PERMATA DI ATAS TAHTA (91) MULIA BUKAN KERANA DARJAT
PERMATA DI ATAS TAHTA (90) PANGGUNG SERI MERAK KAYANGAN TEATER BANGSAWAN DIRAJA SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA KARYA RATU RIMBA NIAGARA
PERMATA DI ATAS TAHTA (87) ALLAHU AKBAR SYUKURKU YA ALLAH , KAU KURNIAKAN AIR TERJUN NIAGARA YANG BEGITU INDAH MENJADI SUMBER INSPIRASI BERKARYA.ALLAHU AKBAR KEINDAHAN YANG DAPAT DIKONGSIKAN DENGAN SELURUH PENGHUNI DUNIA. ALLAHU AKBAR AAMIIN.
Eva Anggraini Puspanegara shared Annti Purwanti's photo.
10 hrs ·
SubhanALLAH : Air Terjun ini dengan Indah membentuk lafadz ALLAH..
Jika anda bangga menjadi Muslim silahkan klik : Suka..
Jika anda kagum melihat foto ini, silahkan berkomentar : SubhanALLAH.
HEYDAR ALIYEV CENTER BY ZAHA HADID
►Check full design: http://goo.gl/TkKwQO
►Check full design: http://goo.gl/TkKwQO
PERMATA DI ATAS TAHTA (40) TEATER BANGSAWAN DIRAJA KERAJAAN REALITI & KERAJAAN ILUSI ANUGERAH ILAHI
Sayang SULTAN HASANAL BOLKIAH
PERMATA DI ATAS TAHTA (36) BANYAK-NYA ILHAM BERSASTERA KURNIAAN DARI ILAHI ALLAHU AKBAR AAMIIN
Ratu Rimba Niagara shared her status update.
Indra Utama Nasution shared * Beautiful * World *'s photo.
21 hrs ·
Amazinghare · Promote · a few seconds ago near Kuala Lumpur ·
Ratu Rimba Niagara shared * Beautiful * World *'s photo.
Amazing
Ratu Rimba Niagara shared Mukjizat & Doa's photo.
HRH IL SIGNOR FRANCESCO PAOLO SCARCIOLLA del GAVATINO di TORRE SPAGNOLA
PERMATA DI ATAS TAHTA (84) KITA SEMUA BERSAUDARA
2 hrs ·
Kedaton Kraton Wahyu Utama Brawijaya Nusantara Satu Pewaris Kebangkitan Kejayaan Kerajaan Maja Pahit .
KEAJAIBAN MAHKOTA MAJAPAHIT
02/04/2009 30 Komentar
Mahkota Raja Majapahit yang tidak jelas juntrungnya selama ratusan tahun, tiba-tiba dikembalikan ke Indonesia. Hal ini konon merupakan pertanda kembalinya kejayaan Majapahit sesuai ramalan Sabdopalon. Tetapi beberapa pihak memprediksi lain. (Liberty Januari 2009)
02/04/2009 30 Komentar
Mahkota Raja Majapahit yang tidak jelas juntrungnya selama ratusan tahun, tiba-tiba dikembalikan ke Indonesia. Hal ini konon merupakan pertanda kembalinya kejayaan Majapahit sesuai ramalan Sabdopalon. Tetapi beberapa pihak memprediksi lain. (Liberty Januari 2009)
Majapahit seperti ditelan bumi Hancurnya kerajaan besar Nusantara tersebut seperti tak berbekas sama sekali. Hanya sejarah dan berbagai ramalan yang masih tersisa, sementara peninggalan bekas kerajaan yang pernah tersohor di dunia ini masih samar-samar. Jangankan harta benda, bekas keraton dan lokasi kerajaan juga belum jelas, dimana letaknya. (sebenarnya letaknya sudah di ketahui tetapi supaya peninggalan itu utuh dan tidak di hancurkan oleh oknum/kelompok yang tidak menginginkan Majapahit berjaya kembali terutama bangsa Pedagang Gujarat Arab yang membawa perdagangan Islamnya, Red)
Setelah 500 tahun lenyap tak berbekas, belakangan ada upaya untuk merekonstruksi peninggalan ker¬ajaan tersebut. Bukti-bukti sejarah dan peninggalan Majapahit dikumpulkan, dan pencarian lokasi kerajaan dilakukan, berharap kejayaan Majapahit kembali bersinar di Indonesia sebagai kerajaan yang disegani dunia.
Di tengah upaya pengumpulan bukti-bukti sejarah dan peninggalan Kerajaan Majapahit, terdengar khabar yang cukup menghebohkan. Pada tanggal 30 Mei 2008, mahkhota Raja Majapahit dikembalikan ke Nusantara. Makhota tersebut diberikan kepada yang berhak, sebagai keturunan langsung Raja Majapahit. Kini Makhota tersebut berada di tangan Hyang Bathara Agung Wilatikta Brahmaraja XI sebagai Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini. Makhota kerajaan Majapahit ter¬sebut disimpan di Puri Surya Maja¬pahit, di Perum Puri Gading, Banjar Bhuwana Gubuk, Jimbaran, Bali.
Menurut Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga pendiri Puri Majapahit, setelah berakhirnya kerajaan Demak, mahkhota tersebut dijual ke kolektor. Khabar terakhir mahkota tersebut dikoleksi salah seorang kolektor Singapura. Namun sebuah keanehan terjadi.
Museum tempat menyimpan mahkota tersebut di Singapura digoyang, dan silih berganti karyawan museum alami trans. Orang-orang yang kesuru¬pan itu meminta makhota itu dikembalikan ke tempat asalnya yaitu kerajaan Majapahit. “Tolong kembalikan ke keturunan saya,” demikian dituturkan Sri Wilatikta Brahmaraja XI, yang mengaku sebagai garis keturunan raja Majapahit.(Ada bukti ilmiah secara tertulis dan ada ramalan ”pengangkatan tanpa surat sedawir”red). Way Ching Lee, salah seorang warga Singapura yang juga tercatat sebagai keturunan langsung Raja Tumasik, bekas wilayah ker¬ajaan Majapahit. Way Ching Lee berinisiatif mencari pemilik yang sah. Didukung para dermawan dari Bangkok, Siam, Thailand, Singapura, Cina, dan Australia, mahkhota tersebut ditebus dari tangan kolektor untuk dikembalikan ke kerajaan Majapahit.
Lalu dimana Majapahit ?
Penerus Majapahit memang tidak jelas, tetapi salah satu daerah di wilayah nusantara yang masih bercirikan Majapahit baik dari adat, tradisi dan budayanya adalah Bali. Karena itu makhota terse¬but diarahkan ke Bali. Mahkhota dikirim ke Ubud, karena puri ini cukup dikenal di mancanegara. Yang dituju adalah salah seorang keluarga Puri Ubud bernama Cok Agung Kertiyasa alias Cok Ibah. Way Cing Lee beranggapan Puri Ubud ada¬lah salah satu puri bekas Majapahit. Namun pihak Puri Ubud tidak berani melangkahi kewenangan, karena bu¬kan keturunan langsung Raja Majapa¬hit. Puri Ubud adalah salah satu keturunan pemegang kekuasaan Kerajaan Bali, sebagai bawahan Kerajaan Maja¬pahit setingkat Gubemur Bali. Karena itu, keluarga Puri Ubud tidak berani menerima, kemudian ikut menelisik jejak orang yang berhak atas makhota tersebut.
Entah bagaimana ceritanya, mahkota tersebut diarahkan ke Puri Surya Majapahit, di Jimbaran, Bali yang baru dibangun atas prakarsa Hyang Suryo yang telah abhiseka raja sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Puri inilah sebagai tempat pemujaan leluhur Raja Majapahit dan para dewa Ciwa-Budha yang dipuja pada masa kerajaan Majapahit.
Setelah 500 tahun lenyap tak berbekas, belakangan ada upaya untuk merekonstruksi peninggalan ker¬ajaan tersebut. Bukti-bukti sejarah dan peninggalan Majapahit dikumpulkan, dan pencarian lokasi kerajaan dilakukan, berharap kejayaan Majapahit kembali bersinar di Indonesia sebagai kerajaan yang disegani dunia.
Di tengah upaya pengumpulan bukti-bukti sejarah dan peninggalan Kerajaan Majapahit, terdengar khabar yang cukup menghebohkan. Pada tanggal 30 Mei 2008, mahkhota Raja Majapahit dikembalikan ke Nusantara. Makhota tersebut diberikan kepada yang berhak, sebagai keturunan langsung Raja Majapahit. Kini Makhota tersebut berada di tangan Hyang Bathara Agung Wilatikta Brahmaraja XI sebagai Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini. Makhota kerajaan Majapahit ter¬sebut disimpan di Puri Surya Maja¬pahit, di Perum Puri Gading, Banjar Bhuwana Gubuk, Jimbaran, Bali.
Menurut Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga pendiri Puri Majapahit, setelah berakhirnya kerajaan Demak, mahkhota tersebut dijual ke kolektor. Khabar terakhir mahkota tersebut dikoleksi salah seorang kolektor Singapura. Namun sebuah keanehan terjadi.
Museum tempat menyimpan mahkota tersebut di Singapura digoyang, dan silih berganti karyawan museum alami trans. Orang-orang yang kesuru¬pan itu meminta makhota itu dikembalikan ke tempat asalnya yaitu kerajaan Majapahit. “Tolong kembalikan ke keturunan saya,” demikian dituturkan Sri Wilatikta Brahmaraja XI, yang mengaku sebagai garis keturunan raja Majapahit.(Ada bukti ilmiah secara tertulis dan ada ramalan ”pengangkatan tanpa surat sedawir”red). Way Ching Lee, salah seorang warga Singapura yang juga tercatat sebagai keturunan langsung Raja Tumasik, bekas wilayah ker¬ajaan Majapahit. Way Ching Lee berinisiatif mencari pemilik yang sah. Didukung para dermawan dari Bangkok, Siam, Thailand, Singapura, Cina, dan Australia, mahkhota tersebut ditebus dari tangan kolektor untuk dikembalikan ke kerajaan Majapahit.
Lalu dimana Majapahit ?
Penerus Majapahit memang tidak jelas, tetapi salah satu daerah di wilayah nusantara yang masih bercirikan Majapahit baik dari adat, tradisi dan budayanya adalah Bali. Karena itu makhota terse¬but diarahkan ke Bali. Mahkhota dikirim ke Ubud, karena puri ini cukup dikenal di mancanegara. Yang dituju adalah salah seorang keluarga Puri Ubud bernama Cok Agung Kertiyasa alias Cok Ibah. Way Cing Lee beranggapan Puri Ubud ada¬lah salah satu puri bekas Majapahit. Namun pihak Puri Ubud tidak berani melangkahi kewenangan, karena bu¬kan keturunan langsung Raja Majapa¬hit. Puri Ubud adalah salah satu keturunan pemegang kekuasaan Kerajaan Bali, sebagai bawahan Kerajaan Maja¬pahit setingkat Gubemur Bali. Karena itu, keluarga Puri Ubud tidak berani menerima, kemudian ikut menelisik jejak orang yang berhak atas makhota tersebut.
Entah bagaimana ceritanya, mahkota tersebut diarahkan ke Puri Surya Majapahit, di Jimbaran, Bali yang baru dibangun atas prakarsa Hyang Suryo yang telah abhiseka raja sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Puri inilah sebagai tempat pemujaan leluhur Raja Majapahit dan para dewa Ciwa-Budha yang dipuja pada masa kerajaan Majapahit.
KEINDAHAN RIMBA NIAGARA KURNIAAN ILAHI. ALLAHU AKBAR AAMIIN
عجائب وغرائب الدنيا added 4 new photos.
الحديقه الوطنيه بولاية يوتا، الولايات المتحدة الأمريكية
Ratu Rimba Niagara posted a photo to Sri Pemangku Adat'stimeline.
Ratu Rimba Niagara posted a photo to Sri Pemangku Adat'stimeline.
14 mins ·
MULIA BUKAN KERANA DARJAT
Melayu penuh adat dan budaya
Mulia bukan kerana darjat
Dipandang mulia kerana tahu menghargai adat dan budaya
Bila mati Allah SWT tidak mengira darjat
Dapat jawab soalan kubur itulah kejayaan yang bergelar hamba-Nya
Mulia bukan kerana darjat
Dipandang mulia kerana tahu menghargai adat dan budaya
Bila mati Allah SWT tidak mengira darjat
Dapat jawab soalan kubur itulah kejayaan yang bergelar hamba-Nya
Darah tetap warna merah
jika darjat membedakan manusia
itu tergolong dalam manusia yang sombong lagi bongkak
kerana mati tetap juga dikafankan dengan kain putih
bukan harta darjat keluarga dan keturunan yang dibawa pergi ke kubur
hanya amalan yang ada Nilaian Di Sisi-Nya dibawa pergi
apa nikmat yang dikurniakan Allah swt semasa hidup
itulah aset akhirat yang lebih bernilai daripada alam dan seisi-Nya
Allahu Akbar AAmiin.
jika darjat membedakan manusia
itu tergolong dalam manusia yang sombong lagi bongkak
kerana mati tetap juga dikafankan dengan kain putih
bukan harta darjat keluarga dan keturunan yang dibawa pergi ke kubur
hanya amalan yang ada Nilaian Di Sisi-Nya dibawa pergi
apa nikmat yang dikurniakan Allah swt semasa hidup
itulah aset akhirat yang lebih bernilai daripada alam dan seisi-Nya
Allahu Akbar AAmiin.
Matlamat hidup seorang yang bergelar hamba-Nya
mahu berkumpul bersama dengan keluarga tersayang, sahabat tersayang dan semua saudara seislam tersayang Memandang Wajah Allah Azzawajallah di Syuga berdekatan dengan Rasulullah. Allahu Akbar Aamiin.
mahu berkumpul bersama dengan keluarga tersayang, sahabat tersayang dan semua saudara seislam tersayang Memandang Wajah Allah Azzawajallah di Syuga berdekatan dengan Rasulullah. Allahu Akbar Aamiin.
RATU RIMBA NIAGARA
9 SYA'BAN 1435H
7 JUN 2014.
9 SYA'BAN 1435H
7 JUN 2014.
Assalamualaikum WMHWRKT & Salam Hormat Salam Sejahtera kepada rakan2 grup sekalian Yang Muli Mulia ini; (DISAKA) DEWAN ISTIADAT SORAJA ADAT KARAENG (DISAKA) menyatakan maksud dan erti serta makna pada sesuatu Gelaran Adat:-
Maksud perkataan PAHLAWAN – ialah wira lelaki, jaguh, pendekar, pejuang yang gagah berani, bahadur, kesateria, perwira.
Maksud Gelar Adat PAHLAWAN ialah seseorang individu yang miliki semangat perjuangan dengan kesungguhan, keberanian dan keyakinan dalam apa jua bidang yang diceburi, diminati dan disayangi. Termasuk perjuangan dalam kehidupan juga boleh dianggap Pahlawan.
Maksud perkataan PANGLIMA – ialah hulubalang, ketua, pemimpin.
Maksud Gelar Adat PANGLIMA ialah seseorang individu yang berjiwa pemimpin dengan semangat perjuangan dengan kesungguhan, keberanian dan keyakinan dalam apa jua bidang yang diceburi, diminati dan disayangi. Termasuk menjadi pemimpin keluarga juga boleh dianggap Panglima.
Bagi memperjelaskan maksud, erti dan makna dalam Gelaran Umum itu TIDAKLAH sama dalam Gelaran Adat. Ini bererti Adat Budaya itu adalah Perikehidupan Alam Lingkungan dan Agama Islam itu adalah Panduan Perikehidupan Alam Lingkungan. Maka ungkapan orang tua-tua dahulu kala (purba) iaitu “HINA TAK BERADAT, JAHIL TAK BERAGAMA”. Semoga-moga kita generasi hari ini tidak tergolong dalam ungkapan nenek moyang (leluhur) kita itu. Gambar2 sekadar informasi sahaja.
MOGA KITA MULIA KERANA BERILMU,
DIHORMATI KERANA SANTUN,
MENYEBAR ILMU TANPA JEMU,
MENDAPAT RAHMAT-NYA YANG MAHA PENYANTUN.
(AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN)
DIHORMATI KERANA SANTUN,
MENYEBAR ILMU TANPA JEMU,
MENDAPAT RAHMAT-NYA YANG MAHA PENYANTUN.
(AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN)
Assalamualaikum WMHWRKT & Salam Hormat Salam Sejahtera kepada rakan2 grup sekalian Yang Muli Mulia ini; (DISAKA) DEWAN ISTIADAT SORAJA ADAT KARAENG (DISAKA) menyatakan maksud dan erti serta makna pada sesuatu Gelaran Adat:-
Maksud perkataan ANDEKA – ialah daulat (raja), berkuasa, tuah raja yang memerintah, kuasa sakti iaitu kuasa ghaib yang dipercayai ada pada raja yang memerintah seperti ‘Andeka’ pada datuk-datuk, ‘Keramat’ pada wali-wali/sunan-sunan dan ‘Mukjizat’ pada nabi-nabi yang telah wafat dan lain-lain. Di Malaysia ia termasuk dalam kumpulan Pingat Mahkota Negeri/Negara, Pingat Perkhidmatan Lama, Pingat Lama Perkhidmatan dan lain-lain yang seumpamanya.
Maksud Gelar Adat ANDEKA ialah seseorang individu yang memiliki sifat-sifat kemuliaan dalam kehidupan seharian dan semangat kesungguhan dengan ketahanan diri, kekuatan diri dan keyakinan diri dalam apa jua lapangan.
Maksud perkataan INDERA – ialah dewa-dewa, raja-raja, mulia, berkuasa, di tempat yang tinggi, kayangan dan lain-lain. Di Malaysia ia seperti Pingat Ahli Mahkota Negeri/Negara, Pingat Khidmat Cemerlang, Pingat Jasa Kebaktian, Pingat Khidmat Cemerlang Masyarakat dan lain-lain yang seumpamanya.
Maksud Gelar Adat INDERA ialah seseorang individu yang memiliki sifat-sifat ketinggian dalam kehidupan seharian dan semangat kesungguhan dengan ketahanan diri, kekuatan diri dan keyakinan diri dalam apa jua lapangan.
Maksud perkataan LELA – ialah elok (tingkah laku), cegak, lagak, ragam, gaya, cara, tokoh, gerak-geri yang menyenangkan, segak lagi berbangsa dan lain-lain. Di Malaysia ia seperti Pingat Mahkota Negeri/Negara, Pingat Perkerti Terpilih, Pingat Kelakuan Terpuji dan lain-lain yang seumpamanya.
Maksud Gelar Adat LELA ialah seseorang individu yang memiliki sifat-sifat kehormatan dalam kehidupan seharian dan semangat kesungguhan dengan ketahanan diri, kekuatan diri dan keyakinan diri dalam apa jua lapangan.
Maksud perkataan AMAR – ialah perintah (raja/Tuhan), suruhan, memerintah, menyuruh, arahan, kerahan dan lain-lain. Di Malaysia ia seperti Pingat Ahli Mahkota Negeri/Negara, Pingat Gagah Perwira, Pingat Keberanian Cemerlang, Pingat Keberanian Handal dan lain-lain yang seumpamanya.
Maksud Gelar Adat AMAR ialah seseorang individu yang memiliki sifat-sifat kewibawaan dalam kehidupan seharian dan semangat kesungguhan dengan ketahanan diri, kekuatan diri dan keyakinan diri dalam apa jua lapangan.
Bagi memperjelaskan maksud, erti dan makna dalam Gelaran Umum itu TIDAKLAH sama dalam Gelaran Adat. Ini bererti Adat Budaya itu adalah Amalan Perikehidupan Alam Lingkungan dan Agama Islam itu adalah Panduan Perikehidupan Alam Lingkungan. Maka ungkapan orang tua-tua dahulu kala (purba) iaitu “HINA TAK BERADAT, JAHIL TAK BERAGAMA”. Semoga-moga kita generasi hari ini tidak tergolong dalam ungkapan nenek moyang (leluhur) kita itu. Gambar2 sekadar informasi sahaja. Disampaikan sebagai pengetahuan luaran sahaja.
RECENT POSTS
Tulipanes en Holanda, Parque Keukenfhof, por el mundo ๑۞๑ SAH
FOTOGRAFÍA: Fabiana Bilo
Sociedad Argentina de Horticultua
Kedaton Kraton Wahyu Utama Brawijaya Nusantara Satu Pewaris Kebangkitan Kejayaan Kerajaan Maja Pahit .
KEAJAIBAN MAHKOTA MAJAPAHIT
02/04/2009 30 Komentar
02/04/2009 30 Komentar
PETIKAN PERPUSTAKAAN & GALERI KESATRIA SASTERA DIRAJA NUSANTARA RATU RIMBA NIAGARA
SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA
@ PUJANGGA NUSANTARA CINTA 5 BENUA
MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/SINGAPURA/THAILAND,
202 NEGARA DUNIA & SELURUH DUNIA
9 SYA'BAN 1435H
7 JUN 2014
SRIKANDI SASTERA RAJA-SULTAN NUSANTARA
@ PUJANGGA NUSANTARA CINTA 5 BENUA
MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/SINGAPURA/THAILAND,
202 NEGARA DUNIA & SELURUH DUNIA
9 SYA'BAN 1435H
7 JUN 2014
0 comments:
Post a Comment