CINTA NEGARAMU CINTA NEGARAKU (135) MOGA KITA BISA BEKERJASAMA DALAM BIDANG SENIMU SENIKU AAMIIN
Indra Utama Nasution shared Waqt News's photo.
SYAIR, PANTUN, PUISI DAN GURINDAM RATU RIMBA NIAGARA BERGEMA DI SELURUH ALAM MAYA DEMI-NYA MOGA MEMBERI MANFAAT DUNIA AKHIRAT BUAT DIRIKU DAN YANG MEMBACA KARYA YANG KUTULIS ILHAM DARI-NYA TANPA-NYA SEBARIS AYAT PUN TAK BISA KUKARANGKAN , SYUKUR ALLAH TERIMA KASIH YANG MENDUKUNG/MENYOKONG SASTRA YANG KUTULIS. ALLAHU AKBAR AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
Ratu Rimba Niagara posted a photo to Maharaja Kutai Mulawarman's timeline.
SYAIR, PANTUN, PUISI DAN GURINDAM RATU RIMBA NIAGARA BERGEMA DI SELURUH ALAM MAYA DEMI-NYA MOGA MEMBERI MANFAAT DUNIA AKHIRAT BUAT DIRIKU DAN YANG MEMBACA KARYA YANG KUTULIS ILHAM DARI-NYA TANPA-NYA SEBARIS AYAT PUN TAK BISA KUKARANGKAN , SYUKUR ALLAH TERIMA KASIH YANG MENDUKUNG/MENYOKONG SASTRA YANG KUTULIS. ALLAHU AKBAR AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
Ratu Rimba Niagara posted a photo to Maharaja Kutai Mulawarman's timeline.
En la fotografía: Plumero Cortaderia selloana
Sociedad Argentina de Horticultura
Desde 1936 al servicio de la comunidad
Desde 1936 al servicio de la comunidad
Najib Razak changed his profile picture.
Muhammad Harith added 2 new photos.
1 Malaysia,1 Bangsa,Cinta Negara Malaysia kita.
Selamat hari Malaysia pada 16.09.2014
Selamat hari Malaysia pada 16.09.2014
出尔反尔非明君,
随帝大臣团团转。
古代御弟惨遭殃,
快乐离去四海游。
随帝大臣团团转。
古代御弟惨遭殃,
快乐离去四海游。
智者离,恋者留。
安份度生活,前程必锦绣。
效忠国君(马来西亚)最实际,才是国家之栋樑。
安份度生活,前程必锦绣。
效忠国君(马来西亚)最实际,才是国家之栋樑。
CINTA NEGARAMU CINTA NEGARAKU (135) MOGA KITA BISA BEKERJASAMA DALAM BIDANG SENIMU SENIKU AAMIIN
- Today
- Yesterday
WARKAH UNTUK DR TUAH YANG BERTUAH DUNIA AKHIRAT IN SHAA ALLAH AAMIIN
RECENT ACTIVITY
News Feed
Ratu Rimba Niagara posted a photo to Sastra Mataram'stimeline.
17 mins ·
Rabeah Binti Mohd Ali shared Ronny Lerrick's video.
MADIUN FILM PRESENTS <> PRABOWO GERINDRA <> 2014.
PROMOTION FILM FOR GERINDRA . <> HOLLAND GERINDRA <>.
SHOOTING IN THE NETHERLANDS ( BELANDA ) LOCATED IN ZEIST.
SHOOTING IN THE NETHERLANDS ( BELANDA ) LOCATED IN ZEIST.
SOEKARNO,PRESIDEN MISKIN HARTA TAPI KAYA DENGAN INSPIRASI
“Sukarno, mungkin satu-satunya presiden termiskin di dunia. Semasa hidupnya, ia hanya memiliki satu rumah di Batutulis, Bogor. Untuk melukiskan “kemiskinannya”, kepada Cindy Adams, Bung Karno pernah bertutur, “Dan, adakah kepala negara lain yang lebih melarat dari aku, dan sering meminjam-minjam (uang) dari ajudannya?”….
Kita tentu harus melihatnya secara proporsional. Sebagai presiden, lazimnya tentu hidup dalam keadaan serba berkecukupan. Setidaknya, banyak hal yang menjadi beban negara. Meski begitu, kita juga mengetahui, bahwa selama menjabat, Bung Karno tinggal di istana. Istana negara milik negara. Bung Karno sendiri tercatat hanya memiliki sebuah rumah di Batu Tulis, Bogor. Rumah-rumah yang lain, ia belikan untuk istri-istrinya.
Sedangkan rumah Batu Tulis pun, selengsernya Bung Karno langsung disita Sekretariat Negara. Aneh. Entah atas dasar apa, rumah milik pribadi Bung Karno satu-satunya itu diambil oleh negara. Bahkan, Gubernur DKI Ali Sadikin, pernah memberi ebuah rumah dan sebidang untuk tinggal keluarga Sukarno.
Bukan hanya itu, semua harta pribadi milik Bung Karno yang ia tinggalkan di Istana, saat ia “diasingkan” oleh rezim baru, sebatas hanya didata, tetapi barang-barangnya raib entah kemana. Sungguh geram jika melihat kenyataan itu. Sebuah rezim yang diawali dengan konspirasi busuk bersama kekuatan asing, disusul oleh aksi menjarah harta mantan presidennya…. Itulah pondasi Ode Baru.
Tidak berhenti sampai di situ. Anak-anak Bung Karno pun terkena getahnya. Mereka tidak pernah mewarisi harta Bung Karno yang berlebihan. Mereka juga harus bekerja untuk nenopang hidupnya. Guntur dipaksa berhenti sekolah, dan bekerja membantu ibunya. Mega, Rachma, Sukma hidup bersama suaminya. Mereka masih sering berkumpul di rumah ibunya, di Jl. Sriwijaya 26, Jakarta Selatan. Kehidupan Fatmawati sendiri jauh dari kemewahan, sekalipun ia janda presiden, mantan first lady negara ini.
Dan ini cerita nyata… menggambarkan betapa sederhananya keluarga mendiang Bung Karno. Manakala hujan turun deras, air masuk karena atap yang bocor. Beberapa bagian langit-langit rumahnya bahkan tampak rapuh dan rusak. Sebagai janda presiden, Fatmawati tidak menerima tunjangan barang sepeser. Ia, baru menerima tunjangan resmi pada Juni 1979, sembilan tahun setelah kematian Sukarno!
Lebih ironis, ketika tahun 1972, rumah di Jalan Sriwijaya harus ditinggalkan karena tak kuat menanggung biaya perawatan rutin. Fatma mengontrakan rumah itu. Rumah yang telah menemaninya dalam kesedihan dan kesepiannya. Uang kontrakan dipakai antara lain membiayai Guruh kuliah di Belanda. Fatma sendiri hidup bersama ibunya, Khadijah di Jalan Cilandak V, Jakarta Selatan, tak jauh dari lokasi yang sekarang terkenal dengan Rumah Sakit Fatmawati. Namun saat itu, jalan menuju rumahnya sempit dan berlumpur.
Kita tentu harus melihatnya secara proporsional. Sebagai presiden, lazimnya tentu hidup dalam keadaan serba berkecukupan. Setidaknya, banyak hal yang menjadi beban negara. Meski begitu, kita juga mengetahui, bahwa selama menjabat, Bung Karno tinggal di istana. Istana negara milik negara. Bung Karno sendiri tercatat hanya memiliki sebuah rumah di Batu Tulis, Bogor. Rumah-rumah yang lain, ia belikan untuk istri-istrinya.
Sedangkan rumah Batu Tulis pun, selengsernya Bung Karno langsung disita Sekretariat Negara. Aneh. Entah atas dasar apa, rumah milik pribadi Bung Karno satu-satunya itu diambil oleh negara. Bahkan, Gubernur DKI Ali Sadikin, pernah memberi ebuah rumah dan sebidang untuk tinggal keluarga Sukarno.
Bukan hanya itu, semua harta pribadi milik Bung Karno yang ia tinggalkan di Istana, saat ia “diasingkan” oleh rezim baru, sebatas hanya didata, tetapi barang-barangnya raib entah kemana. Sungguh geram jika melihat kenyataan itu. Sebuah rezim yang diawali dengan konspirasi busuk bersama kekuatan asing, disusul oleh aksi menjarah harta mantan presidennya…. Itulah pondasi Ode Baru.
Tidak berhenti sampai di situ. Anak-anak Bung Karno pun terkena getahnya. Mereka tidak pernah mewarisi harta Bung Karno yang berlebihan. Mereka juga harus bekerja untuk nenopang hidupnya. Guntur dipaksa berhenti sekolah, dan bekerja membantu ibunya. Mega, Rachma, Sukma hidup bersama suaminya. Mereka masih sering berkumpul di rumah ibunya, di Jl. Sriwijaya 26, Jakarta Selatan. Kehidupan Fatmawati sendiri jauh dari kemewahan, sekalipun ia janda presiden, mantan first lady negara ini.
Dan ini cerita nyata… menggambarkan betapa sederhananya keluarga mendiang Bung Karno. Manakala hujan turun deras, air masuk karena atap yang bocor. Beberapa bagian langit-langit rumahnya bahkan tampak rapuh dan rusak. Sebagai janda presiden, Fatmawati tidak menerima tunjangan barang sepeser. Ia, baru menerima tunjangan resmi pada Juni 1979, sembilan tahun setelah kematian Sukarno!
Lebih ironis, ketika tahun 1972, rumah di Jalan Sriwijaya harus ditinggalkan karena tak kuat menanggung biaya perawatan rutin. Fatma mengontrakan rumah itu. Rumah yang telah menemaninya dalam kesedihan dan kesepiannya. Uang kontrakan dipakai antara lain membiayai Guruh kuliah di Belanda. Fatma sendiri hidup bersama ibunya, Khadijah di Jalan Cilandak V, Jakarta Selatan, tak jauh dari lokasi yang sekarang terkenal dengan Rumah Sakit Fatmawati. Namun saat itu, jalan menuju rumahnya sempit dan berlumpur.
PETIKAN WALL GROUP KOMUNITAS KEDATUN KEAGUNGAN CINTA BUDAYA
& RATU RIMBA NIAGARA
21 ZULKAEDAH 1435H
16 SEPTEMBER 2014
0 comments:
Post a Comment