ATAS NAMA KEINDAHAN KEJUJURAN HATI KITA BERBISNES UNTUK MELABUR SAHAM AKHIRAT.
Today
Adi Mesir Copy Nasaktion also commented on a post in "RAJA AND SULTANATE OF NUSANTARA NATIONAL GATHERING". 6:42pm
Sapu Jagad and DP Mohd Mazlan like your status: "ATAS NAMA KEINDAHAN KEJUJURAN HATI ..." 6:40pm...Continue Reading
Today
Adi Mesir Copy Nasaktion also commented on a post in "RAJA AND SULTANATE OF NUSANTARA NATIONAL GATHERING". 6:42pm
Sapu Jagad and DP Mohd Mazlan like your status: "ATAS NAMA KEINDAHAN KEJUJURAN HATI ..." 6:40pm...Continue Reading
JIKA BENER SETUJU MOU MELIBATKAN UANG DAN IDE SAKSINYA ADALAH ALLAH TAALA GIMANA? JIKA ALLAH TAALA JADI SAKSI NGGAK AKAN ADA ARTI KECEWA DIKECEWAKAN KARENA UDAH FAHAM BAHAWA BUKAN UANG MATLAMAT SEBENARNYA BERURUSAN BISNES, INI MELIBATKAN BISNES DUNIA UNTUK DIJADIKAN SAHAM AKHIRATMU AKU DAN SEMUA YANG BERMINAT BISNES UNTUK MELABUR SAHAM ALKHIRAT. DI DUNIA KITA BERBISNES KEUNTUNGAN DUNIA DIJADIKAN SAHAM AKHIRAT. GIMANA PENDAPATMU.
Kp Norman Pangerannorman shared his photo.
Jika Kamu Punya Uang Segini Banyak, Kira kira uangnya akan kamu gunakan untuk apa sob ??
Jawab jujur sob...
Jawab jujur sob...
Ir Andi Masnur shared his photo.
JANGKA JAYABAYA
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama ki...Continue Reading
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama ki...Continue Reading
JANGKA JAYABAYA
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
"Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."
Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis.
Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.
Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M.
Jadi penulisan sumber ini sudah sejak zamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).
Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah "Perdikan" yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak. Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong.
Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala zamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll.
Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang, Gubernur Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn.
Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M).
Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam'iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada zamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh puteranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.
Analisis
Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut.
Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.
Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak zaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedaton". Giri Kedaton ini nampaknya Merupakan zaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai zaman Sunan Giri ke-3.
Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram;
Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah.
Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H).
Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.
Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.
Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dizaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung).
Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA"
dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.
Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari.
Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai zaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama "REPUBLIK INDONESIA"!.
Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.
Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.
Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini
Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
"Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."
Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis.
Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.
Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M.
Jadi penulisan sumber ini sudah sejak zamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).
Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah "Perdikan" yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak. Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong.
Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala zamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll.
Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang, Gubernur Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn.
Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M).
Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam'iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada zamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh puteranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.
Analisis
Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut.
Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.
Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak zaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedaton". Giri Kedaton ini nampaknya Merupakan zaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai zaman Sunan Giri ke-3.
Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram;
Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah.
Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H).
Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.
Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.
Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dizaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung).
Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA"
dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.
Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari.
Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai zaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama "REPUBLIK INDONESIA"!.
Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.
Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.
Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini
Kp Norman Pangerannorman shared KETAWALAH photo.
Namaku : UANG (suka di panggil DUIT)
Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.
Aku juga "bisa" merubah Perilaku, bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku.
Banyak orang merubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!
Aku tdk mengerti perbedaan orang saleh & bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin & terhormat atau terhina.
Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.
Aku juga bukan org ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara2 aku.
Anak dan orangtua berselisih gara2 aku.
Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku spt Tuhan, bahkan kerap kali hamba2 Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah pesan jgn jadi hamba uang..
Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?
Aku tdk pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.
Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tdk mampu memperpanjang hidup anda.
Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tdk akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa2 anda, anda harus menghadap sendiri kpd sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA.
Saat itu, Tuhan pasti akan hitung2an dgn anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dgn baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN?
Ini informasi terakhirku:
Aku TIDAK ADA DI SURGA,
Jadi jangan cari aku disana.
Salam sayang,
Ttd
.̷̸ ̷̷̸̸̷̸̐̐ ̸̷̸̐ ̸̷ ̷̸
UANG
Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.
Aku juga "bisa" merubah Perilaku, bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku.
Banyak orang merubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!
Aku tdk mengerti perbedaan orang saleh & bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin & terhormat atau terhina.
Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.
Aku juga bukan org ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara2 aku.
Anak dan orangtua berselisih gara2 aku.
Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku spt Tuhan, bahkan kerap kali hamba2 Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah pesan jgn jadi hamba uang..
Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?
Aku tdk pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.
Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tdk mampu memperpanjang hidup anda.
Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tdk akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa2 anda, anda harus menghadap sendiri kpd sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA.
Saat itu, Tuhan pasti akan hitung2an dgn anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dgn baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN?
Ini informasi terakhirku:
Aku TIDAK ADA DI SURGA,
Jadi jangan cari aku disana.
Salam sayang,
Ttd
.̷̸ ̷̷̸̸̷̸̐̐ ̸̷̸̐ ̸̷ ̷̸
UANG
Kp Norman Pangerannorman shared his photo.
Jika Kamu Punya Uang Segini Banyak, Kira kira uangnya akan kamu gunakan untuk apa sob ??
Jawab jujur sob...
Jawab jujur sob...
JARINGAN LABA-LABA NAN SEMPURNA INDAH
GARUDAMU
GARUDAKU
BIARPUN BERBEDA PENDAPAT
CITA-CITA TETAP SAMA
DISAMAKAN OLEH IKATAN
JARINGAN LABA-LABA
SALING BEKERJASAMA
MENDUKUNGI CITA CITA ANAK BANGSA
GENERASI DULU DAN GENERASI KINI
DISATUKAN CITA-CITA DAN HASRAT MURNI
MEMBINA JARINGAN LABA-LABA NAN INDAH
PENUH STRATEGI DALAM KEINDAHAN
KASIH SAYANG
DILUPUTKAN SEGALA KEEGOAN
SEKALIPUN PUNYA SEGALANYA
BARULAH SEMPURNA JARINGAN
LABA- LABA NAN INDAH
BARULAH
GARUDAMU
GARUDAKU
BISA TERBANG
MENGGAPAI BINTANG
DI LANGIT KE TUJUH
IN SHAA ALLAH AAMEEN
RATU RIMBA NIAGARA
2 Rabiulakhir 1435H
2 Febuari 2014M
GARUDAMU
GARUDAKU
BIARPUN BERBEDA PENDAPAT
CITA-CITA TETAP SAMA
DISAMAKAN OLEH IKATAN
JARINGAN LABA-LABA
SALING BEKERJASAMA
MENDUKUNGI CITA CITA ANAK BANGSA
GENERASI DULU DAN GENERASI KINI
DISATUKAN CITA-CITA DAN HASRAT MURNI
MEMBINA JARINGAN LABA-LABA NAN INDAH
PENUH STRATEGI DALAM KEINDAHAN
KASIH SAYANG
DILUPUTKAN SEGALA KEEGOAN
SEKALIPUN PUNYA SEGALANYA
BARULAH SEMPURNA JARINGAN
LABA- LABA NAN INDAH
BARULAH
GARUDAMU
GARUDAKU
BISA TERBANG
MENGGAPAI BINTANG
DI LANGIT KE TUJUH
IN SHAA ALLAH AAMEEN
RATU RIMBA NIAGARA
2 Rabiulakhir 1435H
2 Febuari 2014M
JIKA AKU PUNYA SEGUDANG UANG
JIKA AKU PUNYA SEGUDANG UANG
AKU AKAN MEMBELI SEMUA KASIH SAYANG YANG TERLARA AKIBAT
KEMISKINAN
PEPERANGAN
MUSIBAH BENCANA ALAM
PENGANGURAN
KEZALIMAN MANUSIA
KETIDAKADILAN PEMERINTAH KEPADA RAKYAT
KARENA AKU MISKIN TAK PUNYA APA
AKU DIPANDANG SEBELAH MATA
AKU TERSISIH DARI KASIH SAYANG
SUNGGUH PUN BEGITU
TUHANKU MASIH TIDAK SISIHKAN AKU
SEKALIPUN AKU MISKIN
DIA KAYAKAN AKU
DENGAN ILHAM DAN IDE
YANG TERLALU BANYAK TAK TERKIRA
ANDAI ILHAM YANG KUTULIS
BISA BOLEH MENJADI SEGUDANG UANG ATAS IZIN-NYA
BERJAYALAH AKU MEMBELI KASIH SAYANG
SEMUA YANG TERLARA DALAM GUBUK DERITA
IN SHAA ALLAH AAMIIN
TIADA DAYA UPAYAKU MENDAPAT REJEKI UANG DAN ILHAM
MELAINKAN DENGAN IZIN-NYA JUA
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
2 Rabiulakhir 1435H
2 Febuari 2014M
JIKA AKU PUNYA SEGUDANG UANG
AKU AKAN MEMBELI SEMUA KASIH SAYANG YANG TERLARA AKIBAT
KEMISKINAN
PEPERANGAN
MUSIBAH BENCANA ALAM
PENGANGURAN
KEZALIMAN MANUSIA
KETIDAKADILAN PEMERINTAH KEPADA RAKYAT
KARENA AKU MISKIN TAK PUNYA APA
AKU DIPANDANG SEBELAH MATA
AKU TERSISIH DARI KASIH SAYANG
SUNGGUH PUN BEGITU
TUHANKU MASIH TIDAK SISIHKAN AKU
SEKALIPUN AKU MISKIN
DIA KAYAKAN AKU
DENGAN ILHAM DAN IDE
YANG TERLALU BANYAK TAK TERKIRA
ANDAI ILHAM YANG KUTULIS
BISA BOLEH MENJADI SEGUDANG UANG ATAS IZIN-NYA
BERJAYALAH AKU MEMBELI KASIH SAYANG
SEMUA YANG TERLARA DALAM GUBUK DERITA
IN SHAA ALLAH AAMIIN
TIADA DAYA UPAYAKU MENDAPAT REJEKI UANG DAN ILHAM
MELAINKAN DENGAN IZIN-NYA JUA
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
2 Rabiulakhir 1435H
2 Febuari 2014M
JIKA AKU PUNYA SEGUDANG UANG
JIKA AKU PUNYA SEGUDANG UANG
AKU AKAN MEMBELI SEMUA KASIH SAYANG YANG TERLARA AKIBAT
KEMISKINAN
PEPERANGAN
MUSIBAH BENCANA ALAM
PENGANGURAN
KEZALIMAN MANUSIA
KETIDAKADILAN PEMERINTAH KEPADA RAKYAT
KARENA AKU MISKIN TAK PUNYA APA
AKU DIPANDANG SEBELAH MATA
AKU TERSISIH DARI KASIH SAYANG
SUNGGUH PUN BEGITU
TUHANKU MASIH TIDAK SISIHKAN AKU
SEKALIPUN AKU MISKIN
DIA KAYAKAN AKU
DENGAN ILHAM DAN IDE
YANG TERLALU BANYAK TAK TERKIRA
ANDAI ILHAM YANG KUTULIS
BISA BOLEH MENJADI SEGUDANG UANG ATAS IZIN-NYA
BERJAYALAH AKU MEMBELI KASIH SAYANG
SEMUA YANG TERLARA DALAM GUBUK DERITA
IN SHAA ALLAH AAMIIN
TIADA DAYA UPAYAKU MENDAPAT REJEKI UANG DAN ILHAM
MELAINKAN DENGAN IZIN-NYA JUA
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
2 Rabiulakhir 1435H
2 Febuari 2014M
JIKA AKU PUNYA SEGUDANG UANG
AKU AKAN MEMBELI SEMUA KASIH SAYANG YANG TERLARA AKIBAT
KEMISKINAN
PEPERANGAN
MUSIBAH BENCANA ALAM
PENGANGURAN
KEZALIMAN MANUSIA
KETIDAKADILAN PEMERINTAH KEPADA RAKYAT
KARENA AKU MISKIN TAK PUNYA APA
AKU DIPANDANG SEBELAH MATA
AKU TERSISIH DARI KASIH SAYANG
SUNGGUH PUN BEGITU
TUHANKU MASIH TIDAK SISIHKAN AKU
SEKALIPUN AKU MISKIN
DIA KAYAKAN AKU
DENGAN ILHAM DAN IDE
YANG TERLALU BANYAK TAK TERKIRA
ANDAI ILHAM YANG KUTULIS
BISA BOLEH MENJADI SEGUDANG UANG ATAS IZIN-NYA
BERJAYALAH AKU MEMBELI KASIH SAYANG
SEMUA YANG TERLARA DALAM GUBUK DERITA
IN SHAA ALLAH AAMIIN
TIADA DAYA UPAYAKU MENDAPAT REJEKI UANG DAN ILHAM
MELAINKAN DENGAN IZIN-NYA JUA
AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
2 Rabiulakhir 1435H
2 Febuari 2014M
Putri Pubian shared Yusuf Mansur Network's photo.
( AMALAN ) DOA SEGALA HAJAT DUNIA DAN AKHRAT UNTUK JUMAT MUBAROK SORE HARI Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ "Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum'at, yaitu setelah 'Ashar sampai tenggelamnya matahari." (HR. at Tirmidzi; dinilai Hasan. Shahih at Tirmidzi dan Shahihh at Targhib). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ "Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. an Nasai dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Ibnul Hajar dalam al Fath dan dalam Shahih an Nasai dan Shahih Abu Dawud) DOA KEBAIKAN KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT اَللَّهُمَّ إِنِّيْ تَعَمَّدْتُ إِلَيْكَ بِحَاجَتِيْ وَ أَنْزَلْتُ إِلَيْكَ الْيَوْمَ فَقْرِيْ وَ فَاقَتِيْ وَ مَسْكَنَتِيْ، فَأَنَا لِمَغْفِرَتِكَ أَرْجَى Ya Allah, aku datang kepada-Mu dengan membawa (segunung) hajatku, dan mengadukan kepada-Mu pada hari ini kemiskinan dan kepapaanku, aku lebih mengharapkan ampunan-Mu مِنِّيْ لِعَمَلِيْ وَ لَمَغْفِرَتُكَ وَ رَحْمَتُكَ أَوْسَعُ مِنْ ذُنُوْبِيْ، فَتَوَلَّ قَضَاءَ كُلِّ حَاجَةٍ لِيْ بِقُدْرَتِكَ عَلَيْهَا وَ daripada amalanku, dan ampunan dan rahmat-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku, oleh karena itu, penuhilah segala hajatku, (karena) Engkau mampu untuk itu dan تَيْسِيرِ (تَيَسُّرِ) ذَلِكَ عَلَيْكَ وَ لِفَقْرِيْ إِلَيْكَ، فَإِنِّيْ لَمْ أُصِبْ خَيْرًا قَطُّ إِلاَّ مِنْكَ وَ لَمْ يَصْرِفْ عَنِّيْ سُوْءًا hal itu mudah bagi-Mu serta aku selalu membutuhkan-Mu, aku belum pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun kecuali semua itu berasal dari-Mu, tidak seorang pun pernah menyingkirkan keburukan dariku قَطُّ أَحَدٌ سِوَاكَ وَ لَسْتُ أَرْجُوْ لِآخِرَتِيْ وَ دُنْيَايَ وَ لاَ لِيَوْمِ فَقْرِيْ يَوْمَ يُفْرِدُنِي النَّاسُ فِيْ حُفْرَتِيْ وَ kecuali Engkau, dan aku tidak akan pernah mengharapkan selain-Mu untuk akhirat dan duniaku serta di hari kecelakaanku; suatu hari ketika manusia meninggalkanku sendirian di liang kuburku dan aku (harus) menghadap-Mu. Aamiin Yaa Rabbal 'alamiin ( Informasi ) Dr panitia Pengajian dhuafa pedalaman MT KH Ridwan Anshory dengan peserta riyadhoh taqorub ilallah, puasa Nabi Daud sudah 2 bln yang diikuti puluhan peserta pengajian kaum dhuafa tahajud dua malam. Bg yg ikhlas berbagi dan membutuhkan wasilah amal, infaqkan Rek infaq An. Siti Dahlia. BCA An. No Rek. 3911 2402 44 dan Bank Syariah Mandiri Rek. 704-208- 1714), didoakan khusus peserta riyadhoh, semoga Allah ijabah dengan keutamaan2 ibadah puasa dll : Konfirmasikan donasi nama dan hajat, sms 08521-1238-9609 Faisal (Tanpa struk), e-mail : timustadz@yahoo.com (Struk/tanpa struk) - Subjek : Berbagi dhuafa. (Ctt : Donasi cm berlaku Tgl. 31 Jan Okt 2014 - 1 Feb 2014 (Sabtu malam)
0 comments:
Post a Comment