- RECENT POSTS
"HAI ORANG YANG BERSELIMUT, BANGUN, DAN BANGKITLAH"Salamunqaullammirrabbirrahim" KEMENANGAN ITU MMBUTUHKAN PERJUANGAN, BUKAN PERKATAAN ,MELAINKAN DEGAN PERBUATAN YANG NYATA", AGAR KEMENANGAN ITU TERCAPAI, BUKAN KEMENANGAN ANGAN ANGAN YG MEMBUATMU MENJADI PENGHAYAL , SEDIKIT BICARA BANYAK BEKERJA@SALAM
ME'njemput TA'kdir FI'sik SI'mbol K'ekuatan A'lam (METAFISIKA).
Inilah masanya ” BANGKIT ” (BANGunkan KITa).
Inilah masanya ” BANGKIT ” (BANGunkan KITa).
ME'njemput TA'kdir FI'sik SI'mbol K'ekuatan A'lam (METAFISIKA).
Inilah masanya ” BANGKIT ” (BANGunkan KITa).
Jadilah kamu ”PEMUDA PANCASILA”. (PEM'andu U'ndang DA'sar P'edoman A'nak N'egeri CA'pai S'eluruh I'nti L'ima A'yat).
Sebagai kontrol SOSIAL yang datang dari RAKYAT dan kembali untuk RAKYAT.
Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia di Proklamirkan, sejujurnya RAKYAT dan PEJABAT negeri ini sudah begitu Dewasanya, sampai-sampai banyak sekali beberapa NEGARA dari benua lain ingin belajar tentang Konsep sebuah NEGARA yang baik. Ketika penduduk DUNIA kekurangan Energi dan Pangan mereka mencoba belajar kepada negeri ini bagaimana mengelola Energi dan pangan yang baik,
Begitu KAYA dan Berlimpahnya Pasokan Energie dan Pangan negeri ini, hampir semua bangsa-bangsa di DUNIA ingin menguasai Negeri ini. Selama Garis KATULISTIWA masih melewati NEGERI ini selama itu juga kekayaan ALAM negeri ini tidak ada habisnya. Tetapi sungguh disayangkan penduduknya sedikit sekali berterimakasih kepada ALAM. Sehingga justru penduduknya terbelenggu Fitnah, perang saudara, dan bahkan mudah di adu domba. Kesempatan inilah yang mengharuskan negeri ini masuk ke jurang yang paling dalam.
Sampai ketika bangsa ini tersadar untuk memerdekaan diri lagi, tepatnya tanggal 17 AGUSTUS 1945. Layaknya bayi yang baru LAHIR ke DUNIA, sangat RENTAN sekali terhadap serangan penyakit dan Virus menyerang, untungnya kita mempunyai IBU dan BAPAK Bangsa yang tekun menjaga BAYI PROKLAMASI tersebut hingga sekarang.
Masih ingat di memori kita ketika masa President Abdurrahman Wahid atau GUS DUR, pernah mengatakan BAYI PROKLAMASI tersebut layaknya masih seorang ANAK TK bahkan Masih ada yang PLAY GROUP. Waktu-Pun terus berjalan, sampai di ERA Susilo Bambang yudhoyono atau SBY. Ternyata bayi tersebut baru sampai SD. Cepat DEWASA lah yang memegang Amanah PROKLAMASI.
"DEWASA" (DE'mi WA'ktu dan ma'SA).
Orang-orang yang telah menjadi saksi (penonton), adalah orang-orang yang telah selesai (berakhir) dengan segala macam bentuk permainan dimuka bumi ini, dan mereka telah menyimpulkan dari segala kesalahan dimasa lalunya, sehingga ia dapat mengambil keputusan untuk meninggalkan segala permainan, dan akan diteruskan oleh generasi berikut yang telah antri dibelakangnya, Maka merdekalah dirinya dari rantai-rantai yang membelenggu. yaitu, AGUSTUS (AGama USaha dan staTUS).
Tentu saja generasi baru (muda), harus jadi pemain lebih dahulu untuk menimba pelajaran agar dapat kesimpulan lalu mengambil keputusan.
Justru yang terjadi, generasi tua ngotot tidak mau meninggalkan kancah permainan, bahkan mereka keasyikan dalam permainan, karena mereka buta sama sekali tentang tujuan negara dan hidupnya melainkan memperkaya diri sehingga berakhir dipenjara atau mati, barulah mereka meninggalkan permainannya. Sesungguhnya mereka belumlah menjadi “DEWASA“ (DE'legasi WA'rganegara yang SA'dar) walaupun usia telah senja.
Jika generasi muda nantinya, mengikut pola fikir generasi tua yang ngotot untuk tetap bermain, maka nasib dirinya dan negerinya tetap sama (takkan menuju perubahan).
Dan apabila generasi tua telah menemukan kunci (kebahagiaan), menemukan jalan (yang lurus) serta mengetahui waktu (berakhir/keabadian), tentu saja mereka tinggal menunggu waktu dengan santai.
Maka hidupnya, bukan lagi demi anak istri, bukan demi Agama dan bukan pula demi Negara, Melainkan “DEWASA” (DEmi WAktu dan maSA).
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman (percaya) dan berbuat kebaikan dan nasehat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran".
Inilah masanya ” BANGKIT ” (BANGunkan KITa).
Jadilah kamu ”PEMUDA PANCASILA”. (PEM'andu U'ndang DA'sar P'edoman A'nak N'egeri CA'pai S'eluruh I'nti L'ima A'yat).
Sebagai kontrol SOSIAL yang datang dari RAKYAT dan kembali untuk RAKYAT.
Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia di Proklamirkan, sejujurnya RAKYAT dan PEJABAT negeri ini sudah begitu Dewasanya, sampai-sampai banyak sekali beberapa NEGARA dari benua lain ingin belajar tentang Konsep sebuah NEGARA yang baik. Ketika penduduk DUNIA kekurangan Energi dan Pangan mereka mencoba belajar kepada negeri ini bagaimana mengelola Energi dan pangan yang baik,
Begitu KAYA dan Berlimpahnya Pasokan Energie dan Pangan negeri ini, hampir semua bangsa-bangsa di DUNIA ingin menguasai Negeri ini. Selama Garis KATULISTIWA masih melewati NEGERI ini selama itu juga kekayaan ALAM negeri ini tidak ada habisnya. Tetapi sungguh disayangkan penduduknya sedikit sekali berterimakasih kepada ALAM. Sehingga justru penduduknya terbelenggu Fitnah, perang saudara, dan bahkan mudah di adu domba. Kesempatan inilah yang mengharuskan negeri ini masuk ke jurang yang paling dalam.
Sampai ketika bangsa ini tersadar untuk memerdekaan diri lagi, tepatnya tanggal 17 AGUSTUS 1945. Layaknya bayi yang baru LAHIR ke DUNIA, sangat RENTAN sekali terhadap serangan penyakit dan Virus menyerang, untungnya kita mempunyai IBU dan BAPAK Bangsa yang tekun menjaga BAYI PROKLAMASI tersebut hingga sekarang.
Masih ingat di memori kita ketika masa President Abdurrahman Wahid atau GUS DUR, pernah mengatakan BAYI PROKLAMASI tersebut layaknya masih seorang ANAK TK bahkan Masih ada yang PLAY GROUP. Waktu-Pun terus berjalan, sampai di ERA Susilo Bambang yudhoyono atau SBY. Ternyata bayi tersebut baru sampai SD. Cepat DEWASA lah yang memegang Amanah PROKLAMASI.
"DEWASA" (DE'mi WA'ktu dan ma'SA).
Orang-orang yang telah menjadi saksi (penonton), adalah orang-orang yang telah selesai (berakhir) dengan segala macam bentuk permainan dimuka bumi ini, dan mereka telah menyimpulkan dari segala kesalahan dimasa lalunya, sehingga ia dapat mengambil keputusan untuk meninggalkan segala permainan, dan akan diteruskan oleh generasi berikut yang telah antri dibelakangnya, Maka merdekalah dirinya dari rantai-rantai yang membelenggu. yaitu, AGUSTUS (AGama USaha dan staTUS).
Tentu saja generasi baru (muda), harus jadi pemain lebih dahulu untuk menimba pelajaran agar dapat kesimpulan lalu mengambil keputusan.
Justru yang terjadi, generasi tua ngotot tidak mau meninggalkan kancah permainan, bahkan mereka keasyikan dalam permainan, karena mereka buta sama sekali tentang tujuan negara dan hidupnya melainkan memperkaya diri sehingga berakhir dipenjara atau mati, barulah mereka meninggalkan permainannya. Sesungguhnya mereka belumlah menjadi “DEWASA“ (DE'legasi WA'rganegara yang SA'dar) walaupun usia telah senja.
Jika generasi muda nantinya, mengikut pola fikir generasi tua yang ngotot untuk tetap bermain, maka nasib dirinya dan negerinya tetap sama (takkan menuju perubahan).
Dan apabila generasi tua telah menemukan kunci (kebahagiaan), menemukan jalan (yang lurus) serta mengetahui waktu (berakhir/keabadian), tentu saja mereka tinggal menunggu waktu dengan santai.
Maka hidupnya, bukan lagi demi anak istri, bukan demi Agama dan bukan pula demi Negara, Melainkan “DEWASA” (DEmi WAktu dan maSA).
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman (percaya) dan berbuat kebaikan dan nasehat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran".
SALAM NUSANTARA AGUNG DI LIMA BENUA DI SELURUH DUNIA
JIWA NUSANTARAMU
SEHATI SEJIWA
SENADA SEIRAMA...Continue Reading
JIWA NUSANTARAMU
SEHATI SEJIWA
SENADA SEIRAMA...Continue Reading
Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
’WAWASAN MELAYU' adalah satu imej (brand) penggerak bagi kursus latihan ‘Motivasi, Kepimpinan & Bina Pasukan’ (Motivation, Leadership & Team Building) yang melampirkan adat / adab MELAYU sebagai modal dalam mempengaruh, membentuk dan membina personaliti & peribadi seseorang insan.
Program ini bermatlamat memberi kefahaman kepada peserta mengenai pengetahuan mereka dalam tatacara berinteraksi secara professional, bekerja secara efektif dalam berpasukan serta mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin dalam kelompok yang kecil dan memahami tanggungjawab sebagai agen pekerja kepada organisasinya.
Sebagai Ketua pula, program ini membolehkan setiap yang dipelajari dapat diaplikasikan pengetahuan kepimpinan secara professional, bekerja secara efektif, siap untuk menangani cabaran terutama kepada pemimpin muda bersandarkan nilai-nilai teras Peradaban Melayu.
Program ini terbuka kepada semua yang beragama Islam khususnya dari rumpun Melayu Nusantara dan sesuai untuk diserapkan dalam keperluan tugas seharian agar menjadi satu budaya atau suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi
Untuk pembentangan serta perbincangan lanjut tentang kursus ini sila hubungi:
0111 074 8898 / 019 358 3030 / 017 617 2778 / 013 722 6579 / 013 327 5853
Sekian, Terima Kasih.
Shukri Suleiman
PENGARAH URUSAN
MICRO VENTURE (M) SDN. BHD.
www.facebook.com/microventure
www.facebook.com/malayvision
*********************************
HARAP DAPAT SAMPAIKAN MAKLUMAT INI KEPADA MEREKA YANG MEMERLUKAN.
’WAWASAN MELAYU' adalah satu imej (brand) penggerak bagi kursus latihan ‘Motivasi, Kepimpinan & Bina Pasukan’ (Motivation, Leadership & Team Building) yang melampirkan adat / adab MELAYU sebagai modal dalam mempengaruh, membentuk dan membina personaliti & peribadi seseorang insan.
Program ini bermatlamat memberi kefahaman kepada peserta mengenai pengetahuan mereka dalam tatacara berinteraksi secara professional, bekerja secara efektif dalam berpasukan serta mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin dalam kelompok yang kecil dan memahami tanggungjawab sebagai agen pekerja kepada organisasinya.
Sebagai Ketua pula, program ini membolehkan setiap yang dipelajari dapat diaplikasikan pengetahuan kepimpinan secara professional, bekerja secara efektif, siap untuk menangani cabaran terutama kepada pemimpin muda bersandarkan nilai-nilai teras Peradaban Melayu.
Program ini terbuka kepada semua yang beragama Islam khususnya dari rumpun Melayu Nusantara dan sesuai untuk diserapkan dalam keperluan tugas seharian agar menjadi satu budaya atau suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi
Untuk pembentangan serta perbincangan lanjut tentang kursus ini sila hubungi:
0111 074 8898 / 019 358 3030 / 017 617 2778 / 013 722 6579 / 013 327 5853
Sekian, Terima Kasih.
Shukri Suleiman
PENGARAH URUSAN
MICRO VENTURE (M) SDN. BHD.
www.facebook.com/microventure
www.facebook.com/malayvision
*********************************
HARAP DAPAT SAMPAIKAN MAKLUMAT INI KEPADA MEREKA YANG MEMERLUKAN.
01. "gimana mau damai kalo agama lain hari raya kita nggak ucap selamat?" | lho, masak damai cuma sebatas ucapan hari raya?
02. "dikit-dikit haram, ucap natal nggak boleh, tahun baru nggak boleh, imlek juga" | lho, katanya kamu menghargai perbedaan, kok nesu?
03. saya chinese dan saya Muslim | orangtua saya imlekan dan saya punya pendapat lain | tetep damai sama mereka, woles aja, kalem..
04. orangtua saya kemarin natalan | dan saya punya pendapat lain tentang lahirnya Nabi Isa | kita santai aja, adem aja.. damai..
05. tapi zaman sekarang banyak Muslim yang lebih sensi dari yang bukan-Muslim | merasa lebih non-Muslim dari non-Muslim sekalipun
06. yang non-Muslim santai-santai aja kok | mereka menghormati adanya beda dalam berpendapat menyikapi hari raya mereka | kalem, adem, woles
07. tapi sekarang banyak Muslim yang inferior | atas nama toleransi lalu malas mencari dalil agama
08. nggak ikut-ikutan merayakan tradisi dan ritual kaum lain itu bukan benci | kita menghargai dan menghormati dengan tidak ikut-ikutan
09. woles aja bro.. kalo kamu konsisten toleransi dengan beda agama | kenapa harus sewot dengan perbedaan penyikapan sama agama
10. nggak mau pake baju warna merah bukan berarti benci warna merah | pake baju warna biru belum tentu demen biru | woles aja, kalem...
11. tapi itulah kaum liberal | pendapat yang dia suka dan sesuai hawa nafsunya dia bilang "ini bener, ini bagus, ulama ini pinter"
12. giliran ada pendapat yang nggak sesuai hawa nafsu kaum liberal ini | langsung divonis "ini penebar benci, intoleran, ini ulama palsu"
13. lha.. hebat bener ya kaum liberalis dan atheis ini | malas belajar agama dan menolak agama | tapi menentukan halal-haram hehe..
14. woles aja, kalem dan adem | Rasulullah udah kasih kita hari raya sendiri, itu cukup | adapun hari raya orang lain, cukup kita hormati
15. "gimana hormati hari raya orang lain dengan benar?" | nggak perlu pake selamat, nggak perlu ikut-ikutan, biarkan aja mereka rayakan
16. jadi siapa sebenarnya yang intoleran? | ya yang maksain bahwa "toleransi itu harus ucapin selamat dan harus ikut-ikutan" itu..
17. dalam Islam toleransi itu membiarkan ummat lain melaksanakan keyakinannya | tanpa kita ikuti dan selamati | yang beda woles aja..
02. "dikit-dikit haram, ucap natal nggak boleh, tahun baru nggak boleh, imlek juga" | lho, katanya kamu menghargai perbedaan, kok nesu?
03. saya chinese dan saya Muslim | orangtua saya imlekan dan saya punya pendapat lain | tetep damai sama mereka, woles aja, kalem..
04. orangtua saya kemarin natalan | dan saya punya pendapat lain tentang lahirnya Nabi Isa | kita santai aja, adem aja.. damai..
05. tapi zaman sekarang banyak Muslim yang lebih sensi dari yang bukan-Muslim | merasa lebih non-Muslim dari non-Muslim sekalipun
06. yang non-Muslim santai-santai aja kok | mereka menghormati adanya beda dalam berpendapat menyikapi hari raya mereka | kalem, adem, woles
07. tapi sekarang banyak Muslim yang inferior | atas nama toleransi lalu malas mencari dalil agama
08. nggak ikut-ikutan merayakan tradisi dan ritual kaum lain itu bukan benci | kita menghargai dan menghormati dengan tidak ikut-ikutan
09. woles aja bro.. kalo kamu konsisten toleransi dengan beda agama | kenapa harus sewot dengan perbedaan penyikapan sama agama
10. nggak mau pake baju warna merah bukan berarti benci warna merah | pake baju warna biru belum tentu demen biru | woles aja, kalem...
11. tapi itulah kaum liberal | pendapat yang dia suka dan sesuai hawa nafsunya dia bilang "ini bener, ini bagus, ulama ini pinter"
12. giliran ada pendapat yang nggak sesuai hawa nafsu kaum liberal ini | langsung divonis "ini penebar benci, intoleran, ini ulama palsu"
13. lha.. hebat bener ya kaum liberalis dan atheis ini | malas belajar agama dan menolak agama | tapi menentukan halal-haram hehe..
14. woles aja, kalem dan adem | Rasulullah udah kasih kita hari raya sendiri, itu cukup | adapun hari raya orang lain, cukup kita hormati
15. "gimana hormati hari raya orang lain dengan benar?" | nggak perlu pake selamat, nggak perlu ikut-ikutan, biarkan aja mereka rayakan
16. jadi siapa sebenarnya yang intoleran? | ya yang maksain bahwa "toleransi itu harus ucapin selamat dan harus ikut-ikutan" itu..
17. dalam Islam toleransi itu membiarkan ummat lain melaksanakan keyakinannya | tanpa kita ikuti dan selamati | yang beda woles aja..
0 comments:
Post a Comment