Sunday 16 February 2014

POHON TEDUHAN KASIH TEDUHAN IMAN



  • PUISI PEPOHON IMAN

    Ingin kusemai bunga-bunga cinta
    agar apabila bertunas nanti
    segar disinari cahaya iman
    akarnya menjadi pasakkan
    iman yang kukuh bercambah
    akarnya merata tempat.

    Merimbunlah dikau tunas-tunas
    cinta keimanan
    menjadi pepohon rendang
    dewasa dalam keindahan iman
    rimbunan dedaun menghijau
    saujana mata memandang
    dedaunanmu merimbun
    ditiup angin sepoi-sepoi bahasa
    melentok-lentok sambil mengalunkan
    zikir munajat memuji Tuhannya.

    Alunan zikirmu padaNya
    membuatkan aku terkesima
    dalam rindu mendalam padaNya
    dan aku mencemburuimu
    kerana hidupmu...
    tiada lain kecuali
    berbakti kepada Tuhanmu
    dan menabur jasa kepada
    penghuni bumi.

    Bertambah mengindahkan lagi
    pepohon iman itu berbunga
    gugusan kuntum bunga
    memukau panorama...

    Wangian bunga pepohon iman
    dapat dihidu di seluruh benua
    tiada apa yang dapat diucapkan
    melainkan SUBHANALLAH.

    Setelah habis musim bunga
    tiba masanya pepohon iman berbuah
    gugusan buah melebat
    memenuhi pepohon iman
    terkesima mata memandangnya.

    Apabila gugusan buah pepohon iman
    sudah ranum daripada tangkainya
    sedia dipetik penghuni bumi
    lalu berkata, ”Makanlah buah pepohon imanku ini...

    Moga... Cahaya keimanan meresap
    dalam roh dan jasadmu, itu doaku.”

    Setelah penghuni bumi
    makan buah pepohon iman itu...

    Sisa buah pepohon iman tersebut
    dilemparkan ke sungai deras mengikut
    kederasan air terjun
    lalu terdampar ke hutan belantara
    di situlah bermulanya penghidupan
    baru kepada pepohon iman
    meneruskan kelangsungan hidup baru
    pasrah dan redha
    dengan asal kejadiannya!

    Karya: Ratu Rimba Niagara
    1.1.2013
    (PETIKAN GALERI SASTERA RATU RIMBA NIAGARA)
    16 Rabiulakhir1435H
    16 Februari 2014M
    Like ·  ·  · 3 · 37 minutes ago · 
  • LIHATLAH LADANG KARYAMU SAUJANA MATA MEMANDANG!

    Aku suka berladang
    ladangku luas
    seluas saujana mata memandang

    Aku puas dengan hasil usahaku
    aku tak gunakan jentera apa-apa
    untuk mengusahakan ladang
    aku hanya berbekalkan
    semangat
    cita-cita
    dan harapan

    Untuk menjayakan ladangku yang luas inilah
    kugunakan cangkul
    cangkul yang matanya hari-hari kuasah
    agar tajam senang aku nak bercangkul

    Nak pikir dari segi logik
    emangnya tak logik
    tak masuk akal
    bagi orang yang barakal
    mana bisa hanya berbekalkan cangkul boleh mengusahakan
    sebuah ladang yang luas terbentang
    bersendiriaan
    kesendiriaan
    berhujan
    berpanas
    dihina
    dijelekkan
    yang ada kejian dan cacian
    hingga kering air mataku

    Berhujan kek
    berpanas kek
    ribut angin topan kek
    apa kek lah
    sampai tak ada kek lagi
    setiap hari aku bercangkul
    cangkul...cangkul...cangkul...
    cangkul tanpa mengenal arti capek
    jemu dan berputus asa

    Semuanya bilang aku ini gila
    ketawakan aku
    segala usahaku tak akan jadi realiti
    menjadi bahan ketawa
    karna anganku yang tak masuk akal

    Lalu ku tanya dunia
    duhai dunia ...adakah kau sudi mendukung usahaku
    satu dunia geleng kepala
    satu dunia tak akan membantumu duhai cangkul
    dunia hanya mampu ketawakan bila cangkulmu tumpul
    dicangkulkan juga sepenuh daya
    pasti tak menjadi usahaku bertanam di ladangku

    Lalu ku tanya bumi
    duhai bumi
    bisakah kamu mendukung perjuanganku
    bisa duhai cangkul
    aku diutuskan oleh Tuhanku
    untuk membantumu
    karena kau berusaha sedaya upaya menggunakan cangkul
    mengusahakan ladang yang luas
    tengok tu ...
    ladang karyamu seluas-luasnya
    ladang karyamu sudah pun berhasil
    sudahpun dipetik hasilnya
    oleh jutaan pembaca ladang karyamu ...
    mereka semua suka
    mereka terharu
    syahdu
    merasai hasil tanaman karyamu
    setelah makan hasil tanaman karyamu
    lagi dimakan lagi tak jemu
    sebagaimana kamu berkarya
    lagi berkarya lagi banyak ide
    kamu berbagi pada semua
    tanpa mengira keuntungan duniawi

    Makanya kau jangan bilang kau
    akan tewas atas usahamu menyediakan
    ladang karya nan luas ini
    biarpun pada pandangan mereka
    tiada mendatangkan hasil duniawi untukmu
    anggaplah itu kata-kata orang-orang yang mendengki
    apabila dia mendengki
    dia dengkikan kamu
    karna dia nggak bisa
    berkarya berbakti pada manusia
    sebab Allah tak ijinkan mereka berkarya
    Allah ijinkan kamu berkarya
    karna kamu bukan pentingkan keuntungan duniawi
    yang kamu mahu ladang karya kamu luas dan hasilnya
    adalah untuk anak cuu nusantara

    Percayalah Allah redho hasil usahamu
    janganlah bimbang percayalah yakinlah
    Allah sentiasa bersama orang yang suka berbuat kebaikan

    Cangkul yang kau gunakan
    untuk mengusahakan ladang karyamu itu
    akan menjadi saksi
    di hari kematianmu
    mencangkul bumi
    dari Allah kau datang
    dari Allah kau dikembalikan
    Allah yang hidupkan
    Allah yang mematikan yang hidup

    Cangkulmu pasti akan tersenyum,
    'Sehingga akhir nafasku aku berbakti denganmu duhai manusia
    Sekarang kau kukebumikan
    Selamat tidur dalam pelukan bumi
    Selamat tidur di Taman Syurga
    Selamat tidur Bidadari Syurga
    Selamat menikmati suasana Syurga hingga hari Qiamat
    kau akan dibangunkan agar dapat melihat wajah Tuhan
    yang Menciptakan kamu bersama-sama dengan hamba-hamba
    pilihan-Nya'

    CETUSAN IDE RATU RIMBA NIAGARA
    13 Oktober 2013M
    8 Zulhijjah 1434H
  • Ratu Rimba Niagara LAUTAN SASTRAMU

    mereka bilang
    ratu pujanggaku
    jangan gundah gulana
    tersenyumlah
    gembiralah
    syukurlah
    karena sapaan sastramu
    yang kau tunggu-tunggu
    sejak puluhan tahun
    sudah ada yang sudi menyapa sasteramu
    tak perlu kau putus asa
    tak perlu kau tunggu 500 tahun akan datang
    baru anak cucumu menyapa sastramu
    waduh! andai 500 tahun lagi ditunggu
    baru datang menyapa sasteramu
    berapa generasi yang mahu ditunggu
    baru terealiti sastramu
    pasti tika itu kau, aku dan beberapa generasi sudah lama bersemadi pasti bersemadinya kita tidak tenang kerana kita sedang berjawab di alam barzah
    makanya atas dasar kesedaran itu...
    aku bangkit dengan satu semangat juang untuk merealiti cita sastramu selagi dayaku

    Ratu pujanggaku...
    tak perlu ditunggu 500 tahun lagi
    sekarang aku sudah bersiap sedia menyapa cita sastramu
    agar segera direalitikan

    Tahukah kau ratu pujanggaku...
    sejak aku mula terbaca karya sastera mu di alammaya
    aku terhanyut...aku terbuai...aku terbius...aku tenggelam
    dalam lautan sastramu yang memukau jiwaku
    jiwaku tersentuh karna selama ini aku tidak pernah tahu apa itu
    arti kasih sayang sesama manusia jauh sekali
    Mencintai Tuhanku Yang Mencipta Alam Semesta Sebegini Hebat!.

    Ratu pujanggaku...
    kaulah ratu sastra
    yang membangkitkan jiwa-jiwa
    yang sedang tercari-cari di manakah ingin di bawa dunia yang hampa ini agar tidak hampa di akhirat nanti

    Ratu pujanggaku...
    sastramu bagaikan lautan sastera yang memukau
    saujana mata memandang
    keteduhan syahdu sasteramu
    aman...damai...mendamaikan minda
    ditiup angin sepoi-sepoi bahasa
    hingga aku terlena dalam bahasa-bahasa
    indah yang memukau jiwa kelelahan
    seharian menghadapi bebanan kerja yang tiada penghujungnya

    Ratu pujanggaku...
    lautan sasteramu...
    kusangkakan lagi aku pergi jauh ke dasar lautan pasti aku kelemasan tapi rupanya lautan sastramu
    teramatlah indah diindahkan dengan taman karang bunga-bunga sasteramu semuanya melambai-lambai agar aku sudi memetik mana satu berkenan di hatiku
    bunga karang sasteramu bilang ke aku...,"sudilah petik kami untuk dibawa pulang sebanyak mana mahumu kerana sekuntum bunga karang sastera yang kau petik akan berkuntum-kuntum tumbuh banyaknya tak terkata makanya petiklah kami untuk dibawa pulang dan jangan lupa hadiahkan bunga karang sastera Ratu Rimba Niagara kepada teman-temanmu yang lain."

    Subhanallah Alhamdulillah Allahu Akbar
    Ratu Pujanggaku...
    bunga-bunga karang sasteramu yang kupetik
    telah kubagi-bagikan kepada teman-temanku
    mereka amat menyukairnya
    mereka bilang akan mendukung bersamaku merealitikan cita-cita sastramu
    Aamiin Aamiin Aamiin Ya Rabbal A'Lamin

    KARYA RATU RIMBA NIAGARA
    11 Zulkaedah 14354H
    17 September 2913M

(PETIKAN GALERI SASTERA RATU RIMBA NIAGARA)
16 Rabiulakhir1435H
16 Februari 2014M

0 comments:

Post a Comment

 
;