGA SERIBU ZAMAN @ PUJANGGA NUSANTARA CINTA 5 BENUA MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/SINGAPURA/THAILAND,
202 NEGARA DUNIA & SELURUH DUNIA KECUALI ISRAEL
27 FEBRUARI 2019
0 comments:
Post a Comment