Saturday, 30 March 2013 0 comments
KOLEKSI NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA (161) BANGSAWAN DIRAJA. 'RAJA RIMBA & RATU RIMBA NIAGARA & PUTRA SANG KURIANG
- TEATER BANGSAWAN DIRAJA PUTRI RIMBA NIAGARA
BERMULANYA KISAH PUTRI RIMBA NIAGARA
Maka tersebutlah kisahnya
Di mana bermulanya kisah
Putri Rimba Niagara
Disebuah pantai yang terpencil
Sekujur tubuh terdampar
Dibawa arus ombak
Lautan asid bergelora
Seluruh tubuh
Melecur tiada berkulit
Tiada bergerak
Tapi masih bernyawa
Sekumpulan penghuni rimba
Yang ketika itu sedang bernyanyi-nyanyi
Terjumpa si Putri Rimba...
Dibawa ke rimba
Dirawat Putri Rimba
Menggunakan sumber-sumber asli
Yang diperolehi dari rimba
Sudah hampir
Tiga purnama koma
Barulah putri rimba sedar
Dari koma dan pulih seperti sediakala
Seluruh tubuhnya tiada kesan lecur lagi
"Di manakah hamba?"
"Syukur Alhamdulillah Tuanku Putri sudah sedar
Setelah tiga purnama Tuanku Putri koma
Kami adalah penghuni Rimba Niagara
Menjumpai tuanku putri
Terdampar di pantai dengan lecuran
Keseluruhan tubuh
Kami bergotong royong merawat
Dan mengubati Tuanku Putri
Di samping berusaha kami
Membuat sembahyang hajat bermunajat
Kepada Ilahi agar Allah menyembuhkan
Kecederaan Tuanku Putri
Dengan izin Allah
Tuanku Putri sembuh dan sedar dari koma
Mendengar cerita penghuni rimba yang baik budi itu
Putri Rimba menangis hiba
Lama putri rimba menangis
Penghuni rimba juga menangis
"Tuanku Putri hiba benar kami semua
Mendengar tangisan hiba Tuanku Putri
Pasti perjalanan kehidupan tuanku putri
Diselubungi dengan gerhana mendung
Pasti hati tuanku putri luka berdarah....darah...
Di sini gerhana akan bertukar menjadi pelangi cinta
Agar tuanku putri ceria dan bahagia penuh
Kasih dan sayang daripada kami setulus ikhlas
Luka di hati tuanku putri
Kami jahit dengan benang cinta
Agar sesudah ini tuanku putri tidak bersedih lagi
Buat selamanya Insya-Allah Aamin"
Putri rimba menangis hiba
Setelah mendengar pengakuan penghuni rimba
Betapa sayangnya penghuni rimba kepadanya
Hatinya bagaikan disayat-sayat
Seolah tidak percaya
Seolah berada di alam fantasi tapi realiti
"Kami suka melihat tuanku purtri menangis hiba
Tapi kalau tanpa henti sejak tadi kami pun tak tega...
Izinkan kami sapukan air mata tuanku putri dengan
Daunan kasih."
Setelah disapu air mata tuanku putri rimba dengan
Daunan kasih...tuanku putri tidak menangis lagi
Dan senyum meleret
"Ha macam itulah...Syukur Alhamdulillah kali pertama
Melihat senyuman tuanku putri...tenang rasa hati kami....
Istana rimba ini kami bina isimewa untuk tuanku putri
Suka tak?"
"Suka banget...unik dan fantastik!
Hamba amat hargai seumur hidup hamba."
Hari-hari yang dilalui bersama dengan penghuni rimba
Amat membahagiakan...
Saling menyayangi
Saling menghormati
Saling memahami
Saling berkorban
Berkata-kata dalam bahasa nan indah-indah
Tiada rasa disakiti dan menyakiti hati
Tiada rasa sedikitpun cemburu
Cuma yang ada
Sayang....sayang...sayang...
Kasih...kasih...kasih....
Kasih demi-Nya
Inilah dunia yang diimpikan putri rimba
Tuhan memakbulkan doa putri rimba
Tinggal bahagia selamanya bersama penghuni rimba yang penyayang
Karena telalu bersyukurnya putri rimba kepada Tuhan Yang Maha Esa
Setiap kata-kata yang diluahkan adalah
Suara-suara hati semurni kasih
Bicaranya adalah bait-bait syair ,puisi, gurindam dan pantun
Setiap kali putri rimba berkarya
Penghuni rimba akan terharu
Mereka sama-sama menangis hiba
Bersama Putri Rimba ....
Putri Rimba menulis menggunakan
Bulu burung garuda diRaja
Tinta pula adalah campuran
Darah penghuni rimba dengan Putri Rimba
Setiap kali berkarya
Putri Rimba menulis dengan
Sepenuh jiwa sepenuh kasih sayang
Menulis diiringi dengan tangisan hiba
Ukiran karya-karya Putri Rimba di daunan kasih
Setelah dibaca penghuni rimba
Disimpan rapi serapinya
Agar satupun tidak terbuang dalam simpanan
Khazanah Rimba Niagara
Begitulah bermulanya kisah asal usul hamba
Bergelar Putri Rimba Niagara
PUTRI RIMBA NIAGARA
MALAYSIA
11 Mei 2012
(PETIKAN DARIPADA WALL PUTRI RIMBA NIAGARA)
7 Jun 2012
RAKYAT RIMBA NIAGARA MENGUCAPKAN TAHNIAH!
SEMPENA MENDAPAT GELARAN RATU DUNIA SANG PUJANGGA!
Apa yang semerbak mewangi ini kunta kunte...
Entah... Tuan Putri nanti hamba pergi tengok
SUBHANALLAH ALHAMDULILLAH ALLAHU AKHBAR
Rakyat jelata sedang menanti untuk mengucapkan
tahniah kepada Tuan Putri dengan membawa jambangan bunga-
bungaan yang cantik sekali...
Tuan putri terasa terharu yang amat sangat
kerana tanpa duganya begitu cepat sekali
seluruh penghuni rimba datang mengucapkan tahniah
dan mereka menyatakan akan melantik tuan putri rimba
sebagai Ratu Istana Rimba Niagara yang memerintah
Rimba Niagara.
Si kunta si kunte di amanahkan untuk mendapatkan mahkota di hari pertabalan Ratu Rimba Niagara nanti.
Kerana kepercayaan seluruh penghuni rimba kepadanya Tuan Putri
Rimba terima dengan rela hati dan ingin mencurahkan bakti pada seluruh penghuni rimba dan seluruh penghuni bumi.
KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
2 Julai 2012
21 hours ago · Like
MAHKOTA PUTRI RIMBA NIAGARA DIBELI DENGAN UKIRAN DAUNAN KASIH
Tuan Putri semasa Tuan Putri ditabalkan menjadi Puteri Rimba Niagara
kami penghuni rimba telah bermuzakarah untuk melantik tuan puteri
sebagai ketua yang memerintah seluruh Rimba Niagara ini.
Kami ingin membuat sendiri mahkota tuan putri yang tiada tandingannya dengan buatan manusia tapi memandangkan asal usul tuan putri manusia makanya kami hormat tuan putri agar kami juga mahu menyokong institusi diRaja yang akan dihidupkan semula oleh mereka yang faham betapa pentingnya Institusi diRaja pada rakyat sekalian....seperti kami ...biarpun kami haiwan dan
boleh melantik di kalangan haiwan....tapi kerana semangat kami untuk
menghidupkan institusi diRaja di kalangan manusia makanya kami lantik
Tuan Putri.
Makanya kami arahkan si kunta si kunte menggalas tanggungjawab untuk membeli mahkota Tuan Putri Rimba berbekalkan ukiran daunan kasih hasil karya tuan Putri.
Sudah serata pelosok dunia dijaja ukiran daunan kasih Putri Rimba
masih lagi tiada yang sudi membelinya ....malah mereka mengejek
dan mentertawakan si kunta si kunte....
"Hei...kamu gila ke apa?"
"Kenapa kamu kata kami gila ya....?"
"Nak beli mahkota yang harga berjuta ringgit ini dengan ukiran daunan kasih? takkan gila namanya itu?"
"Dunia kami daunan ukiran kasih ini amat berharga daripada wang ringgit...."
"Dunia kamu lain? Dunia kami lain...dunia kamu penuh fantasi dan anggan-angan manakan sama dengan dunia kami yang realiti? Hahahaha dunia angan...angan..."
Mereka gelakkan si kunta si kunte semahunya.
"Duhai manusia ....begitu sekali kamu hina dunia kami yang mengagungkan kasih suci kerana-Nya...biarpun kamu rasa kamu berada di dunia realiti tapi pada kami dunia kamu penuh kepalsuan, kebencian, dendam membara, berkata-kata saling hina menghina serasa diri sempurna semuanya...makanya kami tak ingin sama sekali berurusan manusia seperti kamu yang berhati busuk...kalau kami bercampur dengan kamu kami berhati busuk juga...dan kami tak akan izinkan sama sekali tuan puteri kami berkawan dengan kamu dan kami yakin jika tuan puteri kami mendengar setiap butiran kata-katamu ini pasti jantungnya akan berhenti berdetak!
Makanya kami akan jauhkan tuan puteri kami dari kamu...namanya manusia yang diberi akal untuk mengungkapkan kata-kata indah tapi tetap juga memilih kata-kata yang mengundang sakit hati manusia....jika manusia sakit hati lantas bergaduh pasti Tuhan akan murka....kamu tak tahu ke....jika kamu rasa kamu ini sudah sempurna segalanya teruskan saja kata-katamu ini hingga ke mati , cuma aku nak pesan sama kamu setiap kata-katamu ada malaikat mencatatnya dan catatan ini akan menjadi saksi di akhirat nanti...berwaspadalah dalam berkata-kata duhai manusia jika kamu mahu selamat dunia akhirat."
"Kamu ini siapa nak menasihatkan kami....sekadar haiwan yang tiada nilaipun pada kami...hahahaha"
"Duhai manusia....biarpun kami haiwan...tapi bila kami mati...di akhirat nanti ..kami tak dihitung dosa pahala....dan kami yakin jika kami berbuat baik pada manusia dan manusia menyayangi kami dan jika dia masuk Syurga dan mereka mendoakan kami untuk datang kepadanya ...kami akan ada di sisinya seperti kami berada di dunia kerana di Syurga apa saja kemahuan ahli Syurga sepantas kilat akan wujud...dan di Syurga bukan fantasi atau angan-angan....itulah sebenarnya alam realiti yang abadi selamanya....tidak seperti di dunia....kalau masih ragu lagi....tunggulah maut menjemputmu baru kamu tahu benar atau tidak kataku ini duhai manusia...."
"Marilah kita pergi tinggalkan manusia begini...kita cakap macam mana pun dia tetap menghina kita...biarlah Tuhan saja yang menyedarkannya."
Sudah sepurnama si kunta si kunte mencari siapakah yang sanggup membeli ukiran daunan kasih Tuan Putri Rimba....Untuk menghilangkan penat mereka singgah di sebuah pantai nan indah permai....terlihat dia seorang jejaka yang sejak tadi memerhatikan mereka....
"Kalian dari mana?"
"Rimba Niagara?"
"Apa yang kalian bawa itu?"
"Ukiran daunan kasih...."
"Boleh hamba tengok..."
"Silakan tuan hamba..."
"Suka hamba pada ukiran daunan kasih ini..."
"Siapakah yang mengarangnya?"
"Tuan Putri Rimba Niagara kami...."
"Boleh kah hamba memiliki ukiran daunan kasih ini...hamba amat sukakanya membuatkan hati hamba jatuh cinta pada Pencipta hamba ...."
"Kata tuan putri kami itulah matlamat tuan putri berkarya agar karya yang ditulis apabila dibaca mengundang Nur Hidayah Kasih Ilahi."
"Sejujurnya hamba memang suka ukiran daunan kasih Tuan Putri ..tuan hamba...Sekarang ini apa syaratnya agar hamba dapat memiliki daunan ukiran kasih ini."
"Sudah serata tempat kami mencari pembeli daunan ukiran kasih putri rimba niagara tapi tiada seorangpun yang sanggup membelinya....jika tuan hamba sudi kami mahu sebuah mahkota untuk pertabalan tuan putri kami sebagai tuan putri rimba niagara. Apakah tuan hamba sudi mencarikan mahkota tersebut sebagai pertukaran ukiran daunan kasih ini."
"Bisa aje dong...yuk kita pergi sekarang."
"Kamu rasa mahkota ini cantik tak untuk Tuan Putri Rimba kamu..."
"Tuan hamba pilih sajalah yang mana satu...tuan hamba suka kami pun suka...."
"Makanya hamba pilih yang ini....pasti Tuan Putri Rimba kamu sukakannya..."
"Terima kasih tuan hamba yang baik budi....moga Allah SWT saja yang dapat membalas segala kebaikan tuan hamba kepada kami seluruh penghuni rimba Niagara..."
(KARYA PURTI RIMBA NIAGARA)
4 Julai 2012
Like · · Unfollow Post · July 4 at 12:09pm
Naga Pamungkas likes this.
(PETIKAN DARIPADA WALL GRUP CERPEN DALAM ASIA TENGGARA)
8 Julai 2012
Yesterday at 8:06am · Like ·
TEATER BANGSAWAN DIRAJA, 'TUAN PUTRI RIMBA NIAGARA'
TUAN PUTRI BELAJARLAH RATIB CINTA
Bercerminlah dengan hati agar serunai jiwamu benderang,
Jika ingin menjadi Tuan Putri,belajarlah ratib cinta,
Bacalah barzanji rindu,
Pelajarilah tauhid hati tawadhu'
Tolakkan pandanganmu ke sajaha bukan beza-membeza
Remukkan congkakmu yang senantiasa merasa paling mahligai di antara tiang istana
Dan jahit lidahmu yang selalu mengatasnamakan Tuhan untuk kesenanganmu agar
dipuji khalayak dan para hamba
Bakarlah kepalsuanmu berkali-kali
Hingga jadikan abu untuk selimutmu
Jika ingin jadi Tuan Putri,lihatlah perjuangan dan turunlah ke pasar juga ke pintu rumah sahaya
Lebih dekatlah dengan sengsara dan bau keringat mereka
Sadarkah?disaat engkau tertawa dan sedang meminum anggur nikmatmu-manusia yang sama
denganmu di luar sana sedang sakratulmaut kerna kelaparan dan siksaan
Belajarlah untuk hidup sebenarnya,bukan hidup dalam khayalan
Dan berkembanglah bersama kehidupan
Bukan sekedar hidup di bawah fanatik darah keturunan,
Dengan tanpa melakukan apa-apa,
Diri kita tidak pantas disebut sebagai Tuanku dan Tuan Putri
Keanggunanmu bukan terletak pada kemilau wajahmu dan senyummu yang menipu
Namun hatimu penuh bisa ular yang mengumbut akar
Sedikit saja dilukakan,maka akan membakar dengan hingar bingar
Jagalah bahasamu wahai Tuan Putri
Sebab semakin banyak engkau bicara,semakin nampak siapakah dirimu sesungguhnya
Kosong lompong atau berisikah...
Kasihmu palsu atau asli nuranikah...
Semua dapat terbaca dari tatanan bahasamu dan juga penyampaianmu
Dunia tidak membutuhkan kata kata sahaja wahai Tuanku Putri
Dunia dan insan membutuhkan huluran tangan serta tulus kasih yang ikhlas,
Jika engkau datang orang merasa ringan-jika engkau pergi orang merasa berat,dan bukan sebaliknya
Cinta dan perkara dunia,
Bukan sekedar membutuhkan manis bahasa yang memuji langit
Namun matamu tak pernah memandang derita bumi
Berhentilah untuk menertawakan diri sendiri wahai Tuan Putri
Kehinaan datang ketika rasa malu sudah hilang
Janganlah gila terhadap pujian
Dan jangan condongkan diri kepada angkuh
Juga fanatik keturunan dan darah
Perkara ini yang akan mengahncurkanmu perlahan-lahan
Mati tiada diingat
Ke kubur pun tiada dihantar
Dan selama hidup menjadi beban
Doa pun terlafaz;semoga engkau cepat kembali ke alam al gharbal
Kehidupanmu hanya menyisakan luka buat orang lain
Dan lidahmu adalah ancaman dimanapun kau berada
Wahai Tuan Putri
Menangislah kerna ketakmampuanmu melihat diri sebagai hamba yang khilaf dan dhoif
Dan jika engkau ingin menjadi Tuan Putri bagi diriku juga bagi khazanah lainnya
Dan jika ingin dimaknakan kehadiranmu dalam majelis cinta
Maka,
Bacalah ratib cinta
Bacalah barzanji rindu
Dan pelajarilah tauhid hati
Jika kau sungguh-sungguh ingin dinamakan Tuan Putri
By: Teungku Sayyid Deqy
10 Mei 2012
Putri Rimba Niagara:
MOGA DI AKHIRAT NANTI KITA TIDAK SALING MENUNTUT
ATAS MASALAH DUNIA YANG TIDAK MEMBAWA KE SYURGANYA
Duhai putra
Berwajah tampan berhati penuh wasangka durjana
Setega itu kau melemparkan tuduhan padaku
Mengatakan aku gilakan pujian?
Muliakan sanjungan manusia...
Apa yang kau tulis itu
Sememangnya dengan niat busukmu itu ke aku
Jika tidak benarnya itu
Makanya Allah sahaja yang dapat membalas-Nya ke kamu
Dan maafkan aku
Sepanjang perkenalan kita
Walaupun cuma di alam maya
Tapi keperitan kata-katamu itu
Jika benarlah apa yang kau tulis itu adalah aku
Biar saja saat ini Allah mencabut nyawaku
Kerna aku tak tega hidup sedemikian rupa
Dilemparkan kata-kata nista yang durjana
Daripada seorang putra diRaja
Yang amat kusanjungi selama ini
Yang kusangkakan penuh budi bahasa
Tapi rupanya aku tertipu dengan
Dengan lenggok bahasa istananya
Yang membunuh kalbuku
Selamat tinggal putra
Maafkan segala kesalahan aku
Sesungguhnya aku insan yang tidak
Sesempurnamu yang baik segalanya...
Moga Allah ampunkan aku
Allah ampunkan engkau
Agar di akhirat nanti
Kita tidak saling menuntut
Masalah seremeh ini
Biarlah di dunia ini usainya segala masalah dunia
Yang tak bisa bawa ke Syurga-Nya
Maafkan aku duhai putra diRaja yang segalanya
sempurna di mata manusia...
Teungku Sayyid Deqy:
MAAFKAN LISAN DAN QALBU DINDA
Wahai kandaku yang jelita laksana bulan yanh ber sri
Betapalah dinda terkejut dengan maklumat ini
Dinda bagaikan terjatuh ke dasar palung
Dan dinda sangatlah bingung
Tiadalah maksud dinda menyampaikan perkara puisi ini
kepada kanda yang berhati mulia
Kanda adalah seorang putri yang dinda junjung tinggi kemuliaannya
Sangatlah pantang Pengiran Pasai berkata demikian kepada Daulat Tuanku Putri Rimba Niagara yang mulia,
Kanda tiadalah mempunyai kesilapan dengan dinda...
Manalah berani dinda mengatakan ini kepada kanda...
Maafkan dinda oh puteri yang cantik jelita,yang berukir berkeliwang,
Yang syahdu yang merindu
Yang indah bagai suasa,yang mulia bak emas yang beratnya beratus ratus kati,
Yang mahligainya bak minyak kesturi yang berkelindan sepenuh hari,
Yang indah rupawan bak penunggang kuda yang berpelana suasa,berkerah kencana,yang kelimau bagai ziil,yang berintan laksana sulaiman dan ratu balqis
Wahai kandaku yang sedang merajuk hatinya
Maafkan lisan dan qalbu dinda yang amat lancang dan gancang ini
Namun sungguh,tiada sekalipun maksud dinda mencambuk hati kanda dengan amaran luka ini
Tolong jangan campakkan dinda di panas mentari
Sehingga putuslah tali silahturrahmi
Semoga kandaku tuan putri yang jelita ini,
Masih mahukan daku menjadi ubat penyejuk hati
Kepada Sang Dewi yang indah tak terperi...
Kanda Tuanku Putri Rimba Niagara...
Putri Rimba:
YA ALLAH JANGAN KAU AMBIL NYAWAKU
Duhai putra ku yang pandai berbicara lantang...
Tahukah engkau saat ini aku menangis kesedihan
Betapa aku emengnya lupakan siapa aku sebenar
Iye ...apa yang kau katakan itu benar...
Aku yang bersalah...
Aku yang menafikan kesalahan aku
Aku memang gilakan sanjungan
Aku memang gilakan pujian
Ya Allah...jangan Kau ambil nyawaku
Berilah aku peluang untuk menebus kekhilafanku
Agar aku dapat perbaiki segala yang tidak sempurna
Terima kasih putra
Kerna kau udah menyedarkan aku
Aku yang berkasar dengnanmu
Maafkan kesalahan aku ye...
Aku janji denganmu akan menjadi
Tuanku Putri idaman rakyat
Tuanku Putri idaman mu putra...
Itu pun kalau kau sudi
Kalau tak sudi nggak apa-apaan putra....
Kerana ramai lagi putra-putra di luar sana
Udah menantiku
Kerna aku sudah menjadi
Putri pujaan semua
Duhai dinda macam mana jadi tak lakonan kanda ini ye...
Tak lama lagi siaplah skrip bangsawan DiRaja untuk dipentaskan
Panggung Bangsawan MERAK KAYANGAN...
Agak-agak dinda datang tak jika PANGGUNG BANGSAWAN DIRAJA INI DIPENTASKAN nanti ye....sekarang ini kanda sedang menyiapkan skrip...dan kalau dinda bisa bantu kanda mencarikan pengarah untuk mengarahkan teater bangsawan ini amat-amatlah dialu-alukan. Kanda di sini mencari yang sudi menaja kos bangsawan diRaja ini...apa pendapat dinda ye....
Teungku Sayyid Deqy:
O peri merak yang mengangsa suasa merah durgha,
Dindalah yang cemas akan kemarahan kanda ke kubah pasai ini,
Takutlah kami para pengiran dan juga para hulubalang akan bencana
yang dikirim dari niagara ini
Tiada lagi yang dapat kami persiapkan,
Kecuali pasrah dan mengharap belas kasihan
Ratu yang berceropak lukisan merak,yang berbedil perak,yang wajahnya ibarat kuntum sulastri,yang bulu matanya laksana busur panah sultan sultan sulaiman,lentik mengungkai angin dan bintang lithaya,yang rambutnya harum sedap malam,yang puntirnya bak ikal mayang bergelombang,yang jika ia berjalan cemburulah bidadari,yang ia tersenyum maka runtuhlah cahya mentari,yang jika ia bernyanyi,maka berdesirlah seruling malaikat,yang jika ia duduk,anggunnya seperti ratu sheeba.
Tiadalah pantas tuan putri meminta maaf kepada dinda
Biarkan dinda yang memohon dimuka seribu tangga,
Tuk mengharap redha dari tuanku putri yang kharisma
Oh merak kahyangan yang diutus raja sekalian alam
Maafkan lisan dan qalbi yang telah melukai majelis cinta ini
Dinda telah lancang dalam mengutarakan perasaan ini
Hingg terlukalah tuanku putri niagara
Atas nama pengiranku yang dikodratkan masa
Dan atas durjanaku sebagai pemuda
Mohonmaaf dari dinda kepada kandaku yang tercinta
Kanda...cantik sekali lakonan kita ini.hingga buat rakan kita bingung dan menyangka kita berkelahi kanda.hahahaha...padahal kita sedang berpentas ria di pentas merak kahyangan para bangsawan ini.hahaha..terimakasih ye kanda.karakter kanda kuat sangat.hingga buat dinda kelabakan...
Teungku Sayyid Deqy:
Subhanallah..kanda lagi menggarap teater ya?kapan dipentaskan ye kanda...dinda ingin sekali datang dan menyaksikannya.jika waktunya pas dan dinda punya waktu luang sekalian dinda mau silahturaahmi kepada kerabat yang ada di johor.insyaallah dinda banti carikan pengarahnya.apakah judulnya kanda dan apa yang akan diceriterakan dipanggung bangsawan diraja ini???...
Putri Rimba:
Nanti kanda fikirkankan tajuknya ya dinda...bagi penonton ngak berganjak walau seinci pun! hehehehe biar sampai mereka menangis menonton bangsawan diRaja ini....heheheh
Teungku Sayyid Deqy:
Kanda: iya kanda.kita buat pentatonik (penjiwaannya) dengan maksimal ye kandaku...biar punya kesan dan pesan yang selalu membekas dihati...
KARYA: PUTRI RIMBA NIAGARA & TEUNGKU SAYYID DEQY)
12 Mei 2012
(DISIARKAN SEMPENA MERAIKAN HARI KEMERDEKAAN INDONESIA 17 AGUSTUS 2012/MALAYSIA 31 OGOS 2012)
10 Ogos 2012
21 Ramadan 1433H
(PETIKAN DARIPADA WALL RATU RIMBA NIAGARA)
16 Ogos 2012
27 Ramadan 1433H
·
(DISIARKAN DI WALL SULTAN HASSANAL BOLKIAH & PRINCE ABDUL MALIK & RATU RIMBA NIAGARA , RAJA NOR JAN SHAH, ANAKANDA PUTERA RAJA BONGSU, WARISAN KELANTAN , WANGSA MAHKOTA SELANGOR, KESULTANAN JOHOR, KESULTANAN KELANTAN, GRUP SRI PEMANGKU ADAT & GRUP MAJLIS PANGKUAN DIRAJA KESULTANAN MELAYU ISLAM NUSANTARA & PANGERAN KAMARUDDIN HAJI YUSOF SANI, KESULTANAN INDRAPURA, KESULTANAN MATARAM, KESULTANAN SIAK, PERKUMPULAN KRATON NUSANTARA, KRATON NUSANTARA, SULTAN BROTOWIJOYO YUSODIPURO, KEDATON KRATON WAHYU UTAMA & TENGKU SHAWAL TENGKU AZIZ & KRATON KERAJAAN SURGA PESONA DUNIAMAYA, SASTRA MATARAM, KHAIRUDDIN AL YOUNG II GRUP PAGUYUBAN KELUARGA PAHLAWAN INDONESIA ,PANGERAN ITOE OELY'X , KHAI NOOR (KERABAT DIRAJA JEMBAL) , LT KOL AHMAD TAJUDDIN , LAKSAMANA PENDEKAR TEMASEK, LEFTENAN ADAM SAKEENAH, PANGLIMA PERANG, SANG HELANG, BADAR AL -AHMAD, ARJUNA AKMALIAH,ANDI ASPAR ARUNG DIDI, DEN MAT MANGKUBUMI)
29 Mac 2013
(PETIKAN DARIPADA SKRIP NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA)
30 Mac 2013
- TEATER BANGSAWAN DIRAJA PUTRA SANG KURIANG
Setelah berkahwin dengan Raja Rimba, Permaisuri Rimba mengikut
Raja Rimba tinggal di sebuah istana di Belantara Niagara.
Rumahtangga yang dibina atas dasar saling cinta menyintai
amat bahagia. Sehati sejiwa saling hormat menghormati,
Saling bertukar pandangan dan sentiasa memikirkan masalah
seluruh haiwan yang ada di Belantara Niagara.
Kebahagian rumahtangga Raja Rimba tidak lama apabila
seluruh kaum Raja Rimba tidak senang hati dengan perkahwinan
Raja Rimba dengan Permaisuri Rimba.
Terutama sekali Puteri Harimau yang sudah lama menaruh hati
dengan Raja Harimau.
Puteri Harimau telah membuat strategi untuk membunuh Permaisuri Rimba yang ketika itu sedang sarat mengandung Putera Sulungnya.
"Beta... tak akan lepaskan si bedebah itu yang telah merampas
kekasih beta...beta mesti membalas dendam. Dia mesti mati!!!"
"Tapi macam mana kita nak bunuh dia Tuan Puteri sebab Raja Rimba
selalu berada di sisinya."
"Tak apa beta tahulah nak buat macam mana..."
"Kamu tengoklah nanti... dia akan menyesal kerana merampas kekasih beta!"
Ketika perbualan Puteri Harimau dengan pengikut-pengikutnya, dayang Permaisuri Rimba telah terdengar.
Jantungnya berdetak kencang...Dayang menangis kerana dia tidak mahu kehilangan Permaisuri Rimba yang amat disayanginya. Kebaikan Permaisuri Rimba kepada seluruh Rimba Niagara telah sebati dalam semua haiwan-haiwan kecuali puak-puak Raja Rimba yang sememangnya berdengki hati dengan Prmaisuri Rimba .
"Walau apa yang terjadi hamba takkan biarkan Permaisuri Rimba dibunuh hamba akan lindungi Permaisuri biarpun nyawa hamba jadi taruhan!!.
Petang itu Puteri Harimau datang ke Istana Rimba Niagara dengan membawa mempelam muda.
"Permaisuri...beta ada bawakan mempelam muda untuk Permaisuri..."
"Hi...sedapnya...beta sudah lama mengidamkannya...sudah serata tempat Kekanda Rimba mencari mempelam muda tapi baru sekarang beta dapat merasai mempelam yang beta idamkan...Terima kasih Tuan Puteri kerana memahami buah mempelam muda yang beta idamkan," kata Permaisuri Rimba penuh gembira.
"Kalau macam ni setiap hari beta boleh bawakan.. mempelam muda untuk Permaisuri lagi ye... sehingga Permaisuri melahirkan cahayamata."
"Baik sungguh hatimu Tuan Puteri...Kebaikan Tuan Puteri Beta amat
hargai dan amat terharu."
"Permaisuri kesayangan seluruh haiwan di Rimba Niagara ini...
apalah salahnya beta berkorban demi Permaisuri tanda kasih
sayang beta kepada Permaisuri."
"Terima kasih dinda putri."
Raja Rimba pulang dari berburu.
"Mana dinda dapat buah mempelam muda ni dinda?"
"Adinda Puteri Rimba ada datang tadi dia yang memberi dinda buah
mempelam ini."
"Dinda...kanda sudah lama kenal dengan hati budi Puteri Rimba tu...
Mesti ada niat tak baik kepada dinda..."
"Kanda...kanda...tak baik berperasangka yang bukan...bukan...
kita bersangka baik ye.. Ha...lagi pun bukan dinda yang nak
makan buah mempelam ni....anakanda yang dalam kandungan ni kanda..."
Permaisuri Monyet tergelak.
"Mentang-mentanglah kanda tak dapat carikan mempelam muda untuk dinda..."
Kanda dengar dalam kandungan dinda ye" Raja Rimba meletakkan telinganya ke perut permaisuri kesayangannya .
"Anakanda...anakanda nak pelam ye ...tak pe....kejap lagi
bonda kesayangan anakanda makan ye...anakanda."
"Kanda ni ada-ada aje lah..." Mereka suami isteri tergelak geli hati
yang bukan kepalang.
Malam itu Permaisuri Rimba tidak dapat tidur kerana perutnya memulas- mulas kesakitan.
"Dinda...dinda..kenapa dinda...." Tanya Raja Rimba penuh cemas.
"Sakit...! Kanda....Sakit sangat perut dinda ni.....!" Permaisuri
Monyet menangis tidak dapat menahan sakit perut yang amat sangat.
"Sabar lah dinda...jangan ....jangan dinda sakit nak bersalin..."
Raja Rimba menitahkan dayang memanggilkan Mak Bidan untuk menyambut anakanda diRaja.
Permaisuri Rimba selamat melahirkan seorang Putera yang sangat tampan.
Bentuk saling tak tumpah seperti Bonda Permaisuri dan berbelang-belang seperti Ayahanda Raja Rimba.
"Tuanku... Syurkur Allhamdulillah Permaisuri selamat melahirkan Putera
amat sempurna sekali. Tengok ni...rupa macam Tuanku dan Permaisuri. Cantikkan ..." kata Mak Midan sambil memberikan Putera diRaja yang baru dilahirkan kepada Raja Rimba.
"Syukur Alhamdulillah dengan Kurniaan Allah pada beta."
Raja Rimba mengazankan pada Putera Baginda yang tercinta. Setelah itu Baginda terus masuk ke kamar mendapatkan Permaisuri yang masih lemah.
"Dinda...Terima kasih dinda kerana melahirkan anakanda untuk kanda...he tengok ni...rupa macam dinda dan belang-belang macam kanda....cantikkan..." Raja Rimba mencium putera baginda yang baru dilahirkan berkali-kali penuh kasih.
"Ye...lah kanda... anakanda kita sempurna sekali cantiknya. Belang-belangnya lambang kemegahan Keperwiraan. Dinda sangat bersyukur pada Allah ..kanda.
"Kanda pun begitu juga dinda...Bersyukur sangat-sangat dengan kurniaan ini."
Tiba-tiba kedengaran suara cemas dari hulubalang istana.
"Tuanku... Istana sudah dikepung Tuanku...ramai pendekar istana dibunuh."
"Siapa yang punya angkara hulubalang."
"Puteri Rimba...Tuanku."
"Bedabah!Beta dah agak dah...Puteri Rimba akan melakukan sesuatu."
"Tuanku... Tuanku larilah dari sini Tuanku...."
"Kanda...Kanda....kena pertahankan Takhta Kanda...biar dinda dan anakanda yang pergi dari Istana Niagara ini."
"Dinda....! Kita kan dah janji hendak sehidup semati....Tidak dinda....Kanda tak akan biarkan dinda dan anakanda berpisah dengan kanda."
"Kanda...kekallah tahta di Raja...Puteri Rimba cuma mahukan kanda..dinda sudah relakan kanda...demi keharmonian semua haiwan di Rimba
Niagara ini."
"Dinda...kenapa dinda korbankan kebahagiaan sendiri demi keamanan rimba raya ini?"
"Kanda ...sebenarnya kebahagiaan dinda adalah keselamatan dan keamanan semua penghuni Rimba Niagara ini kanda."
"Maafkan segala kesalahan dinda kanda... Insya-Allah ada peluang kita berjumpa ...ya kanda...." Permaisuri tidak dapat menahan sebak lalu berjuraian air matanya hingga tertitis air matanya ke wajah putera yang baru dilahirkan."
"Dinda...jagalah anakanda baik-baik ya...nanti kanda akan cari juga dinda dan anakanda ...."
Dayang dan hulubalang menemani Permaisuri dan Putera baginda melarikan diri dari Istana Niagara. Mereka merendah hutan di malam yang gelap gulita.Rupanya mereka telah diburu oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
"Permaisuri...lari....lari segera....biarkan patik di sini," kata dayang istana penuh cemas.
Permaisuri sempat melarikan diri meninggalkan dayang dan hulu balang
yang telah berjaya dibunuh oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
(BERSAMBUNG)
Karya Ratu Rimba Niagara
1 Mac 2013
PUTERA SANG KURIANG BAHAGIAN (II)
Pagi yang hening itu terdengar satu das tembakan.
Permaisuri Rimba yang tidak bermaya sambil mengelek
puteranya sempat mengambil sehelai daun lalu daun
tersebut diperahkan susu untuk diberi minum kepada
puteranya yang sedang menangis kehausan.
Selepas itu Permaisuri Rimba rebah menyembah bumi.
Permaisuri Rimba mati terkena tembakan Pak Deli.
Tubuhnya berlumuran darah. Puteranya masih lagi
lagi dalam pelukan bunda tercintanya.
Pak Deli yang menyaksikan kejadian tersebut bagaikan
tersayat hatinya ditusuk sembilu. Timbul kekesalan
di hatinya yang amat sangat.
Dia mengambil putera dari dakapan bondanya yang telah
mati. Puas dia mengambil putera tapi putera masih tidak
mahu melepaskan pelukan bondanya. Akhirnya dia terpaksa
akur dengan kekuatan Pak Deli. Ketika Pak Deli meninggalkan
bondanya yang terbujur kaku dia sempat memandang bondanya
buat kali terakhirnya. Dan sempat dia memberi lambaian
terakhir kepada bondanya.
Sampai di rumah...Pak Deli menceritakan apa yang telah
berlaku ketika di hutan ketika dia sedang berburu.
"Abang...sampai hati abang tembak ibu monyet...dia
masih lagi menyusu....sampai hati abang memisahkan kasih
sayang ibu dengan anaknya.
"Abang pelik dengan anak monyet... ibunya hitam....anaknya
cantik...tengok tu bulunya berbelang-belang macam harimau."
"Apa pun alasan abang...abang tetap salah...tidak kasihan
ke abang pada nasib anak monyet ni nanti?"
"Kalau dijual anak monyet ni ...kita dah boleh jadi kaya...
tak perlu hidup sesusah ini lagi."
"Abang....biarpun berapa juta harga anak monyet ini...
saya takkan benarkan abang menjualnya? Saya nak belanya
kerana saya bertanggungjawab di atas kematian ibunya.
Saya dengar cerita abang pun saya telah jatuh kasih pada
anak monyet ini. Lagipun kita tidak punya anak..biarlah
anak monyet ini jadi anak kita..." kata Mak Limah sambil
memeluk putera dengan penuh kasih sayang. Putera dari
tadi memang Mak Limah dengan matanya yang kuyu seolah
minta dikasihani...kesedihan di atas kematian bondanya
masih dalam terbayang-bayang di ruangan matanya.
Sudah hampir dua bulan berita kehilangan Permaisuri Monyet
tidak dapat didengari oleh Raja Rimba . Puteri Monyet
memberi kata dua kepada Raja Rimba jika sekiranya Raja
Rimba tidak mahu mengawininya akan berlakulah peperangan
yang amat dahsyat di Rimba Niagara. Raja Rimba teringatkan
kata-kata Permaisuri Monyet.
"Kanda... apalah ada pada cinta kanda...biarlah dinda yang
terkorban asalkan penghuni rimba... aman bahagia selamanya.
Kanda mesti pertahankan kerajaan Rimba Niagara...biarpun
kanda terpaksa berkahwin dengan Puteri Harimau. Dinda sudah
relakan. Mesti diingat...penghuni Rimba Niagara adalah lebih
diutamakan daripada cinta kanda dengan dinda...ye...cinta
kanda kepada penghuni Rimba Niagara ...di situlah cinta
dinda pada kanda."
Majlis Perkahwinan di antara Raja Rimba dengan Puteri Harimau
dibuat secara besar-besaran..selama tujuh hari tujuh malam.
"Barulah bagaikan pinang di belah dua..." kata suku sakat
harimau."
Dengan termentrinya perkahwinan Raja Rimba dengan Puteri Harimau
maka tiadalah berlaku peperangan...dan terselamatlah penghuni
Rimba Niagara .
Putera yang dipelihara oleh Mak Limah diberi nama Sang Kuriang.
Sang Kuriang sangat cerdik dan pandai mengambil hati kedua orang
tua angkatnya.
Pak Deli yang pada awalnya ingin menjual Sang Kuriang tidak
jadi meneruskan hajatnya ....kerana tidak sampai hati melihat
isterinya Mak Limah berdukacita.
Sudah hampir Sepuluh tahun Sang Kuriang dipelihara oleh Pak
Deli dan Mak Limah.
Pada suatu hari, suatu peristiwa yang tidak disangka berlaku.
Apabila rumah Pak Deli terbakar. Pak Deli mati terbakar
hangus . Mak Limah dan Sang Kuriang sempat menyelamatkan diri.
Kini mereka ini tiada tempat berteduh . Mereka tinggal di sebuah
gua di dalam hutan.
"Emak...macam mana kita hendak teruskan kehidupan mak...dalam
hutan ni...apa yang kita nak makan nanti...."
"Kuriang anakku...kau dah besar panjang...kejadian asalmu kau
mahir panjat memanjat...usaha nak ye...mak dah tua ....dah
tak larat lagi hendak mencari rezeki untuk kita makan...inipun
nasib baik kita dapat tempat berteduh dari hujan ribut."
"Baiklah kalau itu yang emak kata...Kuriang akan cuba berusaha
mencari rezeki untuk kita meneruskan kehidupan."
"Bagus anakku...di mana ada kemahuan di situ ada jalan...Yang
penting Kuriang mesti yakin dengan kebolehan Kuriang ye...nak."
"Ye mak..."
Pagi lagi di hutan belantara Kuriang memberanikan diri memanjat
dari satu pokok ke satu pokok. Pada awalnya tika mula mencuba
banyak kali dia gagal...tetapi kerana teringatkan kata ibu angkatnya
"Yakin dengan kebolehan sendiri" akhirnya Sang Kuriang berjaya
memanjat dan bergayut dari satu pokok ke satu pokok. Macam
Tarzan lagaknya. Kerana terlalu gembira yang amat sangat setelah
berjaya bergayut-gayutan ...hingga terlupa mahu pulang.
"Emak....emak...! Kuriang dah pandai memanjat....seronok emak...
tengoklah apa yang Kuriang bawa ni... emak makan... ye...air pun
Kuriang bawakan untuk emak. Ini semua berkat mendengar nasihat
emak...Percaya dengan kebolehan sendiri....:
Mak Limah merasa gembira...kerana Sang Kuriang sudah pandai
berdikari dan boleh menjaga makan minum Mak Limah.
Setelah setahun tinggal di gua tersebut...Mak Limah meninggal
dunia kerana sakit tua.
Sedihnya hati Sang Kuriang di kala itu Tuhan saja yang tahu.
Tapi kena tabah. Ibu angkatnya dikebumikan di atas sebuah
bukit di dalam hutan.
Kerana terlalu sedih Sang Kuriang tertidur di pusara ibu angkatnya
Mak Limah.
Dia bermimpi...
"Bonda sangat rindukan anakanda... carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah Rimba Niagara adalah ayahanda ...anakanda..."
Sang Kuriang tersedar dari mimpinya. Kata-kata....bonda rindukan
anakanda...carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah
Rimba Niagara adalah ayahanda anakanda..
Esoknya Sang Kuriang pergi ke Rimba Niagara mencari ayahandanya
yang dimaksudkan dalam mimpi tersebut.
Akhirnya dia sampai ke Istana Rimba Niagara. Dia meminta izin untuk
berjumpa dengan Raja Rimba Niagara.
"Ampun Tuanku sembah patik harap di ampun..ada rakyat ingin mengadap
Tuanku...ampun Tuanku,..." kata hulubalang.
Sang Kuriang dibenarkan masuk mengadap Raja Rimba.
"Ampun Tuanku sembah patik harap diampun...."
"Apakah hajat tuan hamba mengadap beta?"
"Ampun Tuanku...sembah patik harap di ampun...adapun patik datang
ke Istana ini inginkan kepastian tentang maksud mimpi patik."
"Apa mimpi tuan hamba...ceritakanlah beta sudi mendengarnya."
"Adapun patik bermimpi ...bunyinya begini....bonda rindukan anakanda...
carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah Rimba Niagara adalah ayahanda anakanda....sebab mimpi itulah patik terpanggil untuk datang ke Istana Niaga berjumpa Tuanku."
"Oh tak syak lagi anakandalah...yang ayahanda cari-cari selama ini..
Oh! Anakanda ...ayahanda rindukan anakanda....ayahanda pun bermimpi yang sama." Raja Rimba memeluk puteranya yang selama ini dirindui.
"Bondamu telah pun mangkat dan telah disemadikan di Tanah Perkuburan di-Raja....nanti ayahanda tunjukkan tempat. Bonda tirimu baru sebulan mangkat...Ya Allah syukur kerana dapat bertemu dengan anakanda hamba..
Syukur Ya Allah."
Putera Sang Kuriang telah ditabalkan menjadi Raja Rimba Niagara
yang baru menggantikan ayahanda baginda yang telah uzur.
"Daulat Tuanku! Daulat Tuanku! Daulat Tuanku!"
Karya Ratu Rimba Niagara
1 Mac 2013
PANTUN PUTERA SANG KURIANG (BAHAGIAN III)
Si Haslie Umar empunya cerita,
Bergelar Raja Di Rimba Nilam Puri;
Telah berlaku perebutan kuasa,
Makanya ditumpangkan anak pada Mat Kr rakan yang dipercayai.
Putera puterinya menjadi sahabat kepada Putera Sang Kuriang,
Diajar ilmu persilatan dan kepahlawanan Di-Raja;
Agar menjadi Raja yang gagah perkasa penuh kasih sayang,
Mempertahankan rakyat di Rimba Niagara dan Nilam Puri tercinta.
Dalam perebutan kuasa Raja Haslie Umar menang,
Datang ke Rimba Niagara menjemput putera dan puterinya;
Terhutang budi dengan Raja Mat Kr dan Putera Sang Kuriang,
Kebaikan dibalas dengan kebaikan penyambung ikatan hati dan jiwa.
Puteri Raja Haslie Umar dikahwinkan dengan Putera Sang Kuriang,
Disambut besar-besaran penuh gilang gemilang;
Semua rakyat meraikan perkahwinan diRaja berhati girang,
Makanya ikatan Raja dan rakyat bertambahlah kasih sayang.
Karya Ratu Rimba Niagara
1 Mac 2013
PUTERA SANG KURIANG (BAHAGIAN III)
Tersebutlah kisah di Rimba Nilam Puri telah berlaku
perebutan kuasa di antara Raja Haslie Umar dengan
Raja Ahmad Kamal. Raja Ahmad Kamal adalah sepupu
kepada Raja Haslie Umar.
Raja Haslie Umar berkahwin dengan Permaisuri Atekah.
Mereka dikurniakan dua orang putera dan seorang puteri.
Yang tua bernama Putera Sang Amsyar, Putera Sang Aqmar
dan Puteri Sang Syifa. Selama ini mereka hidup aman bahagia
sekeluarga.
"Anakanda bertiga... sebentar tadi ayahada baru saja
menghantar pesanan kepada sahabat ayahanda Raja Mat Kr di
Rimba Niagara untuk menumpangkan anakanda bertiga
di Istana Rimba Niagara. Anakanda selamat di sana...
Ayahanda dan bonda akan datang menjemput anakanda
setelah negari kita aman damai...sekarang dalam kucar
kacir...."
Mereka anak beranak saling berpelukan dan tangis pilu
menyelubungi Istana Rimba Nilam Puri. Permaisuri Atekah
mententeramkan tangisan anakanda Puteri Sang Syifa.
"Anakanda Puteri Sang Syifa...jangan nangis ye...nanti bonda
datang..." pujuk Permaisuri Atekah sambil memeluk erat Puteri
Sang Syifa dengan tangisan pilu.
Ketika sampai di Istana Niagara...Raja Mat Kr dan Putera Sang Kuriang menyambut kedatangan keluarga angkat mereka dari Istana Nilam Puri.
Sang Kuriang menjadi sahabat baik kepada Putera Sang Amsyar, Putera Sang Aqmar dan Puteri Sang Syifa.
Mereka 4 sahabat diajar ilmu persilatan . Setelah enam purnama
mempelajari ilmu persilatan mereka mahir ilmu persilatan , begitu juga Puteri Sang Syifa.
Sedang mereka duduk berehat...tanpa diduga kedatangan ayahanda Haslie Umar dan Permaisuri Atekah ke Istana Rimba Niagara.
Suasana sudah aman kembali. Raja Ahmad Kamal tewas dalam pertarungan dengan Raja Haslie Umar.
Upacara menyambut kedatangan Raja Haslie Umar bersama Permaisuri Atekah disambut besar-besaran. Ketika itu juga diistiharkan pertunangan Puteri Sang Syifa dengan Putera Sang Kuriang.
Genap tiga bulan mengikat tali pertunangan Puteri Sang Syifa berkahwin dengan Putera Sang Kuriang. Majlis amat meriah sekali disambut dengan penuh gilang gemilang.
Karya Ratu Rimba Niagara
1 Mac 2013
PERSEMBAHAN TEATER DIRAJA ,'PUTERA SANG KURIANG' DIADAKAN DI PANGGUNG BANGSAWAN MERAK KAYANGAN PADA 1.1.2020
ARAHAN PUTRA ARJUNA NEGERI ANTAH BERANTAH
KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
TETAMU JEMPUTAN:
SELURUH KERABAT DIRAJA MELAYU
& RAKYAT YANG MEMPERTABATKAN INSTITUSI DIRAJA
PAKAIAN : TRADISIONAL MELAYU
HARGA TIKET: MENGIKUT ZAMAN
TIKET TERHAD
BAGI YANG TERLEPAS PELUANG
JANGAN GUNDAH GULANA JIKA MENDAPAT SAMBUTAN
TEATER DIRAJA,' PUTERA SANG KURIANG' AKAN DIADAKAN
BERTERUSAN HINGGA KE GENERASI MASA AKAN DATANG!
DATANG JANGAN TAK DATANG!
"RAJA DAN RAKYAT BERPISAH TIADA"
(PETIKAN DARIPADA WALL RATU RIMBA NIAGARA)
29 Mac 2013
FESTIVAL FILEM BANGSAWAN DIRAJA,' PUTERA SANG KURIANG' ARAHAN PUTRA ARJUNA MOGA MENDAPAT SAMBUTAN DARIPADA SEMUA GOLONGAN GENERASI KINI DAN AKAN DATANG AAMIN.
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
29 Mac 2013
(PETIKAN DARIPADA SKRIP NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA)
29 Mac 2013 - PANTUN BAHASA IBUNDA WARISAN ZAMAN
Ratu Rimba Niagara...
Salam persahabatan nusantara,
Dari jauh hamba datang;
Untuk saling bertegur sapa,
moga berpadu ukhuwah kasih sayang.
Yahya Isa ...
Diambil juga buah salak,
asam kelubi jauh di muara;
biarlah jasad dipisah jarak,
dalam hati terasa mesra.
Ratu Rimba Niagara
Dalam hati terasa mesra,
Senyuman menguntum menjawab salam;
Kita serumpun melayu senusantara,
Menyambung ukhuwah berkirim salam.
Yahya Isa ...
Termenung resah puteri mengidam,
dihulur manisan kerabu mangga;
menyambung ikhuwah berkirim salam,
menyubur warisan karya pujangga.
Ratu Rimba Niagara
Karya pujangga warisan bangsa,
Untuk dihadiahkan cucunda tercinta;
Senusantara berpadu berbahasa,
Bahasa melayu bahasa bangsa.
Yahya Isa ...
Kuanggap emas rupanya suasa,
kemas jahitan di lengan busana;
Bahasa Melayu bahasa bangsa,
terjejas dirancu penderhaka durjana.
Ratu Rimba Niagara
Bahasa melayu bahasa bangsa,
Akan dimartabatkan tanpa jemu;
Tak akan berani si penderhaka durjana,
Pejuang sastra pertahankan bahasa melayu.
Bangunlah para pejuang bahasa bangsa,
Lalaimu pertahankan akan kecewalah moyangmu;
Makanya kau disandarkan harapan anak bangsa,
Agar bahasa bangsa melayu menjadi kebanggaanmu.
Para pejuang tak akan biarkan,
Bahasa bangsa dipersendakan;
Disepikan di biarkan tanpa dipedulikan,
Bahasa bangsa warisan moyang kesayangan.
Yahya Isa ...
Berlegar Aduka menanti di taman,
Berserah sahaja melihat nyonya;
Agar bahasa menjadi kebanggaan,
Dikerah semua menobat daulatnya.
Ratu Rimba Niagara...
Daulat bahasaku daulat bahasamu,
Kita bersama mendaulatkannya;
Tanpa rasa takut di hatiku di hatimu,
Lambang cinta pada anak bangsa.
Yahya Isa ....
Rendang dinda tidak bersisa,
sedap dimasak khasiatnya kaya;
Lambang cinta anak bangsa,
Sederap gerak terus berkarya.
Ratu Rimba Niagara
Indah sungguh kanda berpantun,
Penuh adap penuh sopan;
Karya dinda karya kepahlawanan,
Untuk memartabatkan bahasa kebangsaan.
Yahya Isa ....
Pantun ratu cukup berkesan,
rima dan rangkap dijaga indah;
Untuk memartabat bahasa kebangsaan,
Berganding kita menyusun langkah.
Ratu Rimba Niagara...
Pantun tuan apa kurangnya,
Lagi dibaca tercetus idea;
Ingin aturkan langkah setelitinya,
Agar segala matlamat dalam izin-Nya.
Yahya Isa ...
Bersinar permata nilam taranya;
Hiasan berseri di songkok mahkota;
Agar segala matlamat dalam izin-Nya,
Ikhlaskan hati dan bertawaduk kita.
Ratu Rimba Niagara....
Setiap langkah adalah perjuangan,
Memartabatkan bahasa jiwa bangsa;
Agar kita tidak merasa penyesalan,
Berpanjangan hingga tiadanya kita.
Sri Mawar .
Bantal kekabu rasa selesa
tidur malam membuai lena
bahasa indah tunjukkan bangsa
sastera kita merungkai makna.
Yahya Isa ...
Busana dinda bertatah ratna,
cantik buatan harganya mahal;
sastera kita merungkai makna,
bagai beliung memotong tebal.
Sri Mawar ,
Rasa hati amatlah bebal
kasut di curi di tengah laman
bagai beliung memotong tebal
kukuh berseni sepanjang zaman.
Ratu Rimba Niagara...
Sastera kita merungkai kata,
Untuk ditinggalkan generasi tersayang,
Dari sekarang kita seia sekata,
Tanda generasi kita kasih dan sayang.
Kukuh berseni sepanjang zaman,
Begitu hebatnya bahasa ibunda;
Bahasa ibunda tak akan ketinggalan zaman,
Kerana kitalah generasi penerus tinggalan ibuda.
KARYA RATU RIMBA NIAGARA, YAHYA ISA & SRI MAWAR
(PETIKAN DARIPADA NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA)
30 Mac 2013 - TEATER BANGSAWAN DIRAJA,' PENGANTIN RAJA RIMBA'
SINOPSIS ‘PENGANTIN RAJA RIMBA’
Mengisahkan perkahwinan harimau dengan monyet pada tahun 2020.
Betapa meriahnya hari tersebut kerana semua binatang di darat dan di laut meraikannya. Tidak kira binatang buas, jinak, besar dan kecil masing-masing membawa hadiah yang unik.
Pada sebelah malamnya pula berselerakkan bintang-bintang di langit di merata-rata tempat. Pelamin dihias dengan lampu-lampu berwarna-warni. Di hadapan pelamin penuh dengan hantaran kedua-dua belah pengantin. Sebelum monyet menyambut hari perkahwinan, monyet
menghadapi pelbagai cabaran.
Monyet mempunyai falsafah mengapa dia berkahwin dengan harimau. Di antaranya:
1. Menyatupadukan binatang buas dengan jinak.
2. Mewujudkan keharmonian masyarakat seluruh jenis binatang.
3. Mewujudkan masyarakat yang kuat membantu yang lemah.
4. Yang berlebihan membantu yang kurang.
5. Saling faham memahami di antara satu sama lain.
6. Saling sayang menyayangi di antara satu sama lain.
7. Saling hormat menghormati di antara satu sama lain.
8. Saling memberi kerjasama dalam suasana harmonis.
9. Mewujudkan masyarakat yang berwawasan.
10. Menyatupadukan pelbagai kaum dengan semangat perpaduan demi kedamaian penghuni rimba dan lautan untuk selamanya.
Pada malam yang ditunggu-tunggu oleh semua penghuni rimba dan lautan iaitu menandakan masuknya tahun 1 hb 1 tahun 2020 mereka semua menyambut dengan sorakkan dan percikkan bunga api yang mengindahkan langit rimba meraikan,' Perkahwinan Raja Rimba’ yang menjadi simbol penyatuan kaum semua penghuni rimba mengecapi kehidupan aman damai selamanya.
Karya: Ratu Rimba Niagara
27 Disember 2012
BABAK PERTAMA (PERTENTANGAN)
Dimulakan dengan syair:
Tersebutlah kisah satu cerita,
Puteri Monyet yang cantik jelita;
Berhemah tinggi tidak terkata,
Di mana saja berdukacita.
Puteri Singa : Tuan puteri rimba! Cermin sikit
muka tu… dahlah hodoh ada hati nakkan Raja Harimau kekasih hamba.
Puteri Rimba: Kenapa tuan puteri singa sakit hati dengan beta..
kenapa? Beta tak pernah pun hina puteri singa atau sesiapa
saja. Walaupun beta tak cantik tapi beta tak pernah susahkan sesiapa
Puteri Singa : Puteri Rimba ni perasan sangat. Raja Harimau tengok wajah puteri rimba pasti tak minat.
Puteri Rimba: Puteri Singa cemburu dengan beta kan?
sebab selama ini tak ada putera-putera raja rimba yang minat dengan puteri singa.
Puteri Singa : Untuk mengetahuan puteri rimba, Raja Harimau
tak layak dengan puteri rimba tapi…kalau dengan beta bagaikan
pinang dibelah dua.(GELAK).
BABAK KEDUA (SEMANGAT)
Raja harimau pilihan hati,
Mengadu hasrat pada merpati;
Agar cinta jadi sejati,
Jasa si burung tetap diingati.
Burung : Tuan Puteri… patik tahu tuan puteri sedang
memendam rasa cinta terhadap harimau. Kenapa tuan puteri
tak mahu terus terang aje pada Raja Harimau?
Puteri Monyet : Beta malulah… siapalah beta hidung tak
mancung pipi tersorong-sorong.
Burung : Zaman sekarang ni… zaman terus terang,
siapa cepat dia dapat.
Puteri Monyet : Bukan semudah itu burung, kalau beta jatuh
cinta dengan kaum sejenis dengan beta tak apalah.
Ini dengan keturunan garang lagi ganas.
Silap… silap haribulan beta yang dibahamnya.
Burung: Dah tahu ganas dan garang kenapa jatun cinta?
Puteri Monyet : Apa nak buat… hati dah terbekenan,
Asyik rindukannya dan terngigau-ngigau...
Burung : Begitu hebat sekali cinta tuan puteri sampai ngigau-ngigau tu..
weettt...weeet....(gelak)
Puteri Monyet : (Tersipu malu senyum)
Beta harap cinta yang tertanam di sanubari ini menjadi kenyataan.
Burung : Kasihan patik mendengarnya. Angan-angan puteri rimba
tinggi melangit. Kadang kala apatik fikirkan puteri ni
dah tak siuman kerana membuat keputusan yang tak
masuk akal.
Puteri Monyet: Bukan tuan hamba je yang kata aku macam tu. Boleh dikatakan semua mengatakan beta dah gila.(MENGELUH) Manalah tahu satu hari nanti tuah menyebelahi beta. Masa tu baru tuan hamba tahu siapa beta.
Burung : Tak payah tuanku cerita, semua rakyat rimba tahu…
siapa puteri rimba. Puteri rimba yang pintar, suka menolong
kawan, bercita-cita tinggi, berwawasan, berjiwa murni dan kuat
berpegang kepada falsafah.
Monyet: Ke situ pulak tuan hamba. Beta tak mintak pun tuan hamba puji beta. Yang beta mahu tuan hamba berikan beta pendapat bagaimana tuan hamba dapat menolong beta dalam mengeratkan lagi percintaan beta dengan Raja Harimau.
Burung : (KETAWA) Puteri rimba...puteri rimba... tuanku ni tak kenal erti putus asa. Baiklah… Puteri Rimba karang satu warkah menyatakan hasrat hati tuanku puteri pada Raja Harimau… biarkan patik poskan surat tu pada Raja Harimau.
Monyet : (SENYUM) Ha… macam tulah kawan.Sanggup menolong beta.
BABAK KETIGA (PERTENTANGAN)
Puteri Monyet memendam rasa,
Dihina kawan tidak berasa;
Tidak mudah berputus asa,
Korban cinta untuk berjasa.
Putera Monyet Kenapa dinda tak sukakan kanda? Sedangkan
kanda boleh berikan segala-galanya pada dinda. Kitakan satu jenis,
satu hati.
Puteri Monyet : Kanda ingat,cinta boleh dibeli dengan sekelip mata?
Putera Monyet : Bukan kanda saja yang menentang percintaan dinda tu, malah semua rakyat rimba niagara ini.
Puteri Monyet : Dainda tak kisah kanda... Yang bercintanya dinda… bukan mereka.
Putera Monyet : Apa kelebihan Raja Harimau tu hinggakan dinda sanggup melupakan asal usul dinda ...keturunan yang lemah?
Puteri Monyet : Cinta itu unik, murni… memerlukan pengorbanan.
Apa salahnya dinda korbankan diri dinda untuk cinta demi semata-mata…
Putera Monyet : Kepentingan dinda! Dinda ingin mengejar
glamor. Biarlah semua rakyat rimba niagara mengatakan betapa hebatnya dinda dapat memikat raja segala yang ada di rimba ini... Yalah punya kuasa, tampan dan digeruni oleh semua rakyat rimba. Macam kanda ni apalah ada.
Puteri Monyet: Betul kata kanda tu, kerana Raja Harimau mempunyai kuasa dan digeruni oleh rakyat rimba maka dinda jatuh cinta dengan tuanku raja.
Putera Monyet : Memang kanda dah agak dari awal jadi dinda ni
gilakan kuasa hingga sanggup menggadai cinta. Kanda jijik! Jijik!
Mempunyai kaum yang sejenis macam dinda ni!
Puteri Monyet : Kanda nak pandang jijik ke atau apa saja yang
kanda nak kata… katalah. Dinda tak kisah. Asalkan cinta dinda tercapai akhirnya.
Putera Monyet : Kanda pelik bin ajaib dalam sekelip mata dinda dah berubah. Dulu dinda tak macam ni. Dinda terlalu pentingkan kaum dinda. Dinda bersikap perkauman.
Puteri Monyet : Kerana ingin mengikis sikap perkauman yang
menebal dalam diri dinda inilah dinda mengambil keputusan untuk
jatuh cinta dengan Raja Harimau.
Putera Monyet : Maksud dinda?
Puteri Monyet : Cuba kanda fikir di dalam hutan ini terdiri
daripada pelbagai jenis rakyat rimba (binatang). Kalau masing-masing asyik
mementingkan kaumnya saja tanpa memikirkan kepentingan
rakyat rimba lain. Kalau macam tu bagaimana kita hendak bina
generasi kita yang berwawasan dalam keadaan huru hara.
Siapa yang susah? Anak cucu kita yang susah. Apa salahnya
kita merancang dari sekarang agar anak cucu kita mengecapi
kebahagiaan yang hakiki.
Putera Monyet : Kanda tak terfikir pun yang dinda berfikiran
sampai ke situ.
Puteri Monyet : Salahkah dinda… dinda korbankan cinta dinda untuk
anak cucu kita dan seterusnya kedamaian rimba ini. Jika kita
hidup dalam keadaan aman damai tak siapapun berani untuk
menceroboh rimba ini. Kita buktikan pada manusia, walaupun
kita haiwan tapi kita lebih mulia daripada mereka. Dinda ingin
memadamkan dalam kamus manusia kata istilah,
‘ Peragai seperti binatang.’
Putera Monyet : Sekarang baru kanda faham, mengapa dinda
jatuh cinta dengan Raja Harimau. Mulai sekarang kanda akan memberi
sokongan/dukungan agar cita-cita dinda tercapai.
BABAK KEEMPAT (JATUH CINTA)
Raja harimau termakan budi,
Sakitnya kekasih tidak terperi;
Menentang sawa kuat menjadi,
Cinta dibalas patut diberi.
Raja Harimau : Sedapnya buah durian tu… kalau beta dapat makan…
alangkah…
Puteri Monyet : Dinda faham kanda inginkan buah durian, biarlah dinda
tolong ambilkan.
Raja Harimau : Sungguh baik hati dinda… kanda kuat tapi kanda
tak boleh memanjat. Sungguhpun kanda binatang yang hebat tapi
kanda ada kekurangan.
Puteri Monyet : Tuhan itu Maha Adil. Semua makhluk yang
dijadikan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Justeru
apa salahnya kelebihan yang ada pada dinda ini dapat dinda
membantu binatang-binatang lain.
Raja Harimau : Kata-kata dinda tu menyedarkan kanda.
supaya kita jangan hidup sombong dan bongkak.
Tiada yang kekal di dunia ini melainkan Allah.
Puteri Monyet : Ha… makanlah sepuas hatimu harimau.
( MONYET MEMBERIKAN DURIAN)
Raja Harimau : (CUBA MENGOPEK DURIAN GAGAL LALU MENGELUH)
Puteri Monyet : Nanti luka … kanda harimau.
Raja Harimau : Selalunya kanda melukakan mangsa kanda tapi kopek
durian pun kanda tak boleh.
Puteri Monyet : Kali ni biarlah kuku kanda yang tajam tu hanya akan
berbisa bila hendak menyelamatkan penghuni rimba ini ye.
Biar dinda tolong kopekkan durian ni.
Raja Harimau : Hati-hati dinda… nanti luka tanganmu.
Puteri Monyet : Tak apa dinda sudah biasa terluka.
Raja Harimau : Lain macam bunyi nye tu. Mulai hari ini
tiada siapa akan berani melukakan hati dinda lagi. Kalau berani…
mari bertarung dengan kanda dulu.
Puteri Monyet : Ha… dah buka pun kulit durian ni …makan puas-puas kanda..
Kalau tak cukup dinda ambilkan lagi.
(TERUS MEMANJAT POKOK TANPA MENYEDARI ADA
SEEKOR ULAR SAWA)
Puteri Monyet : Tolong lepaskan hamba! ( DIBELIT OLEH ULAR SAWA).
Raja Harimau : Hai ular sawa! Kalau tuan hamba benar-benar gagah
mari turun ke mari. Jangan dengan binatang yang lemahtuan hamba
nak tunjukkan kekuatan.
Ular Sawa: Tuanku hendak mencabar patik ya Raja Harimau.
Baiklah sekarang patik turun.
(HARIMAU BERLAWAN DENGAN ULAR SAWA AKHIRNYA
ULAR SAWA TEWAS)
Ular Sawa : Tuanku memang gagah. Ampunkan patik.
Patik mengaku kalah.
Raja Harimau: Tuan hamba tak salah dengan beta tapi dengan puteri rimba.
Baik tuan hamba pergi minta maaf dengannya.
Ular Sawa : Puteri rimba maafkan patik kerana mengganggu puteri rimba.
Puteri Monyet : Beta maafkan . Lain kali jangan tunjuk kuat pada
binatang yang lemah. Sepatutnya binatang yang kuat membantu
yang lemah. Barulah aman. Sudahlah tu mari kita makan bersama-
sama.
(KETAWA BERSAMA-SAMA)
BABAK KELIMA (SURAT)
Raja Harimau menerima surat,
Surat dibaca menyatakan hasrat;
Cinta membara bertambah sarat,
Kalau jodoh telah tersurat.
Harimau: Surat siapa yang tuan hamba bawa tu burung?
Burung : Surat istimewa ni untuk tuankulah.
Raja Harimau: Siapa ya… yang berani hantar surat istimewa
pada beta?
Burung : Surat cinta.
Harimau : Eh! Siapa pulak yang berani jatuh cinta dengan beta?
.
Burung : Kalau tak percaya … bacalah. (MEMBERI SURAT)
Selamat tinggal! Selamat membaca…
Raja Harimau : (Membuka surat lalu membaca)
Surat Puter Monyet : Salam sejahtera buat kanda harimau,
janganlah terperanjat apabila membaca warkah
pertama dinda ini. Biarlah dinda berterus terang
pada kanda bahawa dinda telah jatuh cinta pada kanda
ketika pertemuan yang tidak disengajakan tempoh
hari. Maaf!Kerana jatuh cinta tanpa pengetahuan kanda.
Kegagahan kanda melawan ular sawa amat mengagumkan dinda.
Syabas! Kanda telah menggunakan kekuatan kanda untuk
menyelamatkan nyawa dinda. Dinda harap kegagahan kanda
berkekalan selamanya untuk menyelamatkan nyawa
beribu-ribu binatang di rimba ini tanpa mengira
siapa pun mereka. Iyalah kalau difikirkan siapalah
dinda untuk jatuh cinta pada kanda. Ah! Malunya dinda.
Dinda harap kanda tidak memarahi dinda setelah
mendengar pengakuan ikhlas dari dinda.
Sekiranya kanda balas cinta dinda betapa bahagianya dinda.
Secara tak lansung segala cita-cita dinda menjadi
kenyataan. Oleh itu agar dinda tidak ternanti-nanti
kanda balaslah warkah dinda ini.
Akhir kata sambutlah salam hormat dari dinda,
Yang perasan,
Puteri Rimba Niagara,
Raja Harimau : (SENYUM) Sambil melekapkan surat di dadanya.
Ya… Beda bedu….! ( GEMBIRA YANG BUKAN KEPALANG)
Puteri Harimau : Surat siapa tu? Sukanya kanda?
Kenapa? (TERUS MERAMPAS SURAT DARI RAJA HARIMAU)
Oh! Surat cinta rupanya! Patutlah tersengih-sengih.
Habis tu kanda terima cintanya?
Raja Harimau : Diam.
Puteri Harimau Kalau kanda terima puteri rimba…
cinta dinda ni kanda nak campak mana?
Raja Harimau: Dinda jadi permaisuri kedua kandalah (GELAK).
Puteri Harimau : Kanda ingat dinda suka berkongsi suami? (MARAH)
Raja Harimau Kalau tak suka… diam-diam ajelah!
Puteri Harimau : Mana dinda boleh diam kekasih dinda diambil binatang lain .
Dinda akan tentang habis-habisan!
Raja Harimau : Hei! Sejak bila kanda jadi kekasih dinda ye! Setahu kanda dinda cuma teman biasa aje. Jangan lekas perasanlah.(GELAK)
Puteri Harimau : (SAKIT HATI LALU PERGI).
BABAK KEENAM (BALAS CINTA)
Raja Harimau membalas cinta,
Gembiranya hati Puteri Jelita;
Siang dan malam bertemankan tinta,
Agar cinta terus bertahta.
Raja Harimau : (MEMBALAS SURAT KEKASIH HATI)
Buat tatapan adinda puteri rimba.., warkah dinda telah kanda terima
dan diucapkan jutaan terima kasih di atas pengakuan ikhlas dinda itu.
Biarlah kanda katakana di sini niat dinda untuk menjadikan kanda
kekasih dinda ...kanda terima dengan rela hati. Biarpun kanda
tahu keputusan yang kanda ambil ini akan menggemparkan seluruh
binatang di darat mahupun di laut. Kanda sedar, betapa pentingnya
kedamaian.
Memang kanda akui kanda bongkak, sombong dengan kekuatan
yang kanda miliki untuk membunuh mangsa-mangsa kanda tapi
setelah berkenalan dengan dinda tempuh hari segala
kebongkakkan kanda terpadam dengan tiba-tiba.
Kehadiran dinda pada hari itu telah melembutkan keganasan kanda.
Terima kasih dinda puteri rimba , semoga dinda tetap menjadi
kekasih kanda yang setia.
Akhirkata sambutlah salam hormat daripada kanda.
Yang Mencintaimu,
Kanda Harimau.
BABAK KETUJUH (POS)
Jasa si burung tidak dilupa,
Terbang tinggi bertegur sapa;
Mengalir keringat tidak mengapa,
Tanda kasih sedemikian rupa.
Burung : Sudah siap ke surat balasan?
Raja Harimau : Sudah…bawa tu baik-baik ye… jangan sampai tercicir.
Burung : Tuanku taka tak percayakan patik ke?
Raja Harimau: Beta cuma beri ingatan je! Kan elok saling ingat
mengingati.
Burung : Terima kasih atas nasihat tuanku tu. Patik akan pastikan
surat ini selamat sampai kepada tuan puteri rimba .
(MENGAMBIL SURAT)
* * * * *
Burung : (MENGAH) Tuan puteri rimba… ini surat tuan puteri bacalah cepat.
Monyet : Terima kasih burung. Semoga Tuhan membalas budi baikmu, (MEMBACA KEMUDIAN SENYUM PANJANG)
Burung : Macam mana ada tindak balas tak?
Puteri Monyet: Syukur Alhamdulillah ! Cinta beta berbalas.
Burung : Tahniah tuan puteri ! Patik .. doakan cinta tuan puteri rimba berjaya.
Kalau makan nasi minyak tu jangan lupa jemput patik.
Puteri Monyet : Takkanlah beta nak lupakan tuan hamba. Beta
akan jemput semua binatang di darat mahupun di laut.
Burung : Dapat patik bayangkan betapa meriahnya perkahwinan
puteri rimba tu.... Urusan kad jemputan kahwin patik
yang uruskan. Patik minta kerjasama kawan-kawan patik untuk
kirimkan kad jemputan kahwin kepada semua jenis binatang
yang ada di darat mahu pun di laut.
BABAK KELAPAN (JEMPUTAN)
Kad jemputan terus diedar,
Semua terkejut tiadalah sedar;
Ada yang memandang terus tersandar,
Asalkan pengantin cinta tak pudar.
Siput : Surat siapa yang kau bawa tu burung?
Burung : Ini bukan surat… ini kad jemputan kahwin.
Siput : Siapa pulak yang nak kahwin?
Burung : Puteri Monyet dengan Raja Harimau.
Siput : (KETAWA)
Burung : Eh! Kenapa engkau ketawa?
Siput : Aku tak percaya.
Burung : Kalau engkau tak percaya… ha…
engkau baca kad jemputan kahwin ni!
(MENGHULURKAN KAD JEMPUTAN KAHWIN KEPADA SIPUT)
Siput : (TERPERANJAT) Iya betullah. Ini satu keajaiban!
Burung : Kalau dah jodoh tak ada siapa yang menghalangnya!
Itu namanya jodoh dah tersurat .
Siput : Siapa-siapa lagi yang dijemput?
Burung : Seluruh binatang di laut dan di darat.
Siput : Hebat!
Burung : Nanti, engkau jemputlah sanak saudara engkau datang ye.
Siput : Sampaikan salam aku pada Puteri Rimba. Katakan aku ucapkan tahniah dan terima kasih atas jemputannya.
Gajah : Bila ditetapkan tarikh perkahwinan monyet dengan harimau,
tu burung?
Burung : Satu haribulan satu tahun 2020.
Gajah : Tepat pada masanya. Satu tarikh yang ditunggu-tunggu oleh
semua binatang untuk meraikan satu kejayaan.
Burung : Kejayaan apa pulak tu?
Gajah : Iyalah dengan sahnya perkahwinan Raja Harimau dengan Puteri monyet secara tidak langsung pasangan pengantin tersebut telah menyatupadukan seluruh binatang.
Burung :Sungguh bijak engkau gajah.
Gajah : Apa engkau ingat selama ini aku bodoh ke?
Biarpun aku berbadan besar, tenaga pun besar…otak aku pun
besar juga.
Burung : (GELAK) Iyelah aku tahu engkau tu semuanya besar.
Gajah : Engkau jangan nak sindir aku pulak!
Burung : Jangan marah… aku bergurau aje.
Takkan itupun nak ambil hati. Maaf ye … aku pergi dulu…
jangan tak datang bawa saudara mara engkau ya gajah.
BABAK KESEMBILAN (GOTONG ROYONG)
Semua haiwan bergotong royong,
Sediakan pelamin pengantin tersayang;
Bergurau senda semakin matang,
Gembiranya hati semua yang datang.
Kucing : Macam mana dengan kain pelamin yang aku
buat ini cantik tak?
Itik : Apa yang engkau buat kucing semuanya cantik.
Singa : Siapa yang pilih warna?
Arnab : Siapa lagi pengatinlah. Katanya warna unggu adalah
lambang kedamaian. Penyatuan rasa cinta yang sukar dimengertikan.
Ayam : Romantik sungguh pengantin kita tu. Siapa pulak yang
mengantung lampu-lampu yang berwarna-warni itu? Sungguh cantik?
Kucing : Keluarga monyetlah. Mereka mahir dalam panjat memanjat.
Itik : Kamu semua terfikir tak bagaimana muka anak pengantin
kita nanti?
Singa : Rupa ibu dan bapak dialah!
Kucing : Rupa mounyetlah. Mau tu bapak dia dan nyet ibu dia.
(SEMUA TERGELAK BESAR)
BABAK KESEPULUH (TETAMU DATANG)
Malam dinantikan penuh debaran,
Persandingan Pengantin Raja Rimba yang dinantikan;
Semua gembira menantikan tibanya perkahwinan,
Majlis perkahwinan yang dibanggakan.
Tetamu datang dari daratan dan lautan,
Berpakaian cantik meraikan pengantin kesayangan;
Mengucapkan tahniah penuh kesyukuran,
Kerana pengantin idola perdamaian.
Pelbagai hadiah dibawa tetamu,
Tetamu disambut dan dijamu;
Dijamu makanan pelbagai menu,
Sambil makan menantikan pengantin rasa tak jemu.
Itik : Cantiknya pasangan pengantin bagaikan pinang
di belah dua.
Burung : Engkau engok tu… bintang-bintang di langit
bergemerlapan dan bertaburan di sana sini seolah-olah
menyerikan lagi majlis perkahwinan ini, mari kita
tengok barang-barang hantaran harimau kepada monyet.
Kucing : (MEMBELEK HANTARAN)
kasut Cinderella pun ada, hai… bertuah Puteri Rimba dapat
bersuamikan Raja Harimau.
Itik : Entah-entah satu hari nanti pulak, engkau
kahwin dengan aku.
Kucing : (KETAWA) Engkau ni mengarutlah.
Itik : (KETAWA) Dalam dunia sekarang tiada yang pelik.
BABAK KESEBELAS (SAMBUTAN MAJLIS PERKAHWINAN DAN MASUK
TAHUN 2020)
Tepat Jam 12 Malam semua bersorakkan,
Tahun baru 2020 diraikan seiring majlis pengantin;
Di langit rimba bunga api berpercikkan ,
Meraikan Pengantin Raja Rimba yang budiman.
Pengantin diarak menuju pelamin,
Gajah membawa pasangan pengantin:
Paluan kompang bernyanyi-nyanyian,
Di malam itu penuh kemeriahan.
Duduk bersanding jeling menjeling,
Sambil menjeling tersenyum sayang;
Sayangnya pengantin kepada tetamu yang datang,
Dilemparkan senyuman mesra tanda kasih sayang.
Semua kumpulan tetamu membuat persembahan,
Dipersembahkan kepada pengantin kesayangan;
Pengantin gembira keterharuan,
Melihat persembahan yang mengasyikkan.
Perkahwinan Pengantin Raja Rimba lambang kebanggaan.
Kebanggaan penghuni rimba dan lautan;
Pelbagai kaum dapat disatukan,
Hidup aman damai dalam perpaduan.
Kancil (Wakil Haiwan): Terima kasih Pengantin Raja Rimba
yang kami sayangi. Tuanku telah menyatukan penghuni
rimba yang selama ini mementingkan kaum sendiri dan
hanya mementingkan diri sendiri. Dengan perkahwinan
ini penghuni rimba dan lautan menjalani hidup bersatupadu
tolong menolong dan aman damai selamanya. Terima kasih
Pengantin Raja Rimba.
Raja Harimau : (TERSENYUM SAMBIL MEMANDANG PERMAISURINYA)
Ucapkan terima kasih kepada permaisuri beta. Dialah yang telah
membuka hati beta untuk kedamaian rimba ini dan kedamaian
penghuni lautan juga.
Puteri Monyet : (TERSENYUM BANGGA SAMBIL MEMBALAS
SENYUMAN KEPADA SEMUA TETAMU HADIR YANG
BERSORAKKAN PENUH GEMBIRA YANG AMAT SANGAT
DAN DI TAMATKAN DENGAN PERCIKKAN BUNGA API)
TAMAT
Karya: RATU RIMBA NIAGARA
16 Muharram 1434H
30 November 2012M
·
(DISIARKAN DI WALL SULTAN HASSANAL BOLKIAH & PRINCE ABDUL MALIK & RATU RIMBA NIAGARA , RAJA NOR JAN SHAH, ANAKANDA PUTERA RAJA BONGSU, WARISAN KELANTAN , WANGSA MAHKOTA SELANGOR, KESULTANAN JOHOR, KESULTANAN KELANTAN, GRUP SRI PEMANGKU ADAT & GRUP MAJLIS PANGKUAN DIRAJA KESULTANAN MELAYU ISLAM NUSANTARA & PANGERAN KAMARUDDIN HAJI YUSOF SANI, KESULTANAN INDRAPURA, KESULTANAN MATARAM, KESULTANAN SIAK, PERKUMPULAN KRATON NUSANTARA, KRATON NUSANTARA, SULTAN BROTOWIJOYO YUSODIPURO, KEDATON KRATON WAHYU UTAMA & TENGKU SHAWAL TENGKU AZIZ & KRATON KERAJAAN SURGA PESONA DUNIAMAYA, SASTRA MATARAM, KHAIRUDDIN AL YOUNG II GRUP PAGUYUBAN KELUARGA PAHLAWAN INDONESIA ,PANGERAN ITOE OELY'X , KHAI NOOR (KERABAT DIRAJA JEMBAL) , LT KOL AHMAD TAJUDDIN , LAKSAMANA PENDEKAR TEMASEK, LEFTENAN ADAM SAKEENAH, PANGLIMA PERANG, SANG HELANG, BADAR AL -AHMAD, ARUJUNA AKMALIAH,ANDI ASPAR ARUNG DIDI, DEN MAT MANGKUBUMI)
29 Mac 2013
(PETIKAN DARIPADA SKRIP NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA) - SABDA PENDETA
Ratu Rimba Niagara :
Hamba sangat suka mendengar penjelasan daripada Sri Pemangku Adat tentang apa yang dimaksudkan "SABDA PENDETA"
Dalam karya "PUTERA DUYUNG " hamba masukkan peranan pendeta
di mana Putera Duyung meminta pandangan daripada Pendeta Duyung jika Putera Duyung mahu mendermakan hatinya kepada Mas Merah (Manusia). Mas Merah menjadi duyung setelah menerima hati Putera Duyung.
Mas Merah meminta pandangan pendeta bagaimana dia hendak menjadi manusia kembali setelah tidak mahu menjadi perampas kekasih Puteri Duyung kerana puteri duyung adalah sahabat baiknya di lautan.
Pendeta menasihatkan memakan 7 jenis rumpai laut dan jika ingin menjadi duyung kembali setelah menjadi manusia...Mas Merah dikehendaki memakan 7 jenis rumpai laut yang berbaki.
Itu di antara watak pendeta duyung yang dimasukkan dalam kisah legenda diRaja," PUTERA DUYUNG "
February 2 at 9:16pm · Edited · Like · 3
Sri Pemangku Adat andika boleh menyatakan bahawa kita juga ada PENDETA MAYA iaitu Kedaton Kraton Wahyu Utama kerana Sang Pendeta adalah amat perlu dan menjadi tajuk utama dalam pembinaan dan peSABrkembangan sesebuah kerajaan bahkan dari segi sejarah diriwayatkan bahawa setiap Para Bangsawan yang ingin berperang, mengembara dan menakluki diharuskan mengadap SABDA PENDETA sebelum mereka memulakan langkah...
February 2 at 9:25pm · Unlike · 4
Sri Pemangku Adat maka sukacitanya andika menyatakan Tanah Tua ini mempunyai simpanan sejarah yang penuh ke-rahsia-an Besar...bagi keturunan Raja Raja dan Sultan Sultan dari wangsa Bugis Melayu yang sedang memerintah/berkerajaan pada waktu dan ketika ini...
February 2 at 9:29pm · Edited · Unlike · 4
Kedaton Kraton Wahyu Utama Salam kasih Penuh Kedamaian abadi Kepada YM Sri Pemangku Adat.. Bila Mana Allah SWT meng hedaki kita jumpa Sungguh Suatu kebahagian dan ke mulyaan kan ter bahyangkan dalam waktu nan indah agung Penuh kasih persaudraan dan kedamaian Abdi dunia untuk membuka jalan ilmu kedamain abadi Pintu Surga KedamaianAbadi di Ahkirat kelak ketika Zama Telah menjadi saksi Waktunya Kita Maenghadap Allah SWT .. Yang Maha Agung ...
February 3 at 7:14am · Unlike · 4
Ratu Rimba Niagara CERITA CUMA IMAGINASI...ILHAM DARI ALLAH ...
TIADA MUSTAHIL IMAGINASI ADALAH REALITI
ADA TERSURAT DAN TERSIRAT HANYA MEREKA
YANG MEMAHAMI.
(PETIKAN DARIPADA WALL GRUP SRI PEMANGKU ADAT & SKRIP NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA )
29 Mac 2013 - TEATER BANGSAWAN DIRAJA,' PUTERA DUYUNG'
SYAIR PUTERA DUYUNG
Tersebutlah satu kisah percintaan,
Dimulai dengan sebuah perkampungan nelayan;
Telah berlaku satu pergaduhan,
Hanya kerana ingin merebut kekuasaan.
Pergaduhan berlaku tanpa ihsan,
Sana-sini mayat bergelimpangan;
Bermandikan darah perkampungan nelayan,
Tiga hari dua malam pergaduhan berlarutan.
Malam ini sekumpulan Kampung Nelayan,
Melarikan diri dari permusuhan;
Naik ke kapal berebut-rebutan,
Kerana ingin lari dari kekalutan.
Di malam bulan purnama indah permandangan,
Terpesona mata memandang ke arah bulan;
Mas Merah berbincang dengan Siew Lan,
Mengenai keharmonian kehidupan di lautan.
Siew Lan memujuk Mas Merah dengan kasih sayang,
Mas Merah kawan baiknya dari dulu hingga sekarang;
Berkawan baik atas dasar keikhlasan sayang,
Saling nasihat menasihati demi kasih dan sayang.
Mas Merah luahkan rasa di hati,
Menjadi penghuni lautan itu yang diingini;
Hidup berkasih sayang penuh harmoni,
Tapi apakan daya cuma imaginasi.
Melaung Mas Merah di lautan sepi,
Meraung merintih kenapa nasibnya begini;
Tiada siapa yang ingin mengerti,
Hidup di dunia dirasakan mati.
Telah berlaku sesuatu yang tidak diduga,
Tiba-tiba berlaku perubahan cuaca;
Angin rebut taufan datang melanda,
Penghuni kapal ketakutan dirasa.
Penghuni kapal menjerit ketakutan,
Kapal terhoyang-hayang di tengah lautan;
Ombah bergulung guruh berdentuman,
Penghuni kapal berada dalam kecemasan.
Hujan ribut disertai suara menakutkan,
Muncul rasaksa dasar lautan;
Menenggelamkan kapal ke dasar lautan,
Sekelip mata hilang ditelan lautan.
Semuanya mati ditimpa malang,
Kecuali Mas Merah diselamatkan duyung;
Lelaki duyung bergelar Putera Duyung,
Memiliki kuasa segala duyung.
Mas Merah koma beberapa hari,
Putera Duyung bersusah hati;
Ingin menyelamatkan Mas Merah hajat di hati,
Agar Mas Merah bernafas kembali.
Bertemu pendeta minta pandangan,
Pendeta meminta Putera Duyung fikirkan;
Sebelum membuat apapun keputusan,
Kerana alam duyung dan manusia banyak perbezaan.
Putera Duyung mahukan Mas Merah diselamatkan,
Walau apa cara sekalipun akan diusahakan;
Melihat Mas Merah hatinya ihsan,
Berkorban nyawa dia pertaruhkan.
Hati Putera Duyung perlu didermakan,
Kepada Mas Merah untuk diselamatkan;
Percantuman hati mesti dijalankan,
Itu caranya Mas Merah diselamatkan.
Putera Duyung sanggup dermakan hati,
Melihat Mas Merah koma tak sampai hati;
Putera Duyung yakin Mas Merah manusia baik hati,
Diderma hati dengan seikhlas hati.
Di malam bulan purnama dijalankan pembedahan,
Antara Putera Duyung dan Mas Merah penuh suspen;
Cahaya terang disimbahi cahaya rang bulan,
Selamat sudah pendeta lakukan pembedahan.
Selepas pembedahan berlaku perubahan,
Mas Merah bertukar menjadi duyung rupawan;
Gembiranya pendeta berjayanya pembedahan,
Pendeta bersyukur usahanya DiPerkenankan.
Mas Merah hidup bagaikan keajaiban,
Didapati dirinya ada di dasar lautan;
Berasa pelik dengan perubahan,
Perubahan dirinya di luar dugaan.
Dirasakan dirinya berada di alam fantasi,
Seolah tercapai hajat di hati;
Menjadi penghuni lautan yang dibayangi,
Kini menjadi kenyataan masih belum difahami.
Puteri Duyung menyambut kedatangan Mas Merah,
Disambut dengan tarian duyung penuh meriah;
Istana duyung dihias indah,
Menyambut tetamu terhormat Mas Merah.
Mas Merah gembira tidak terperi,
Dilayan Mas Merah seperti Tuan Puteri;
Wajahnya ayu berseri-seri,
Dirasakan impian jadi realiti.
Memang impian menjadi realiti,
Mas Merah masih lagi belum mengerti;
Dipendamkan juga kenapa jadi begini,
Akan terjawab di suatu ketika nanti.
Bergurau senda dengan Puteri Duyung,
Menghayati suasana di Taman Karang;
Menjadi sahabat baik penuh kasih sayang,
Kasih terjalin mengundang sayang.
Setiap hari berkejar-kejaran,
Berkejar-kejaran di balik taman;
Taman Karang dipenuhi bunga-bungaan,
Harum semerbak menyelubungi taman.
Dalam berkejaran terpisah dengan Puteri Duyung,
Puas dicari Puteri Duyung ke mana menghilang;
Muncul pula lelaki duyung,
Mas Merah menangis berasa bimbang.
Putera Duyung memperkenalkan diri,
Diceritakan bagaimana Mas Merah begini;
Fahamlah sudah Mas Merah kini,
Budi baik Putera Duyung terkesan di hati.
Semenjak itu berkenan di hati,
Mas Merah jatuh cinta tanpa disedari;
Dengan Putera Duyung yang baik hati,
Cinta Putera Duyung ingin dimiliki.
Tapi apakan daya cintanya terhalang,
Cinta Putera Duyung kepunyaan Puteri Duyung;
Beralah Mas Merah terus menghilang,
Bukti kasihnya kepada Puteri Duyung.
Demi sahabat ingin menjadi manusia kembali,
Agar cinta sahabatnya bertaut kembali;
Biarlah dia membawa hati,
Membawa hati luka demi sahabat sejati.
2 hours ago · Like
Berjumpa pendeta menyampai hajat di hati,
Agar pendeta boleh perkenankan nanti;
Mengertilah sudah pendeta kini,
Memakan 7 jenis rumpai laut dikehendaki.
Berlaku perubahan setelah makan rumpai laut,
Menjadi kembali manusia terapung di laut;
Teruna muda terjun ke laut,
Menyelamatkan Mas Merah tanpa takut.
Mas Merah pengsan tak sedarkan diri,
Doktor datang memberi rawatan;
Sedar Mas Merah gembiranya hati,
Si teruna muda yang baik budi.
Budi bahasa Mas Merah buat si teruna jatuh hati,
Cinta Mas Merah ingin dimiliki;
Melamar Mas Merah sepenuh hati,
Mas Merah terkesima antara dua hati.
Antara cinta dan budi,
Mas Merah tak mengerti;
Cintakan Putera Duyung setia di hati,
Hatinya dengan Putera Duyung tercantum di hati.
Mas Merah rupawan buat hati tertawan,
Anak-anak kapal berlumba ingin menawan;
Menawan cinta Mas Merah yang rupawan,
Ingin memiliki cinta sanggup berbunuh-bunuhan.
Mas Merah memberontak rasa tak tenteram,
Tiada dimiliki rasa kedamaian;
Tidak seperti berada di lautan,
Ingin kembali menjadi duyung lautan.
Tanpa berfikir baki 7 jenis rumpai laut dimakan,
Bertukar menjadi duyung kembali selepas makan;
Gembiranya hati tak dapat dibayangkan,
Terus menggelongsor ke dasar lautan.
Mas Merah pergi mencari pendeta,
Memohon nasihat dari pendeta bijaksana,
Hajat Mas Merah difahami pendeta,
Berjumpa Puteri Duyung itu dipinta.
Tika itu Puteri Duyung sedang berdandan,
Didandan cantik menjadi pengantin;
Sebentar lagi upacara pernikahan dijalankan,
Dengan Putera Duyung kekasih idaman.
Mas Merah menangis sepenuh hati,
Merayu pilu pada sahabat sejati;
Puteri Duyung tidak sampai hati,
Melepaskan cintanya pernikahan tak jadi.
Budi baik Puteri Duyung dingati sampai mati,
Bukan sengaja merebut kekasih hati;
Sudah terikat antara dua hati,
Moga cintanya terpatri nanti.
Putera Duyung tidak ambil hati,
Apabila Mas Merah menaruh hati;
Kedua-dua duyung tidak dikawini,
Demi kerana menjaga hati.
Sumpahan duyung Mas Merah redha,
Di siang hari menjadi manusia,
Menjadi duyung apabila malam tiba,
Pulau terpencil tempat tinggalnya.
Bernyanyi-nyanyian mengeratkan kasih,
Kasih mengasihi seperti kekasih;
Apakan daya kasih tersisih,
Kerana tak mahu berbagi kasih.
Putera Duyung datang di bulan purnama,
Memastikan Mas Merah hidup sempurna;
Ada masalah dikongsi bersama,
Ketiadaan Putera Duyung Mas Merah redha.
Kebahagiaan mereka rupanya tak lama,
Apabila datang nelayan ke sana;
Mahu menangkap Mas Merah agar ternama,
Dibuat persiapan lembing dibawa.
Malam itu malam penghabisan,
Cinta dua kekasih tidak kesampaian;
Putera Duyung ingin nyatakan,
Agar diterima Mas Merah lamaran.
Mas Merah gembira disarungkan kalungan,
Kalungan mutiara bertatah berlian;
Mas Merah ternampak balingan lembing nelayan,
Dipertaruhkan nyawa demi cinta kesufian.
Nelayan takut sembunyikan diri,
Di balik batu dia bersembunyi;
Tanpa disedari datang ketam gergasi,
Digigit nelayan hingga mati.
Panahan lembing tertusuk di hati Mas Merah,
Mengalir deras pekatnya darah;
Putera Duyung terpaku dalam luka yang parah,
Perginya kekasih dalam cinta berdarah.
Semasa nazak dipangkuan Putera Duyung,
Sempat menyuruh mengawini Puteri Duyung;
Kepedihan dirasa tak dapat dibendung,
Menangis Putera Duyung dalam cinta sayang.
Sedihnya tika itu tahunya Tuhan,
Dicabutnya lembing perlahan-lahan;
Darah terus mengalir terus-terusan,
Menangis hiba cinta tak kesampaian.
Permergian Mas Merah sentiasa dikenangkan,
Apa nak buat takdir menentukan;
Cinta kekasih tidak kesampaian,
Diredhainya dalam kepasrahan.
Di hari persandingan penuh hiba,
Jenazah Mas Merah menyaksikan cinta;
Hajat Mas Merah disampaikan juga,
Mahukan perkahwinan dijalankan segera.
Setelah persandingan upacara pengkebumian,
Mas Merah dibawa ke kuburan;
Di Taman Karang Mas Merah dikebumikan,
Menjadi legenda penghuni lautan.
Sekian Sahaja Syair Putera Duyung Kisah Cinta Abadi,
Antara dua kekasih berlainan alam perbezaan hati;
Bercantuman hati hingga ke mati,
Membawa cinta hingga ke alam abadi.
Karya: Ratu Rimba Niagara
15 Oktober 2012
Lirik Lagu Putera Duyung & Mas Merah...
LUKAKU PARAH CINTA BERDARAH (LIRIK LAGU PUTERA DUYUNG)
Napa itu terjadi...
cinta kita tak kesampaian
belum sempat kulafazkan cinta
kau tinggalkanku
dalam luka parah
duhai kekasih hatiku o...
Kusalahkan diriku sendiri
membuatmu tertunggu-tunggu
lafaz cinta dariku
maafkanku kekasihku
bukan sengajaku buatmu begini
cintaku telah dimiliki dia
tapi kesetiaanmu padaku
buatkan kujatuh cinta padamu.
Pabila kuingin balas cintamu
sudah terlambat kulafaz cinta
kau tinggalkanku
meratap pilu pemergiaanmu
selamanya.
Kau korbankan dirimu demiku
o...kasih ...kenapa...o...kenapa
aku sepi tanpamu
hatiku lara
pedih hati
kau balas cintaku
dengan cinta berdarah
aku pilu
rindu dalam sendu
Tak sanggupku trima perpisahan ini
tapi apakan daya
takdir harus ku imani
moga kau tenang
di alam sana
ooo kekasihku Mas Merah.
Karya: Putri Rimba Niagara
15 Mei 2012
May 15 at 6:02pm · Like
TERLEWAT KULAFAZKAN CINTA
(Lirik Lagu Putera Duyung)
Maafkanku duhai kekasih
kerna terlewat
lafazkan cinta
ooo...maafkanku
buatmu ternanti-nanti
entah kenapa kelu lidahku
untuk lafazkan cinta
biarpun ku sudah jatuh cinta
padamu duhai kekasih
tika itu
cintaku dimiliki dia
ku bersalah terhadapnya
biarpun dia relakan kumilikmu
demi menjaga... demi menjaga...
hatinya ...hatimu...
ku tak rela berbagi kasih
kubuatmu ternanti-nanti...
kejamnya aku
kejamnya aku padamu
maafkanku duhai kekasih....
biarpun ku tahu
cintamu terlalu suci
kusalah diriku
sesal sendiri...merana sendiri
...
pabila ku terlewat lafazkan cinta
padamu duhai kekasih ooo....
lukaku parah...
lukamu parah...
cinta berdarah
sesal sendiri
merana sendiri...
kau tinggalkanku sendiri
ooo....ooo...
maafkanku kerna
terlewat lafazkan cinta
kau pergi bersama cintaku
kau tinggalkan cintamu
untuk kukesalkan sendiri
ooo....maafkan daku....ooo
kerna terlewat
kulafazkan cinta...
sesal sendiri
merana sendiri
lukaku parah
cinta berdarah
maafkan daku
duhai kekasih
hatiku selamanya
biarpun kumiliki dia
hanya kau di hatiku..
ooo....kasih...
Karya: Ratu Rimba Niagara
1 Oktober 2012
Like · · 40 minutes ago near Kuala Lumpur
May 15 at 6:05pm · Like
Lagu Mas Merah Kepada Putera Duyung
(Kubawa Cintamu Hingga Ke Hujung Nyawaku)
Apa Harus Putus Dulu by POTRET lirik
www.youtube.com
lagunye POTRET
BIAR KUBAWA CINTAMU HINGGA KE NAFAS TERAKHIRKU
(LIRIK LAGU MAS MERAH KEPADA PUTERA DUYUNG)
Sudah lama kunantikan
lafaz cinta darimu
kutahu kau bukan milikku
dan kupasrah
jika itu takdirnya
Namun kumasih berharap
lafaz cinta darimu
kunanti penuh sabar
pabila kau tiada di sisi
kurindu
kunantimu setiap bulan purnama
penuh syahdu
kau kucinta satu-satunya…
cintamu bertahta di hati
tapi apakan daya kau miliknya
aku pasrah
jika itu takdirnya
kulepaskan cinta ini untuk dia
yang kau cinta
Biar kubawa cinta ini
hingga ke nafas terakhirku
demi kebahagiaanmu dan dia.
Karya: Ratu Rimba Niagara
15 Oktober 2012
Like · · 46 minutes ago near Kuala Lumpur
YouTube - Broadcast Yourself.
www.youtube.com
Share your videos with friends, family, and the world
TERIMA KASIH SAYANG
Aku hanya mengerti
hanya engkau yang
ada di hati ini
kaulah cinta pertama
cinta terakhirku
tiada dua hanya
kau seorang
yang bertahta
di hati ini
kaulah yang menangis untukku
bukan tangisan berduka
tapi tangisan bahagia
kerna kau telah berjaya
mentakluki hatiku
untuk mencintaimu
seumur hidupku
terima kasih sayang...
Karya Ratu Rimba Niagara
15 Oktober 2012
(LIRIK PUTRA DUYUNG BARU )
SINOPSIS PUTERA DUYUNG
Mas Merah manusia yang bertukar menjadi duyung
setelah menerima hati daripada Putera Duyung hasil
daripada pembedahan Pendeta Duyung.
Mas Merah bersahabat baik dengan Puteri Duyung
yang merupakan kekasih Putera Duyung. Dalam masa
yang sama Mas Merah jatuh cinta dengan Putera Duyung
tetapi kerana tidak mahu menjadi penghalang percintaan
Puteri Duyung, Mas Merah ingin menjadi manusia kembali.
Mas Merah mendapat nasihat daripada Pendeta Duyung
dengan memakan 7 jenis rumpai laut.
Semasa menjadi menusia kembali, di atas kapal anak-anak
muda berebut ingin mendapatkan cinta Mas Merah hingga
sanggup berbunuh-bunuhan. Ini menyebabkan Mas Merah
ingin menjadi duyung kembali dan setelah makan 7 jenis
rumpai laut yang masih berbaki, Mas Merah menjadi
duyung semula.Ketika itu Puteri Duyung sedang bersiap
diandam untuk menjalani upacara penikahan dengan
Putera Duyung. Mas Merah memujuk Puteri Duyung
agar melepaskan Putera Duyung kepadanya.
Atas pujukan itu Puteri Duyung melepaskan cintanya
dengan rela hati.
Demi menjaga hati kedua wanita duyung,
Putera Duyung tiada mengawini kedua-duanya. Kali ini
Putera Duyung hanya dapat berjumpa Mas Merah di pulau
yang tidak berpenghuni apabila bulan mengambang sahaja
kerana Mas Merah di waktu siang menjadi manusia dan di
malam hari menjadi duyung.
Seorang nelayan ingin menangkap Mas Merah untuk tujuan
perniagaan. Tangkapan pertama gagal. Tangkapan kedua ,
ketika itu bulan mengambang penuh, pada ketika itu juga
Putera Duyung bertemu dengan Mas Merah menyarungkan
kalung mutiara ke leher Mas Merah. Belum sempat
Putera Duyung meluahkan hajatnya untuk melamar ,
Mas Merah mati terkena lembing nelayan.
Mas Merah menggadaikan nyawanya apabila ternampak nelayan
membalingkan lembing ke arah Putera Duyung. Sebelum
menghembuskan nafas terakhir Mas Merah meminta
Putera Duyung mengawini Puteri Duyung.
Disediakan oleh : Ratu Rimba Niagara
15 Oktober 2012
(DISIARKAN DI WALL H.H HAJI HASSANAL BOLKIAH, PRINCE ABDUL MALIK, KEDATON KRATON WAHYU UTAMA, TENGKU MULYA AMRIL AMAN SALEH, PERKUMPULAN KERATON NUSANTARA, RATU RIMBA NIAGARA & GRUP PUJANGGA RATU RIMBA CINTA 5 BENUA)
15 Oktober 2012
Like ·
Kesatria Kemuliaan and H.H Haji Hassanal Bolkiah like this.
Ratu Rimba Niagara TERIMA KASIH KEBAWAH DULI YANG MAHA MULIA PADUKA SERI BAGINDA SULTAN
HAJI HASSANAL BOLKIAH MUI'ZZADDIN WADDAULAH KERANA SUDI MENYUKAI
KARYA-KARYA RATU RIMBA NIAGARA MOGA ALLAH SAJA YANG DAPAT MEMBALAS SEGALA KEBAIKAN TUANKU .
AAmiin Ya Rabbal A'Lamin
(PETIKAN DARIPADA WALL H..H. HAJI HASSANAL BOLKIAH & RATU RIMBA NIAGARA)
15 Oktober 2012
(PETIKAN DARIPADA KOLEKSI NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA)
30 Mac 2013
- TEATER BANGSAWAN DIRAJA RATU RIMBA & HULUBALANG RIMBA NIAGARA
RATU RIMBA & HULUBALANG RIMBA
Pada suatu hari si Monggel merayap-rayap di lereng bukit. Si Monggel hendak ke kemuncak bukit. Dia ingin membuktikan kepada kawan-kawannya bahawa dia akan berjaya mendaki bukit yang tinggi walaupun dia cuma seekor kura-kura yang hodoh.
Sampai di pertengahan bukit si Monggel terjatuh. Nasibnya sungguh malang kerana cita-citanya untuk sampai ke kemuncak bukit gagal.
Si Monggel tidak dapat bangun. Dia cedera parah. Cengkerang nya pecah.
“Tolong! Tolong!” jeritnya dalam kesakitan.
Secara kebetulan Noni dan Mona sedang bersiar-siar di situ menghirup udara nyaman.
“Eh! Engkau dengar tak suara meminta tolong?” tanya Noni kepada Mona.
“Iyelah… suara itu di bukit sana!” jawab Mona.
“Mari kita pergi tengok?”
“Aku tak mahulah, kalau engkau nak… kau pergilah,” kata Mona lalu beredar dari situ.
Noni pergi mencari-cari di manakah arah suara yang meminta tolong. Alangkah terperanjatnya dia apabila didapati seekor kura-kura cedera parah.
“Kasihannya… baik aku tolong rawat lukanya,” kata hati kecil Noni.
“Aduh! Sakitnya!” jerit Monggel apabila Noni mencabut cengkerangnya.
“Maafkan aku cengkerang kau ni dah pecah, aku terpaksa menanggalkannya,” kata Noni sambil mengambil sehelai daun lalu ditutup luka yang terdedah.
Noni membawa Monggel di sebuah gua. Noni tinggal bersama rakannya Mona.
“Siapa yang kau bawa ni Noni? Eh! Gelinya aku tengok lukanya tu, nak loya aku,” kata Mona dengan sombongnya.
“Dia perlukan bantuan kita. Biarlah dia berehat di sini sementara lukanya sembuh. Kau jaga dia sekejap ya… aku nak panggil doktor.”
“Eh! Engkau ni buang masa aku aje. Lebih baik aku bersiar-siar daripada menjaga si hodoh ni,” kata Mona.
“Engkau ni… memang tak boleh tolong sikit. Ini hari dia mlang… esok mana tahu kita pulak? Jadi kita harus tolong menolong,” nasihat Noni.
“Engkau ni memang dari dulu lagi suka tolong kawan. Engkau susah ada ke kawan-kawan tolong?”
“Aku menolong kawan bukanlah harapkan balasan. Tak macam engkau, ada ubi ada batas, ada hari pasti dibalas.”
“Zaman sekarang ni… kalau tak harap balasan…hai sampai bilapun menanggung rugi.”
“Malas aku nak layan kau ni! Dari dulu lagi asyik dengan ego kau aje. Baik aku pergi panggil doktor.”
Noni pergi memanggil doktor untuk merawat Monggel.
“Lukanya parah… kalau tidak dirawat, dia akan lumpuh buat selamanya.”
“Habis macam mana untuk meyelamatkannya?” tanya Noni.
“Untuk tumbuhkan semula kulit cengkerangnya, sedikit bulu biri-biri kau tu hendaklah ditampalkan ke kulit yang luka,” jelas doktor Marina seekor monyet betina yang mempunyai ijazah kedoktoran.
“Berilah saya tempuh dua hari untuk saya berbincang dengan kawan saya.”
“Kalau kamu sudah buat keputusan datanglah ke klinik saya. Saya harap jangan terlalu lama, dikhuatiri kura-kura ini akan mati nanti.”
“Baiklah doktor.”
Malam itu Noni berbincang dengan Mona.
“Mona aku nak minta tolong dengan kau sikit boleh tak?”
“Cakap ajelah!” kata Mona.
“Begini… aku sebenarnya hendak mendermakan bulu aku kepada kawan kita yang malang ni, tapi aku tak boleh berikan kerana bulu-buluku tidak akan tumbuh semula malah akan mengidap sakit kulit yang berpanjangan. Apa kata kau derma sedikit bulu kau tu kepadanya?”
“Kau sedar ke apa yang kau cakap ni?” tengking Mona.
“Tak boleh ke kau berkorban sedikit demi seorang kawan? Kau takkan rugi kalau kau berbuat baik sesama kita.”
“Walau apa pun yang kau kata, aku tetap dengan keputusan aku, jangan haraplah aku nak derma, walau sehelai bulu pun,” kata Mona dengan sombongnya.
Noni kecewa dengan sikap tamak sahabatnya Mona yang sedikitpun tidak rasa belas kasihan terhadap si Monggel yang malang itu.
Walaupun terpaksa menahan kesakitan yang amat sangat dan terpaksa menanggung sakit kulit yang berpanjangan, Noni mendermakan sedikit bulunya kepada si Monggel.
Setelah luka yang ditampal dengan bulu biri-biri, si Monggel kian hari kian sembuh. Dia boleh berjalan semula. Cengkerangnya tumbuh semula tetapi lebih cantik daripada dahulu. Kalau dahulu warnanya kehitaman tetapi sekarang berwarna kelabu seperti warna bulu si Noni.
“Wah! Sekarang kau dan sihat dan cengkerang kau pun dah tumbuh semula. Bertambah cantik dari dulu,” kata Noni dengan penuh gembira.
“Kalau tak kerana engkau, aku tak sesihat dan secantik ini Noni,” kata Monggel mengingatkan tragedi malang yang menimpanya dahulu.
Semenjak Monggel sihat dan cantik barulah Mona ingin berkawan dengan Monggel.
“Monggel mari kita pergi bersiar-siar di rimba sana. Hari ni ada pesta besar-besaran. Semua penghuni rimba bersuka ria,” kata Mona dengan suara yang lembut.
“Tak boleh aku dah janji dengan Noni, nan temankan Noni pergi menziarahi saudaranya yang sakit,” kata Monggel.
“Ala… biarlah dia pergi sendiri. Pergi tengok keluarganya sakit bukannya seronok… pergi pesta lagi seronok dapat bersuka ria.”
“Betul juga kata kau tu.”
“Jom kita pergi.” Mereka berdua pergi tanpa memberitahu Noni.
Semua yang hadir di pesta memuji Mona kerana bertuah memiliki Monggel yang cantik. Pujian yang melimpah ruah membuatkan Mona dan Monggel lupa daratan.
Mereka berdua hendak berpindah ke gua lain kerana tidak mahu tinggal bersama Noni yang mengidap sakit kulit.
“Kau juga nak pindah Monggel?”Tanya Noni menahan sebak di dadanya.
“Siapa nak tinggal dengan engkau? Nanti penyakit kulit kau tu menjangkit dengan kami pulak!” kata Monggel penuh angkuh.
“Betul kata engkau tu Monggel.”
“Engkau tahu tak Monggel kenapa aku jadi macam ni? Kerana nak menyelamatkan nyawa engkau. Aku sedih! Kecewa! Ini rupanya balasan engkau terhadap aku akhirnya. Kau tahu masa kau sakit dulu, adakah si Mona yang cantik ni menolong engkau? Aku tak sangka, begini rupanya budi kau terhadap aku!” Noni menangis semahunya.
“Ah! Jangan layan si gila ni, mari kita pergi!” kata Mona. Mereka berdua pergi meninggalkan Noni yang dalam kesedihan dan kesakitan.
• * * ************
Tersebutlah kisah seekor biri-biri berbulu emas tersesat di sebuah gua. Gua itu tempat tinggal Noni.
“Hai kawan… boleh aku tumpang berteduh di sini?”
“Boleh apa salahnya.”
“Kau ni macam tak sihat je? Kau sakit ke?” Tanya biri-biri berbulu emas sambil mendekati Noni.
“Jangan dekati aku! Nanti kau menjangkit,” kata Noni dengan nada lemah.
“O…rupanya kau sakit kulit. Sakit kau ni dah teruk? Kenapa kau biarkan?”
“Aku ubat macam mana pun tak akan sembuh.”
“Bukankah setiap penyakit itu ada penawarnya? Kau ni terlalu cepat putus asa…belum usaha lagi sudah mengalah.”
“Engkau fak faham kawan, sakit kulitku ini disebabkan aku langgar pantang larang nenek moyangku iaitu bulu biri-biriku tidak boleh di potong tapi kerana hendak menyelamatkan nyawa kawanku, aku korbankan sedikit buluku untuk menyembuhkan penyakitnya.”
“Sungguh baik hati engkau… mana perginya kawan engkau yang bertuah tu?”
“Dia dah pindah dari sini.” Noni menangis tidak dapat menahan sedih yang bukan kepalang.
“Tak patut dia buat kau macam tu… sepatutnya dialah yang menjaga dalam keadaan engkau yang sakit macam ni? Engkau ni nampak kurus… kau tak makan ke?”
“Aku terpaksa berlapar kerana aku tidak dapat mencari rezeki. Aku tak boleh terkena pancaran cahaya matahari. Nasib baiklah ada sahabatku sang tupai dialah yang bermurah hati memberiku makanan, biarpun dia sendiri juga susah. Apabila dia dapat rezeki lebih… dia beri lebih, budinya tak dapat hendak kubalas.”
“Beruntung kau dapat kawan sebaik Sang Tupai. Zaman sekarang ni… susah hendak cari kawan macam dia. Dah berapa lama kau menanggung sakit ni?”
“Baru enam tahun.”
“Enam tahun kau kata baru?”
“Iyelah hidup aku di gua, apa terjadi di luar rimba sana aku tak tahu.”
“Kasihan kau kerana nak menolong kawan, kau yang menanggung derita.”
“Salah kah aku berbuat baik sesama kita?”
“Salah tak salah tapi sampai diri sendiri merana susahlah, lagipun sahabat yang kau tolong tu tak mengenang budi. Kawan… kerana kejujuranmu sudikah kau menjadi sahabatku? Aku suka berkawan macam kau ni. Dah lama aku mencari kawan yang jujur dan berhati mulia,”
“Aku tak sangka…aku yang berpenyakit ni, ada yang sudi nak berkawan denganku,” kata Noni terharu dengan pengakuan kawan yang baru dikenalinya.
Mulai hari itu biri-biri berbulu emas bersahabat baik dengan Noni. Biri-biri emas bermurah hati mendermakan sedikit bulu emasnya kepada Noni yang mengidap sakit kulit akibat melanggar sumpah.
“Kau tak rasa rugi ke menderma bulu mu yang cantik?”
“Aku suka menderma kerana semakin aku menderma semakin cantik buluku.”
Semenjak menerima bulu sahabatnya itu penyakit yang dihidapi oleh Noni beransur sembuh. Yang anehnya bulu Noni turut bertukar menjadi warna emas seperti warna sahabatnya.
“Marilah kita bersiar-siar, lagi pun kau dah lama tak keluar dari gua ni tentu sekali kau rindukan kehijauan rimba dengan cahaya matahari,” kata biri-biri emas.
Ketika mereka hendak keluar, datang Sang tupai membawa makan untuk Noni.
“Sugi… kau tak kenal aku lagi ke?” Tanya Noni.
“Kau siapa?”
“Takkanlah sahabat baikmu kau tak kenal?”
“Aku manalah ada sahabat secantik dan sewangi engkau? Setahu aku sahabat setiaku hanyalah Noni. Ha… ini makanan yang aku bawakan untuknya. Dah empat hari aku tak datang… kasihan dia.”
“Kenapa kau tak datang?”
“Tempat biasa yang aku cari makan telah terbakar disebabkan kelalaian manusia membuang putung rokok ke rimba. Mujurlah semua penghuni rimba bergotong royong memadamkan api,kalau tidak habislah rimba ini terbakar dan penghuni rimba mati terbakar, kelaparan dan tak ada tempat mencari makan. Sungguh kejam manusia ni. Mereka tidak langsung mempunyai perasaan kasihan belas kepada penghuni rimba. Mereka tak tahu ke yang kita ni sebahagian daripada hidup mereka. Tanpa kehadiran kita tidak lengkaplah hidup mereka. Kalaulah kita bermuafakat untuk membuat serangan kepada mereka tak sampai satu hari matilah mereka,” kata Sang tupai panjang lebar.
“Tak sangka saya awak ni mempunyai pemikiran yang tinggi tapi bagaimana penghuni rimba nak serang manusia dalam masa satu hari?” sampuk biri-biri emas.
“Senang saja kitakan mempunyai pelbagai jenis. Ada yang ganas, besar, kecil, berbisa waima sebesar hama pun.”
“Bagaimana mereka nak buat?”
“Si Harimau boleh menerkam, si ular mematuk, si monyet boleh membaling, si gajah boleh memijak … itu belum termasuk jenis kecil,” jelas tupai sungguh-sungguh.
“Manusia mempunyai senjata canggih… boleh ke kamu melawan mereka, aku rasa kita yang musnah,” kata Noni ingin menduga sejauh mana kepintaran sahabatnya Sang Tupai.
“Sebelum senjata canggih mereka meusnahkan kita, kawan-kawan kita si tebuan, unggas, kumbang kecil masuk ke lubang telinga manusia. Aku yakin kalau kita muafakat kepada semua penghuni rimba tidak terkecualipun dalam sekelip mata saja manusia akan mati. Tapi kita ada rasa pertimbangan dan kita tidaklah sezalim mereka.”
“Yelah kau ni memang bijak tak sangka aku selama ini sang tupai sebijiak ini. Bertuah aku mempunyai sahabat seperti kau. Idea kau tu memang boleh diguna pakai dan jika manusia masih lagi tidak mahu mengubah sikapnya untuk memusnahkan kita, kita akan bertindak. Mereka ingat mereka bijak tapi kita lebih bijak daripada mereka,” kata Noni penuh semangat.
“Cuba kau terus terang dengan aku kau ni siapa sebenarnya? Kau macam kenal aku je?” Tanya Sang tupai kehairanan.
“Kan aku dah kata tadi ….aku ni Noni sahabatmu.”
“Aku tak percayalah.”
“Iye Sugi… dialah Noni sahabat setiamu…” kata biri-biri emas lalu menceritakan apa yang telah terjadi.
“Sekarang baru aku percaya, Noni syukurlah kau dah sembuh dan secantik ini pulak. Tuhan sudah memakbulkan doaku,” Sugi menangis kegembiraan.
Hari itu mereka bertiga bersiar-siar, menikmati kehijauan dan kedamaian rimba hingga ke petang. Tiba-tiba mereka terdengar suara meminta tolong.
“Sugi … kau dengar tak suara tu… aku rasa aku pernah dengar,” kata Noni.
“Iyelah tak silap aku suara itu…. suara si Monggel. Kenapa dia ya… macam suara menahan sakit aje… mari kita pergi tengok.”
Mereka terperanjat apabila mendapati Monggel mengalami cedera parah. Cengkerangnya yang cantik itu pecah. Dia menangis kesakitan.
“Kau Sugi… tolonglah aku Sugi, aku tak boleh bergerak lagi.”
“Sekarang baru nak minta tolong? Mana kawan kau Mona?”
“Dia dah lari… dia tidak mahu berkawan dengan aku. Barulah aku tahu siapa dia sebenarnya. Masa aku gagah dan cantik, dia sukakan aku tapi bila aku dit mpa kesusahan dia lari. Inilah balasan yang aku terima, aku bersikap zalim terhadap Noni. Aku biarkan dia hidup dalam kesusahan sedangkan dia bersusah payah kerana hendak menyelamatkan nyawaku,” rintih Monggel.
“Itulah kau tak tahu membalas budi… sekarang terimalah akibatnya,” sampuk biri-biri emas.
“Kau ni sapa?”
“Akulah sahabat Noni.”
“Kau tahu tak kerana hendak menyelamatkan engkau, dia menderita menanggung sakit selama enam tahun hanya mengurungkan diri di dalam gua. Mujurlah ada Sugi, dialah mencari makanan untuk Noni. Kalau tidak… tak tahulah apa akan jadi pada Noni. Tak sangka aku, kau sezalim itu.”
“Iye… aku memang zalim padanya sebab itulah aku dihempap batu besar sebagai membalas kezalimanku.” Monggel menangis tersedu-sedu tanda keinsafan.
“Noni yang sejak tadi mendengar perbualan mereka tidak dapat menahan sebak di dadanya. Dia menangis sambil menghampiri Monggel.
“Monggel aku maafkan engkau.”
“Engkau siapa?”
“Aku Noni.”
“Noni?” Tanya Monggel terperanjat.
“Iye…aku sahabat setiamu… yang sudah… sudahlah, buang yang keruh ambil yang jernih. Mari kurawat lukamu itu. Biarkan kujahit lukamu dengan benang kasihku,” kata Noni dengan penuh kasih sayang.
“Aku tak mahu! Tak mahu! Budimu yang dulu pun belum aku balas.”
“Setiap budi yang kuberi bukanlah harap balasan, yang penting kau dapat menerimaku sebagai sahabat dunia akhirat.
”Begitu tinggi budimu Noni.” Monggel menangis keinsafan.
Monggel dibawa ke gua. Luka Monggel dirawat. Noni mendermakan bulunya kepada Monggel bagi menggantikan cengkerangnya yang pecah. Mereka bertiga bergilir-gilir menjaga Monggel.
Hari demi hari luka Monggel sembuh dan cengkerangnya mula tumbuh tetapi cengkerang yang tumbuh tidak secantik dulu , hodoh dan menggerunkan sesiapa yang melihat.
“Maafkan aku Monggel, aku tak sangka cengkerang kau jadi hodoh macam ni.”
“Tak apalah Noni, nanti kalau cantik aku lupa diri, ini pun aku bersyukur kerana cengkerangku tumbuh semula, dapat juga aku melindungi daripada bahaya yang datang.
“Baguslah kau dah sedar,” kata Sugi
“Sekarang kita berempat menjadi sahabat baik. Mulai hari ini … kita akan tinggal di gua ini, kita akan mulakan hidup baru,” kata biri-biri emas.
Hari yang cerah itu mereka berempat bersiar-siar meredah rimba hinggalah sampai di sebuah istana.
“Itulah Istana Raja Rimba. Di istana itulah ada Puteri Arnab yang bernasib malang.”
“Puteri Arnab? Bernasib malang… kenapa?”
“Ceritanya begini. Puteri Arnab merupakan puteri yang cantik jelita. Bukan saja cantik …dia mempunyai sifat penyayang. Dia suka membantu penghuni rima yang bernasib malang. Di atas kebaikannya semua penghuni rimba sukakannya. Mereka menggelarkan Puteri Arnab, “Ratu Rimba” tetapi malang sikapnya itu dicemburui oleh Raja Rimba, dia menuduh Puteri Rimba ingin merampas kuasanya dengan menjadi Ratu Rimba.
Untuk mengelakkan Puteri Arnab menjadi ratu segala gerak geri Puteri Arnab disekat. Puteri Arnab menghadapi tekanan yang amat sangat… dia bukanlah hendak menjadi ratu…memadailah menjadi ratu di hati penghuni rimba,” cerita biri-biri emas.
“Kasihan aku mendengar cerita Puteri Arnab. Hatinya sungguh baik. Biarpun Raja Rimba menghalangnya menjadi ratu tapi bagiku dialah ratu yang dinanti-nantikan oleh penghuni rimba. Kau boleh tolong aku tak?”
“Boleh apa dia?” tanya biri-biri emas.
“Aku nak potong buluku ini dan jahitkan sehelai baju untuknya. Baju ini nanti hendak kuhadiahkan kepadanya, aku tahu Puteri Arnab perlukan semangat. Setidak-tidaknya baju ini nanti dapat memberikan semangat kepadanya untuk berhadapan dengan penghuni rimba yang sudah hilang keyakinan terhadapnya. Mungkin Raja Rimba telah memburuk-burukkan nama Puteri Arnab.
“Kau tak menyesal?”
“Demi Puteri Arnab aku rela, kau carilah tukang jahit yang terkenal.”
“Baiklah,” kata biri-biri emas.
Tidak sampai satu minggu , baju yang hendak dihadiahkan kepada Puteri Arnab siap .
“Monggel boleh kau tolong aku?” Tanya Noni.
“Boleh.”
“Kau tolong sampaikan hadiah ini kepada Puteri Arnab.”
“Tapi istana itu dikawal ketat.”
“Aku boleh bawakan kau Monggel,” jawab Sugi.
“Macam mana?”
“Sungguh pun aku kecil tapi aku kuat. Engkau janganlah takut. Boleh kita berjumpa Puteri Arnab.
“Engkau agak Puteri Arnab tu… takut tak dengan aku? Iyelah siapa yang tengok cengkarang aku ni…pasti cabut lari.”
“Aku agak Puteri Arnab tak macak tu, dia sayangkan semua penghuni rimba, tidak kira siapapun mereka. Kau percayalah cakap aku.
“Bila kita nak pergi?”
“Malam nanti selamat sikit sebab pengawal-pengawal di istana mengantuk.”
Malam itu Sugi dan Monggel Berjaya masuk ke dalam istana.
“Puteri Arnab… Puteri Arnab… bangun patik datang ni,” bisik sugi ke telinga Puteri Arnab yang sedang lena tidur.
“Kamu ni siapa?” tanya Puteri Arnab dengan nada yang lembut.
“ Patik Sugi, ini kawan patik Monggel.”
Puteri Arnab menyalam tangan Sugi dan Monggel sambil tersenyum.
“Selamat berkenalan, bertuah patik dapat berkenalan dengan ratu kami Puteri Arnab,” kata Monggel dengan gembiranya.
“Silakan duduk… tentu kamu berdua penat.” Puteri Arnab menuangkan air ke dalam cawan.
“Jemputlah minum.”
“Terima kasih ,” kata Monggel dan Sugi Serentak. Mereka meneguk air.
“Maafkan patik kerana mengganggu Puteri Arnab. Sebenarnya patik datang ke sini mempunyai hajat yang besar,” kata Monggel.”
“Apa hajatnya tu?”
“Sahabat patik Noni minta sampaikan hadiah ini kepada Puteri Arnab. Harap Puteri Arnab sudi menerimanya.”
“Terima kasih banyak-banyak, beta ucapkan terima kasih kepada sahabat kamu tu. Tak sangka beta dalam saat-saat beta bersedih begini, ada yang sudi memberi hadiah pada beta,” kata Puteri Arnab terharu bercampur gembira yang amat sangat. Hadiah itu dibuka. Alangkah terperanjat apabila didapati sehelai baju bulu biri-biri emas yang sangat cantik.
“Cantiknya …siapa nama sahabat kamu?”
“Noni… kata Noni apabila Tuan Puteri pakai baju ni dapatlah membangkitkan semula semangat Tuan Puteri kepada penghuni rimba. Cubalah pakai.”
Sugi dan Monggel terperanjat apabila mendapati Puteri Arnab hilang daripada pandangan setelah memakai baju hadiah daripada Noni.
“Di mana tuan Puteri?”
“Beta di sini? Kamu tak nampak beta tapi beta nampak kamu berdua.” Puteri Arnab ketawa gembira. Dia menanggalkan semula baju ajaib itu.
“Ha… ini pun tuan Puteri!” jerit Monggel. “Ajaib sungguh Tuan Puteri.”
“Iyelah sekarang beta boleh keluar dari istana ini.”
“Kalau macam tu marilah kita pergi dari sini segera.”
Puteri Arnab memakai semula baju ajaib. Dengan serta merta dia hilang daripada pandangan mata. Dia mengekori Sugi dan Monggel.
Tiba-tiba suatu perkara yang tidak diingini berlaku.
Sugi dan Monggel telah berjaya ditangkap oleh pengawal istana. Mereka dimasukkan ke penjara bawah tanah.
“Macam mana kita nak keluar ni?” kata Puteri Arnab cemas.
“Berdoalah semoga kita selamat,” kata Sugi sambil memandang Monggel.
“Esok pagi kita akan dihadapkan kepada Raja Rimba,” kata Puteri Arnab.
“Walau apapun terjadi Tuan Puteri jangan menampakkan diri.”
“Tapi beta tidak sanggup melihat kamu dianiayai.”
“Tuan Puteri jangan risaukan kami, yang pentingnya tuan Puteri selamat dan dapat keluar dari sini. Di luar istana penghuni rimba di serata pelosok dunia menantikan kedatangan ratu mereka. Mereka rindukan Ratu Rimba mereka.”
Pagi itu Sugi dan Monggel dihadapkan ke Raja Rimba.
“Berani kamu menceroboh di istana beta?” tengking Raja Rimba. Sugi dan Monggel hanya mendiamkan diri. “Kamu tahu tak apa hukumnya penceroboh istana? Kamu berdua akan dipancung tapi beta akan lepaskan kamu jika kamu beritahu apa sebenarnya tujuan kamu ke mari?”
Monggel dan Sugi saling berpandangan.
“Cakaplah nanti kamu akan dilepaskan,” bisik Puteri Arnab ke telinga Sugi dan Monggel. Monggel dan Sugi menggelengkan kepala. Kerana kedegilan mereka Sugi dan Monggel dihukum pancung. Matilah Sugi dan Monggel. Puteri Arnab menangis kesedihan kerana melihat pengorbanan Sugi dan Monggel.
Mayat mereka berdua yang dicampakkan ke dalam gaung telah selamat disemadikan. Puteri Arnab meminta kerjasama daripada ular sawa untuk mengambil mayat Sugi dan Monggel.
Pusara mereka disemadikan di lereng bukit. Jasa mereka dikenang sebagai Hulubalang Ratu iRimba. Bertaburan bunga-bunga di kubur mereka. Kubur mereka sentiasa wangi.
“Kubur siapa di lereng bukit tu?” tanya Noni kepada Sang Kancil.
“Itulah kuburHulubalang Ratu Rimba. Sudah seminggu dikebumikan.”
“Mari kita pergi tengok kubur Hulubalang Ratu Rimba. Bertuah mereka mati sebagai pahlawan. Tentu jasa mereka besar terhadap warga rimba,” kata Noni kepada sahabatnya biri-biri emas.
Alangkah terperanjatnya Noni apabila didapati kubur itu adalah kubur Sugi dan Monggel. Berdekatan dengan batu nehsan Puteri Arnab sedang bertafakur.
“Kenapa kamu menangis? Wahai arnab ?” tanya Noni.
“Macam mana beta tak menangis, mereka berdua sanggup menggadaikan nyawa untuk menyelamatkan beta,” kata Puteri Arnab dengan nada yang hiba.
“O… inilah Puteri Arnab?” tanya Noni.
“Iye… kamu siapa?”
“Patiklah Noni dan ini sahabat patik Saiful.”
“Jadi…kamulah Noni yang men ghadiahkan pada beta baju ajaib itu?”
“Patik sungguh terhutang budi kepada mereka berdua kerana telah berjaya menyampaikan hasrat patik, walaupun nyawa mereka sendiri tergadai,” kata Noni penuh terharu.
“Sebab keberanian mereka itulah semua penghuni rimba menggelar mereka, Hulubalang Ratu Rimba Niagara."
Karya: Ratu Rimba Niagara
12 Disember 2012
Like · · Unfollow Post · December 14 at 11:21pm
Tengku Shawal Tengku Aziz likes this.
(PETIKAN DARIPADA WALL PUJANGGA RATU RIMBA CINTA 5 BENUA)
28 Disember 2012
Like · · Promote
(PETIKAN DARIPADA WALL SULTAN HASSANAL BOLKIAH)
15 Rabiualawwal 1424H
27 Januari 2014M
(PETIKAN DARIPADA NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA )
30 Mac 2013 - JIKA ALLAH KEHENDAKI SEMUA-NYA BOLEH KUN FAYAKUN
Sri Pemangku Adat pakaian askar Bugis, sundang, tombak, baju besi, topi besi, penagkis besi, amin.
Sri Pemangku Adat penagkis itu untuk askar biasa bagi golongan Bangsawan Karaeng ia berlembang dua ekor naga manakala sundang berkepala garuda emas, dan tombak bermata dua, amat mesteri peralatan perang yang ada dalam simpanan jika orang biasa-biasa ingin mengangkatnya ia tidak terangkat mudah dan memerlukan 4-5 orang baru boleh tetapi yang berdarah Karaeng boleh angkat hanya dengan sebelah tanggan saja, allah hu akbar, sekadar informasi maaf,amin.
Ratu Rimba Niagara SUBHANALLAH BAGI ALLAH SEMUA-NYA BOLEH JIKA DIA KEHENDAKI
KUN FAYAKUN.
(PETIKAN DARIPADA WALL GRUP SRI PEMANGKU ADAT)
30 Mac 2013 - AKADEMI KEPIMPINAN KOMUNITI (AKU)
Akademi Komuniti salam hormat, AKADEMI KEPIMPINAN KOMUNITI (AKU):
VISI, MISI DAN OBJEKTIF;
VISI:
Menyampaikan ilmu pengetahuan kepimpinan dan menjadi pemimpin komuniti kepada orang perseorangan, pertubuhan, persatuan dan Pertubuhan Bukan Kerajaan (NGO) juga mana-mana Badan Organisasi yang seumpamanya.
MISI:
• Mengubah paradigm, sikap dan pemikiran komuniti agar menjadi dinamik, proaktif dan kreatif dalam menangani permasalahan kepimpinan dan persoalan kehidupan harian masyarakat mereka.
• Memberi panduan, nasihat dan dorongan tunjukajar dalam aspek-aspek berpersatuan dan bermasyarakat.
OBJEKTIF:
• Memupuk semangat kesukarelaan dan berdikari bagi mengukuhkan jati diri asas kepada kestabilan politik, sosial dan ekenomi negara.
• Meningakatkan ilmu pengetahuan komuniti supaya dapat menggunakannya dalam pentadbiran dan pengurusan organisasi secara bijaksana dan lebih bersistem.
• Menjadi ejen perubahan dalam komuniti bagi mempertingkatkan pembangunan dan perkembangan organisasi komuniti mereka.
Sri Pemangku Adat Assalamualaikum, Semoga-moga dengan berkat dan rahmat Allah SWT dapatlah Akademi Komuniti menyampaikan PEMBELAJARAN yang membawa faedah besar kepada masyarakat umum, wassalam.
Perkumpulan Karaton Nusantara semoga MAJU & JAYA membantu warga bangsa kita, amin.
(PETIKAN DARIPADA DARIPADA WALL GRUP SRI PEMANGKU ADAT)
30 Mac 2013 - HARTA PANGKAT ILMU TIDAK MENGABURI IMANNYA UNTUK MEMAKAI PAKAIAN KESOMBONGAN ITULAH PRINSIP AKADEMI KOMUNITI
Ratu Rimba Niagara Adakah ini wajah sebenar Akademi Komuniti ye...kalau ye salam kenal ya..
Sri Pemangku Adat ini bukan wajah Akademi Komuniti, beliau lebih kacak dan bergaya dari itu, gambar itu sebenar ialah seorang rakannya pensyarah dari negara Thailand, iaitu rakannya, wassalam.
Ratu Rimba Niagara Maknanya Tuan Sri Pemangku Adat ...sudah kenallah dengan Akademi Komuniti ye...kalau kenal siapa namanya ye...dan dia seorang penyarah juga ke? sekadar ingin tahu saja...
Sri Pemangku Adat ya, beliau adalah dari keluarga bangsawan adat karaeng, wassalam.
Ratu Rimba Niagara makasih atas penerangan serba sedikit tentang akademi komuniti...barangkali sifatnya yang suka merendah diri
biarpun keluarga bangsawan. itulah jiwa seorang karaeng.
Sri Pemangku Adat ya, beliau juga seorang terpelajar dari Amerika Universiti dalam bidang master kepimpinan, undang-undang dan itulah serba sedikit yang andika tahu, amin.
Ratu Rimba Niagara Subhanallah biarpun punya ilmu yang tinggi tapi masih merendah diri..
Allahu Akbar moga Allah swt menambahkan ilmu dunia akhirat padanya..Aamiin Ya Rabbal A'Lamiin.
HAMBA YAKIN PANGKAT ILMU GELARAN HARTA TIDAK SAMA SEKALI MENGABURI IMANNYA UNTUK MEMAKAI PAKAIAN KESOMBONGAN.
MOGA HIDUP MATINYA DILIMPAHI RAHMAT DARI ALLAH SWT AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN.
(PETIKAN DARIPADA WALL GRUP SRI PEMANGKU ADAT)
30 Mac 2013 - PAHLAWAN BUGIS PENCINTA SYAHID-NYA
You, Sri Pemangku Adat, Andi Aspar Arung Didi and 2 others like this.
Sri Pemangku Adat pahlawan Bugis zaman dahulu,amin.
Wednesday at 11:12pm · Unlike · 4
Ratu Rimba Niagara BENAR PERKASA! PAHLAWAN BUGIS TAK TAKUT MATI DEMI MEMPERTAHAN AGAMA BANGSA DAN NEGARA!
MOGA DIMASUKKAN KE DALAM ROH-ROH SHYAHID. AAMIIN.
(PETIKAN DARIPADA WALL GRUP SRI PEMANGKU ADAT)
30 Mac 2013 - PAHLAWAN GENERASI BUGIS DULU KITA DAN AKAN DATANG
You, Sri Pemangku Adat, Andi Aspar Arung Didi and 2 others like this.
Sri Pemangku Adat pakaian askar Bugis, pingat tentera, pahlawan Bugis semasa dahulu, wassalam.
Ratu Rimba Niagara PAKAIAN ASKAR, PINGAT PAHLAWAN BUGIS SENTIASA MENJADI SEMANGAT PERJUANGAN PAHLAWAN GENERASI BUGIS PADA MASA INI DAN AKAN DATANG INSYA-ALLAH
AAMIIN.
(PETIKAN DARIPADA WALL GRUP SRI PEMANGKU ADAT)
30 Mac 2013
ABU BAKAR BIN ALI – Nama pada kad pengenalan; atau pun, contohnya; TENGKU ABU BAKAR BIN ENGKU ALI – Nama pada kad pengenalan atau apa jua nama, seseorang itu dan ia tidak sama sekali mempengaruhi darjat dan status dalam Adat Karaeng sebab, ianya berdasarkan kebolehan, kepakaran, kemahiran dan kebijaksanaan individu masing-masing; manakala nama gelaran adat seperti beberapa contoh, berikut;
DAENG ABU BAKAR IBNI DAENG ALI – Nama pada gelaran adat; atau
DAENG ABU BAKAR IBNI KARE ALI – Nama pada gelaran adat; atau
KARE ABU BAKAR IBNI KARE ALI – Nama pada gelaran adat; atau
KARAENG ABU BAKAR IBNI DAENG ALI – Nama pada gelaran adat; atau
KARAENG ABU BAKAR IBNI KARE ALI – Nama pada gelaran adat; atau
KARAENG ABU BAKAR IBNI KARAENG ALI – Nama pada gelaran adat; atau apa jua nama gelaran dikurniakan dan sebaliknya nama-nama gelaran ini, adalah mengikut darjat-darjat dan status seseorang individu itu dalam tiga (3) tingkat berikut:-
1. KARAENG : RAJA atau BANGSAWAN atau golongan TENGKU, ENGKU, RAJA, WAN, UNGKU atau yang setarafnya.
2. KARE : ULAMAK atau TOKOH RELIGA atau golongan GURU AGAMA, KADI, IMAM atau PENDETA, MAHAGURU, PENDEKAR atau golongan AHLI MAGIS seperti BOMOH, PAWANG atau yang setaraf dengannya.
3. DAENG : Kalangan PENGUSAHA, BENDAHARA, LAKSAMANA, TEMENGGUNG, PENGHULU BENDAHARI, SYAHBANDAR, BENTARA, PANGLIMA atau yang setaraf dengannya.
Maka semua pemberian gelaran itu akan dibuat dalam Adat Istiadat Sri Karaengan. Seseorang individu akan diberi gelaran, apabila menyempurnakan syarat yang termaktub dalam Adat Karaeng. Justeru itu, adalah sukar bagi orang ramai untuk mengenali mereka melainkan, kelompok adat ini yang mengenali mereka. Gelaran di atas hanya untuk golongan lelaki walau bagaimanapun, ada juga gelaran untuk perempuan.
Gambar ini sekadar informasi sahaja;- sebelom mengikuti robo'robo' dimempawah; telebeh dolo' pegi ke makam kesultanan pontianak di batulayangBy: Dony Oesman
- sebelom mengikuti robo'robo' dimempawah; telebeh dolo' pegi ke makam kesultanan pontianak di batulayangBy: Dony Oesman
- sebelom mengikuti robo'robo' dimempawah; telebeh dolo' pegi ke makam kesultanan pontianak di batulayangBy: Dony Oesman
- PENDEKAR MELAYU BERJIWA LAKSAMANA HANG TUAH!
Melayu hina melayu,
Takkan kubiarkan;
Kerana aku jiwa melayu,
Kusahut segala cabaran.
Melayu sentiasa hidup,
Takkan kubiarkan diinjak-injak;
Kerana kumahu bangsa ku terus hidup,
Makanya bangsaku mestinya bijak.
Pendekar melayu pantang dicabar,
Turun ke gelanggang berbekalkan ilmu;
Di gelanggang ini setapak pun takkan kuundur,
Biar kepahlawanan melayu satu dunia tahu.
Sedikit ilmu badan binasa,
Akan kusahut cabaranmu itu;
Bertulangkan besi beruratkan suasa,
Satu lawan satu aku sedang menunggu.
Satu lawan satu itulah anak jantan,
Pukulan maut takkan ku gentar;
Ayuh! Maju cepat kita berlawan,
Biar apa terjadi jangan undur.
Pendekar melayu tak mudah mengaku kalah,
Ayuh yakin pada dirimu sendiri;
Ingat pesanan guru jangan mengalah,
Kerana pendekar melayu tak takut mati.
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
29 Mac 2013
KERIS MENJADI SAKSI BISU HEBATNYA PERTEMPURAN!
Keris menjadi saksi bisu
hebatnya pertempuran mu duhai keris
kehebatan mu di gelanggang pertempuran di akui sejak berzaman
kau sentiasa dikenang sepanjang zaman
kau sentiasa di hatiku
kan ku perjuangkan kepahlawananmu
hingga ke titisan darah terakhir
biarpun nyawaku jadi taruhan
agar kau mengerti
yang aku cintakan mu
selagi nafas ku ada
lambang cinta
lambang setiaku
padamu keris....
yang tak pernah jemu
mencintaimu
untuk mempertabatkanmu
agar dicintai juga anak bangsa
sejak zaman berzaman
Karya Ratu Rimba Niagara
29 Mac 2013
KERIS LAMBANG KEPAHLAWANAN MELAYU
Keris lambang kepahlawanan melayu,
Keris juga lambang kekuasaan Kesultanan Melayu;
Kepahlawan dan kedaulatan sultan tak pernah layu,
Akan di pertahankan hingga ke titisan darah terakhir generasi melayu.
Tak akan hilang melayu di dunia,
Itulah sumpah Laksamana Hang Tuah;
Kepahlawanan melayu terkenal di serata dunia,
Berbangga menjadi bangsa melayu di bumi bertuah.
Ilmu persilatan diminati sejak dahulu,
Diperturunkan hingga ke generasi baru;
Bersama mempertahankan kedaulatan kesultanan melayu,
Akan dibanggai sehingga ke anak cucu.
Pahlawan melayu sudah terbilang,
Kepahlawanannya demi agama bangsa dan negara;
Ilmu persilatan tak akan hilang,
Akan diperturunkan dengan semangat yang membara.
Salam silaturrahim salam kepahlawanan,
Kepada semua pejuang bangsa yang tersanjung di hati;
Kukagumi kalian kerana semangat perjuangan,
Yang tak jemu berbakti dan menabur budi.
AKU BERSYUKUR KERANA AKU MELAYU
Aku bersyukur karena aku MELAYU
Aku redho karena aku MELAYU
Aku gembira karena aku MELAYU
Aku bangga karena aku MELAYU
Kerana aku cuma mendengar satu saja bangsa yang
tak akan hilang di dunia yaitu BANGSA MELAYU ( Kata Wakil Anak Melayu Seluruh Dunia)
Takkan hilang melayu di dunia,
Ini sumpah pahlawan Hang Tuah;
Melayu bersatu bermuafakat bersama,
Itulah matlamat pewaris Hang Tuah.
Berjuang tetaplah berjuang jua,
Pantang undur sebelum berjuang;
Kepahlawanan melayu terkenal di serata dunia,
Gagahnya pahlawan terus gilang-gemilang.
KARYA: RATU RIMBA NIAGARA)
29 Mac 2013
SKRIP HANG JEBAT & HANG TUAH ERA MODEN
HANG JEBAT :
Apa salahnya kita bermaaf-maafan...
kalau kubunuh kau sia-sialah perjuanganku selama ini membela kau.
HANG TUAH :
Ya...betul katamu Jebat...
kita bermaaf-maafan demi rakyat dan Raja kita.
Aku tak mahu menjadi rakyat yang derhaka!
Aku tak mahu menjadi sahabat yang tak mengenang budi!
Nanti kukabarkan kepada Raja bahawa kau dan aku adalah rakyat yang setia ...
Apa yang terjadi selama ini adalah cuma salah faham saja angkara fitnah.
Raja pasti boleh terima apa yang kukatakan.
HANG JEBAT:
Betul ke Tuah.
HANG TUAH :
Raja sekarang Raja berjiwa rakyat. Sayangkan rakyat dan negara melebihi kepentingan sendiri.
Begitu juga rakyat sayangkan Raja dan negara melebihi kepentingan sendiri.
HANG JEBAT:
Kalau begitu ayuh kita pergi mengadap Sultan.
HANG TUAH :
Sultan pasti gembira mendengar kabar berita ini.
Barulah kita tidak rasa bersalah hingga ke mati.
Tiadalah sesal di hati baik Raja, rakyat dan generasi akan
datang pastinya semua gembira kerana tidak akan hilang melayu di dunia!
HANG TUAH/HANG JEBAT:
DAULAT TUANKU!DAULAT TUANKU!DAULAT TUANKU!
RAJA:
SAYANG RAKYAT!
Karya: Ratu Rimba Niagara
29 Mac 2013
AKU TAK MAHU MENJADI PENDERHAKA RAJA
"Raja adil raja disembah...Penderhaka Raja mesti kubunuh!"
"Engkau pengampu Raja...apa yang engkau dapat? Kurniaan diRaja!"
"Bukan itu yang aku mahukan...cuma aku mahu menjadi rakyat yang setia...setia kepada Raja."
"Setia...sebelum berkuasa bolehlah! Dah berkuasa tengok...rakyat ditindas?"
"Bedebah! Bukan Raja yang menindas rakyat tapi pemerintah !Engkau tahu tak? Tak akan rakyat hendak menindas rakyat..."
"Kalau pemerintah menindas rakyat mana buktinya?"
"Buktinya engkaulah yang menafikan kedaulatan diRaja!!!"
"Kedaulatan diRaja? Macam mana tu?"
"Pemerintah mengiktirafkan institusi diRaja...rakyat pun aman ."
"Kenapa engkau kata macam tu?"
"Sebab tiada Raja tiada negara tiada negara tiada rakyat ...ada rakyat ada pemerintah kerana rakyat adalah pemerintah...."
"Engkau ini cakap berbelit-belit bikin aku nggak faham!Cakap bikin aku faham bisa nggak?"
"Senang cerita lah...sebab apa aku kata rakyat itu pemerintah...siapa yang memilih pemerintah?
"Rakyatlah!"
"Pandaipun engkau....makanya pemerintah itu rakyat...rakyat itu pemerintah...makanya rakyat perlukan Raja yang adil barulah negara jadi sempurna...ada negara ada rakyat ada rakyat ada Raja..."
"Itu macam kah...baru aku faham....betul kata engkau .....kalau macam ini tak jadi gaduhlah...kita bisa jadi kawan boleh nggak?"
"Tentulah boleh...sebab engkau tidak jadi penderhaka...aku suka."
"Hehehehehe"
"Sukalah tu!"
"Pastilah suka...."
"Kenapa suka?"
"Perjuangan kau sudah tercapai"
"Maksud engkau?"
"Engkau sudah berjaya menyedarkan aku makanya aku tak mahu lagi jadi rakyat penderhaka kepada Raja."
"DAULAT TUANKU!DAULAT TUANKU!DAULAT TUANKU!"
Karya RATU RIMBA NIAGARA
29 Mac 2013
KEPAHLAWANAN MELAYU BAGAIKAN LAKSAMANA HANG TUAH
PULAU RUPAT INDAH PERMAI
SANGKAR BESI SIBURUNG ELANG
KALAU MAKRIFAT SUDAHLAH SAMPAI
PENDEKAR TAK MATI DITENGAH GELANGGANG
By: Zairi Erie
Ratu Rimba Niagara:
MARILAH KITA BERPADU AGAR BANGSAKU MEGAH!
Aku anak melayu...
Engkau anak melayu
Tapi aku pantang melayu hina bangsa melayuku sendiri
Makanya marilah kita ke tengah gelanggang
Beradu kepahlawanan melayu
Kerna pendekar melayu tak akan mati di tengah gelanggang...
Engkau janganlah bersandiwara...
Engkau kata engkau anak melayu
Apa bukti engkau sokong melayu?
Ada anak bangsa engkau
Yang engkau bela?
Bilang sama aku?
Mana buktinya?
Aku pantang orang pandai berkata-kata
Tapi tak mahu buktikan!!!!
Apa kuasa aku mahu aku buktikan?
Engkau yang patut buktikan...
Engkau yang ada kuasa
Kenapa engkau tak gunakan kuasa engkau itu
Engkau leka dengan pujian pangkat engkau
Dengan kuasa yang engkau ada
Engkau kumpul sebanyak mana harta yang engkau mahu
Engkau hendak bawa harta engkau ke kubur ke?
Hingga lupa tanggungjawab engkau kepada anak bangsa!!!
Ciss bedebah engkau...!!!
Aku kumpul harta kerna itulah matlamat aku...
Engkau yang dengki khianat dengan aku....!!!!
Yang engkau ambil itu bukan kepunyaan engkau!
Harta rakyat...hak rakyat....!!!!
Apa engkau tak rasa bersalah?
Kerna engkau tak rasa bersalah ....
Marilah kita bertarung tenaga....
Baru tahu engkau berkuasa atau aku yang berkuasa...
Ciss anak melayu pantang dicabar!!
Ciss! Bedebah engkau masih lagi mengaku anak melayu!!!
Tapi pengkhianat bangsa sendiri....!!!!
PULAU RUPAT INDAH PERMAI,
SANGKAR BESI SI BURUNG ELANG;
KALAU MAKRIFAT SUDAHLAH SAMPAI,
PENDEKAR TAK MATI DI TENGAH GELANGGANG.
KEPERKASAAN MU PAHLAWAN AKU MENGALAH,
KEKUATAN MU BAGAIKAN LAKSAMANA HANG TUAH;
ENGKAU MEMBUATKAN AKU MENGAKU KALAH,
MARILAH KITA BERPADU AGAR BANGSAKU MEGAH.
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
31 Ogos 2012
JADILAH RAJA YANG UTAMAKAN RAKYAT
MELEBIHI KEPENTINGAN SENDIRI
Teungku Sayyid Deqy
Ibu...
Maafkan putramu...
Aku sedang berada di titik nadir hidupku,
Aku sedang terbuang dan terhina oleh dunia ini,
Namun...mengapa aku pun tersisihkan dari hatimu?
Semua ini sungguh membuatku lemah,
Ibu kusayang...
Putramu hanya ingin istirahat sejenak di rumahmu...
Izinkanlah dihari-hari terakhirku ini,
Dan ketika kuberpulang pada NYA, aku dalam hangat pelukanmu.
By: Teungku Sayyid Deqy
Ratu Rimba Niagara:
Duhai nanda putra kesayanganku...
Napa nanda berkata demikian rupa
Hancur lulur hati bunda
Sebak hati bunda ...
Adakah selama ini bunda abaikan kasih sayang bunda...
Katakan putra kesayangan bunda...
Puluhan tahun bunda mendidik dan membesarkan nanda
Tidak cukupkah kasih sayang bunda pada nanda selama ini....
Bukan kasih sayang saja yang bunda berikan pada nanda
Malah nyawa bunda pun sanggup jadi taruhan demi nanda tercinta...
Jika pelukan bunda ini boleh menenangkan jiwa nanda
Marilah ke mari bunda dodoikan gurindam dan syair
Yang selalu bunda dendangkan semasa nanda bayi lagi...
"Duhai putra bunda tersayang...
Buah hati bunda pengarang jantung bunda
Bunda kasih ...bunda sayang sangat-sangat...
Tidurlah lena...jangan nakal-nakal...
Besar nanti jadilah anak yang soleh lagi beriman
Jadi Raja yang utamakan rakyatnya daripada kepentingan sendiri...
Jadilah Raja yang adil Raja yang pemurah
Raja yang ingin hidup mencari jalan-jalan redhoNya
Nanda diberi darjat yang tinggi bukan untuk membangga diri
Tapi adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan...
Makanya jadilah Raja yang disayangi rakyat bukan dibenci rakyat
Ingatlah pesanan bunda ini nanda...
Bunda sangat-sangat sayang pada nanda
Nandalah saham dunia akhirat bunda
Tiada bunda nanti di dunia ini
Kirimkan doa untuk bunda jangan dilupakan
Itulah tanda kasih sayang nanda pada bunda...
Di pintu Syurga bunda menantimu penuh kerinduan..."
Masihkah nanda ingat dengan gurindam yang bunda dendangkan
padamu ? Inilah gurindam yang ditiup suburkan dijiwamu agar
terpasak dalam sanubarimu nanda...
Makanya jangan nanda berkata seolah ingin pergi dulu daripada bunda....
Memanglah kita tidak tahu siapa yang pergi dulu....
Tapi biarlah bunda yang pergi dulu...
Nanda muda lagi dan tenaga nanda masih segagah pahlawan perkasa...
Bunda dalam usia begini sudah terlalu uzur dan lemah ....
Cumanya semangat saja yang menguatkan bunda meneruskan
Pengembaraan di dunia ini....
Makanya bunda berharap sangat Tuhan panjangkan usia nanda...
Bunda doakan Allah SWT sentiasa memberi kekuatan pada nanda
Untuk meneruskan perjuangan bunda dan nanda bahagia ....
Justeru jangan ragui cinta dan kasih sayang bunda pada nanda lagi...
bunda kasih dan sayangkan nanda dari dunia ini di bawa hingga ke SyurgaNya....
Aaamin Ya Rabbal A'Lamin
Ikhlas daripada:
Bunda Permaisuri Rimba Niagara
Malaysia
1 April 2012
(KARYA TEUNGKU SAYYID DEQY & RATU RIMBA NIAGARA)
29 Mac 2013 PASUKAN ISTANA
MAKASSAR, 9/3 - PASUKAN ISTANA. Sejumlah pasukan pengawal istana kerajaan Gowa, Sulsel, berbaris saat acara peresmian hasil revitalisasi Museum Balla Lompoa Gowa, Sulsel, Rabu (9/3). Museum Balla Lompa yang dulunya merupakan Istana Balla Lompoa Raja Gowa direvitalisasi dan mendapat rekor Muri dengan mengangkat istana dengan tinggi 3,2 meter tanpa mengosongkan dan merusak situs sejarah dari istana tersebut. FOTO ANTARA/Yusran Uccang/Koz/nz/11. ANTARAFOTO- tabe maraja..yang mulia sri pemangku adat ..sejarah bantaeng butta toa ..masa kerajaan ..bantaeng butta toa..pada masa kerajaan bantaeng rakyak dipimpin oleh seorang raja ..dgn bergelar karaeng,yg mana .pada saat itu memiliki kekuasaan yg sangat besar di daerah ini.. Ada beberapa karaeng yg pernah memerintah didaerah ini yaitu..(1 bantayan pada awal sebagai kerajaan yakni tahun 1254 .1293..yg mana di perintah oleh mula tau yg bergelar to toa..yg memimpin kerajaan bantaeng yg terdiri dari (7 .kawasan yg masing di antaranya di pimpin oleh karaeng.yaitu kare onto,kare bissampole,kare sinoa ,kare gantarang keke,kare mamapang ,kare katapang,dan kare lawi lawi ,yg semua kare tersebut dikenal dgn nama tau tujua (2 sesudah mula tau maka raja kedua yg memerintah yaitu raja massaniaga pada tahun 1293..(3 pada tahun 1293 .1332 dipimpin oleh to manurun atau bergelar karaeng loeya .(4 tahun 1332 .1362 dipimpin oleh massanigaya maratung.(5 tahun 1362 .1397..d...See More
- SUDILAH MENGHARGAI PERSAHABATAN INI DEMI ANAK CUCU NUSANTARA TERCINTA
Sahabat...
Kenapa aku kau lupakan aku
Adakah kesibukanmu menyebabkan kau lupakan aku?
Atau sengaja lupakan aku
Sahabat...
Adakah kita ditemukan
Untuk saling menyakiti
Sedangkan di awal pertemuan
Kau begitu prihatin dengan karya-karyaku
Sahabat...
Tak sampaipun berapa purnama
Sedang aku teruja untuk
Mencenduk ilmu yang kau punya
Tiba-tiba kau sepikan karya-karyaku
Dan aku juga kerhilangan karya-karyamu
Sahabat...
Sejujurnya di awal perkenalan kita
Hatiku berpelangi indah
Tapi kita hatiku bergerhana duka
Aku tak tahu apa salahku sahabat
Sahabat...
Adakah sepanjang aku bersastra
Ada yang melukakan hatimu sahabat
Hingga kau sepikan aku
Dan aku terlara dalam sepi
Sahabat...
Sastraku yang kutulis dengan
Penuh kasih dan sayang
Di indahkan dengan pelangi cinta
Bertukar menjadi tsunami sastra
Membadai-badai
Di musim tengkujuh
Habis musim tengkujuh
Musim kemarau pula yang datang
Sahabat...
Sastra nusantaraku kini nazak
Berada di gurun sahara
Tanpa siapa pun yang sudi ambil peduli
Lalu setiap kali aku bersastra
Seakan jemariku menuliskan tinta-tinta berdarah
Penuh pedih pilu hati bagaikan disayat disiat-siat hancur lulur
Namun karna cinta yang teramat mendalam pada anak cucuku
Kan kutempuh juga perjuangan ini tanpamu sahabat...
Sahabat...
Siapalah aku di hatimu...
Hatiku terlara duka disepikan kamu
Namun aku tak tega kehilanganmu
Makanya selagi aku boleh bertahan
Akan kutahankan persahabatan kita
Dengan harapan ada sinar pelangi mu
Sudi menghidupkan persahabatan kita kembali
Yang sudah lama bergerhana tanpa relaku...
Sahabat....
Sudilah menghargai persahabatan ini sahabat
Sudilah menghargai demi kasih kita pada anak cucu nusantara.
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
28 Mac 2013 - NAH SEKARANG KAU KUGELAR PERWIRA!
PENDEKAR MELAYU DARI TEMASIK
Pendekar melayu dari Temasik,
Pantas dan tangkas bermain senjata,
Sarang tabuan jangan di usik,
Kelak merana badan binasa
Langkah Pahlawan melayu terbilang,
Di tangan keris terselit bersilang,
Bangsa melayu bukan nya calang,
Tidak ada yang bisa menghalang
Keris ku cabut bukan nya marah,
Aku saja ingin mencuba,
Pantang melayu tunduk menyerah,
Lautan dalam sudah ku duga
Keris bukan sebarang keris,
Keris pusaka warisan melayu,
Semua teratur duduk sebaris,
Ukiran nya juga berteraskan ilmu
By: Ayah Muz Ilyashah
You, Zairi Erie and 7 others like this.
Ct Balqaish alahai...macam lawak je..jaman sekarang orang da tak gune keris da.Ad p0n simpn dok dalam laci.Senjata terkini pantas,tepat dan secepat kilat tu dye pistol atau senapang..
Ayah Muz Ilyashah jangan takut jangan kau lari,
aku kan kejar sampai kau penat,
keris ku bukan tamensari,
aku beli kat kg datok keramat
Ayah Muz Ilyashah memang betul zaman dah berubah...warisan melayu akan pudar....sekarang zaman senjata modern...tapi jgn lupa..ubat doktor ubat doktor juga....kalau dah tesampok hantu kak limah ..cari juga pawang tradisional......jadi jgn lupa jgn tak percaya.....
AKU BERJUANG BUKAN DI DALAM GELANGGANG!
Tika aku terlantar parah begini...
Mana pergi anak-anak muridku...
Yang mengaku akan menuntut
Darahku yang jatuh ke bumi
Walaupun setitis!
Ini bukan setitis...
Tubuhku dipenuhi darah....
Sesuka hati mereka
Menetak ...menghentak
Memukul ...menyepak terajangku
Bukan aku tidak boleh melawan mereka
Mereka terlalu ramai
30 orang tu...
Kalau benar mereka anak jantan
Kenapa tak satu lawan satu?
Biarpun begitu pantang
Anak jantan lari di medan juang
Biarpun mereka ramai
Aku seorang
Aku kerahkan segala tenaga jantanku
Hingga tak kuhiraukan
Darahku merecik sana sini
Lagi kuat hayunan parangnya
Lagi kuat hayunan
Sepak terajangku
Kerana mereka bersenjatakan parang tukul dan besi
Aku tidak bersenjata
Kerna
Aku bukan dicabar di tengah gelanggang
Aku diserang hendap tika di luar gelanggang
Kerna aku percaya
Tuhan Mahu Mengujiku
Kerna adalah suratan takdirku
Aku terima dengan redho
Coma jika dipanggil Illahi
Adakah anak-anak jantan melayu
Di luar sana masih membisu dan kaku
Aku tidak minta ditebus kematianku
Tapi jagalah bangsa melayuku
Agar tidak menerima nasib sepertiku
Diserang hendap tanpa dugaku
Dan pantang aku
Bangsa aku ditindas dan tertindas
Tanpa sebab musabab....
Apa hina sangat ke jadi bangsa melayu?
Makanya bangsaku
Kalau melayu tak sokong melayu
Siapa lagi?
Pahlawanku yang teraniaya...
Sabarlah...
Tuhan bersamamu tika ini
Andai kau sembuh ...sembuhmu pasti merawat duka...
Andai kau dijemput Illahi...
Syurga menantimu
Insya-Allah Aamin
Karya : Ratu Rimba Niagara
24 April 2012
Ayah Muz Ilyashah @ Ratu Rimba .... Sudah lama kau menghilang, Rupa nya engkau pergi berguru,Kehebatan mu bukan kepalang,Kau pun salah satu dari murid ku...
Ratu Rimba Niagarai Terima kasih guruku ...kerna sudi akhirnya terima aku menjadi muridmu setelah aku terlantar di hospital...entahkan hidup entahkan mati....kalau aku mati berjanjilah denganku bahawa kau jangan sekali biarkan bangsa melayu diinjak-injak....
Ayah Muz Ilyashah oh begitu..kau sakit ya...ku do'akan agar kau sembuh sepenuh nya ...tak ku sangka keris ku punya angkara, tersusuk aku bukan sengaja, setiap murid ku akan merasa, barulah ku turunkan ilmu sambil ijazah..nah sekarang kau ku gelar perwira..tangkas pantas bermain senjata..jaga langkah mu jgn binasa..sebut namaku ku bila2 masa...
Ratu Rimba Niagara SENYUMAN ANAK CUCU ADALAH SENYUMAN
AMAT BERMAKNA BUAT PENDEKAR AYAH MUZ ILYASHAH
Ayah Muz Ilyashah...
Darahmu ada darah kepahlawanan
Kepahlawanan Laksamana Hang Tuah
Biarpun Laksamana Hang Tuah telah lama bersemadi
Tapi roh perjuangan sucinya hidup bersama semangat mu
Biarpun rintangan
Datang dari segenap penjuru
Tak akan kau hiraukan lagi
Rakyat dan Raja di bumi pertiwi mu
Adalah lambang kekuatan untuk kau berjuang
Memperjuangkan hak mereka yang selayaknya
Mereka kecapi
Bagi mu keamanan ibu pertiwi Indonesia
Adalah matlamat perjuangan mu
Dan semangat itu
Tak akan luntur
Sampai kapan pun!
Hidup mu adalah perjuangan
Perjuangan
Hak Rakyat
Hak Raja
Hak Pemerintah
Semuanya ingin kau gabungkan
Agar tiada yang rasa terpencil
Pabila bergabung ...ibu pertiwi pasti aman
Pembangunan akan pesat membangun
Dan boleh bersaing di persada dunia
Hari-hari adalah perjuangan
Tiada hari melainkan perjuangan
Di mana kau pergi dan ke mana kau berada
Adalah perjuangan
Demi membela
Agama, bangsa dan ibu pertiwi Indonesia
Darah dan keringat mu
Pasti akan terbayar juga
Samada kau masih hidup
Atau kau telah tiada di bumi ini
Kerna Allah sentiasa bersama mu
Allah sentiasa bersama semangat mu
Dan Allah memakbulkan doa mu
Yang mahu melihat anak cucu mu
Tersenyum ikhlas menerima pengorbanan mu
Senyuman anak cucu adalah senyuman
Yang amat bermakna buat mu
Pendekar Ayah Muz Illyashah
KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
6 Mei 2012
(KARYA INI DIILHAMKAN ISTIMEWA UNTUK RAKAN SEPERJUANGANKU PENDEKAR AYAH MUZ ILYASHAH)
Ratu Rimba Niagara Duhai Maha Guruku Ayah Muz Ilyashah...
Terima kasih kerana sudi
Ijazahkan padaku gelaran perwira
Amat bermakna bagiku
Kan kuwariskan keperwiraan
Yang kau turunkan padaku ini
Kepada generasi pelapis
Agar keperwiraan ilmu Hang Tuah
Tak hilang ditelan zaman....
Kan kubuktikan pada dunia kata moyangku
Laksamana Hang Tuah ,
' Melayu takkan hilang di dunia ini!'
Zairi Erie Batang kayu bersarang madu
Rebung seiris dimakan kuda
Pantang Melayu diberi malu
Ujung keris jadi penghapusnya
Ratu Rimba Niagara Waduh! Pandai kamu berbicara!
Tika aku bertarung di mana kamu?
Kamu sebenarnya pengecut?
Berani berkata mati....
Tapi hakikatnya takut matiiiiii!!!!!!
Aning Awang Very well versed pantun! Cukup bersemangat!
Ayah Muz Ilyashah Pantun bukan sembarang pantun, Pantun Melayu berbaris barisan,Langkah ku buka bersopan santun,Itu lah dia seni warisan
Ayah Muz Ilyashah @ Aning Awang ..Kalau tuan mengopek bawang,Hati2 pedih nya mata,Terima kasih Wahai Aning Awang,Duduk mu itu saorang perkasa
Aning Awang Di sawah padi berlintah berpacat,
Rintangan kecil dek kerana padi;
Walaupun diangkat seribu darjat,
Melayu tak layu kerana dipuji...
Ayah Muz Ilyashah Melayu tak layu kerana di puji, Sedikit tidak rasa berdebar, Tapi melayu selallu di uji,Tetap melayu bersifat penyabar
Aning Awang Pokok ketapang daunnya lebar,
Tidak ditanam di dalam hutan;
Kalau dah tahu Melayu penyabar,
Janganlah pula diambil kesempatan....
Ayah Muz Ilyashah Sudah menjadi resam dunia,Yang sabar selalu teraniaya,Kerana melayu masih setia,Tetap kukuh walaupun di cabar
Ratu Rimba Niagara
Bersabar melayu ada hadnya,
Jangan sampai pasir masuk ke mata;
Bumi bertuah ini melayu yang punya,
Melayu jangan dipandang sebelah mata.
Melayu jangan dipandang sebelah mata,
Melayu setia pada ketua yang setia;
Jika ketua berpaling tadah buruk padahnya,
Kerna melayu takkan biarkan bermahaja lela.
Dari dulu hingga sekarang,
Melayu terkenal dengan kepahlawanannya;
Pahlawang melayu nampak je garang,
Tapi hatinya murni membela bangsanya.
Dengan keris yang terhunus ini,
Telah bersumpah pahlawan melayu;
Bangsa melayu akan dibela sepenuh hati,
Rela mati demi membela nasib melayu.
Pergi aku menuntut ilmu persilatan
Ingin berguru pendekar handalan;
Ayah Muz maha guru persilatan,
Kegagahannya tiada tandingan.
Muridnya ramai tak terkira,
Semuanya sudah menjadi pahlawan;
Bergelar pahlawan rasa gembira,
Membela nasib melayu itu diperjuangkan.
Pahlawan bukan hendak menunjuk hebat,
Tapi kerana membela nusa dan bangsa;
Laksamana Hang Tuah sememangnya hebat,
Telah bersumpah melayu takkan hilang di dunia.
Maka dari itu ayuhlah semua pahlawan melayu,
Bangkitlah dengan semangat baru;
Jangan biarkan dizalimi bangsa melayu,
Barulah aman dunia melayu.
By: Ratu Rimba Niagara
Ayah Muz Ilyashah Bersabar lah engkau wahai muridku,Jangan marah ikut kan nafsu,Langkah mu itu persiapkan dulu,Keris mu itu belum berhulu..hahahaa keris belum siap lagi baru nak buat
Ratu Rimba Niagara Guruku...jangan aku dipandang sebelah mata...
Mentang-mentanglah ilmu kepahlawananmu tiada siapa dapat tandingi....
Tapi tahukah kau tiada siapa yang kuat di dunia ini...kerna ada yang lebih kuat daripada mu jika kau nak tahu...tapi memandangkan aku bakal anak muridmu makanya aku salut padamu sekali aje tak lebih dari itu...
DALAM UNTAIAN TAKDIRNYA IA ADALAH SENOPATI PEREMPUAN
Dinda Sri Kandi...
coba kau bentang busur mu...
mari Kanda ajari memanah...
(dalam untaian takdirnya ia adalah senopati perempuan)
Dinda Sri Kandi...
inilah saat kita ke tengah palagan,
berperanglah dengan gagah brani
meski perempuan Dinda adalah Senopati...
Kanda akan selalu ada di samping mu...
dengan ribuan anak panah dan busur sakti ini,
Kandapun akan berperang bersama mu dan akan
melindungi mu dengan sgala kesaktian dan kadigjayaan ku,
ayo jangan ragu....
LAKSAMANA MAS,-
IBU PERTIWIMU IBU PERTIWIKU
Kanda Laksamana Mas
Di segenap penjuru
Ke mana dinda berada
Ribuan anak panah
Bersiap sedia dilepaskan
Keseluruh tubuh dinda
Hinggakan dinda rasakan
Dunia ini tiada yang selamat
Untuk dinda bersembunyi
Jika salah satu anak panah itu
Terkena ke jantung dinda
Ketika berdetak kencang
Dalam bara api perjuangan yang meledak
Dinda sudah bersedia ke arah itu
Karena ini adalah jalan yang dinda pilih
Jalan yang seiring kehendak rakyat Nusantara tercinta
Rela dinda pertaruhkan airmata, darah dan nyawa
Demi ibu pertiwimu dan ibu pertiwiku tercinta
Jika kehadiran kanda sudah terlambat
Untuk bersama dinda menghadapi musuh durjana
Atas kesibukan kanda itu...
Dinda amat memahaminya
Setidak-tidaknya kanda sudi
Melindungi dinda dengan segala kesaktian yang ada
Pada kanda...
Moga di hari kematian dinda nanti...
Jangan sekali diratapi
Dengan airmatamu kanda
Tapi kirimkan doamu untukku kanda...
Kunantikan doamu di tugu
Ibu pertiwimu ibu pertiwiku
Dan bawalah anak panah dan busur sakti
Dan letakkan di pusara ku nanti
Sebagai lambang kau menghargai
Jasa baktiku pada ibu pertiwimu!
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
28 Mac 2013
(PETIKAN DARIPADA SKRIP NOVEL PUISI CINTA DEMI-NYA )
29 Mac 2013
·
31 Mac 2013
WWW
0 comments:
Post a Comment