TEATER BANGSAWAN DIRAJA ( Karya RATU RIMBA NIAGARA & BUNDA RATU NEGARI I )
SEBEGITU ANGKUHKAN DIRI KITA DAN SEBERAPA PERDULIKAH KITA ......???
BABAK : 2
( BUNDA RATU NEGARI )
Lihatlah wahai kawan,
Dunia ini begitu luas untuk kita singgahi
Berjuta galaxy ada di alam ini
Semua adalah nyata
Dan kita tak pernah tahu
Kesemptan untuk melihat semua itu
Lihatlah wahai kawan,
Semua manusia punya hati dan perasaan
Untuk berbagi dan untuk menerima
Semua nikmat-nikmatNya
Semua adalah nyata
Dan kita tak pernah sadar akan semua itu
Lihatlah wahai kawan,
Semua harta dan benda yang kau punya
Tidak lebih banyak dari yang Dia punya
Hanya secuil yang kita dapatkan dari apa yang kita usahakan
Semua itu adalah sebuah kebenaran
Namun kita pura-pura buta dengan semua itu
Lihatlah wahai kawan,
kesenangan dunia ini,
Yang selalu kau nikmati dan selalu kau puja
Hanya secuil nikmat yang Dia turunkan
Untuk kita nikmati
Namun kita seakan lupa
Bahwa ini hanya sementara
Lihatlah wahai kawan,
Hujan turun dengan membawa keberkahan dan kesuburan
Untuk kita mengerti
Bagaimana hal itu terjadi
Dan adalah ini yang menjadikan kita hidup
Namun seakan kita merasa
Tak pernah menjamah sumber air kehidupan itu
Lihatlah wahai kawan,
Hangat cahaya matahari
Yang selalu kau nikmati dipagi hari
Untuk menjadi awal kehidupanmu hari esok
Namun seakan kau tak pernah merasakan nikmat itu dalam hidupmu
Lihatlah wahai kawan,
semua makhluk di alam ini,
Sujud dengan penuh rasa cinta kepadaNya
Sebagai wujud Syukur mereka kepadaNya,
Yang telah menjadikan mereka ada
Lihatlah wahai kawan,
semua harta benda yang susah payah kita usahakan
Hilang dan tak pernah kita bawa dialam kubur
Semua hanya hiasan yang semu dan sementara
Hanya sebuah kata yang Dia ucapkan,
Sehingga ada segala sesuatu seperti saat ini
Hanya Kun Fayakun,
Namun kenapa kita lupa dengan semua Nikmat-nikmat
Yang takkan pernah kita hitung jumlahnya
Kenapa kita seakan membisu untuk menjawab
Bahwa “aku adalah milikNya dan segala yang kuusahakan adalah milikNya”
Kenapa kita seakan buta
Bahwa “mereka yang terdzalimi juga bagian dariku”
Kenapa kita seakan tuli
Bahwa “tangisan yatim dan piatu itu adalah tanggung jawabku?”
Apa yang sebenarnya kita sombongkan
Dengan segala yang kita usahakan?
Semua yang ada dalam diri kita adalah milikNya
Semua yang kita miliki adalah titipan
Dan bukan hak kita untuk memiliki
Jika dia berkehendak dengan kun fayakun,
Maka tiada hal yang menghalangi untuk itu terjadi
Termasuk kehilangan semua yang telah kita usahakan.
( RATU RIMBA NIAGARA )
Hidupku adalah perjuangan
Hidupku adalah cita-cita Cita-cita yang tak akan padam
Walaupun coba dipadamkan oleh tsunami membadai-badai
Cita dan perjuanganku akan terus tegar
Kan kucoba pertahankan selagi nyawa di kandung badan
Makanya aku hanya memerlukan
Rakan seperjuanganku
Yang memahami komunikasiku
Dan aku memahami komunikasinya
Andai komunikasi seiring sejalan
Ayuhlah kumenantimu dengan pengen menggenggam hatimu
Tuk menjadi rakan seperjuanganku sampai nyawa ku selesai
Andai di atas kesibukanmu
Maafkan daku........
Jadilah kita cuma sahahat puisi di bayu mega senja
Itu sudah memadai buatku......
Senyum sayang untukmu Bunda Ratu Negari I yang kukasihi dunia akhirat....
Moga kuberharap di Syurga nanti
Kau menjadi sahabatku kita bisa berpuisi nan indah-indah bersama-sama
In Shaa Allah Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
BABAK : 2
( BUNDA RATU NEGARI )
Lihatlah wahai kawan,
Dunia ini begitu luas untuk kita singgahi
Berjuta galaxy ada di alam ini
Semua adalah nyata
Dan kita tak pernah tahu
Kesemptan untuk melihat semua itu
Lihatlah wahai kawan,
Semua manusia punya hati dan perasaan
Untuk berbagi dan untuk menerima
Semua nikmat-nikmatNya
Semua adalah nyata
Dan kita tak pernah sadar akan semua itu
Lihatlah wahai kawan,
Semua harta dan benda yang kau punya
Tidak lebih banyak dari yang Dia punya
Hanya secuil yang kita dapatkan dari apa yang kita usahakan
Semua itu adalah sebuah kebenaran
Namun kita pura-pura buta dengan semua itu
Lihatlah wahai kawan,
kesenangan dunia ini,
Yang selalu kau nikmati dan selalu kau puja
Hanya secuil nikmat yang Dia turunkan
Untuk kita nikmati
Namun kita seakan lupa
Bahwa ini hanya sementara
Lihatlah wahai kawan,
Hujan turun dengan membawa keberkahan dan kesuburan
Untuk kita mengerti
Bagaimana hal itu terjadi
Dan adalah ini yang menjadikan kita hidup
Namun seakan kita merasa
Tak pernah menjamah sumber air kehidupan itu
Lihatlah wahai kawan,
Hangat cahaya matahari
Yang selalu kau nikmati dipagi hari
Untuk menjadi awal kehidupanmu hari esok
Namun seakan kau tak pernah merasakan nikmat itu dalam hidupmu
Lihatlah wahai kawan,
semua makhluk di alam ini,
Sujud dengan penuh rasa cinta kepadaNya
Sebagai wujud Syukur mereka kepadaNya,
Yang telah menjadikan mereka ada
Lihatlah wahai kawan,
semua harta benda yang susah payah kita usahakan
Hilang dan tak pernah kita bawa dialam kubur
Semua hanya hiasan yang semu dan sementara
Hanya sebuah kata yang Dia ucapkan,
Sehingga ada segala sesuatu seperti saat ini
Hanya Kun Fayakun,
Namun kenapa kita lupa dengan semua Nikmat-nikmat
Yang takkan pernah kita hitung jumlahnya
Kenapa kita seakan membisu untuk menjawab
Bahwa “aku adalah milikNya dan segala yang kuusahakan adalah milikNya”
Kenapa kita seakan buta
Bahwa “mereka yang terdzalimi juga bagian dariku”
Kenapa kita seakan tuli
Bahwa “tangisan yatim dan piatu itu adalah tanggung jawabku?”
Apa yang sebenarnya kita sombongkan
Dengan segala yang kita usahakan?
Semua yang ada dalam diri kita adalah milikNya
Semua yang kita miliki adalah titipan
Dan bukan hak kita untuk memiliki
Jika dia berkehendak dengan kun fayakun,
Maka tiada hal yang menghalangi untuk itu terjadi
Termasuk kehilangan semua yang telah kita usahakan.
( RATU RIMBA NIAGARA )
Hidupku adalah perjuangan
Hidupku adalah cita-cita Cita-cita yang tak akan padam
Walaupun coba dipadamkan oleh tsunami membadai-badai
Cita dan perjuanganku akan terus tegar
Kan kucoba pertahankan selagi nyawa di kandung badan
Makanya aku hanya memerlukan
Rakan seperjuanganku
Yang memahami komunikasiku
Dan aku memahami komunikasinya
Andai komunikasi seiring sejalan
Ayuhlah kumenantimu dengan pengen menggenggam hatimu
Tuk menjadi rakan seperjuanganku sampai nyawa ku selesai
Andai di atas kesibukanmu
Maafkan daku........
Jadilah kita cuma sahahat puisi di bayu mega senja
Itu sudah memadai buatku......
Senyum sayang untukmu Bunda Ratu Negari I yang kukasihi dunia akhirat....
Moga kuberharap di Syurga nanti
Kau menjadi sahabatku kita bisa berpuisi nan indah-indah bersama-sama
In Shaa Allah Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
0 comments:
Post a Comment