MINDA YANG SIHAT TIADA SEMPADAN MASA ATAU USIA' @ IDE DAN STRATEGI MEMUPUK KEMAKMURAN.
TEATER BANGSAWAN DIRAJA, 'CINTAKU PADA NUSANTARA'
YA ALLAH YA TUHAN KAMI ENGKAULAH TUHAN YANG MAHA AGUNG
'MINDA YANG SIHAT TIADA SEMPADAN MASA ATAU USIA'
INDONESIA ADALAH BANGSA PEJUANG
BANGSA INDONESIA ADALAH BANGSA PEJUANG , SEMANGAT PERJUANGAN INI HARUS DIWARISKAN KEPADA GENERASI MENDATANG.' SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
YA ALLAH YA TUHAN KAMI ENGKAULAH TUHAN YANG MAHA AGUNG
TUHAN SEKALIAN ALAM YANG MENGUASAI SELURUH ALAM YANG MENGUSAI DI HARI AKHIRAT
MASUKKANLAH KAMI KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA-MU YANG BERAMAL SOLEH KERANA-MU
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN.
Alam menjadi guru untuk muhasabah/koreksi diri betapa kerdilnya kita di Sisi Allah Taala .Aamiin.
MASUKKANLAH KAMI KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA-MU YANG BERAMAL SOLEH KERANA-MU
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN.
Alam menjadi guru untuk muhasabah/koreksi diri betapa kerdilnya kita di Sisi Allah Taala .Aamiin.
INDONESIA ADALAH BANGSA PEJUANG
BANGSA INDONESIA ADALAH BANGSA PEJUANG , SEMANGAT PERJUANGAN INI HARUS DIWARISKAN KEPADA GENERASI MENDATANG.' SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Ratu Rimba Niagara shared a photo.
Ratu Rimba Niagara shared Prabu Umbu Nai Pilla's photo.
TEMAN SEJATI MENDEKATKAN CINTA PADA ILAHI
TEMAN SEJATI INDAHNYA BAGAIKAN PELANGI DI MALAM HARI
HATINYA SEHARUM KASTURI
BICARA SELARI DENGAN HATI
TIADA PENDUSTAAN DALAM BICARA HATI
BERTEMAN KARENA ILAHI
SUSAH SENANG BERSAMA DILALUI
BERJAYA DAN BAHAGIA DUNIA AKHIRAT SENTIASA DIHARAPI
DEMI SEBUAH PERSAUDARAAN SEJATI DALAM REDHO ILAHI
ITULAH TEMAN SEJATI SAMPAI MATI SAMPAI SYURGA MENANTI
MOGA DIPERKENANKAN ILAHI
TEMAN DUNIA AKHIRAT YANG DINANTI
AGAR PERJUANGAN BERMATLAMATKAN AKHIRAT YANG DIIDAMI
MENJADI REALITI
BUKAN ANGGANI LAGI
SEMUANYA KUASA ILAHI
DARI DIA KITA DATANG DARI DIA KITA DIKEMBALI
KEMBALI KE PANGKUAN ILAHI
MOGA KEMBALI DALAM JIWA TENANG DALAM REDHO ILAHI
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
Karya Ratu Rimba Niagara
16 Safar 1435H
19 Disember 2013M
TEMAN SEJATI INDAHNYA BAGAIKAN PELANGI DI MALAM HARI
HATINYA SEHARUM KASTURI
BICARA SELARI DENGAN HATI
TIADA PENDUSTAAN DALAM BICARA HATI
BERTEMAN KARENA ILAHI
SUSAH SENANG BERSAMA DILALUI
BERJAYA DAN BAHAGIA DUNIA AKHIRAT SENTIASA DIHARAPI
DEMI SEBUAH PERSAUDARAAN SEJATI DALAM REDHO ILAHI
ITULAH TEMAN SEJATI SAMPAI MATI SAMPAI SYURGA MENANTI
MOGA DIPERKENANKAN ILAHI
TEMAN DUNIA AKHIRAT YANG DINANTI
AGAR PERJUANGAN BERMATLAMATKAN AKHIRAT YANG DIIDAMI
MENJADI REALITI
BUKAN ANGGANI LAGI
SEMUANYA KUASA ILAHI
DARI DIA KITA DATANG DARI DIA KITA DIKEMBALI
KEMBALI KE PANGKUAN ILAHI
MOGA KEMBALI DALAM JIWA TENANG DALAM REDHO ILAHI
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
Karya Ratu Rimba Niagara
16 Safar 1435H
19 Disember 2013M
TIADA PERSAINGAN UNTUK MENJADI TEMAN YANG BAIK
By Ratu Rimba Niagara & Bunda Ratu Negari 1
TEMAN TERBAIK TIDAK PERNAH MENGAJARIMU CARA MENGELUH
DAN TIDAK MENGAJARIMU MERASA DIRI YANG PALING BAIK ____
KARENA KEBANGGAAN DAN KEHORMATAN DIRI BUKAN DATANG DARI MENERIMA , IA DATANG DARI MEMBERI DAN BERBAGI .
SELAMAT MENJELANG SIANG UNTUK SAHABAT DUMAY BUNDA
By Bunda Ratu Negari 1
TEMAN YANG BAIK BERKATA SEMURNI HATI TAKKAN TERPISAH SAMPAI MATI SETIAKAWAN.
By Ratu Rimba Niagara
16 Safar 1435H
19 Disember 2013
By Ratu Rimba Niagara & Bunda Ratu Negari 1
TEMAN TERBAIK TIDAK PERNAH MENGAJARIMU CARA MENGELUH
DAN TIDAK MENGAJARIMU MERASA DIRI YANG PALING BAIK ____
KARENA KEBANGGAAN DAN KEHORMATAN DIRI BUKAN DATANG DARI MENERIMA , IA DATANG DARI MEMBERI DAN BERBAGI .
SELAMAT MENJELANG SIANG UNTUK SAHABAT DUMAY BUNDA
By Bunda Ratu Negari 1
TEMAN YANG BAIK BERKATA SEMURNI HATI TAKKAN TERPISAH SAMPAI MATI SETIAKAWAN.
By Ratu Rimba Niagara
16 Safar 1435H
19 Disember 2013
TEATER BANGSAWAN DIRAJA, 'JADILAH KEHENDAK-NYA DI BUMI SEPERTI SYURGA Karya Ratu Rimba Niagara & Prabu Umbu Nai Pilla
Setelah berkahwin dengan Raja Rimba, Puteri Rimba mengikut
Rumahtangga yang dibina atas dasar saling cinta menyintai
amat bahagia. Sehati sejiwa saling hormat menghormati,
Saling bertukar pandangan dan sentiasa memikirkan masalah
seluruh haiwan yang ada di Belantara Niagara.
Kebahagian rumahtangga Raja Rimba tidak lama apabila
seluruh kaum Raja Rimba tidak senang hati dengan perkahwinan
Raja Rimba dengan Puteri Rimba.
Terutama sekali Putri Harimau yang sudah lama menaruh hati
dengan Raja Harimau.
Putri Harimau telah membuat strategi untuk membunuh Putri Rimba yang ketika itu sedang sarat mengandung Putra Sulungnya.
"Beta... tak akan lepaskan si bedebah itu yang telah merampas
kekasih beta...beta mesti membalas dendam. Dia mesti mati!!!"
"Tapi macam mana kita nak bunuh dia Tuan Putri sebab Raja Rimba
selalu berada di sisinya."
"Tak apa beta tahulah nak buat macam mana..."
"Kamu tengoklah nanti... dia akan menyesal kerana merampas kekasih beta!"
Ketika perbualan Puteri Harimau dengan pengikut-pengikutnya, dayang Putri Rimba telah terdengar.
Jantungnya berdetak kencang...Dayang menangis kerana dia tidak mahu kehilangan Permaisuri Rimba yang amat disayanginya. Kebaikan Permaisuri Rimba kepada seluruh Rimba Niagara telah sebati dalam semua haiwan-haiwan kecuali puak-puak Raja Rimba yang sememangnya berdengki hati dengan Permaisuri Rimba.
"Walau apa yang terjadi aku takkan biarkan Permaisuri Rimba dibunuh aku akan lindungi Permaisuri biarpun nyawa aku jadi taruhan!!.
Petang itu Puteri Harimau datang ke Istana Rimba Niagara dengan membawa mempelam muda.
"Permaisuri...beta ada bawakan mempelam muda untuk Permaisuri..."
"Hi...sedapnya...beta sudah lama mengidamkannya...sudah serata tempat Kekanda Rimba mencari mempelam muda tapi baru sekarang beta dapat merasai mempelam yang beta idamkan...Terima kasih Tuan Puteri kerana memahami buah mempelam muda yang beta idamkan," kata Permaisuri Monyet penuh gembira.
"Kalau macam ni setiap hari beta boleh bawakan.. mempelam muda untuk Permaisuri lagi ye... sehingga Permaisuri melahirkan cahayamata."
"Baik sungguh hatimu Tuan Putri...Kebaikan Tuan Putri Beta amat
hargai dan amat terharu."
"Permaisuri kesayangan seluruh haiwan di Rimba Niagara ini...
apalah salahnya beta berkorban demi Permaisuri tanda kasih
sayang beta kepada Permaisuri."
"Terima kasih adinda Putri Rimba."
Raja Rimba pulang dari berburu.
"Mana dinda dapat buah mempelam muda ni dinda?"
"Putri Rimba ada datang tadi dia yang memberi dinda buah
mempelam ini."
"Dinda...kanda sudah lama kenal dengan hati budi Putri Rimba tu...
Mesti ada niat tak baik kepada dinda..."
"Kanda...kanda...tak baik berperasangka yang bukan...bukan...
kita bersangka baik ye.. Ha...lagi pun bukan dinda yang nak
makan buah mempelam ni....anakanda yang dalam kandungan ni kanda..."
Permaisuri Rimba tergelak.
"Mentang-mentanglah kanda tak dapat carikan mempelam muda untuk dinda..."
Kanda dengar dalam kandungan dinda ye" Raja Rima meletakkan telinganya ke perut isteri kesayangannya .
"Anakanda...anakanda nak pelam ye ...tak pe....kejap lagi
bonda kesayangan anakanda makan ye...anakanda."
"Kanda ni ada-ada aje lah..." Mereka suami isteri tergelak geli hati
yang bukan kepalang.
Malam itu Permaisuri Rimba tidak dapat tidur kerana perutnya memulas- mulas kesakitan.
"Dinda...dinda..kenapa dinda...." Tanya Raja Rimba penuh cemas.
"Sakit...! Kanda....Sakit sangat perut dinda ni.....!" Permaisuri
Rimba menangis tidak dapat menahan sakit perut yang amat sangat.
"Sabar lah dinda...jangan ....jangan dinda sakit nak bersalin..."
Raja Rimba menitahkan dayang memanggilkan Mak Bidan untuk menyambut anakanda diRaja.
Permaisuri Rimba selamat melahirkan seorang Putra yang sangat tampan.
Bentuk saling tak tumpah seperti Bunda Permaisuri dan berbelang-belang seperti Ayahanda Raja Rimba.
"Tuanku... Syurkur Allhamdulillah Permaisuri selamat melahirkan Putra
amat sempurna sekali. Tengok ni...rupa macam Tuanku dan Permaisuri. Cantikkan ..." kata Mak Midan sambil memberikan Putera diRaja yang baru dilahirkan kepada Raja Rimba.
"Syukur Alhamdulillah dengan Kurniaan Allah pada beta."
Raja Rimba mengazankan pada Putra Baginda yang tercinta. Setelah itu Baginda terus masuk ke kamar mendapatkan Permaisuri yang masih lemah.
"Dinda...Terima kasih dinda kerana melahirkan anakanda untuk kanda...he tengok ni...rupa macam dinda dan belang-belang macam kanda....cantikkan..." Raja Rimba mencium putera baginda yang baru dilahirkan berkali-kali penuh kasih.
"Ye...lah kanda... anakanda kita sempurna sekali cantiknya. Belang-belangnya lambang kemegahan Keperwiraan. Dinda sangat bersyukur pada Allah ..kanda.
"Kanda pun begitu juga dinda...Bersyukur sangat-sangat dengan kurniaan ini."
Tiba-tiba kedengaran suara cemas dari hulubalang istanama.
"Tuanku... Istana sudah dikepung Tuanku...ramai pendekar istana dibunuh."
"Siapa yang punya angkara hulubalang."
"Putri Rimba...Tuanku."
"Bedabah!Beta dah agak dah...Putri Rimba akan melakukan sesuatu."
"Tuanku... Tuanku larilah dari sini Tuanku...."
"Kanda...Kanda....kena pertahankan Takhta Kanda...biar dinda dan anakanda yang pergi dari Istana Niagara ini."
"Dinda....! Kita kan dah janji hendak sehidup semati....Tidak dinda....Kanda tak akan biarkan dinda dan anakanda berpisah dengan kanda."
"Kanda...kekallah tahta di Raja...Putri Rimba cuma mahukan kanda..dinda sudah relakan kanda...demi keharmonian semua haiwan di Rimba
Niagara ini."
"Dinda...kenapa dinda korbankan kebahagiaan sendiri demi keamanan rimba raya ini?"
"Kanda ...sebenarnya kebahagiaan dinda adalah keselamatan dan keamanan semua penghuni Rimba Niagara ini kanda."
"Maafkan segala kesalahan dinda kanda... Insya-Allah ada peluang kita berjumpa ...ya kanda...." Permaisuri tidak dapat menahan sebak lalu berjuraian air matanya hingga tertitis air matanya ke wajah putra yang baru dilahirkan."
"Dinda...jagalah anakanda baik-baik ya...nanti kanda akan cari juga dinda dan anakanda ...."
Dayang dan hulubalang menemani Permaisuri dan Putra baginda melarikan diri dari Istana Niaga. Mereka merendah hutan di malam yang gelap gulita.Rupanya mereka telah diburu oleh kuncu-kuncu Puteri Rimba.
"Permaisuri...lari....lari segera....biarkan patik di sini," kata dayang istana penuh cemas.
Permaisuri sempat melarikan diri meninggalkan dayang dan hulu balang
yang telah berjaya dibunuh oleh kuncu-kuncu Putri Rimba.
(BERSAMBUNG)
Karya Ratu Rimba Niagara
17 Mei 2012
Pagi yang hening itu terdengar satu das tembakan.
Permaisuri Rimba yang tidak bermaya sambil mengendong
puteranya sempat mengambil sehelai daun lalu daun
tersebut diperahkan susu untuk diberi minum kepada
putranya yang sedang menangis kehausan.
Selepas itu permaisuri monyet rebah menyembah bumi.
Permaisuri Rimba mati terkena tembakan Pak Deli.
Tubuhnya berlumuran darah. Putranya masih lagi
lagi dalam pelukan bunda tercintanya.
Pak Deli yang menyaksikan kejadian tersebut bagaikan
tersayat hatinya ditusuk sembilu. Timbul kekesalan
di hatinya yang amat sangat.
Dia mengambil putera dari dakapan bondanya yang telah
mati. Puas dia mengambil putera tapi putera masih tidak
mahu melepaskan pelukan bondanya. Akhirnya dia terpaksa
akur dengan kekuatan Pak Deli. Ketika Pak Deli meninggalkan
bondanya yang terbujur kaku dia sempat memandang bondanya
buat kali terakhirnya. Dan sempat dia memberi lambaian
terakhir kepada bondanya.
Sampai di rumah...Pak Deli menceritakan apa yang telah
berlaku ketika di hutan ketika dia sedang berburu.
"Abang...sampai hati abang tembak ibu monyet...dia
masih lagi menyusu....sampai hati abang memisahkan kasih
sayang ibu dengan anaknya.
"Abang pelik dengan anak monyet... ibunya hitam....anaknya
cantik...tengok tu bulunya berbelang-belang macam harimau."
"Apa pun alasan abang...abang tetap salah...tidak kasihan
ke abang pada nasib anak monyet ni nanti?"
"Kalau dijual anak monyet ni ...kita dah boleh jadi kaya...
tak perlu hidup sesusah ini lagi."
"Abang....biarpun berapa juta harga anak monyet ini...
saya takkan benarkan abang menjualnya? Saya nak belanya
kerana saya bertanggungjawab di atas kematian ibunya.
Saya dengar cerita abang pun saya telah jatuh kasih pada
anak monyet ini. Lagipun kita tidak punya anak..biarlah
anak monyet ini jadi anak kita..." kata Mak Limah sambil
memeluk putera dengan penuh kasih sayang. Putera dari
tadi memang Mak Limah dengan matanya yang kuyu seolah
minta dikasihani...kesedihan di atas kematian bondanya
masih dalam terbayang-bayang di ruangan matanya.
Sudah hampir dua bulan berita kehilangan Permaisuri Monyet
tidak dapat didengari oleh Raja Rimba . Puteri Monyet
memberi kata dua kepada Raja Rimba jika sekiranya Raja
Rimba tidak mahu mengawininya akan berlakulah peperangan
yang amat dahsyat di Rimba Niagara. Raja Rimba teringatkan
kata-kata Permaisuri Monyet.
"Kanda... apalah ada pada cinta kanda...biarlah dinda yang
terkorban asalkan penghuni rimba... aman bahagia selamanya.
Kanda mesti pertahankan kerajaan Rimba Niagara...biarpun
kanda terpaksa berkahwin dengan Puteri Harimau. Dinda sudah
relakan. Mesti diingat...penghuni Rimba Niagara adalah lebih
diutamakan daripada cinta kanda dengan dinda...ye...cinta
kanda kepada penghuni Rimba Niagara ...di situlah cinta
dinda pada kanda."
Majlis Perkahwinan di antara Raja Rimba dengan Puteri Harimau
dibuat secara besar-besaran..selama tujuh hari tujuh malam.
"Barulah bagaikan pinang di belah dua..." kata suku sakat
harimau."
Dengan termentrinya perkahwinan Raja Rimba dengan Puteri Harimau
maka tiadalah berlaku peperangan...dan terselamatlah penghuni
Rimba Niagara .
Putera yang dipelihara oleh Mak Limah diberi nama Sang Kuriang.
Sang Kuriang sangat cerdik dan pandai mengambil hati kedua orang
tua angkatnya.
Pak Deli yang pada awalnya ingin menjual Sang Kuriang tidak
jadi meneruskan hajatnya ....kerana tidak sampai hati melihat
isterinya Mak Limah berdukacita.
Sudah hampir Sepuluh tahun Sang Kuriang dipelihara oleh Pak
Deli dan Mak Limah.
Pada suatu hari, suatu peristiwa yang tidak disangka berlaku.
Apabila rumah Pak Deli terbakar. Pak Deli mati terbakar
hangus . Mak Limah dan Sang Kuriang sempat menyelamatkan diri.
Kini mereka ini tiada tempat berteduh . Mereka tinggal di sebuah
gua di dalam hutan.
"Emak...macam mana kita hendak teruskan kehidupan mak...dalam
hutan ni...apa yang kita nak makan nanti...."
"Kuriang anakku...kau dah besar panjang...kejadian asalmu kau
mahir panjat memanjat...usaha nak ye...mak dah tua ....dah
tak larat lagi hendak mencari rezeki untuk kita makan...inipun
nasib baik kita dapat tempat berteduh dari hujan ribut."
"Baiklah kalau itu yang emak kata...Kuriang akan cuba berusaha
mencari rezeki untuk kita meneruskan kehidupan."
"Bagus anakku...di mana ada kemahuan di situ ada jalan...Yang
penting Kuriang mesti yakin dengan kebolehan Kuriang ye...nak."
"Ye mak..."
Pagi lagi di hutan belantara Kuriang memberanikan diri memanjat
dari satu pokok ke satu pokok. Pada awalnya tika mula mencuba
banyak kali dia gagal...tetapi kerana teringatkan kata ibu angkatnya
"Yakin dengan kebolehan sendiri" akhirnya Sang Kuriang berjaya
memanjat dan bergayut dari satu pokok ke satu pokok. Macam
Tarzan lagaknya. Kerana terlalu gembira yang amat sangat setelah
berjaya bergayut-gayutan ...hingga terlupa mahu pulang.
"Emak....emak...! Kuriang dah pandai memanjat....seronok emak...
tengoklah apa yang Kuriang bawa ni... emak makan... ye...air pun
Kuriang bawakan untuk emak. Ini semua berkat mendengar nasihat
emak...Percaya dengan kebolehan sendiri....:
Mak Limah merasa gembira...kerana Sang Kuriang sudah pandai
berdikari dan boleh menjaga makan minum Mak Limah.
Setelah setahun tinggal di gua tersebut...Mak Limah meninggal
dunia kerana sakit tua.
Sedihnya hati Sang Kuriang di kala itu Tuhan saja yang tahu.
Tapi kena tabah. Ibu angkatnya dikebumikan di atas sebuah
bukit di dalam hutan.
Kerana terlalu sedih Sang Kuriang tertidur di pusara ibu angkatnya
Mak Limah.
Dia bermimpi...
"Bonda sangat rindukan anakanda... carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah Rimba Niagara adalah ayahanda ...anakanda..."
Sang Kuriang tersedar dari mimpinya. Kata-kata....bonda rindukan
anakanda...carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah
Rimba Niagara adalah ayahanda anakanda..
Esoknya Sang Kuriang pergi ke Rimba Niagara mencari ayahandanya
yang dimaksudkan dalam mimpi tersebut.
Akhirnya dia sampai ke Istana Rimba Niagara. Dia meminta izin untuk
berjumpa dengan Raja Rimba Niagara.
"Ampun Tuanku sembah patik harap di ampun..ada rakyat ingin mengadap
Tuanku...ampun Tuanku,..." kata hulubalang.
Sang Kuriang dibenarkan masuk mengadap Raja Rimba.
"Ampun Tuanku sembah patik harap diampun...."
"Apakah hajat tuan hamba mengadap beta?"
"Ampun Tuanku...sembah patik harap di ampun...adapun patik datang
ke Istana ini inginkan kepastian tentang maksud mimpi patik."
"Apa mimpi tuan hamba...ceritakanlah beta sudi mendengarnya."
"Adapun patik bermimpi ...bunyinya begini....bonda rindukan anakanda...
carilah ayahanda di Rimba Niagara Raja yang memerintah Rimba Niagara adalah ayahanda anakanda....sebab mimpi itulah patik terpanggil untuk datang ke Istana Niaga berjumpa Tuanku."
"Oh tak syak lagi anakandalah...yang ayahanda cari-cari selama ini..
Oh! Anakanda ...ayahanda rindukan anakanda....ayahanda pun bermimpi yang sama." Raja Rimba memeluk puteranya yang selama ini dirindui.
"Bondamu telah pun mangkat dan telah disemadikan di Tanah Perkuburan di-Raja....nanti ayahanda tunjukkan tempat. Bonda tirimu baru sebulan mangkat...Ya Allah syukur kerana dapat bertemu dengan anakanda hamba..
Syukur Ya Allah."
Putera Sang Kuriang telah ditabalkan menjadi Raja Rimba Niagara
yang baru menggantikan ayahanda baginda yang telah uzur.
"Daulat Tuanku! Daulat Tuanku! Daulat Tuanku!"
Karya Putri Rimba Niagara
17 Mei 2012
Si Haslie Umar empunya cerita,
Bergelar Raja Di Rimba Nilam Puri;
Telah berlaku perebutan kuasa,
Makanya ditumpangkan anak pada Mat Kr rakan yang dipercayai.
Putera puterinya menjadi sahabat kepada Putera Sang Kuriang,
Diajar ilmu persilatan dan kepahlawanan Di-Raja;
Agar menjadi Raja yang gagah perkasa penuh kasih sayang,
Mempertahankan rakyat di Rimba Niagara dan Nilam Puri tercinta.
Dalam perebutan kuasa Raja Haslie Umar menang,
Datang ke Rimba Niagara menjemput putera dan puterinya;
Terhutang budi dengan Raja Mat Kr dan Putera Sang Kuriang,
Kebaikan dibalas dengan kebaikan penyambung ikatan hati dan jiwa.
Puteri Raja Haslie Umar dikahwinkan dengan Putera Sang Kuriang,
Disambut besar-besaran penuh gilang gemilang;
Semua rakyat meraikan perkahwinan diRaja berhati girang,
Makanya ikatan Raja dan rakyat bertambahlah kasih sayang.
Karya Putri Rimba Niagara
17 Mei 2012
PUTERA SANG KURIANG (BAHAGIAN III)
Tersebutlah kisah di Rimba Nilam Puri telah berlaku
perebutan kuasa di antara Raja Haslie Umar dengan
Raja Ahmad Kamal. Raja Ahmad Kamal adalah sepupu
kepada Raja Haslie Umar.
Raja Haslie Umar berkahwin dengan Permaisuri Atekah.
Mereka dikurniakan dua orang putera dan seorang puteri.
Yang tua bernama Putera Sang Amsyar, Putera Sang Aqmar
dan Puteri Sang Syifa. Selama ini mereka hidup aman bahagia
sekeluarga.
"Anakanda bertiga... sebentar tadi ayahada baru saja
menghantar pesanan kepada sahabat ayahanda Raja Mat Kr di
Rimba Niagara untuk menumpangkan anakanda bertiga
di Istana Rimba Niagara. Anakanda selamat di sana...
Ayahanda dan bonda akan datang menjemput anakanda
setelah negari kita aman damai...sekarang dalam kucar
kacir...."
Mereka anak beranak saling berpelukan dan tangis pilu
menyelubungi Istana Rimba Nilam Puri. Permaisuri Atekah
mententeramkan tangisan anakanda Puteri Sang Syifa.
"Anakanda Puteri Sang Syifa...jangan nangis ye...nanti bonda
datang..." pujuk Permaisuri Atekah sambil memeluk erat Puteri
Sang Syifa dengan tangisan pilu.
Ketika sampai di Istana Niagara...Raja Mat Kr dan Putera Sang Kuriang menyambut kedatangan keluarga angkat mereka dari Istana Nilam Puri.
Sang Kuriang menjadi sahabat baik kepada Putera Sang Amsyar, Putera Sang Aqmar dan Puteri Sang Syifa.
Mereka 4 sahabat diajar ilmu persilatan . Setelah enam purnama
mempelajari ilmu persilatan mereka mahir ilmu persilatan , begitu juga Puteri Sang Syifa.
Sedang mereka duduk berehat...tanpa diduga kedatangan ayahanda Haslie Umar dan Permaisuri Atekah ke Istana Rimba Niagara.
Suasana sudah aman kembali. Raja Ahmad Kamal tewas dalam pertarungan dengan Raja Haslie Umar.
Upacara menyambut kedatangan Raja Haslie Umar bersama Permaisuri Atekah disambut besar-besaran. Ketika itu juga diistiharkan pertunangan Puteri Sang Syifa dengan Putera Sang Kuriang.
Genap tiga bulan mengikat tali pertunangan Puteri Sang Syifa berkahwin dengan Putera Sang Kuriang. Majlis amat meriah sekali disambut dengan penuh gilang gemilang.
Karya Putri Rimba Niagara
17 Mei 2012
PERSEMBAHAN TEATER DIRAJA ,'PUTERA SANG KURIANG' DIADAKAN DI PANGGUNG BANGSAWAN MERAK KAYANGAN PADA 1.1.2020
ARAHAN PUTRA ARJUNA NEGERI ANTAH BERANTAH
KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
TETAMU JEMPUTAN:
SELURUH KERABAT DIRAJA MELAYU
& RAKYAT YANG MEMPERTABATKAN INSTITUSI DIRAJA
PAKAIAN : TRADISIONAL MELAYU
HARGA TIKET: MENGIKUT KEIKHLASAN HATI
TIKET TERHAD
BAGI YANG TERLEPAS PELUANG
JANGAN GUNDAH GULANA JIKA MENDAPAT SAMBUTAN
TEATER DIRAJA,' PUTERA SANG KURIANG' AKAN DIADAKAN
BERTERUSAN HINGGA KE GENERASI MASA AKAN DATANG!
DATANG JANGAN TAK DATANG!
"RAJA DAN RAKYAT BERPISAH TIADA"
(PETIKAN DARIPADA WALL PUTRI RIMBA NIAGARA)
17 Mei 2012
FESTIVAL FILEM BANGSAWAN DIRAJA,' PUTERA SANG KURIANG' ARAHAN PUTRA ARJUNA MOGA MENDAPAT SAMBUTAN DARIPADA SEMUA GOLONGAN GENERASI KINI DAN AKAN DATANG AAMIN.
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
2 Jun 2012
16 Safar 1435H
19 Disember 2013M
0 comments:
Post a Comment