- MEMBUKA KEMBALI LEMBARAN SEJARAH KEMERDEKAAN INDONESIA
AGAR KITA SEMAKIN CINTA TERHADAP INDONESIA
Bunda akan mengulas kembali mengenai kilas balik kemerdekaan indonesia
Dari berbagai sisi baik dalam negeri maupun luar negeri.
DARI LUAR NEGERI
Yuk Mari kita mengenang kembali sejarah yang seringkali tidak diungkapkan. Tetapi berperan sangat penting dalam perubahan status bangsa Indonesia, dari yang bangsa yang dijajah menjadi bangsa yang merdeka. Proses kemerdekaan Indonesia tidak saja ditandai dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno Hatta yang disertai upacara pengibaran bendera yang diiringi lagu Indonesia Raya. Kemerdekaan bangsa ini belum berarti apa-apa sebelum adanya pengakuan dari negara lain. Bangsa Indonesia berutang budi pada negara-negara yang telah membantu proses kemerdekaan bangsa tersebut.
Pengakuan kedaulatan Indonesia pertama kali bukanlah dilakukan oleh negara-negara Barat, apalagi Amerika Serikat yang sering mengklaim dirinya sebagai promotor kebebasan dan jaminan HAM! Perjuangan kemerdekaan Indonesia dibantu oleh negara-negara muslim di Arab secara heroik tidak lain karena faktor Islam. Adanya kedekatan emosional (ukhuwah Islamiyyah) antara bangsa Indonesia yang tengah memperjuangkan kemerdekaannya dengan bangsa-bangsa Arab.
Mesir tercatat sebagai negara pertama yang mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan emosional tokoh-tokoh nasional seperti, M. Natsir, Sutan Syahrir, H. Agus Salim dll dengan tokoh-tokoh pergerakkan Islam di Mesir seperti Hasan Albana dengan gerakkan Ikhwanul Muslimin yang juga turut memperjuangkan kemerdekaan bumi-bumi Islam yang lainnya.
Negara-negara yang tercatat sebagai pemberi pengakuan pertama kepada RI selain Mesir adalah Syria, Iraq, Lebanon, Yaman, Saudi Arabia dan Afghanistan. Selain negara-negara tersebut Liga Arab (Arab League) juga berperan penting dalam Pengakuan RI. Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab tanggal 18 November 1946 menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab (Arab League) supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka didasarkan pada ikatan keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan.
Dukungan dari Liga Arab dijawab oleh Presiden Soekarno dengan menyatakan bahwa antara negara-negara Arab dan Indonesia sudah lama terjalin hubungan yang kekal karena di antara kita timbal balik terdapat pertalian agama. Sementara pernyataan Sutan Syahrir atas dukungan negara-negara Arab yang diungkapkan di Harian Ikhwanul Muslimin.
Mesir pada 5 Oktober 1947 Adalah suatu kenyataan adanya kecenderungan mengembang dalam ummat Islam di dunia ke arah persatuan dan peleburan dalam satu persudaraan Islam yang bertujuan memutuskan rantai-rantai penjajahan asing Indonesia menyokong Pakistan sepenuhnya. Indonesia negeri Islam dan akan berjuang di barisan kaum Muslimin.
Pengakuan Mesir dan negara-negara Arab tersebut melewati proses yang cukup panjang dan heroic. Begitu informasi proklamasi kemerdekaan RI disebarkan ke seluruh dunia, pemerintah Mesir mengirim langsung konsul Jenderalnya di Bombay yang bernama Mohammad Abdul Munim ke Yogyakarta (waktu itu Ibukota RI) dengan menembus blokade Belanda untuk menyampaikan dokumen resmi pengakuan Mesir kepada Negara Republik Indonesia.
Ini merupakan pertama kali dalam sejarah perutusan suatu negara datang sendiri menyampaikan pengakuan negaranya kepada negara lain yang terkepung dengan mempertaruhkan jiwanya. Ini juga merupakan Utusan resmi luar negeri pertama yang mengunjungi ibukota RI
Pengakuan dari Mesir tersebut kemudian diperkuat dengan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan Indonesia Mesir di Kairo. Situasi menjelang penandatanganan perjanjian tersebut duta besar Belanda di Mesir menyerbu masuk ke ruang kerja Perdana Menteri Mesir Nokrasi Pasha untuk mengajukan protes sebelum ditandatanganinya perjanjian tersebut. Kedatangan Duta besar Belanda bertujuan mengingatkan Mesir tentang hubungan ekonomi Mesir dan Belanda serta janji dukungan Belanda terhadap Mesir dalam masalah Palestina di PBB.
Menanggapi protes dan ancaman Belanda tersebut PM Mesir memberikan jawaban sebagai berikut: menyesal kami harus menolak protes Tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat dan sebagai negara yang berdasarkan Islam tidak bisa tidak mendukung perjuangan bangsa Indonesia yang beragama Islam. Ini adalah tradisi bangsa Mesir dan tidak dapat diabaikan.
Raja Farouk Mesir juga menyampaikan alasan dukungan Mesir dan Liga Arsb kepada Indonesia dengan mengatakan karena persaudaran Islamlah, terutama, kami membantu dan mendorong Liga Arab untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia dan mengakui kedaulatan negara itu
Dengan adanya pengakuan Mesir tersebut Indonesia secara de jure adalah negara berdaulat. Masalah Indonesia menjadi masalah Internasional. Belanda sebelumnya selalu mengatakan masalah Indonesia masalah dalam negeri Belanda. Pengakuan Mesir dan Liga Arab mengundang keterlibatan pihak lain termasuk PBB dalam penyelesaian masalah Indonesia.
Suatu kondisi yang patut kita kritisi selang beberapa tahun dari kemerdekaan Indonesia, Israel memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 14 Mei 1948 pada pukul 18.01. Sepuluh menit kemudian, pada pukul 18.11, Amerika Serikat langsung mengakuinya. Pengakuan atas Israel juga dinyatakan segera oleh Inggris, Prancis dan Uni Soviet. Seharusnya hal yang sama bisa saja dilakukan oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet untuk mengakui kemerdekaan Indonesia pada saat itu.
Tetapi hal tersebut tidak terjadi, justru negara-negara Muslim lah yang berkontribusi konkret dalam mengakui dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Buktinya pada 11 November 1945 melalui pidato dari radio Delhi, Jinnah menginstruksikan agar tentara India Muslim tidak ikut bertempur melawan pejuang Indonesia. Akibatnya, empat hari kemudian, 400 orang tentara India Muslim melakukan disersi.
Di Surabaya disersi itu melibatkan Kapten Mohammad Zia Ul-Haqq yang belakangan menjadi Presiden Pakistan. Pada 8 November itu juga Masyumi menghubungi Raja Ibnu Suud dan memohon agar beliau memaklumkan kemerdekaan Indonesia kepada jamaah haji yang sedang wuquf di Padang Arafah dan meminta agar jamaah haji mendoakan perjuangan bangsa Indonesia.
Simpati rakyat Mesir terhadap perjuangan di Indonesia antara lain juga diperlihatkan pada rapat umum partai-partai politik dan organisasi massa pada 30 Juli 1947, di antara pembicara bahkan terdapat (Presiden) Habib Burguiba dari Tunisia dan Allal A Fassi, pemimpin Maroko. Rapat umum itu menyetujui satu resolusi. Antara lain:
(1). Pemboikotan barang-barang buatan Belanda di seluruh negara-negara Arab;
(2). Pemutusan hub diplomatik antara negara-negara Arab dan Belanda.
(3). Penutupan pelabuhan-pelabuhan dan lapangan-lapangan terbang di wilayah Arab terhadap kapal-kapal dan pesawat-pesawat Belanda (secara konkret poin ini dilaksanakan di Terusan Suez); (4). Pembentukan tim-tim kesehatan untuk menolong korban-korban agresi Belanda (secara konkret Mesir mengirim misi Bulan Merah ke Indonesia lengkap dengan obat, alat kesehatan dan tim dokter).
Setiap aksi Belanda di tanah air kita yang mengancam kemerdekaan Indonesia disambut dengan demonstrasi-demonstrasi anti Belanda di negara-negara Timur Tengah. Mengingat perjalanan sejarah tersebut, adalah suatu keharusan bangsa dan negara Indonesia berperan aktif dalam menyelesaian krisis di Palestina, Libanon dan negara-negara Islam lainnya khususnya di Timur Tengah.
SEJARAH DALAM NEGERI
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang.
POKLAMASI KEMERDEKAAN
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan “Proklamasi” pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.
PERANG KEMERDEKAAN
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.
(sumber : Buku pelajaran sejarah)Unlike · · Unfollow Post · Share - PRESIDEN SUSILO BAMBANG DJUDOYONO
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Om Swastyastu
Salam sejahtera untuk kita semua
Bapak dan Ibu sekalian,
Kita baru saja menyelesaikan kegiatan APEC Economic Leaders Meeting ke-21, yang saya ketuai sendiri. Saya sangat senang untuk menyampaikan bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan sukses dan tentunya sangat produktif.
Selama dua hari, kami mendiskusikan secara seksama tema utama dari APEC 2013: “Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth”. Setelah pembicaraan secara intensif—dan tentunya diskusi sepanjang tahun antara para pejabat kita—kita menyepakati beberapa poin-poin strategis. Ijinkan saya menyoroti tujuh di antaranya.
PERTAMA, kami sepakat untuk menggandakan kembali upaya kita dalam mencapai poin-poin dalam Bogor Goals di tahun 2020. Kami memiliki pandangan bahwa seluruh ekonomi APEC harus terus mendapatkan manfaat dari kerjasama APEC itu sendiri.
Sejalan dengan komitmen ini, kami menyetujui untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam penguatan, pelibatan, dan pembukaan peluang-peluang bagi seluruh stakeholders, untuk berpartisipasi dalam proses APEC dan mendapatkan keuntungan-keuntungan dari proses tersebut.
KEDUA, kami menyepakati untuk meningkatkan perdagangan intra-APEC atau perdagangan intra-region, termasuk melalui fasilitasi perdagangan, capacity building, dan pemberdayaan dari sebuah sistem perdagangan multilateral. Referensi yang mengacu kepada sistem perdagangan multilateral ini merupakan sebuah pengenalan di mana meskipun promosi dari kerjasama perdagangan intra-APEC membawa keuntungan konkret bagi ekonomi-ekonomi APEC, kesuksesan dari rezim multilateral tetap menjadi sangat penting. Dalam konteks ini, kami menyetujui sebuah deklarasi yang mndukung sistem perdagangan multilateral. Kami juga sepakat untuk meyakinkan suksesnya WTO Ministerial Conference ke-9 mendatang di Bali pada bulan Desember 2013.
KETIGA, kami menyepakati untuk mengakselerasi koneksitas fisik, institusional, dan antar manusia dengan manusia APEC. Dalam konteks tersebut, kami memiliki visi untuk memiliki sebuah lanskap strategis untuk koneksitas dalam wilayah regional melalui pembangunan dan investasi di bidang infrastruktur.
Kami sepaham bahwa koneksitas dapat membantu mengurangi biaya produksi dan transportasi, memperkuat mata rantai suplai regional, dan memperbaiki iklim bisnis di wilayah regional. Dan secara bersamaan, pembangunan infrastruktur serta koneksitas akan menciptakan lebih banyak pekerjaan yang tentunya menjamin keamanan dari pekerjaan itu sendiri (job security).
KEEMPAT, kami menegaskan kembali komitmen bersama untuk mencapai pertumbuhan global yang kuat, seimbang, berkelanjutan dan inklusif. Dalam prosesnya, kami menyepakati untuk memfasilitasi partisipasi dari Usaha Kecil, Menengah dan Mikro (Small, Medium and Micro-sized Enterprises), wirausahawan muda dan wanita. Usaha Kecil, Menengah, dan Mikro merupakan tulang punggung dari ekonomi kita.
KELIMA, menghadapi kelangkaan dari sumber daya yang terbatas, kami menyepakati untuk bekerjasama dalam meningkatkan keamanan pangan, energi dan air regional. Upaya ini juga ditujukan dalam rangka merespons tantangan dari pertumbuhan populasi serta dampak perubahan iklim yang kurang bersahabat. Dalam kegiatan Summit di Bali kali ini, kami mulai melihat masalah-masalah ini secara holistik.
KEENAM, kami menyetujui untuk meyakinkan sinergi dan saling melengkapi antara APEC dengan proses multilateral ataupun regional lainnya, seperti East Asia Summit dan G20. Hal ini menjadi penting karena dunia kita semakin ditandai dengan beragamnya arsitektur kemitraan-kemitraan ekonomi.
Dan KETUJUH, kami menyepakati bahwa kolaborasi yang dekat dengan sektor bisnis melalui ABAC menjadi penting untuk mencapai tujuan dari perdagangan bebas dan terbuka serta investasi. Kolaborasi yang dekat tersebut akan membuahkan hasil win-win situation, khususnya dalam masa di mana ekonomi global masih dalam proses pemulihan.
Sekarang dengan adanya perjanjian-perjanjian dan komitmen-komitmen tersebut, kami harus menunjukkan kepada dunia bahwa APEC akan terus memainkan peran signifikannya dalam ekonomi global. Saya yakin bahwa semua ekonomi APEC akan berbagi tanggung jawab dalam menjalankan komitmen-komitmen ini.
Akhir kata, saya juga ingin menyampaikan terimakasih yang tulus dan apresiasi kepada seluruh pemimpin dan delegasi atas dukungan yang secara terus menerus diberikan selama keketuaan Indonesia dalam APEC.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan Summit ini—ABAC, para delegasi bisnis, Sekretariat APEC, dan tentunya juga panitia pelaksana.
Secara khusus, saya juga ingin berterimakasih kepada masyarakat Bali atas dukungan dan keramahannya yang luar biasa.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh .Unlike · · Unfollow Post · Share - APEC 2013 MERUPAKAN " T E R B A I K " YANG PERNAH DI BUAT
RAUT muka sumringah terus terlihat di wajah Wakil Ketua Pelaksana helatan KTT APEC 2013 Chairul Tanjung. Pasalnya, gelaran berskala internasional tersebut sukses berat dan terbukti membuat Indonesia mencuri perhatian dunia internasional.
Chairul juga patut bersyukur karena mampu membuat para pemimpin dunia dan delegasi asing berdecak kagum dan memuji APEC 2013 sebagai APEC terbaik yang pernah dibuat.
Bahkan Presiden Filipina Benigno Aquino sebagai tuan rumah APEC 2015 mendatang, mengaku sulit bagi Filipina membuat acara APEC seperti yang dilakukan oleh Indonesia.
Hebatnya lagi, Chairul dan Pemerintah Indonesia melakukannya dengan dana yang relatif minim, hanya Rp364 miliar.
Berikut ini petikan wawancara Sindonews dengan penulis buku 'Si Anak Singkong' tersebut di sela-sela briefing terakhir KTT APEC bertempat di Media Center Bali Nusa Dua Convention Center semalam.
Sebagai wakil Ketua Pelaksana bagaimana perasaan bapak menggelar KTT APEC 2013?
Saya mengucapkan syukur Alhamdulillah, APEC telah berjalan secara baik, praktis segala sesuatunya lancar. Pertama kita bisa menjadi tuan rumah yang membanggakan bangsa Indonesia. Kedua, tamu-tamu negara merasa sangat nyaman, senang dan merasa mendapatkan perlakuan yang baik. Kita sebagai tuan rumah merasa puas (karena) tamu yang datang juga happy.
Apa bedanya APEC 2013 ini dibanding APEC-APEC sebelumnya?
Yang pasti saya mendengar sendiri dari Presiden bahwa hampir seluruh kepala negara yang hadir dalam APEC menyampaikan pujiannya kepada Presien Susilo Bambang Yudhoyono. Terutama terhadap penyelenggaraan APEC, pengaturannya, manajemen waktunya dan pelaksanaan secara keseluruhan.
Tentu saya mendengar komentar seperti itu (APEC yang terbaik). Ada beberapa Duta Besar yang mengatakan sudah lebih dari 10 kali datang ke APEC, dan menurut mereka ini yang terbaik. Kita sih bersyukur.
Ada presiden yang menyampaikan pujian secara khusus?
Iya, ada langsung, misalnya (Benigno) Aquino dari Filipina. Kebetulan beliau itu akan jadi tuan rumah (APEC) 2015. Dia mengatakan, 'Waduh susah juga nih kita menyamakan apa yang telah dibuat oleh Indonesia. Saya bilang 'dont worry Sir, you can hire me' (jangan khawatir, anda bisa mempekerjakan saya).
Apa kunci penyelenggaraan APEC 2013 dengan anggaran Rp364 miliar?
Kuncinya adalah kita harus mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh seluruh stakeholder yang terkait dengan penyelenggaraan APEC. Misalnya para economic leaders tentu kan karakternya beda-beda dan saya mengambil terobosan dengan mengambil alih kendali daripada tamu-tamu pemimpin itu dengan menempatkan Duta Besar kita di negara yang bersangkutan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang dibutuhkan oleh leaders dan delegasinya ke negara tersebut.
Dubes-dubes tersebut bertanggung jawab memastikan bahwa tidak boleh ada leaders dan delegasi negara tersebut yang tidak kita layani dengan baik. Jadi sebelumnya kita lihat butuh hotel seperti apa, makanannya seperti apa dan kendaraannya masih kurang enggak. Dia butuh apa, semua kita penuhi.
Ada keluhan tidak?
Sampai hari ini enggak ada. Semua Dubes kalau SMS saya menyampaikan ucapan terima kasih dari kepala negara wilayah kerjanya atas arrangement luar biasa. Pokoknya Alhamdulillah.
Persiapan APEC 2013 berapa lama?
Kepanitiaan dibuat dari tahun 2012, tapi aktif bekerja habis-habisan itu 3 bulan terakhir.
Suka duka persiapan APEC?
Banyak sekali, bisa satu buku itu kalau saya ceritakan (tertawa). Contohnya saya pernah mengajak panitia jalan kaki dari VIP I Bandara (Ngurah Rai) sampai ke pintu tol untuk mengontrol seluruh billboard dan spanduk yang ada di pinggir kiri dan kanan yang kita lalui.
Harapannya buat penyelenggaraan APEC 2014 mendatang di China?
Kita berharap setiap negara dalam APEC menjadi tuan rumah yang baik, dan selalu ingin jadi lebih baik dari sebelumnya. Kita harap China bisa melakukan hal yang terbaik, dan presiden China Xi Jinping secara langsung telah sampaikan pujian juga ke Presiden SBY dan SBY sudah sampaikan ke saya.
- Bismillahirrahmanirrahiim..
YA ALLAH..
Buatlah kami ridha dgn qadha-Mu, sabar menghadapi ujian-Mu, serta karuniakanlah kami rasa syukur terhadap nikmat-Mu, kami memohon nikmat yg sempurna dan keselamatan abadi, serta keteguhan dan ketetapan dalam mincintai-Mu, dan mencintai orang2 yg mencintai-Mu..
Aamiin Allahumma Aamiin..
(PETIKAN DARIPADA WALL BUNDA RATU NEGARI 1 & RATU RIMBA NIAGARA)
10 Oktober 2013
0 comments:
Post a Comment