KENAL DIRI KENAL TUHAN (32) WALAU APAPUN TERJADI KITA TETAP SATU HATI DEMI KERANA AGAMA BANGSA DAN NEGARA
Hijjaz with Faizal Hijjaz and 5 others
JOM BORONG BUKU TERBITAN HIJJAZ RECORDS PUBLISHING
FIESTA 50% UNTUK BUKU TERPILIH
7 HARI SAHAJA
BELI ONLINE DI http://www.hijjaz.my/store/
Maharaja Kutai Mulawarman was tagged in a post.
Damaia Darma shared Aqsa Syarif's photo — with Maharaja Kutai Mulawarman and 21 others.
20 hrs ·
Aqsa Syarif with Rakhmadina Putri and 3 others
TERKINI | Masjid Al-Aqsa dalam bahaya!
Israel membenarkan pelampau Yahudi (extrimis) masuk ke kawasan Masjid Al-Aqsa manakala menghalang penduduk Palestin masuk ke masjid ketika ini. Semua pintu masuk kini ditutup untuk rakyat Palestin.
Tembak doa-doa kita buat saudara kita di sana!
Sebarluaskan maklumat ini kepada semua!
sumber: Al-Jazeera [AKA]
Buenos dias amigos SAH. A trabajar!
Maharaja Kutai Mulawarman was tagged in Martina Asongna's photo.
H.H Haji Hassanal Bolkiah added 32 new photos to the albumPrínce 'Abdul Mateen — with Firdaus Abdul Samad in Tutong, Brunei.
Suttan Seghayo Dipuncak Nur shared a photo to the groupKomunitas Kedatun Keagungan Cinta Budaya.
6 hrs ·
MASUKNYA AGAMA ISLAM DI KERAJAAN BUTON
Pada abad ke 7 sejalan dengan pengembangan Agama Islam keberbagai belahan dunia antara lain ke Asia Timur sampai ke Negeri China sebagaimana terungkap dari hadist Nabi Muhammad saw yang menyatakan carilah ilmu walaupun sampai ke Negeri China. Tidak terkecuali missi Ulama Islam tiba pula di pesisir Andalas (Sumatera) di Aceh dan Sumatra Barat. Sasaran akhir dari penyiar Islam itu dikawasan Nusantara Timur adalah Buton dan Ternate, sehingga kedua negeri ini manjadi penganut Agala Islam pertama di kawasan timur.
Demikianlah pada awalnya di Buton telah tiba 4 orang Ulama keturunan Nabi dari Husain Bin Ali Bin Abu Thalib yang di Buton disebut dikenal "Juba Patamiana" (Jubah yang empat orang). Inilah awal orang Buton mengenal Islam jauh sebelum terbentuknya Kerajaan Buton tahun 1332 Masehi. Naiknya Khalifah dari dinasty Abbasiyah di Bagdad abad ke 8 menyebabkan keempat ulama itu kembali ke negerinya. Agama Islam ketika itu sudah diperkenalkan kepada beberapa pemimpin komunitas Buton yang masih bersifat individual dan kedatangan ulama Islam terhenti beberapa abad sesudah itu.
Pada tahun 1472 dalam zaman pemerintahan Raja Buton ke 4 datang pula ulama perutusan dari Sultan Muhammad dari Turki Osmaniyah yang berkedudukan di Istambul (konstatinopel). Kedatangan perutusan itu dimaksudkan untuk mengikat perjanjian dengan Raja Buton dan Raja Ternate tentang pembelian rempah2 dari Maluku, dan Kesultanan Turki ingin bertindak sebagai penyalur rempah itu dari Nusantara ke pelabuhan Siraf (Irak) dan dari sana diangkut ke Syam dan selanjutnya di teruskan ke Eropah. Disamping itu kalangan pedagang Arab Muslim menyiarkan pula Agama Islam di Buton dan Ternate. Pengembangan Agama Islam masih bersifat evolutif yang berlangsung hingga abad ke 15.
Dalam tahun 1527 Masehi bertepatan dengan tahun 933 Hijriah datanglah seorang Ulama putra Sultan Sulaiman dari Brunai Darussalam yang dikenal dengan nama As Syaikh Sayid Abdul Wahid Bin Sulaiman Bin Syarif Ali Bin Muhammad Idrus Bin Umar Muhdar. Pangeran yang lebih suka mengembangkan Agama Islam dari pada tahta ini adalah mengembangkan Agama Islam bersama gurunya As Syaikh Syarif Al Idrus (Imam Pasei) mulai dari semenanjung Malaka sampai ke Adonara di NTT hingga Ternate.
Awal tahun 933 Hijriyah atas perintah gurunya yang kembali dari ternate Abdul Wahid menuju ke Buton yang diterima oleh Rajamulae Raja Buton ke 5. Dalam tahun itu juga atas tuntunan Syaikh Sayid Abdul Wahid berhasil mengislamkan Raja Buton tersebut. Setelah masuk Islam Raja Buton meminta agar Kerajaan Buton dirobah namanya menjadi Kesultanan Buton dan beliau meminta mengganti namanya menjadi Sultan sebagai Raja yang sudah memeluk Islam. Namun Syaikh Abdul Wahid menyatakan bahwa permintaan tersebut adalah hak Khalifah yang menetapkannya. Oleh sebab itu atas biaya Raja Buton Syaikh Sayid Abdul Wahid berangkat ke Istambul untuk memohon restu dari Sultan Turki Sultan Sulaiman Yang Agung selaku Khadimatul Haramain (pemelihara dua tanah suci Makkah dan Madinah) yg diakui sebagai khalifah dunia Islam setelah runtuhnya ke Khalifahan Abbasiyah ditangan Houlako Khan cucu Jenghis Khan tahun1282.
Al hasil Sultan Turki Sultan Sulaiman Yang Agung sangat bersukacita atas masuknya Raja di Timur itu dalam Agama Islam dan merestuai Raja Buton sebagai Sultan Buton dan Kerajaan Buton menjadi Kesultanan Buton. Bersamaan dengan itu karena Kerajaan Buton berdasarkan musyawarah mufakat memilih Rajanya yang dilaksanakan oleh Majelis Sara (Syura) sebagaimana sistim pengangkatan Khalifah (Khulafaurrasyidin) ajaran Nabi, maka Sultan Buton dianugerahkan gelar "Khalifatul Khamis", sehingga semua Sultan Buton bergelar Khalifatul Khamis. Syaikh Sayid Abdul Wahid kemudian kembali dan dianjurkan oleh Khalifah untuk singah di Medinah untuk meminta gelar khsus Sultan Buton. Di Medinah Abdul Wahid bertemu dengan Syarif Makkah juru kunci Makam Nabi Muhammad dan Sultan Buton diberikan gelar "Qaimuddin". Itulah dua gelar Sultan Buton sehingga memasang gelar "Sultan Qaimuddin Khalifatul Khamis".
Dalam missi itu Syaikh Sayid Abdul Wahid selepas amanah yang dijalankannya masih memperdalam pengetahuan agamanya selama 15 tahun dan barulah kembali ke Buton tahun 984 Hijriah atau tahun 1541 Masehi. Ketika tiba di Buton Raja Buton yang mengutusnya telah mangkat dan telah digantikan oleh Raja Murhum. Akhirnya Syaikh Sayid Abdul Wahid mengislamkan Raja Murhum dan bersamaan dengan itu Murhum mengumumkan kepada seluruh rakyat masuk Agama Islam tahun 1541 masehi. Inilah awal pemerintahan Kesultanan Buton dan Sultan bergelar Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatu Khamis pertama di Kesultanan Buton. Demikian sedikit kronologi masuknya Agama Islam di Buton.
Mesjid Agung Kesultanan Buton yang didirikan tahun 1541 dan direnovasi tahun 1712 adalah 4 Mesjid tertua di Indonesia.
PETIKAN WALL RATU RIMBA NIAGARA & RAKAN-RAKAN ALAMMAYA
13 MUHARRAM 1436H
6 NOVEMBER 2014
0 comments:
Post a Comment