H.H. Haji Hassanal Bolkiah updated his cover photo.
DUHAI ANAKKU PEWARIS BANGSAKU
NANDA SENTIASA DI HATI BUNDA SAYANG
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku
Suatu hari pasti
Bunda akan tinggalkan dunia ini
Pasti...pasti...pasti...
Karena yang hidup pasti mati
Tiada yang hidup tak mati....mati...
Berdarjat pun mati
Tak berdarjat pun mati
Yang hidup pasti mati
Tua mati
Muda pun mati
Tapi tak tahu bila dan saat ketikanya
Itu rahsia Allah Taala
Itu sudah ada dalam percaturan takdir
Yang mesti kita imani
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku
Karena tak tahu
Waktunya bila dan saatnya mati
Dan semua sudah sedia maklum
Hidup ini setetes cuma
Hidup adalah senda gurau yang menipu
Jika kita masih lagi leka
Dengan pesona dunia yang melalaikan
Dan hidup cuma difokuskan kepada dunia
Makanya apa yang berlaku di sekeliling kita
Tidak akan kita endahkan
Tidak kita ambil peduli
Hidup kita sudah cukup sempurna!
Dunia ini akulah yang punyai segalanya!
Peduli apa aku dengan masalah dunia
Peduli apa ku dengan masalah manusia
Yang penting aku hidup bahagia dan sempurna
Di mataku manusia semuanya tak sempurna
Makanya hidup aku adalah aku
Aku yang mencaturkan takdirku
Itulah bicara seorang hamba yang sombong lagi bongkak
Makanya jauhkan dari sikap begitu anakku
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku
Bila-bila masa bunda akan pergi dijemput Ilahi
Bunda tahu bunda tak layak
Untuk menasihati kamu
Yang sempurna akalmu yang tinggi
Apatah lagi darjatmu yang berketurunan bangsawan
Bunda cuma seorang yang tak berkedudukan tinggi
Dan tak punyai apa-apa kelulusan tinggi
Untuk membicarakan soal-soal ilmu yang tinggi
Bunda malu...bunda malu...bunda malu...
Malu untuk meninggalkan ilmu-ilmu yang tak seberapa ini
Bunda sentiasa cermin diri
Bunda sentiasa tahu di mana kedudukan bunda di hati mu
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Ketahuilah kamu...
Bunda terlalu sayang....sayang....sayang...
Pada semua anak bangsa Rumpun Melayu Nusantara...
Karena sayang teramat sayang...
Sayang mengatasi segalanya
Bunda rela
dihina...dikutuk...sentiasa dipandang rendah
Lantaran itu bunda sedih dan kecewa
Atas penghinaan mereka
Kata-kata mereka itu
Seolah duri-duri halus
Yang masuk kekerongkong bunda
Sakitnya...bisanya...bagaikan racun
Berbisa...bisa...
Mematikan urat saraf minda bunda
Untuk terus mengarang dan terus mengarang
Mereka mahu biar bunda
Hentikan segala apa mesej yang bunda ingin sampaikan
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Karena sayang bunda padamu tanpa penghujung
Selagi hayat bunda ada akan menyayangimu
Bunda relakan segala derita sengsara dihadapi dilalui
Setiap kata-kata mereka biarpun sakit terlara
Bunda akan tabah hadapi demi kasih sayang bunda padamu
Apa hendak dikesahkan dengan mereka itu semua
Lagipun bunda bukan kenal mereka
Lagi mereka kata bunda lagi bunda dapat pahala percuma
Apapun bunda sudah memaafkan semua yang mengata bunda
Moga bunda dan mereka semua diberi hidayah kaseh-Nya Aamiiin.
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Karena menyayangimu
Sayang teramat sayang
Bunda akan terus menulis...dan menulis...
Tanpa bunda hiraukan lagi apa kata-kata mereka
Bunda akan tulis pelbagai tema ....
Biarpun bunda bukanlah arif dalam sesuatu tema itu
Tapi karena kaseh dan sayang teramat sayang
Allah SWT kasihan pada bunda
Mengilhamkan apa yang hendak bunda tulis
Dengan izin-NYa bunda dapat menulis
Tanpa izin-Nya bunda tak dapat menulis
Makanya setiap penulisan bunda adalah lebih
Berharga dari permata berharga
Karena tinta-tinta bunda
Adalah datang dari-Nya
Tanpa-Nya
Penulisan bunda
Pasti kaku
Pasti bunda tak dapat menulis satu baris ayat pun
Subhanallah
SesungguhNya Allah Maha Berkasihan Belas
SesungguhNya Allah Maha Pengasih Lagi Penyayang
Syukur Ya Allah
Syukur atas kurniaan-Mu ini
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Karena setiap ilmu kepujanggaan
Ada tersirat mesej-Nya di sebalik
Kata-kata pujangga yang bunda tulis
Itu semua adalah lambang cintaNya
Itu semua tanda syukur bunda padaNya
Mengizinkan bunda berkata pujangga
Untuk bunda tinggalkan pada
Anak-anak tercinta
Pewaris Nusantara Seluruh di bumiNya
Yang bertuah ini
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Berjanjilah pada bunda
Akan sudi dan sentiasa sudi
Menyokong/mendukung perjuangan tinta-tinta bunda
Andaikata belum sempat perjuangan bunda direalitikan
Berjanjilah untuk merealitikan
Karena karya-karya bunda inilah
Hadiah dari bunda untuk anak-anak tercinta
Yang ada di seluruh bumi Nusantara...
Inilah lambang cinta bunda
Pada semua biarpun bunda sudah tiada lagi di dunia ini
Tapi bunda ada di hatimu sayang....
Luahan hati bunda untuk anakku pewarisku tersayang,
Bunda Ratu Rimba Niagara
Pujangga Ratu Rimba Cinta 5 Benua
Istana Rimba Niagara
MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/ SINGAPURA/THAILAND
131212
NANDA SENTIASA DI HATI BUNDA SAYANG
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku
Suatu hari pasti
Bunda akan tinggalkan dunia ini
Pasti...pasti...pasti...
Karena yang hidup pasti mati
Tiada yang hidup tak mati....mati...
Berdarjat pun mati
Tak berdarjat pun mati
Yang hidup pasti mati
Tua mati
Muda pun mati
Tapi tak tahu bila dan saat ketikanya
Itu rahsia Allah Taala
Itu sudah ada dalam percaturan takdir
Yang mesti kita imani
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku
Karena tak tahu
Waktunya bila dan saatnya mati
Dan semua sudah sedia maklum
Hidup ini setetes cuma
Hidup adalah senda gurau yang menipu
Jika kita masih lagi leka
Dengan pesona dunia yang melalaikan
Dan hidup cuma difokuskan kepada dunia
Makanya apa yang berlaku di sekeliling kita
Tidak akan kita endahkan
Tidak kita ambil peduli
Hidup kita sudah cukup sempurna!
Dunia ini akulah yang punyai segalanya!
Peduli apa aku dengan masalah dunia
Peduli apa ku dengan masalah manusia
Yang penting aku hidup bahagia dan sempurna
Di mataku manusia semuanya tak sempurna
Makanya hidup aku adalah aku
Aku yang mencaturkan takdirku
Itulah bicara seorang hamba yang sombong lagi bongkak
Makanya jauhkan dari sikap begitu anakku
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku
Bila-bila masa bunda akan pergi dijemput Ilahi
Bunda tahu bunda tak layak
Untuk menasihati kamu
Yang sempurna akalmu yang tinggi
Apatah lagi darjatmu yang berketurunan bangsawan
Bunda cuma seorang yang tak berkedudukan tinggi
Dan tak punyai apa-apa kelulusan tinggi
Untuk membicarakan soal-soal ilmu yang tinggi
Bunda malu...bunda malu...bunda malu...
Malu untuk meninggalkan ilmu-ilmu yang tak seberapa ini
Bunda sentiasa cermin diri
Bunda sentiasa tahu di mana kedudukan bunda di hati mu
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Ketahuilah kamu...
Bunda terlalu sayang....sayang....sayang...
Pada semua anak bangsa Rumpun Melayu Nusantara...
Karena sayang teramat sayang...
Sayang mengatasi segalanya
Bunda rela
dihina...dikutuk...sentiasa dipandang rendah
Lantaran itu bunda sedih dan kecewa
Atas penghinaan mereka
Kata-kata mereka itu
Seolah duri-duri halus
Yang masuk kekerongkong bunda
Sakitnya...bisanya...bagaikan racun
Berbisa...bisa...
Mematikan urat saraf minda bunda
Untuk terus mengarang dan terus mengarang
Mereka mahu biar bunda
Hentikan segala apa mesej yang bunda ingin sampaikan
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Karena sayang bunda padamu tanpa penghujung
Selagi hayat bunda ada akan menyayangimu
Bunda relakan segala derita sengsara dihadapi dilalui
Setiap kata-kata mereka biarpun sakit terlara
Bunda akan tabah hadapi demi kasih sayang bunda padamu
Apa hendak dikesahkan dengan mereka itu semua
Lagipun bunda bukan kenal mereka
Lagi mereka kata bunda lagi bunda dapat pahala percuma
Apapun bunda sudah memaafkan semua yang mengata bunda
Moga bunda dan mereka semua diberi hidayah kaseh-Nya Aamiiin.
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Karena menyayangimu
Sayang teramat sayang
Bunda akan terus menulis...dan menulis...
Tanpa bunda hiraukan lagi apa kata-kata mereka
Bunda akan tulis pelbagai tema ....
Biarpun bunda bukanlah arif dalam sesuatu tema itu
Tapi karena kaseh dan sayang teramat sayang
Allah SWT kasihan pada bunda
Mengilhamkan apa yang hendak bunda tulis
Dengan izin-NYa bunda dapat menulis
Tanpa izin-Nya bunda tak dapat menulis
Makanya setiap penulisan bunda adalah lebih
Berharga dari permata berharga
Karena tinta-tinta bunda
Adalah datang dari-Nya
Tanpa-Nya
Penulisan bunda
Pasti kaku
Pasti bunda tak dapat menulis satu baris ayat pun
Subhanallah
SesungguhNya Allah Maha Berkasihan Belas
SesungguhNya Allah Maha Pengasih Lagi Penyayang
Syukur Ya Allah
Syukur atas kurniaan-Mu ini
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Karena setiap ilmu kepujanggaan
Ada tersirat mesej-Nya di sebalik
Kata-kata pujangga yang bunda tulis
Itu semua adalah lambang cintaNya
Itu semua tanda syukur bunda padaNya
Mengizinkan bunda berkata pujangga
Untuk bunda tinggalkan pada
Anak-anak tercinta
Pewaris Nusantara Seluruh di bumiNya
Yang bertuah ini
Duhai anakku sayang
Pewaris bangsaku...
Berjanjilah pada bunda
Akan sudi dan sentiasa sudi
Menyokong/mendukung perjuangan tinta-tinta bunda
Andaikata belum sempat perjuangan bunda direalitikan
Berjanjilah untuk merealitikan
Karena karya-karya bunda inilah
Hadiah dari bunda untuk anak-anak tercinta
Yang ada di seluruh bumi Nusantara...
Inilah lambang cinta bunda
Pada semua biarpun bunda sudah tiada lagi di dunia ini
Tapi bunda ada di hatimu sayang....
Luahan hati bunda untuk anakku pewarisku tersayang,
Bunda Ratu Rimba Niagara
Pujangga Ratu Rimba Cinta 5 Benua
Istana Rimba Niagara
MALAYSIA/INDONESIA/BRUNEI/
131212
0 comments:
Post a Comment