Riau : Tempat Bersejarah
1. MESJID RAYA PEKANBARU
Lokasi : Kecamatan Senapelan
Kotamadya : Pekanbaru
Mesjid Raya Pekanbaru terletak di Kecamatan Senapelan memiliki nilai arsitektur tradisional yang amat menarik dan merupakan mesjid tertua di kota Pekanbaru. Mesjid ini dibangun pada abad ke 18 dan merupakan bukti bahwa Kera)aan Siak pernah berdiri di kota Pekanbaru dimasa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Alamuddin syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai Sultan keempat dan kelima dari Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Di areal mesjid terdapat sebuah sumur yang mempunyai nilai magis, sering wisatawan mancanegara terutama wisatawan Malaysia mandi air sumur ini untuk membayar niat atau nazar yang dihajadkan sebelumnya.
2. MAKAM MARHUM BUKIT DAN MARHUM PEKAN
Lokasi : Kecamatan Senapelan
Kotamadya : Pekanbaru
Masih dalam areal Mesjid Raya Pekanbaru kita dapat mengunjungi makam Sultan Marhum Bukit dan makam Marhum Pekan beserta pada keluarganya, mengunjungi Makam berarti kita telah mengunjungi makam pendiri kota Pekanbaru.
Marhum Bukit adalah Sultan Siak IV (Sultan Abdul Jalil Jalaludin Syah) yang memerintah pada tahun 1766-1780 naik tahta menggantikan Sultan Abdul Jalil Jalaludin Syah. Beliau terkenal sebagai seorang Sultan yang alim dan taat. Salah seorang puterinya Tengku Embung Badariah dikawinkan dengan seorang Bangsawan Arab keturunan Nabi Muhammad yang bernama Sayed Syarif Osman ibnu Syarif Abdul Rakhman Syahabuddin.
Marhum Bukit sekitar tahun 1775 memindahkan ibukota kerajaannya dari Mempura Siak ke Senapelan dan Beliau mangkat tahun 1780. Sedangkan Marhum Pekan adalah Sultan V dari kerajaan Siak Sri Indrapura bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang memerintah pada tahun 1780-1782. Marhum Pekan naik tahta kerajaan menggantikan ayahanda Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah.
Marhum Pekan terkenal dengan keperkasaannya terutama dalam peperangan melawan Belanda di Pulau Guntung dan beliau pulalah pendiri dan pembesar kota Pekanbaru. Diadakannya PEKAN (pasar) pada waktu-waktu tertentu merupakan awal berkembangnya kota Pekanbaru hingga sekarang ini, dan atas jasa-jasanya setelah mangkat beliau gelari Marhum Pekan serta dimakamkan bersama ayahanda, adinda dan iparnya di komplek Mesjid Raya ini.
3. TUGU PAHLAWAN KERJA
Lokasi : Kecamatan Bukit Raya.
Kotamadya : Pekanbaru.
Tugu Pahlawan Kerja terletak sekitar km. 10 jalan raya Pekanbaru menuju Teratak Buluh Perhentian Marpoyan. Tugu ini dibangun sebagai tanda jasa bagi para pejuang yang banyak meninggal dunia pada masa penjajahan Jepang, di Daerah Riau. Bentuknya sangat sederhana, tapi nilai perjuangan para Syuhada ini tiada dapat dibayar dengan uang dan harta benda.
4. BALAI ADAT RIAU
Lokasi : Jalan Pangeran Diponegoro Pekanbaru.
Kotamadya : Pekanbaru.
Gedung ini terletak di Jalan Pangeran Diponegoro Pekanbaru, dlbangun dan dihiasi dengan bermacam bentuk ukiran dan motif tenunan. Balai adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan adat Resam Melayu Riau, dan sekarang sering pula dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan.
Arsitekturnya yang khas melambangkan kebesaran budaya Melayu Riau. Bangunan terdiri dari dua tantai, di bagian lantai atas terpampang dengan jelas beberapa ungkapan adat dan fasal-fasal Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji. Di kiri kanan masuk ruang pintu utama dengan jelas dapat kita baca fasal pertama, kedua, ketiga dan keempat dari Gurindam Dua Belas tersebut. Sedangkan pasal kelima, keenam-ketujuh, kedelapan, kesembilan, kesepuluh, kesebelas dan kedua belas terdapat di bagian dinding sebelah dalam dari ruang utama.
5. BUKIT BATU, BEKAS TAPAK KAKI MANUSIA
Lokasi : Sungai Pakning
Kabupaten : Bengkalis.
Bukit Batu terkenal karena Lancang Kuning dan Legenda Datuk Laksemana Raja di Laut, disini terdapat bekas tapak kaki manusia di atas batu dengan ukuran luar biasa besarnya, dan dilengkapi dengan keindahan alam yang sangat menarik sebagai objek wlsata budaya peninggatan sejarah dan wisata alam.
Desa Bukit Batu juga memiliki peninggalan sejarah lainnya seperti rumah peninggalan Datuk Laksemana, Meriam dan rumah-rumah yang bercirikan Khas Melayu.
6. KOMPLEK ISTANA KERAJAAN SIAK
Lokasi : Kecamatan Siak Sri Indrapura
Kabupaten : Bengkalis.
Kerajaan Siak Sri Indrapura adalah sebuah kerajaan Melayu Islam yang terbesar di Daerah Riau, mencapai masa jayanya pada abad ke 16 sampai abad ke 20, dalam silsilah Sultan-sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura dimulai pada tahun 1725 ada 12 sultan yang pernah bertahta. Sultan-sultan yang pernah bertahta itu adalah sebagai berikut :
Sultan Pertama : Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah (1725-1746) sebagai pendiri kerajaan, beliau mangkat pada tahun 1746 dan digelar dengan Marhum Buantan.
Sultan Kedua : Sultan Abdul Jalil Rakhmad Syah (1746-1765) sebagai pengganti tahta kerajaan setelah ayahandanya Marhum Buantan mangkat. Lebih kurang 19 tahun memerintah dan kerajan Siak Sri Indrapura menjadi kokoh dan kuat, beliau mangkat pada tahun 1765 dengan gelar Marhum Mempura Besar.
Sultan Ketiga : Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1765-1766) yang bernama Tengku Ismail. Beliau tak lama memerintah karena setahun setelah dinobatkan sebagai Sultan pengganti ayahandanya Marhum Mempura Besar datanglah Belanda yang memanfaatkan Tengku Alam (kemudian menjadi Sultan IV) sebagai perisai. Setelah mangkat dalam kesedihan yang tak berkesudahan, beliau digelar dengan sebutan Marhum Mangkat di Balai.
Sultan Keempat : Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1766-1780) yang bernama Tengku Alam, naik tahta kerajaan menggantikan Sultan Abdul Jalil Jalaluddin Syah. Beliau mangkat dalam tahun 1780 dengan gelar Marhum Bukit.
Sultan Kelima :Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (1780-1782) menggantikan ayahandanya Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Pada masa pemerintahannya dan pemerintah ayahandanya Kerajaan Siak berkedudukan di Senapelan atau Pekanbaru sekarang ini. Beliau pula pendiri Kota Pekanbaru dan mangkat dalam tahun 1782 dengan gelar yang disandangnya adalah Marhum Pekan.
Sultan Keenam : Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah (17821784) naik tahta kerajaan hanya ± 2 tahun dan pada tahun 1784 beliau mangkat dengan gelar Marhum Mangkat di Dungun.
Sultan Ketujuh : Sultan Assaidis Asyarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi (1784-1810) adalah Sultan Siak pertama yang berdarah Arab dan bergelar Sayed Syarif. Pada pemerintahan Sultan VII inilah Kerajaan Siak mencapai puncak kejayaannya. Beliau mangkat pada tahun 1810 dan digelar dengan sebutan Marhum Kota Tinggi.
Sultan Kedelapan : Sultan Asyaidis Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (1810-1815) adalah putera Sultan VII yang bernama Ibrahim. Beliau mangkat pada tahun 1815 dan digelar sebutannya Marhum Mempura Kecil.
Sultan Kesembilan : Sultan Assyaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin (1815-1854) bernama Tengku Sayed Ismail setelah mangkat beliau digelar Marhum Indrapura.
Sultan Kesepuluh : Sultan Assyaidis Syarif Kasyim Abdul Jalil Syaifuddin (Syarif Kasyim I, 1864-1889), Beliau mangkat dalam tahun 1889 dan bergelar dengan sebutan Marhum Mahkota.
Sultan Kesebelas : Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1989-1908). Beliau naik tahta kerajaan menggantikan ayahandanya Sultan Kasyim Awal. Peninggalan-peningalan Kerajaan Siak yang sekarang ada hampir semua adalah atas jasa dan usahanya, dan beliau mangkat dalam tahun 1908 dengan gelar Marhum Baginda.
Sultan Keduabelas : Sultan Assyaidis Syarif Kassim Sani Abdul Jalil Syaifuddin (Syarif Kassim II), 1915-1949) Tengku Sulong. Beliau ditabalkan sebagai sultan setelah ± 7 tahun mangkatnya ayahandanya Sultan Hasyim. Beliau merupakan Sultan terakhir dan pada bulan Nopember 1945 mengirim kawat kepada Presiden Republik Indonesia yang menyatakan kesetiaanya dan beliau menyerahkan harta bendanya untuk perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Kini, sebagai bukti sejarah atas kebesaran kerajaan Melayu Islam di Daerah Riau ini, dapat kita lihat peninggalan kerajaan berupa komplek Istana Kerajaan Siak yang dibangun oleh Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 dengan nama ASSIRAYAH HASYIMIAH lengkap dengan peralatan kerajaan. Sekarang Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura dijadikan tempat penyimpanan benda-benda koleksi kerajaan antara lain : Kursi Singgasana kerajaan yang berbalut (sepuh) emas, Duplikat Mahkota Kerajaan, Brankas Kerajaan, Payung Kerajaan, Tombak Kerajaan, Komet sebagai barang langka dan menurut cerita hanya ada dua di dunia dan lain-lain. Di samping Istana kerajaan terdapat pula istana peraduan.
7. MAKAM MARHUM BUANTAN
Lokasi : Kecamatan Siak Sri Indrapura
Kabupaten : Bengkalis.
Marhum Buantan (mangkat tahun 1746) adalah pendiri kerajaan dan Sultan Siak I yang bergelar Abdul Jalil Rakhmad Syah Yang Dipertuan Muda Raja Kecil, memerintah dari tahun 1725 hingga tahun 1746. Beliau adalah orang yang menyusun tata pemerintahan dan tata adat menurut dasar tata kerajaan Melayu seperti : Lambang kerajaan yang terdiri dari sebuah payung, sembilan keris panjang, sembilan pedang dan sebatang tombak dengan warna kuning. Disamping lambang kerajaan. Orang Besar kerajaan yang diangkat untuk mendampingi Sultan dalam melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari merupakan Kepala Persukuan bergelar Datuk. Demikian pula halnya Balai Penghadapan, pemakaian gelar dan upacara kerajaan telah diletakkannya sebagai dasar tata kerajaan Melayu.
Selain itu, Marhum Buantan menjadikan agama Islam sebagai agama kerajaan dan seluruh tata adat diatur menurut hukum Syarak. Marhum mempunyai tiga orang putera, masing-masing : Tengku Alam, Tengku Tengah dan Tengku Buang Asmara, bergelar Tengku Mahkota.
Marhum Buantan (Raja Kecil) memerintah selama kurang lebih 21 tahun telah menempatkan kerajaannya sebagai dasar dari sebuah kerajaan besar yang telah berkembang di bawah pemerintahan keturunannya. Beliau mangkat tahun 1746 dan dimakamkan di Desa Buantan Kecamatan Siak Sri Indrapura.
8. MESJID KERAJAAN
Lokasi : Kecamatan Siak Sri Indrapura
Kabupaten : Bengkalis.
Mesjid Kerajaan Siak Sri Indrapura bernama Mesjid Syahabuddin didirikan oleh Sultan Assyaidis Kasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Mesjid ini arsitekturnya agak unik dan terletak hanya beberapa ratus meter dari Istana Kerajaan, dipinggiran sungal Siak.
9. MAKAM KELUARGA RAJA
Lokasi : Kecamatan Siak Sri Indrapura
Kabupaten : Bengkalis.
Kerajaan Siak Sri Indrapura yang diperintah oleh 12 sultan tentunya mempunyai banyak keluarga. Diantara Sultan dan keluarganya yang meninggal dunia ada yang dimakamkan di Siak, seperti Marhum Sultan Syarif Hasyim di Kota Tinggi, disebelah kanan mesjid kerajaan juga terdapat makam Sultan Syarif Kasyim dan para keluarga sultan lainnya.
10. BALAI KERAPATAN TINGGI
Lokasi : Kecamatan Siak Sri Indrapura
Kabupaten : Bengkalis
Balai Kerapatan Tinggi Kerajaan Siak ini dibangun dipinggir sungai Siak bersamaan dengan pembangunan Istana Kerajaan pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin, dalam tahun 1889. Bangunan ini dahulunya sering dipergunakan untuk tempat bermusyawarah, persidangan serta pengadilan.
Mengunjungi Istana Siak tentu tak terlewatkan pula mengunjungi Balai Kerapatan Tinggi yang penuh sejarah ini, letaknya tak berjauhan dengan Mesjid Istana Hassirayatul Hasyimiah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment