ASAL MULA LAKSAMANA MELAYU
Di Kisahkan dalam salah satu Hikayat Yaitu Hikayat Andaman bahwa geleran laksamana di Alam Melayu pertama kali di sandang adalah Sankanta, Baginda adalah Laksamana sekaligus Sultan Bagi Bangsa melayu di pantai Timur dan Tengara, Sankranta adalah Anak Ady Vhira Dari Wangsa Mala dan Ibunya Berwangsa Kambojiya berzurai wangsa Mongal, Sangranta di sebut dengan julukan Senopati Atau Laksamana, setelah berhasil menaklukan Langkasuka dan pesisir Pantai Andaman maka Permaisurinya Ratu Isabel yang berasal dari Tanah Kostatinofel/Brithen mengingatkan akan sebuah pulau yang akan membawakan kesejahtraan bagi Rakyat Sakranta , yaitu Chitu = Tanah Merah yang terletak di tengah-tengas semenanjung dan rantau atau Titik Javaka . lalu Sakranta dan ratu isabel serta Rakyatnya pergi menuju Pulau Tersebut, Begitu Indahnya Pulau itu, Istananya Terbentuk dari Batu alam yang menjulang tinggi bagai sebuah gunung, Taman telah tertata dengan Perkaranganya membawa kedamaian duniawi, perpohonan nan harum umpama surgai, haiwan-haiwan bermain dengan jinaknya, sakranta begitu takjuk maka atas jasa Ratu Isabel yang telah mengingatkan ia akan Pulau tersebut akhirnya pulau itu di namai Bentan Asal Kata Brithen Tanah Asal Ratu Isabel.
“ Di Tanah Ini Akan Lahirlah Zurai Laksamana, Nana Percaya Tanah Bentan ini Juga akan Melahirkan para pemimpin yang agung dan akan bersebar di seluruh pantai timur dan tengara, hingga benua terenganu dan hindia, maka akan tiba masanya zurai wangsa kambojiya akan di sebut-sebut kembali walaupun telah beribu tahun menghilang’Kata Sakranta kepada Ratu Isabel”.
Walhasil maka lahirlah beberapa pewris tahta dri mereka berdua, yaitu bicakram syah, Paladutani dan Nila Manam.
maka hilanglah Sakranta dan Ratu Isabel dari catatan sejarah, Biram syah menjadi Raja Di Bentan tika itu yang menjadi Laksamana Di Kerajaan Bentan adalah Laksamana Raja Andak /.Hatta Tun Telanai cucu Biram syah Naik Tahta Bergelar Mahasapati Gelanai[Laksamana Yang Agung]. Anak Cucu Sakranta telah menyebar keseluruh semenanjung dan Seberang.
..Sang Nila Utama Anak Sang Sapurba Ibni Sakranta beristrikan Wan Sri Beni Binti Ratu Iskhandar syah telah membuat negeri di Tumasyek akan Laksamana pada Zaman baginda Seri Pikrama Wira Cucu NILA UTAMA adalah Laksamana Ngah Alang Ibni Tun Ahmad Ibni Tun Telanai Ibni Ratu Iskhandar syah Binti Biram syah Ibni Sakranta, Hulubalngnya itulah si Badang.
setelah sudah hilang semua maka Parimsiwara Naik Tahta akan Laksamana pada zaman Baginda ialah Lakasamana Tun Nayang Ibni Tun Sirah Ibni Tun Ahmad Ibni Tun Telanai Ibni Ratu Iskhandar syah ...maka setelah paramiswara membuat negri di malaka lalu masyurah negeri malaka itu banyak kapal dagan yang datang hingga zaman sultan masyur syah, tak kala di zaman sultan mansur inilah Tun Tuah Lima saudara itu sudah remaja, akan Tun Tuah Itu Anak Kepada Tun Mahmud Ibni Laksamana Ngah Alam Zuriat kepada Sakranta . Akan Hang Tuah menjadi Laksamana Hingga kepada cucu Sultan Masyur yakni Sultan Sultan Mahmud syah, Maka datang cerita fitnah, Laksamana di titah hukum bunuh oleh sultan, si Jebat menganti akan Laksamana itu, Tun Jebat Itu Saudara sepupu kepada Tun Tuah Anak Jati Bentan, datanglah sebuah peristiwa jebat mendurhaka dan Tun Tuah itu sebernarnya tiada di hukum bunuh oleh Bendahara Tun Perak,akan Tun Tuah dan Tun Jebat tiada pernah mereka bertikam, di dalam istana sultan malaka mereka bermusywarat, maka kata Tun Kasturi kepada 4 saudarnya, Semalam beta baru kembali dari Bentan, Wasiat Raja Tua Bentan hendaklah kita pergi dari negeri malaka ini, karna sultan sudah zalim, ingan kepada sumpah moyang kita di bukit siguntang, apa bila keturunan sultan berbuat zalim kepada rakyat maka akan allah azabkan negeri umpama kepala di bawah kaki di atas dan sebaliknya,sultan malaka sudah begitu zali dan.berprilaku tak senonoh . .
Tun jebat tiada mau pergi sebelum pengikut patih karma wijaya yang menjatuh kan fitnah kepda tun tuah. Maka katanya kepada Tun Lekir, bawakan kita seekor ayam kita mau melumurkan darah kebaju kita, seolah-olah rakyat menjangka kita bertikam dengan abang tuah, kembalilah saudara ku semua ke Bentan, salam kita kepada saudara di sana dan sembah kita kepad duli yang maha mulia sultan tua Bentan, Alang-alang mandi biarlah basah, alang-alang mendurhaka biar tercatat sejarah ..hari ini Anak Bentan Akan Mendurhaka ..
walhasil jebat terbunuh juga akhirnya sedangkan Tun Tuah Kembali ke Bentan,maka oleh Sultan Mahmud Syah Anak Tun Tuah yang Bernama Tun Bayazit itu di lantik menjadi Laksamana, tiada lama menjadi laksamana Sultan Mahmud tertangkap berbuat sereng bersama istri Laksaman Tun Bayazit itu, maka akan kata Laksamana mujur saja engkau Mahmud Sultan Kepada ku, karna Pantang Anak melayu mendurhaka, jiak tidak keris ku ini tak kenal Sultan Malaka, Setelah sejak itu Tun Bayazit tidak lagi mengabdi kepada sultan malaka, Balik juga ia Ke bentan, akan Tun Bayazit itu di sebut orang Marhom Laksamana Jangke di Bukit Batu__Bentan. Khoja Hasan Menatu Hang Tuah pula di lantik menjadi
Laksamana, ada beberapa lama Laksaman Khoja Hasan di lucut jawatanya, Khoja Hasan itu Makamnya di Kampong Goa Bentan bersama istrinya Tun Sirah Ibni Tun Tuah, di sebut orang Marhom Laksamana Goa Pantar . Hang Nadim Ibni Tun Tuah di Lantik menjadi Laksamana . setelah malaka berpusat di Bentan atas serangan portugis maka banyaklah para pahlawan terbilang melayu yang syahid itu, Hang Nadim tidalah berdaya laksamana ini mendapat 32 kali tusukan, makam mangkat syahid lah ia di Tanam orang di Kampong Busung”Marhom di Busung“.
Al Kian Maka mangkatlah sultan Mahmud di Kampar, Sultan Alaudin Ruayat syah naik tahta membuat negeri baru di johor . Al Kesah di Negeri Johor ini terdapat empat orang Lakasmana dari Bentan Mengabdi kepada zuriat sultan Malaka dari Jurai SAKRANTA juga. Akan silsilahnya adalah Laksamana Megat Sri Rama Ibni Laksamana Tun Abdul Jamil Ibni Laksamana Tun Amin ibni Tun Pitih Aminin Ibni Tun Sulung Ibni Sultan Abdulah Ibni Parmaisura Ibni Tun Sirah Ibni Tun Ahmad Ibni Tun Telanai Binti Ratu Iskhandar syah Ibni Biram Syah Ibni Sakranta “.
sambung ............
“LAKSAMANA ANAK JATI BENTAN DARI ZURIAT SAKRANTA DAN BERWANGSA KAMBOJIYA”
By: Leftenan Adam Sakeenah
4 Okt 2012
;
0 comments:
Post a Comment