aku bukan ratu aku bukan bangsawan habis tu mengapa mengaku ratu jika bukan ratu mengapa megaku bangsawan jika bukan bangsawan cerminlah pada diri sendiri jika mengaku ratu mengaku bansawan sedangkan hidup dalam golangan kelas bawahan
adakah gelaran ratu dan bangsawan telah membuatkan hatimu tersakiti
iya memang aku sakit hati jika kamu mengaku ratu mengaku bangsawan tapi cuma topeng untuk gilakan darjat kebangsawanan aku benci kepura-puraan topeng kegilaan darjat yang kau dambakan mengaburi mata hati orang lain kelas atasan dan kelas bawahan kelas bawahan seperti kamu bolehlah percaya tapi kelas bangsawan seperti kami tidak malah kamu bagi kami paling hina dan menjijikkan pada kami kamu kelas bawahan adalah sampah yang harus di hanyutkan sampah tetap sampah sampah yang disumpahkan selamanya menjadi sampah itulah hukum karma mengaku bangsawan karena gilakan darjat bangsawan agar dihormati dan disanjungi manusia kelas bawahan tetap kelas bawahan manakah sama dengan kelas bangsawan walaupun kau laungkan seluruh benua kau adalah ratu golongan bangsawan itu cuma anganan mu yang tak akan jadi kenyataan...
duhai ratu golongan bangsawan aku memang bukan seorang ratu bangsawan seperti kamu tapi aku tidaklah sampah sepertimana yang kamu bilang adakah kamu tahu di akhir hayatku menjadi sampah sebagai hukum karma aku mengaku ratu golongan bangsawan terlalu agungkah darjat bangsawanmu itu sampai kamu hinakan aku seperti sampah adakah kamu yakin selamanya kamu berstatus ratu bangsawan yang punyai darjat dan harta bertimbun sehingga tujuh keturunan tidak habis habis hartamu? sedarjat mana pun kamu adakah kamu yang petah berbicara ini apabila dimatikan kamu perintahkan agar semua pangkat harta dan darjat kamu di kuburkan sekali jenazahmu dikafankan dengan kain sutera yang diimpot dari luar negara dengan harga jutaan ringgit agar tidak dimakan ulat-ulat dan diseksa dalam kubur? jika kamu yakin kamu mati dalam redho Allah aku redha kamu hina aku hinalah aku semahumu andai itu bisa membahagiakan hatimu biarkan saja aku terima hukum karma yang sepertimana kamu bilang ke aku, sejujurnya aku tidak layak mengaku ratu golongan bangsawan karena aku golongan bawahan yang tak punya kecantikan jauh sekali harta bertimbun seperti golongan bangsawan aku memang tak layak apa lagi mengaku bangsawan aku malu pada diriku sendiri mengaku ratu golongan bangsawan dengan pengakuanku itu aku terhegeh-hegeh bercampur gaul dengan golongan bangsawan mereka hormatiku dan sanjungi aku karena mereka ingatkan aku golongan bangsawan seperti mereka dengan memanggilku Yang Mulia Ratu pujaan hati kecuali kamu saja yang tidak menerima aku sebagai ratu... tapi tahukah kamu ratu bangsawan betapa aku terpaksa memecahkan tembok jurang darjat di antara golongan bangsawan dengan kelas bawahan semata-mata mahu kesamarataan taraf di antara bangsawan dan bawahan aku mahu golongan bangsawan dan bawahan rasakan mereka tiada jurang perbedaan status berdiri sama tinggi duduk sama rendah golongan bangsawan menghormati kelas bawahan tiada rasa untuk saling menjelekkan menghinakan atas darjat... golongan bawahan bukan pandang betapa tingginya darjat golongan bangsawan tapi memandang budi bahasa yang santun menghormati golongan bawahan andai bahasamu membuatkan hati kami golongan bawahan terluka akan ada hukum karma makanya hukum karma itu mahu diperbaiki saling memperbaiki agar hukum karma menjadi buat baik dibalas baik buat jelek dijauhkan yang ada hati semurni Syurga itulah yang didambakan oleh kita semua dan karena itu juga RATU RIMBA NIAGARA berkarya ratu sebagai watak dalam karya saja bukan RATU yang datang dari golongan bangsawan makanya maafkan aku jika buatkan hatimu tersakiti ayuh mari kita berdamai bagi mengelakkan hukum karma aku bukan ratu memadailah aku ratu pujangga di hatimu sayang.... sayang dunia akhirat agar kita dapat bersaudara di dunia bersaudara di Syurga AAmeen Ya Rabbal A'Lameen
Karya Ratu Rimba Niagara 12 Safar 1435H 15 Desember 2013
AKU BUKAN RATU MEMADAILAH AKU RATU PUJANGGA DI HATIMU ANDAI KAU SUDI NGGAK SUDI AKU FAHAM KAU FAHAM SAMA SAMA FAHAM ASALKAN DUA-DUA TAK TERSAKITI HATI YA...KITA CAKAP JE hehehe
MOGA DENTINASI YANG KITA TUJU SEIRING DENGAN PERANCANGAN YANG TELAH DITAKDIRKAN UNTUK KITA AAMEEN.
Naskah Pangeran Wangsakerta Koleksi Museum Sri Baduga - Bandung. No. Registrasi: 889 No. Inventaris : 76.976/07.21 Nama Koleksi : Pustaka Nagara Kertabhumi 1 - 4. Sebuah karya "Cerdas" putra bangsa Indonesia. Mengapa menjadi Polemik ?
Naskah Pangeran Wangsakerta Koleksi Museum Sri Baduga - Bandung. No. Registrasi: 889 No. Inventaris : 76.976/07.21 Nama Koleksi : Pustaka Nagara Kertabhumi 1 - 4. Sebuah karya "Cerdas" putra bangsa Indonesia. Mengapa menjadi Polemik ?
0 comments:
Post a Comment