PERMATA DI ATAS TAHTA (86) KETURUNAN RAJA MATARAM KUNO'
4 hrs ·
Kedaton Kraton Wahyu Utama Brawijaya Nusantara Satu Pewaris Kebangkitan Kejayaan Kerajaan Maja Pahit .
KEAJAIBAN MAHKOTA MAJAPAHIT
02/04/2009 30 Komentar
Mahkota Raja Majapahit yang tidak jelas juntrungnya selama ratusan tahun, tiba-tiba dikembalikan ke Indonesia. Hal ini konon merupakan pertanda kembalinya kejayaan Majapahit sesuai ramalan Sabdopalon. Tetapi beberapa pihak memprediksi lain. (Liberty Januari 2009)
02/04/2009 30 Komentar
Mahkota Raja Majapahit yang tidak jelas juntrungnya selama ratusan tahun, tiba-tiba dikembalikan ke Indonesia. Hal ini konon merupakan pertanda kembalinya kejayaan Majapahit sesuai ramalan Sabdopalon. Tetapi beberapa pihak memprediksi lain. (Liberty Januari 2009)
Majapahit seperti ditelan bumi Hancurnya kerajaan besar Nusantara tersebut seperti tak berbekas sama sekali. Hanya sejarah dan berbagai ramalan yang masih tersisa, sementara peninggalan bekas kerajaan yang pernah tersohor di dunia ini masih samar-samar. Jangankan harta benda, bekas keraton dan lokasi kerajaan juga belum jelas, dimana letaknya. (sebenarnya letaknya sudah di ketahui tetapi supaya peninggalan itu utuh dan tidak di hancurkan oleh oknum/kelompok yang tidak menginginkan Majapahit berjaya kembali terutama bangsa Pedagang Gujarat Arab yang membawa perdagangan Islamnya, Red)
Setelah 500 tahun lenyap tak berbekas, belakangan ada upaya untuk merekonstruksi peninggalan ker¬ajaan tersebut. Bukti-bukti sejarah dan peninggalan Majapahit dikumpulkan, dan pencarian lokasi kerajaan dilakukan, berharap kejayaan Majapahit kembali bersinar di Indonesia sebagai kerajaan yang disegani dunia.
Di tengah upaya pengumpulan bukti-bukti sejarah dan peninggalan Kerajaan Majapahit, terdengar khabar yang cukup menghebohkan. Pada tanggal 30 Mei 2008, mahkhota Raja Majapahit dikembalikan ke Nusantara. Makhota tersebut diberikan kepada yang berhak, sebagai keturunan langsung Raja Majapahit. Kini Makhota tersebut berada di tangan Hyang Bathara Agung Wilatikta Brahmaraja XI sebagai Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini. Makhota kerajaan Majapahit ter¬sebut disimpan di Puri Surya Maja¬pahit, di Perum Puri Gading, Banjar Bhuwana Gubuk, Jimbaran, Bali.
Menurut Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga pendiri Puri Majapahit, setelah berakhirnya kerajaan Demak, mahkhota tersebut dijual ke kolektor. Khabar terakhir mahkota tersebut dikoleksi salah seorang kolektor Singapura. Namun sebuah keanehan terjadi.
Museum tempat menyimpan mahkota tersebut di Singapura digoyang, dan silih berganti karyawan museum alami trans. Orang-orang yang kesuru¬pan itu meminta makhota itu dikembalikan ke tempat asalnya yaitu kerajaan Majapahit. “Tolong kembalikan ke keturunan saya,” demikian dituturkan Sri Wilatikta Brahmaraja XI, yang mengaku sebagai garis keturunan raja Majapahit.(Ada bukti ilmiah secara tertulis dan ada ramalan ”pengangkatan tanpa surat sedawir”red). Way Ching Lee, salah seorang warga Singapura yang juga tercatat sebagai keturunan langsung Raja Tumasik, bekas wilayah ker¬ajaan Majapahit. Way Ching Lee berinisiatif mencari pemilik yang sah. Didukung para dermawan dari Bangkok, Siam, Thailand, Singapura, Cina, dan Australia, mahkhota tersebut ditebus dari tangan kolektor untuk dikembalikan ke kerajaan Majapahit.
Lalu dimana Majapahit ?
Penerus Majapahit memang tidak jelas, tetapi salah satu daerah di wilayah nusantara yang masih bercirikan Majapahit baik dari adat, tradisi dan budayanya adalah Bali. Karena itu makhota terse¬but diarahkan ke Bali. Mahkhota dikirim ke Ubud, karena puri ini cukup dikenal di mancanegara. Yang dituju adalah salah seorang keluarga Puri Ubud bernama Cok Agung Kertiyasa alias Cok Ibah. Way Cing Lee beranggapan Puri Ubud ada¬lah salah satu puri bekas Majapahit. Namun pihak Puri Ubud tidak berani melangkahi kewenangan, karena bu¬kan keturunan langsung Raja Majapa¬hit. Puri Ubud adalah salah satu keturunan pemegang kekuasaan Kerajaan Bali, sebagai bawahan Kerajaan Maja¬pahit setingkat Gubemur Bali. Karena itu, keluarga Puri Ubud tidak berani menerima, kemudian ikut menelisik jejak orang yang berhak atas makhota tersebut.
Entah bagaimana ceritanya, mahkota tersebut diarahkan ke Puri Surya Majapahit, di Jimbaran, Bali yang baru dibangun atas prakarsa Hyang Suryo yang telah abhiseka raja sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Puri inilah sebagai tempat pemujaan leluhur Raja Majapahit dan para dewa Ciwa-Budha yang dipuja pada masa kerajaan Majapahit.
Setelah 500 tahun lenyap tak berbekas, belakangan ada upaya untuk merekonstruksi peninggalan ker¬ajaan tersebut. Bukti-bukti sejarah dan peninggalan Majapahit dikumpulkan, dan pencarian lokasi kerajaan dilakukan, berharap kejayaan Majapahit kembali bersinar di Indonesia sebagai kerajaan yang disegani dunia.
Di tengah upaya pengumpulan bukti-bukti sejarah dan peninggalan Kerajaan Majapahit, terdengar khabar yang cukup menghebohkan. Pada tanggal 30 Mei 2008, mahkhota Raja Majapahit dikembalikan ke Nusantara. Makhota tersebut diberikan kepada yang berhak, sebagai keturunan langsung Raja Majapahit. Kini Makhota tersebut berada di tangan Hyang Bathara Agung Wilatikta Brahmaraja XI sebagai Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini. Makhota kerajaan Majapahit ter¬sebut disimpan di Puri Surya Maja¬pahit, di Perum Puri Gading, Banjar Bhuwana Gubuk, Jimbaran, Bali.
Menurut Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga pendiri Puri Majapahit, setelah berakhirnya kerajaan Demak, mahkhota tersebut dijual ke kolektor. Khabar terakhir mahkota tersebut dikoleksi salah seorang kolektor Singapura. Namun sebuah keanehan terjadi.
Museum tempat menyimpan mahkota tersebut di Singapura digoyang, dan silih berganti karyawan museum alami trans. Orang-orang yang kesuru¬pan itu meminta makhota itu dikembalikan ke tempat asalnya yaitu kerajaan Majapahit. “Tolong kembalikan ke keturunan saya,” demikian dituturkan Sri Wilatikta Brahmaraja XI, yang mengaku sebagai garis keturunan raja Majapahit.(Ada bukti ilmiah secara tertulis dan ada ramalan ”pengangkatan tanpa surat sedawir”red). Way Ching Lee, salah seorang warga Singapura yang juga tercatat sebagai keturunan langsung Raja Tumasik, bekas wilayah ker¬ajaan Majapahit. Way Ching Lee berinisiatif mencari pemilik yang sah. Didukung para dermawan dari Bangkok, Siam, Thailand, Singapura, Cina, dan Australia, mahkhota tersebut ditebus dari tangan kolektor untuk dikembalikan ke kerajaan Majapahit.
Lalu dimana Majapahit ?
Penerus Majapahit memang tidak jelas, tetapi salah satu daerah di wilayah nusantara yang masih bercirikan Majapahit baik dari adat, tradisi dan budayanya adalah Bali. Karena itu makhota terse¬but diarahkan ke Bali. Mahkhota dikirim ke Ubud, karena puri ini cukup dikenal di mancanegara. Yang dituju adalah salah seorang keluarga Puri Ubud bernama Cok Agung Kertiyasa alias Cok Ibah. Way Cing Lee beranggapan Puri Ubud ada¬lah salah satu puri bekas Majapahit. Namun pihak Puri Ubud tidak berani melangkahi kewenangan, karena bu¬kan keturunan langsung Raja Majapa¬hit. Puri Ubud adalah salah satu keturunan pemegang kekuasaan Kerajaan Bali, sebagai bawahan Kerajaan Maja¬pahit setingkat Gubemur Bali. Karena itu, keluarga Puri Ubud tidak berani menerima, kemudian ikut menelisik jejak orang yang berhak atas makhota tersebut.
Entah bagaimana ceritanya, mahkota tersebut diarahkan ke Puri Surya Majapahit, di Jimbaran, Bali yang baru dibangun atas prakarsa Hyang Suryo yang telah abhiseka raja sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Puri inilah sebagai tempat pemujaan leluhur Raja Majapahit dan para dewa Ciwa-Budha yang dipuja pada masa kerajaan Majapahit.
0 comments:
Post a Comment