Tuesday, 22 September 2015

NUSANTARA SEHATI SEJIWA (215) TIADA YANG MUSTAHIL JIKA IZIN-NYA - KESULTANAN INDERAPURA - 13


NUSANTARA SEHATI SEJIWA (215) TIADA YANG MUSTAHIL JIKA IZIN-NYA - KESULTANAN INDERAPURA - 13



KELOMPOK Kajian Puitika (KKP) Fakultas Sastra (FS) Universitas Andalas (Unand) > Naskah kuno sepanjang 5,07 meter, lebar 57,2 cm, milik Kerajaan Kesultanan Indrapura yang berdiri antara abad ke-9 s-d tahun 1891.


“Dari catatan seluruh manuskrip kuno yang sudah ditemukan dan diteliti, inilah naskah terpanjang yang pernah diteliti,” kata M.Yusuf, dosen FS Unand, anggota KKP kepada Media, Jumat (23/7/2004).

Naskah yang sudah diteliti para dosen tersebut dipamerkan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, . Semenjak Senin hingga Rabu (26-28 Juli 2004) , di UIN berlangsung Simposium Internasional ke-8 Pernaskahan Even tersebut diadakan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) dan UIN, bekerja sama dengan sejumlah lembaga.

Pada Sabtu (17/7) , M. Yusuf bersama beberapa dosen lainnya: Yusriwal, Adriyetti Amir dan Zuriati serta tokoh silat Sumbar Emral Djamal Datuk Rajo Mudo yang juga dosen luar biasa di FS Unand, termasuk Media mengunjungi pusat kerajaan Indrapura itu, sekitar 180 km di selatan Kota Padang.

Dalam rombongan satu mobil tersebut, turut serta Soeltan Boerhanoedin gelar Soeltan Alamsjah Firmansjah. Dia adalah pewaris Kerajaan Kesultanan Indrapura, pemilik naskah kuno berupa ranji silsilah kerajaan maritim tersebut. Perjalanan bersama Soeltan Boerhanoedin, bertujuan menjemput dan mendokumentasikan naskah milik Soeltan.

Naskah ini diterima Soeltan dari ibunya Putri Gindan Dewi Alam, bertuliskan Bahasa Jawi: bahasa Melayu, tulisan Arab. Di bagian atas tertulis judul naskah : Silsilah Kerajaan Kesultanan Indrapura. Dalam naskah terdapat 33 nama rajanya, semenjak Sultan Jamalul Alam yang mendirikan kerajaan pada abad ke-9 hingga raja terakhirnya Sultan Daulat Muhammad Bakie gelar Sultan Firmansyah Alam yang memerintah hingga 1891.

Di samping itu, terdapat ratusan nama keluarga kerajaan dan bundo kanduang serta keterangan tentang wilayah, lambang, jimat, dukun dan pelindung kerajaan berupa dua jin Islam. Semuanya, dihiasi garis dan dekorasi berwarna merah, kuning, hitam, hijau dan emas.

Menurut Yusuf, penelusurannya bersama beberapa dosen FS Unand semenjak 1996 hingga Februari 2004, sudah menemukan sekitar 200-an naskah tulisan tangan kuno. “Naskah kuno yang sudah diteliti banyak memberikan masukan baru dalam sejarah nusantara,” katanya. Di antaranya, ya naskah silsilah Kerajaan Kesultanan Indrapura yang menguatkan keberadaan kerajaan tersebut. Padahal, selama ini kerajaan itu tak tercatat dalam sejarah Indonesia. “Naskah itu membawa pesan sejarah,” katanya.

Jumlah naskah yang ditemukan para peneliti, menambah khazanah naskah kuno asal Minangkabau yang sudah ditemukan. Sebelumnya, hasil penelitian Zuriati menghitung ada 371 manuskrip Minangkabau yang sebagian besar terdapat di Belanda, Inggris, Jerman dan Malaysia. Hanya 78 di antaranya, yang terdapat di Perpustakaan Nasional Jakarta.

Yusuf yang mengecap pendidikan magister filologi (studi tentang manuskrip tulisan tangan) di Universitas Leiden, Belanda dan Universitas Indonesia (UI) tersebut mengatakan, metode untuk mengetahui umur sebuah naskah, bisa dilihat dari cap air pada kertas yang dipakai. “Kertas produksi Eropa dan China abad ke-16 sampai ke-19 selalu punya lambang khusus seperti singa, gajah atau beberapa lambang lainnya, ketika kita menghadapkan kertas pada cahaya. Manuskrip itu biasanya ditulis takkan lama setelah tahun pembuatan kertas.”

Selain itu juga bisa diketahui berdasar catatan dalam naskah. “Biasanya dalam naskah ada catatan kapan naskah mulai ditulis atau disalin, kapan selesai, serta tempatnya. Atau bisa juga diketahui dari bukti-bukti dalam naskah yang bisa dikaitkan dengan peristiwa atau hal lain di luar naskah itu,” jelas Yusuf.

Naskah kuno, menurut Yusuf, bukan hanya ditulis di atas kertas, tapi juga di atas daun lontar, bambu, tanduk, kulit binatang, kulit kayu atau kertas deluang (kertas dari serat kayu). Tapi, yang ditemukannya, mayoritas ditulis di atas kertas. “Sekitar 80 persen berisi tentang persoalan agama Islam (syara’) yang lainnya soal adat Minangkabau,” kata Yusuf.

Selain menjadi fakta yang amat berguna untuk penulisan sejarah, dari seluruh naskah temuan peneliti, bisa disimpulkan, adanya keterkaitan yang erat antara syara’ dengan adat Minangkabau. “Naskah yang dengan tulisan arab dan bahasa melayu (jawi) yang ditulis kaum agama juga menyinggung persoalan adat. Demikian juga naskah yang ditulis kaum adat tak bisa melepaskan diri dari agama Islam.”

Dengan demikian, filosofi adat basandi (bersendi) syara’, syara basandi kitabullah (Alquran), yang dianut orang Minang, terbukti dalam catatan naskah tersebut. Penulisan dan penyalinan naksah tersebut, menurut Yusuf, mayoritas bertujuan sebagai medium penyampai ajaran.

Buktinya, di surau-surau tua di pelosok Sumbar, naskah-naskah tua itu masih dipelajari oleh penganut paham tarikat. “Selain itu, setelah mempelajari berbagai naskah, kami menemukan, ternyata masuknya Islam ke Minangkabau bukan saja dari pesisir barat Sumbar, namun juga dari pantai timur di Riau,” ungkapnya. (MELAYU TINGGI KAMPUNG DALAM KERAJAAN USALI KESULTANAN INDERAPURA)
 — with Norman SophanYoudhi PrayogoJon Durim Paqësore and 12 others.
Unlike · Comment · Turn Off Notifications · Share · March 24, 2013 · 
  • You, Kesultanan Indrapura and 113 others like this.
  • Comments
    • Lim Kee Soon Tahniah Ranji Silsilah kesultanan Inderapura.
    • Ustadz Azmi Dja'far Subhaanallah, Kebenaran tetap benar...
      Selalu menjadi pelajaran bagi orang yang mencari kebenaran
    • Adi Fa tahnia unytuk Kesultanan Indrapura
    • Kesultanan Indrapura Penduduk aslinya adalah orang-orang Melayu dari pedalaman Sumatera dan orang-orang kepulauan lainnya di sekitar perairan Nusantara yang datang dan menetap di tepi-tepi pantai atau pulau pulau sekitarnya
    • Kesultanan Indrapura Kertas Kerja tulisan Djanuir Chalifah St. Indera tentang Sejarah Kerajaan Indrapura yang disampaikan dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau (1970) : Indrapura adalah sosok pintu yang rumit menutupi latar belakang tonggak-tonggak sejarah Minangkabau di Sumatera Barat dan sejarah Islam Nusantara, pada zamannya. Menyimpan banyak rahasia kejayaan dan kekayaan pulau Sumatera.
    • Daeng Khamshah Subhaanallah....kebenaran tetap kebenaran tidak bisa di tipu, gimana pula tentang ranji silsilah sriwijaya yg belum terungkap lagi?
    • Kesultanan Indrapura 
      Indrapura, Pusat Negeri Pagar Dewa yang terlupakan, panglima besar yang gagah berani di daratan, penguasa laut pesisir barat Sumatera khususnya pesisir barat Minangkabau, dan “raja dewa” yang pada zamannya mewarisi “kekuatan langit sejati” sebagai Khalifatul Alam. Memiliki Tujuh Makam Kedudukan Raja berupa Pandam Pakuburan Raja-raja Nan Basasok Bajarami, disebut sebagai ustano basa atau tepat gobah keramat, situs purbakala yang menjadi bukti sejarah raja-raja dan sultan-sultan usali (asli) negeri ini.

    • Daeng Khamshah Sampai Sekarang Masih Belum Ada Yg Bisa Menjawab Soalan Sy, Dimanakah Terletaknya Makam Parameswara / Sri Maharaja Sultan Iskandar Dzulkarnain Alamshah Tribuana...
    • Bung Yus Lie Nukilan sejarah yang sangat luar biasa,selalu terabaikan oleh negara, salut kepada ahli waris yang telah menyelamatkan harta yang tak ternilai harganya itu,..
    • Kesultanan Indrapura Sebuah dokumen penting yang menjadi saksi keberadaan Kesultanan Indrapura di masa lalu, yang sekarang tersimpan dengan rapinya oleh ahli waris zuriat keturunan Sulthan-Sulthan Indrapura yang perlu penelaahan lebih lanjut, adalah sebuah Ranji SalasilahSulthan-sulthan Indrapura yang panjangnya sekitar 5,5 m, lebar kurang lebih 65 cm. 
      Disimpan dalam sebuah tabung yang terbuat dari seng-plat tua. Batang Ranji diukir dalam garis-garis dan lingkaran yang cukup indah dan mempesona. Ditulis dalam huruf Arab bahasa Melayu yang rapi dan indah pada kertas tua warna kecoklat-coklatan yang keadaanya sudah lapuk, sehingga perlu diberi lapisan kertas baru, terekat rapi sebagai penguat dibagian belakang kertas ranji. 
      Penulis buat pertama kalinya membaca manuskrip ranji ini dan kemudian menyalin dan mengalih tulis ke dalam tulisan latin di bulan Oktober 1989, atas izin ahli warisnya, Sultan Boerhanoeddin Gelar Sultan Firmansyah Alamsyah (67 tahun), Pucuk Adat Kampung Dalam Indrapura, di Pesisir Selatan. 
      Keturunan terakhir dari bekas Kerajaan Kesultanan Indrapura yang tertulis dalam Ranji Asli, ialah Putri Gindam Dewi Alam Indrapura, bersama saudaranya Sultan Setiawansyah Indrapura. Keduanya adalah anak kandung dari Putri Nurmidah Gumala Indrapura, dan cucu dari Putri Zainab Cakra Alam Indrapura. 
      Sementara Putri Zainab ini adalah adik kandung dari Putri Bangun Raja Perempuan Indrapura, yang melahirkan Sultan Mohammad Baki Gelar Sultan Firmansyah, Raja dan Sultan terakhir yang memerintah dari sejarah perjalanan Kerajaan Usali Kesultanan Indrapura dari abad IX M s.d 1891 M.
    • Bung Yus Lie Subbahanaullah,....
    • Ratu Rimba Niagara Subhanallah terlalulah panjang naskah kuno ini. Ditakdir dapat melihatnya pasti pengalaman yang indah.

      Allah swt juga takdirkan Ratu Rimba Niagara menjadi Pujangga Nusantara..menulis puisi gurindam syair pantun untuk Raja, Pahlawan, Pemimpin dan Rakyat Nusantara andainya dijadikan 
      naskah moden panjangnya sama agaknya. Subhanallah 
      Kuasa Allah mengatasi segala-Nya.

      Barulah dipahami kenapa sejak dulu lagi hati ini sudah jatuh hati dengan sejarah raja dan pahlawan nusantara rupanya dengan izin-Nya jua mengarangkan naskah pujangga moden nusantara.
      Itulah takdir yang kuterima apabila sudah ditakdirkan ke atasku.
      Redho akan takdir itulah yang amat membahagiakanku sebagai seorang penulis ....biarpun bukan berasal dari bumi ibu pertiwi nusantara....

      Memang sukar dipercayai dari segi logik...tapi bila dipikirkan 
      bilamana Allah berkehendak tiada siapa yang boleh menghalang-Nya...makanya kuredho atas Kehendak-Nya aku menjadi pujangga menuliskan kisah-kisah fisabilillah raja dan pahlawan nusantara...Itulah hakikatnya itulah takdir dari-Nya yang harus kuterima dengan redho tanpa ada rasa keraguan lagi.
      4 minutes agoEditedLike5
    • Kesultanan Indrapura FALSAFAH RAJA KERAJAAN USALI KESULTANAN INDERAPURA “Raja Indrapura adalah Raja Syarak Patah Tumbuh Hilang Berganti, Hilang Raja Berganti Raja. Beredar Raja dengan Syarak, Berdestar Syahid Syabilillah, Bersatu Sultan dengan Rakyat, Beredar Sultan dengan Adat, Beredar Sanak Kemenakan dengan Adat Pusaka. Mengitari Bumi se-Petalo Langit, ke Bawah Dalam, ke Awang Tinggi , Pergi Satu, Tumbuh Seribu, Sebanyak Pasir di tepi laut,. Hati bagai Sega! Air Laut kan ganti Tintanya, Air Tawar kan ganti Gencunya, kan pembuat Riwayat Tanah Alam, untuk diingat-ingatkan dikala sekarang, dikala nanti, karena syarak punya Bersama, Allah Ta’ala menjadikannya.”
    • Bung Yus Lie pengen datang berkunjung,
    • Bharu Klinthing saya punya sebuah manuskrip kuno kertas dari kulit. tulisan huruf arab pegon. bahasa jawa kawi berisi komunikasi antara Nabi Muhamman dengan sahabatnya. isi komunikasi sejarah terbentuknya dunia beserta makhluknya dan ilmu syare'at sampai hakikat.
      kira2. dibuat tahun berapa yahhh.....
      salam nusantara. agung.
    • Zainal Abidin alhamdulillah, mudah2an dgn ditemukannya naskah kuno itu, kt semua tahu Inderapura sbg sebuah kerajaan di Indonesia
    • Ratu Rimba Niagarai Cuma yang menjadi isu di sini adakah kerajaan Inderapura di Indonesia ada kaitan dengan Inderapura di Malaysia? Sehingga ada pihak menjadikan isu yang amat besar. Mohon pencerahan.
    • Tubagus Najib naskah yang amat berharga dan lebih berharga lagi telah diselamatkan oleh YML, bukti bahwa zuriat kerajaan memiliki peduli yg tinggi terhadap warisannya. kapan Yang Mulya kami bisa lihat dan bisa baca naskahnya
    • Forstrata Sembilan Lima Masyarakat SUMBAR filosofi adat basandi (bersendi) syara’, syara basandi kitabullah (Alquran), yang dianut orang Minang. Sehingga segala sesuatu disimpan terpelihara rapih oleh para ibukanduang KARENA mereka MATRIAKAT jelas berbeda dengan kami di wilayah SUMSEL yang PATRIAKAT terjadi pemusnahan sejarah : LIHAT LAH BUKTI SEJARAH YANG TERJADI dibawah ini :
    • Rusdal Inayatsyah Manuskrip sebagai Sumber Sejarah

      Ranji Silsilah keturunan kerajaan usali kesultanan Inderapura yang disusun seperti pohon terbalik, dari puncak yang satu atau sepasang kemudian menurunkan generasi yang sambung bersambung dan bercabang-cabang banyak. R
      anji silsilah keturunan raja-raja ini merupakan manuskrip asli yang masih tersimpan oleh ahli warisnya. Manuskrip ini merupakan satu-satunya sumber otentik berkenaan dengan pohon sejarah Islam di Nusantara, khushnya kerajaan kesultanan Inderapura. Sebuah keberadaan kaum, suku atau dynasty harus memiliki ranji silsislah sebagai bukti dirinya.

      Sejarah berasal dari bahasa Arab Syajarah yang artinya pohon atau batang. Sebagai pohon tentu saja ia bisa berdahan dan bercabang, dan memiliki ranting-rantingnya. Pada awalnya kata ini dipakai untuk Ranji, yakni pohon silsilah asal usul suatu kaum atau dynasty. Menurut Buya Hamka, pemeliharaan ranji silsilah pohon keturunan sudah menjadi tradisi turun temurun semenjak dari keturunan dari putra nabi Muhammad saw, yakni Hasan ra dan Husain ra. Pohon keturunan ini disebut “Syarajatun Nasab”.
    • Rusdal Inayatsyah Didalam manuskrip Ranji Inderapura ini tercatat uraian tentang asal usul berdirinya sulthan-sulthan, yang bermula dari sebuah kerjaan Sultan Taj’ul Alamsyah. Didalam manuskrip ranji dituliskan keterangan yang trankripsi bebasnya sbb;

      Bismillahirrahman
      irrahim..

      “Ketentuan asal sul berdirnya sulthan-sulthan dalam kerajaan inderapura khalifatullah diateh bumi Nabi Adam As. Khalifatullah Nabih As. Nan mulo-mulo mambuek pelang disusun diateh bukit thursina dan mulo-mulo menjadi urang pelayaran yaitu: Sulthan Iskandar Dzulkarnaini Daulahtullah Fil Alam Nusyirwan Adil, Rajo Masyrik dan Magrib. Sultan Maharajo Alif kerajaan di benua Ruhum. Sultan Sri Maharajo Depang Kerajaan dibenua Tibet. Sultan Sri Maharajo Dirajo kerajaan di Pulau Lingga Puri dilereng Gunung Merapi. Lagundi Nan Baselo, sawah satampang banieh, Pariangan Padang Panjang. Khalifatul Alam Sultan Muhammadsyah Kerajaan di Indrapura, Syahdan Sultan, Rajo yang berdiri dengan sendirinya, Rajo nan tidak dapek dikilek, tidak dapek dikiek, tidak dapek disilek, tidak dapek dibuek mempunyai ahli waris turun-temurun”.[1]
    • Rusdal Inayatsyah Pada bagian lain dalam Naskah ranji diterangkan bahwa pada masa periode Pariangan Padang Panjang, yakni:

      “Sebelum jurai menjadi luhak dan belum bernama luhak nan tigo dan belum terbentuknya dua keselarasan koto piliang dan bodi Caniago, maka yang berk
      uasa pada masa itu disebut; Daulat Mahkota Sulthan Sri Maharajo Dirajo yang berpusat di Lagundi Nan Baselo, dipuncak gunung Merapi. Disitulah berdirinya Kerajaan Sultan Tajul Alamsyah”

      Maksudnya sebelum adanya Pagarruyung, dan alam ini belum bernama Minangkabau[2].
    • Rusdal Inayatsyah Pada kepala ranji dicatat nama gelar lengkapnya sebagai Sulthan Jamalul Alam Sulthan Daulat Sri Maharajo Dirajo Usli Kerajaan di Pulau Linggapuri Dekat kaki Gunung Merapi, Salah satu catatan dalam Ranji Menguraikan Sebagai berikut;

      “Bismillahhirrahman
      nirrahim. Alkisah sabalun jurai menjadi luhak dan balun banamo luhak nan tigo dan alun ado dua kelarasan karano alun lahie lagi ka dunia datuk katamanggungan dan datuak parpatih nan sabatang. Adopun yang bakuaso samaso itu disabut daulah Mahkota Sulthan Sri Maharajo Dirajo kerajaan dipulau Linggapuri, kamudian banamo Pulau Emas, Pulau Perca, Lagundi nan baselo yaitu puncak gunung merapi. Disitulah banamo kerajaan sultan Tajul Alamsyah. Pado maso itu belum ado nama kerajaan pagarruyung dan alam ini belum banamo Minangkabau. Yang Mulia Daulat Sulthan Sri Maharajo Dirajo berlayar mengarungi lautan dengan sebuah rakit ke seguntang-guntang dan sampai kesebuah pulau berisi binatang buas yaitu singa. Oleh karena sakti dan keramatnya Sulthan sekalian binatang itu sujud dan mencium tangan Sultan, sehingga Singa dijadikannya kendaraan mengelilingi pulau itu. Maka pulau itu beliau beri nama Singapura. Seterusnya beliau jadikan negeri dan seterusnya beliau juga membuat negeri johor, malaka, patani dan lain-lain dan disinilah beliau Sultan Sri Maharajo Dirajo meninggalkan dunia yang fana, Kemudian kekampung akhirat yang kekal, dan beliau inilah yang menurunkan kerajaan Sultan Negeri Sembilan dan disini pulalah pangkalnya hubungan keluarga Minangkabau dan kerajaan Inderapura dengan kerajaan Negeri sembila Malaya”.[3]
    • Rusdal Inayatsyah Kemudian pada zaman berikutnya terjadi beberapa kali perpindahan kedudukan raja-raja yang berkuasa sampai kepada zaman kerajaan yang berpusat di Pagarruyung[4]. Bahkan didirikan pula kerajaan-kerajaan rantau yang baru, terutama masih pada zaman PadukaBesar Datuk Ketamanggungan dengan gelar Sultan sebagai Al-malik Al-Akbar dan datuk Perpatih Nan sebatang dengan Gelar Sultan Indra Alam. Jumlahnya menjadi sepuluh sampai dua belas kerajaan-kerajaan rantau yang memilki otonomi sendiri.

      Banyak tambo-tambo Minangkabau mencatat keberadaan kerajaan rantau sebagai wilayah pertahanan, seperti juga yang tertulis dalam naskah ranji Silsilah keturunan keluarga kerajaan kesultanan Inderapura.

      Menurut catatan dalam manuskrip, Raja inilah yang naik ke pinggang gunung merapi, mendirikan kerajaan Islam di Pariangan Padang Panjang. Karena Ia berasal dari Teluk Air Dayo Puro nama kerajaan sebelum berubah menjadi Inderapura, maka wilayah Inderapura tetap menjadi wilayah otonomi khusus sebagai negeri asal tempat kedudukan Khalifatul Alam Sultan Muhyidinsyah Daulat Jamalul Alam Sri Maharaja Dirajo Muhammadsyah, secara turun-temurun, zaman berganti zaman.

      Sebagai pemegang yang dipertuan Daulat kerajaan Usli Kesultanan Inderapura tetap anak cucu ahli waris beliau dalam pengertian yang berhak, yang syah menyandang “Kekhalifahan” Sultan Muhammadsyah.
    • Rusdal Inayatsyah Walaupun Pusat Minangkabau Pariangan telah beralih ke Pagarruyung, tetapi karena pendirinya juga termasuk keturunan Sultan Muhammadsyah yang pertama, dengan sendirinya istilah; “ anak cucu yang dipertuan dinegeri Pagarruyung jua adanya”, adalah merupakan kelaziman pada zamannya dalam mengangkat raja-raja di rantau dan raja-raja ditepi laut, karena kedudukan resmi kerajaan tajul Alam yang berpusat di pariangan kemudian menjadi wilayah alam Minangkabau yang rajanya berkedudukan di kerajaan nagari Pagarruyung pada zamannya.

      Bahwa kedudukan Sulthan Muhammadsyah sebagai khalifah sampai kepada pewaris-pewarisnya kekhalifahan berikutnya juga menyandang gelar-gelar khas Islam seperti Sultan Muhammadsyah, Sultan Firmansyah, Sultan Inayatsyah, Dll tidak hanya diakui di Minangkabau-Pagarruyung, tetapi juga sampai ke Siak, Johor, Bugis dan Makasar. Ketika terjadi perselisihan dan peperangan antara orang Riau dan Siak, serta berbagai keributan di negeri Kampar, maka Khalifatul Alam Sultan Muhammadsyah yang turun kedaerah tersebut untuk mendamaikannya. Peristiwa ini dicatat oleh Alm Raja Ali Al-Haji Raiu[5] dalam bukunya sebagai berikut:

      “Pada hijrah Sunnah 1138, masa itulah turun Sultan Khalifah Allah Muhammad shah ka nageri Kampar, lalu Menyuroh sumpah setia antara Raja Pagar ruyong dengan raja Johor, dan anak Minangkabau yang dipesisir laut. Adapun bunyisetianya itu:”barang siapa anak Minang kabau yang dalam tawanan Raja Johor hendaklah mengikut perentahan Johor, barang siapa tiada mengikut dimakan sumpah besi kawi, tiada selamat sampai anak cucu dan tiap-tiap satu perkerjaan yang dicitanya dikutoki Allah Ta’alla. Demikianlah sumpah setia itu. Adapun surat sumpah setia diperbuat tiga puchok: yang satu diberikan kepada baginda Sultan Sulaiman Badrul Alam shah dan yang kedua kepada Yang dipertuan Muda Sultan Alaudin Ri’ayat Shah dan yang ketiga kepada Matwa yaitu Raja Tua Daeng Manampok.”

      Dari catatan ini dapat diketahui keberadaan Sultan Muhammadsyah sebagai Khalifah Allah yang sangat dihormati dan dimintakan petunjuk dan hukum2 oleh raja2 lain. ditahun Hijrah Sunnah 1138 (sekitar tahun 1717M).
    • Rusdal Inayatsyah [1] Emral Djamal. 1989. Ibid. Transkripsi Ranji

      [2]Pada masa itu belum ada nama Minangkabau, tetapi disebut ranah tigo jurai. Dalam tradisi kaba masa itu disebut: “Masa sebelum bertoboh pakandangan, belkum bersintuk lubuk along, belum bertiku pariaman
      , belum berpadang Bandar sepuluh, belum berdaulat Pagarruyung, belum berdaulat alam minangkabau. Hanya yang berdaulat masa itu bernama Mahkota Sultan Tajul Alamsyah di pariangan padang panjang dilereng gunung merapi, Lagundi nan Baselo, sawah Gadang satampang banieh, dibukit saguntang-guntang. Tempat ini diihuni oleh Dang Malini dan dang Ambun, Kemudian diketahui oleh Sultan Daulatullah bahwa ketiga anak raja tersebut adalah anak adiknya sendiri. Daulatullah Sri Sultan Maharaja Diraja inilah yang berangkat ke gunung merapi pariangan padang panjang dan jadi raja disana bersama rombongannya seta candikio kemudian bergelar Datuk Suri Dirajo (jauh sebelum Dt. Suri Dirajo zaman Perpatih) bekar raja negeri Hindu sebagai sahabat karib dan penasehat.

      [3] Emral Djamal, 1989. Transkripsi Ranji.

      [4] Pagarruyung yang dikenal sekarang pada awalnya adalah tempat kedudukan Adityawarman, seorang pewaris tahta kerajaan Dharmasraya di siguntur, pulau Punjung yang kawin dengan Puti Reno Jalito, menjadi Urang samando yang dirajokan oleh mamak rumahnya Datuk Perpatih nan Sabatang dan Datuk Katamanggungan di Pariangan. Adityawarman mencoba membawa konsep kerajaan Hindu Budhanya ke Pariangan yang nyata-nyata ditolak oleh kedua datuk tsb, dan secara halus menempatkannya di sebuah wilayah di Surawasa, yang kemudian pindah mendirikan Balai Janggo diujung Kapalo Koto, Melayu Kampung dalam, kemudian baru bernama Pagarruyung. Sebelumnya nama Pagarruyung juga terdapat di Inderapura dan di nagari Kumanis, Tanah datar dengan Riwayat tersendiri.

      [5] Raja Ali Haji, 1965:69. Tuhfat Al Nafis
    • Razak Rao yg diatas ini adakah juga sebuah ranji silsilah pagaruyung ?
    • Naim Manaf Sebelum adanya minangkabau....
      Bermulanya minangkabau dari adityawarman


      Adat perpatih,adat tumenggung dan hidup bersuku bermula sebelum datangnya aditya
      Datuk Perpatih dan Tumenggung dr ranah tigo jurai,pariangan

      Apa mungkin pada masa kerangka itu juga bermulanya siak gassib pakFakhruddin Ibnu Burhan?
      Makanya,minangkabau hanyalah kawasan yg diperintah oleh adityawarman ya pak Razak Rao?
    • Fakhruddin Ibnu Burhan Buka kitab negara kertagama..zaman negara kertagama bermulanya aditywarman tp zaman itu juga rokan_siak_kampar_kritang(inderagiri)_tebo(jambi) sudah di sebut..bersama darmasraya dan mnnakabou sndiri
    • Naim Manaf "Bermulanya minangkabau dengan adityawarman"
      Pak Fakhruddin Ibnu Burhan : darmasraya itu lebih tua dr minangkabau ya?


      Aditya datangnya dr trah majapahit,pastinya pendirian minangkabau mendapat kebesaran dr majapahit...
    • Anthon Lubuk hehehe....Minangkabau baru ada sesudah Adityawarman Berkuasa...haha Adityawarman diganti anaknya, sesudah itu di kikis habius oleh pengaruh aceh.....eeeee
    • Naim Manaf Maharajo Alif Khalipatullah.....ya kan pak Anthon Lubuk ?
    • Anthon Lubuk Naim Manaf...iya
    • Datuak Rangkayosati salam dari pariangan....

    • Puteri Dewi Sang Suhita salam tuanku ....
    • Daeng Khamshah Insyallah Bahtera Lancang Kuning Akan Bangkit Lagi Untuk Menghidupkn Kembali Zaman Kegemilangan Kesultanan Yg Dulu...Salam Nusantara Agong...
    • Dipatuan Shaukat Khan very nice but can you write in english too
    • Emral Djamal Raja Setio Barat adalah salah seorang panglima Indrapura di Pessisir Barat yang amat terkenal .. punya istri di Indrapura, Renah Sikalawi/Bengkulu dan di Tarusan ..... namanya Sultan Abdul Rahim Sultan Firmansyah .. kadang-kadang rakyatnya hanya menyebut dg "Raja Ibrahim" saja ......
    • Emral Djamal Di Tarusan meninggalkan seorang putra yang kelak menjadi Raja Tarusan pertama ..Putri Danggan Rejanges Remandung .. itulah ada hubungan Koto XI Tarusan dg Indrapura dan Bengkulu ...
    • Emral Djamal yang di tARUSAN bernama kecil "Bujang Rajo" ... kemudian diberi gelar oleh ayah "Sultanbaai Raja Khalifah" sebaai Raja I Nagari Sehiliran Batang Barus - Koto XI Tarusan .... beliau Sultan tidak menetap di Tarusan tapi kembali lagi ke Indrapura ....menceraikan istrinya dan meningalkan seorang putra ......
    • Emral Djamal pROSESI pengangkatan putra Sultan juga diatur oleh mamak istri ultan dari Kubun 13 Solok .. utri Putri Danggan Rejanges Remandung ..
    • Emral Djamal tidak sama .. Putri Danggan Rejanges Remandung "Rajo Bujang" itu adalah dari Pagaruyung yang juga peri ke Renah Sikalawi krn beliau adalah cucuran/kemenakan Rajo Megat / Rajo Mudo yang pertama ....
    • Emral Djamal ya rajo bujang hanya gelarnya ... punya istri di Renah sikelawi ....
    • Emral Djamal yop pak tuo carikan dulu ya .. teks dokumennya ...
    • Emral Djamal Kutipan Transkripsi (1995) Tambo Salasilah Rajo-Rajo Minangkabau di Gunung Marapi - Pagaruyung - Putri Danggan Rejanges Remandung: "Adapun bini katigo Yamtuan Buyung (Raja Buyung, juga disebut Raja Bujang) – bini di
      Ranah Sikalawi – baranak bartujuh u
      rang – nan partamo Rangkayo Gata – nan kadua
      Rangkayo Tapa – nan katiga Rangkayo A’in – nan ka ampat Rangkayo Jana’in – nan
      kalima Rangkayo Niur Gading – nan kaanam Rangkayo Karang Niur – bargalar
      Sulthan Abdullah – Raja di nagari Tanah Labung – Raja nan arif bijaksana - nan
      katujuh Putri Sarindang Bulan – Raja Putri nan muda di Indrapura – bini dek
      Yang Dipertuan Satia Barat – Raja Gadang lagi adil bernama Sulthan Abdul Rahim
      Pirmansyah "–
    • Emral Djamal Labung - Lebong ...
    • Emral Djamal banyak raja punya banyak nama ... krn keterangan ranji tidak urut kepada hal lain / rinkas saja... maka satu alinea amat berharga karena sumbernya adalah teks arab malayu bhs minang, mungkin ada pada keterangan lain ...
    • Emral Djamal catat juga keterangan ttg Sulthan Abdul Rahim Firmansyah Yan Dipertuan Setio Barat denan istrinya Putri Sarindang Bulan dari Ranah Sekalawi tapi tinggal di Indrapura ... Putri Danggan Rejanges Remandung ..
    • Emral Djamal coba dicari dulu ya Putri ... kalau ada nanti dikabarkan lagi ...
    • Emral Djamal coba cari data ttg suami Putri Gading Cempaka .. Putri Danggan Rejanges Remandung ... nanti kita cari dulu thny sekitar abad 16
    • Emral Djamal oh ya uadh tau rupanya .. Raja Gamuyang ini kan punya sejarah sendiri pula dg beberapa nama Putri
    • Emral Djamal Putri Danggan Rejanges Remandung.maksudnya , maaf
    • Emral Djamal yang penting terbukti ada hubungan Renah Sekelawi/Rejang Lebong, Sungai Tarab Pagaruyung dan Indrapura, mari kita cari titik temunya ....
      8 hours agoLike1
  • Rabeah Binti Mohd Ali


LIMPAHAN KASIH TUAN PUTRI RIMBA NIAGARA KEPADA KAMI TERLALU BANYAK DENGAN KEHADIRAN TAMAN-TAMAN SASTRA MENGINDAHKAN JIWA KAMI MEMBACA KARYA TUAN PUTRI. KAMI BERSYUKUR KEPADA TUHAN MENGURNIAKAN BAKAT MENULIS NAN INDAH-INDAH UNTUK DIBAGIKAN BERSAMA KAMI TANPA ADA RASA RUGI, PENAT DAN LELAH TUAN PUTRI TETAP JUGA MENGARANGKAN UNTUK KAMI. TERIMA KASIH TUAN PUTRI RIMBA NIAGARA. MOGA ALLAH SWT SAJA YANG DAPAT MEMBALAS KEBAIKAN TUAN PUTRI PADA KAMI. AAMIIN.
TAMAN KOTA SASTRA RATU RIMBA NIAGARA CITA-CITAKU
Ratu Rimba Niagara Taman Kota Sastra Ratu Rimba Niagara. ...indahkan...
Bondet Mataram Lha klw Taman Kota Sastra Rmba Niagara Tuh dmn mbak Ratu Rimba Niagara ?
Ratu Rimba Niagara Saya usahakan Allah Tentukan. Maka hanya DIA Yang Maha Tahu Di Mana Letak-Nya.
KERAJAAN RATU RIMBA NIAGARA KERAJAAN ILUSI ILHAM DARI-NYA
Putri Melati Putri Rimba ~ Putri Rimba menulis tidak pakai logika. pakai angan2 jek. Teguran membina di katakan mahu menikam. Dapat apa tikam cik puan. Idea itu hadir dari jiwa masing2. Idea Intelek cukup dgn kata2 singkat, padat dan bernas. Namun penuh penghuraian mendalam makna. Bukan berjela namun hampeh.
Putri Kemboja Puan tak sedarkah yg apa yg puan tulis tu membingungkan? Genre apakah yg puan tulis? Syair, puisi, gurindam atau cerita pendek?
Kedaton Kraton Wahyu Utamaposted toRatu Rimba Niagara
March 21
Sertifikat kerabat kedaton kraton Wahyu Utama dianugerahkan kepada Ratu Rimba Niagara
Hendra Ibrahim Bangsa melayu bukan hanya sekadar menjaga kebudayaan dan adat istiadat Melayu saja, Bangsa Melayu adalah Bangsa yang besar yang dikenal diseluruh dunia dengan semua kemampuan dan potensinya, serta adat istiadat yang sangat santun dan bermartabat, Bangga dan berusahalah membesarkan dan membangkitkan Melayu yg telah pudar dan jangan lemah menghadapi arus zaman, karena melayu tak kan hilang ditelan zaman. Bangsa yang besar ditentukan oleh para satria dan pemimpin2 nya. kalau sudah memegang nama melayu, berjuanglah, jgn bermalas2an. karena melayu itu sangat Agung dan Mulia.
Daulat Tuanku...
Ampun Tuanku beribu ampun,
Mohon patik masuk mengadap
Mohon patik merangkai khilaf
Mohon patik persembah rasa
Tuanku pelindung keluhuran
Tuanku Payung kesejahteraan
(DANA KARYA SASTRA NUSANTARA DISIARKAN SEMPENA MERAIKAN JALINAN TALISIRATURAHMI NASIONAL RAJA SULTAN NUSANTARA III JUNI DI KOTA MALANG SALAM SUKSES SEMUA YANG HADIR DARIPADA PUJANGGA RATU RIMBA CINTA 5 BENUA HAMBA SAYANG SEMUA DEMI-NYA SELAGI HAYAT DI KANDUNG BADAN)
'SELAMAT HARI KEMERDEKAAN MALAYSIA & INDONESIA TERCINTA!'
'KUCINTA DAN SAYANGIMU SAMPAI HUJUNG NYAWA!
' NYAWAKU INI JADI TARUHAN DEMI CINTAKU PADAMU'
'INILAH HADIAHKU UNTUK GENERASI KINI DAN AKAN DATANG MALAYSIA & INDONESIA.
UCAPAN TULUS IKHLAS SEMPENA MERAIKAN HARI KEPUTERAAN KDYMM SULTAN HASSANAL BOLKIAH KE 69 , HARI KELAHIRAN PUJANGGA RATU RIMBA NIAGARA CINTA 5 BENUA 13 OGOS 2O15, DIRGAHAYU KEMERDEKAAN INDONESIA 17 AGUSTUS 2015 DIRGAHAYU KEMERDEKAAN MALAYSIA 31 OGOS 2015'
KH. Abdullah Gymnastiar
·
Pastikan kita selalu berterima kasih atas sehalus apapun kebaikan orang, dan jangan berharap terima kasih atas sebesar apapun amal kita

PETIKAN GALERI & PERPUSTAKAAN RATU RIMBA NIAGARA
TOH PUAN RATU KENCANA SARI @ SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA @ PUJANGGA SERIBU ZAMAN @ PUJANGGA NUSANTARA CINTA 5 BENUA MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/SINGAPURA/THAILAND,
202 NEGARA DUNIA & SELURUH DUNIA KECUALI ISRAEL
9 Zulhijjah 1436H
23 September 2015





PETIKAN WALL KESULTANAN INDRAPURA & GRUP PUJANGGA RATU RIMBA CINTA 5 BENUA
9 ZULHIJJAH 1436H
23 SEPTEMBER 2015

0 comments:

Post a Comment

 
;