Ratu Rimba Niagara shared Kamal Subhan Qostholany's note:"TERMENUNG ATAS KEGAGALAN DAN BANGKITLAH MERAIH TUJUAN.".
Favorite Quotes
Favorite Quotes
"KALAM HIKMAH". "BER ILMU YANG HIDUP". Aku BELAJAR, Mengambil ILMU dari yang HIDUP, yang selamanya tak Akan pernah MATI . Dan Aku Tidak Belajar, Mengambil ILMU dari yang MATI yang selamanya tak Akan pernah HIDUP". "Kalam Hikmah". SYEIKH KABIR AL-IMAM ABU YAZJID AL-BUSTHOMY Ibnu Arobii. "Jangan Berambisi untuk memiliki dan menguasai sesuatu apapun. Raih dan cintailah sesuatu itu,.... atas dasar memelihara dan menjaga amanath ALLOH SWT. Jika ingin di CINTAI ALLOH SWT & ROSULNYA, maka jangan mencintai selain dari-Nya. Jika ingin di cintai MAKHLUQ, maka jangan mengharap yang ada padanya". "Kalam Hikmah." SYEIKH MURSYID. (SYEIKH MAULANA HIZBUELWATHONY IBRAHIM R.A) Beliau Guruku yang TERCINTA dan Aku selalu Berusaha Untuk SAM'ATAN wa THO'ATAN, TA'DZIMAN wa TASLIIMAN dan Akupun BERSIMPUH kepadanya tuk KERIDHO'ANNYA DUNIA-AKHIRAT ). "MUSTADJABKAN, QOBULKAN....Ya Tuhanku ( ALLOHU, AKBAR). Aamiin Yarobbal A'lamiin".. "YA HU',.. ALLOH Azza wa Djallaa,... "DO'A bagi Yang BERDO'A......dan Qobulkan, Terimalah DO'A Kami..dan Ya ALLOHU. Ampunilah segala Dosa-dosaku dan Dosa Ibu, Bapoku sebagaimana mereka menyangi diwaktu aku kecil.... dan aku berdo'a hanyalah mengikuti Sunnah, Amar, Qodrat dan Irodath-MU, yang sesuai didalam Firman-MU Yaa ALLOH SWT, dan jika kudisuruh Untuk memilih Akupun Berdo'a Untuk tidak Memilih......Aamiin Yarobbal 'Alamin.'' CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT.".! :Renungan sebuah kenyataan yang pasti akan menimpa pada setiap orang, yaitu kematian. Bayangkan bila berbagai impian duniawi telah Anda raih dan ketika Anda berada di puncak kesuksesan tiba-tiba Anda meninggal. Tenteramkah hati Anda membayangkan kemungkinan itu? Kita telah saksikan sendiri orang-orang yang dulu bersama kita; teman, tetangga, bahkan keluarga kita sendiri, saat ini telah tiada. Mereka telah meninggalkan kita selama-lamanya. Sudahkah kita menjadikan peristiwa kematian sebagai nasehat sebagaimana dikatakan Fudhail bin Iyadh, “Cukuplah kematian itu menjadi nasehat.” Saat kematian datang merenggut, lepaslah sudah semua kesuksesan dan kebanggaan dunia yang kita raih dengan susah payah itu. Hanya dengan berbungkus kafan putih, manusia kembali ke tanah. Jika selama ini kita pernah mengantarkan jenazah ke pemakaman, ingatlah bahwa kelak giliran kita yang akan diantarkan oleh orang lain. Lalu, bekal apa yang akan kita bawa menghadap Ilahi? Banyak orang lupa dengan kematian. Mereka seolah-olah akan hidup selamanya dan menjadikan dunia ini segala-galanya. Karena itu, direbutlah harta dunia dengan tidak memedulikan halal dan haram. Maka muncullah budaya menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan duniawi. Firman Allah SWt dalam al-Qur’ān yang sekiranya diturunkan kepada gunung niscaya luluh lantak; yang apabila direnungkan oleh pembacanya maka hatinya bergetar ketakutan dan air matanya mengalir; yang jika dihayati oleh orang yang bergelimang maksiat maka ia bertaubat; serta bila dipahami oleh siapa saja yang berpaling dari seruan Allāh maka ia pun bersegera kepadanya-Nya. Ayat yang menyebutkan tentang pintu gerbang dari sebuah perjalanan panjang dan berat…. كُلُّ نفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Āli `Īmrān [3]: 185.) :Kematian adalah langkah awal dari perjalanan agung yang memisahkan suami dari istrinya, orang tua dari anaknya, kekasih dari yang dicintainya dan saudagar dari kekayaannya. Perjalanan yang bermuara kepada keabadian; kenikmatan Surga atau kesengsaraan Neraka. Kematian merupakan hal yang diyakini namun sering kali sengaja dilupakan atau terlupakan; perkara yang diketahui akan tetapi begitu banyak diabaikan. Karena itulah, Nabi—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—mengingatkan, أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ – يَعْنِي الْمَوْت “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan (yakni kematian).” [Riwayat at-Tirmidzi, Ibn Mājah.] :Dahulu, jika Khalīfah `Utsmān Ibn `Affān berdiri di daerah kuburan maka beliau menangis hingga basah jenggot beliau. Ada yang bertanya, “Disebutkan Surga dan Neraka namun Anda tidak menangis, maka mengapa Anda menangis karena kuburan ini?” `Utsmān menjawab, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—bersabda, إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ “Sungguh, kubur merupakan tempat pertama dari akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang berikutnya akan lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat, maka yang berikutnya akan lebih keras lagi.” :`Utsmān melanjutkan, “Rasulullah—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam bersabda, مَا رَأَيْتُ مَنْظَراً قَطُّ إِلاَّ وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ “Tidaklah aku melihat suatu pemandangan pun (di dunia) melainkan kuburan lebih buruk darinya.” [Riwayat at-Tirmidzi Ibn Mājah; Ahmad.] :Suatu ketika `Ali Ibn Abī Thālib melewati daerah pekuburan. Beliau mengucapkan salam lalu berkata, “Wahai para penghuni kubur, istri kalian maka telah dinikahi, rumah kalian telah dihuni dan harta kalian telah dibagi. Inilah kabar dari kami, maka bagaimana kabar kalian?” [Tasliyah Ahl al-Mashā'ib, hal. 194 dan al-`Āqibah fī Dzikri'l Maut, hal. 196.] Nabi—shallā’Llāhu `alaihi wa sallam—pernah ditanya, “Siapakah yang paling cerdik dari kalangan kaum mukminin?” Beliau menjawab, أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولئِكَ الْأَكْيَاسُ “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya untuk setelah kematian. Mereka itulah orang-orang yang cerdik.” [Shahīh at-Targhīb wa't Tarhīb.] :'Ulama Salaf berkata, كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا “Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat.” [Lihat Shifah ash-Shafwah vol. I, hal. 639; al-`Āqibah fī Dzikri'l Maut, hal. 43; dan al-Ihyā', vol. IV, hal. 450..] Ka`b berkata, “Barangsiapa mengenal kematian, niscaya menjadi remehlah segala musibah dan kegundahan dunia.” [Al-Ihyā', vol. IV, hal. 451.] Terkadang seseorang menyadari tengah jauh dari-Nya, sehingga terpuruk dalam kehampaan jiwa yang demikian menyakitkan, meskipun secara zahir dikelilingi oleh kenikmatan duniawi. Ia ingin keluar dari kondisi tersebut, namun ia bingung untuk mencari penawar yang praktis dan tepat. Mengingat kematian adalah kunci dari obat rohani yang sangat efisien dan ampuh. Apapun bentuk kesenangan yang melenakan dan menjauhkan dari-Nya, baik berupa harta, wanita, jabatan, anak-anak dan lain sebagainya, seluruhnya akan terputus oleh kematian. Salah satu penyebab utama kerusakan kalbu yang menimpa banyak orang sehingga mereka terjerumus ke dalam kubangan dosa dan maksiat adalah karena jauhnya mereka dari mengingat dan menghayati kematian yang menanti di depan mereka. Karena itu Rabī` Ibn Abī Rāsyid berkata, لَوْ فَارَقَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلْبِيْ سَاعَةً لَخَشِيْتُ أَنْ يَفْسدَ عَلَيَّ قَلْبِيْ “Sekiranya kalbuku terpisah sesaat saja dari mengingat kematian, maka aku benar-benar khawatir kalbuku menjadi rusak.” [Lihat Shifah ash-Shafwah, vol. III, hal. 109; dan az-Zuhd, Ibnu'l Mubārak, hal. 90. Dalam al-Ihyā', vol. IV, hal. 451, :Seorang wanita pernah mendatangi `Āisyah untuk mengeluhkan tentang kekerasan kalbu. `Āisyah berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, niscaya kalbu itu akan menjadi lembut (baik).” Dikisahkan bahwa ar-Rabī` Ibn Khutsaim menggali kuburan di tempat tinggalnya dan tidur di dalamnya beberapa kali dalam sehari, agar selalu mengingat kematian. `Umar Ibn `Abdu’l `Azīz berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian. Sekiranya engkau hidup dalam kelapangan maka hal itu akan menyempitkanmu. Namun apabila engkau hidup dalam kesempitan maka hal itu akan melapangkanmu.” [Al-Ihyā', vol. IV, hal. 451.] Tidak cukupkah kematian sebagai nasehat? Bayangkanlah ketika datangnya kematian dengan sekaratnya, alam kubur dengan kesunyian dan keg elapannya, hari kebangkitan dengan detail perhitungannya, serta Neraka dengan siksanya yang kekal atau Surga dengan kenikmatannya nan abadi. Kita masih saja terperdaya oleh kelezatan dunia yang fana. Saat kematian membawa kita ke kubur, adakah kenikmatan dunia yang masih terasa? Semuanya musnah tak berbekas. Mana rumah yang megah, pakaian yang indah, wajah yang rupawan, tubuh yang bagus, istri yang jelita, kekasih yang dicintai, anak yang dibanggakan, jabatan yang tinggi dan kedudukan yang terhormat? Kita terbenam dalam tanah. Di atas, bawah, kanan dan kiri kita hanyalah tanah. Tiada kawan kecuali kegelapan yang sangat pekat, kesempitan dan serangga yang menggerogoti daging kita. Kita benar-benar mengharapkan kumpulan amal shalih yang mendampingi dan membantu kita, namun sayangnya harapan dan penyesalan tidak lagi berguna. Kita menganggap kematian itu berada pada posisi yang sangat jauh dari kita, padahal ia begitu dekatnya. Waktu berlalu bagaikan kedipan mata. Masa kecil dan remaja bertahun-tahun yang lalu hanyalah bagai hari kemarin, dan tanpa terasa kita telah berada di hari ini. Begitu pula yang akan terjadi dengan esok hari. Sampai kemudian kematian tiba-tiba datang menjemput kita untuk mengarungi sebuah perjalanan yang sangat penjang dan berat, sementara kita belum memiliki bekal untuk itu, karena kesengajaan dan kelalaian kita. Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan. “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat) Dengan mengingat dan mempersiapkan menuju kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan. سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك "Kalam Munnadjat." Seorang hamba yang SALIK ILLALLOH SWT wa ROSULLIH SAW./ pejalan dijalan-NYA." Oleh; Al-FaQiir; KAMAL SUBHAN QOSTHOLANY. d/a: Ds.SAMBUNG, Rt/Rw: 06/02 Kec.GAJAH. Kab. DEMAK BINTORO. frof. SEMARANG.
By: Kamal Subhan
SUDAHKAH DIRI KITA BERCEMIN."
:Jangan salahkan pada yang lain ......
:Berapa bayak yang melakukan sholat.....
:Berapa banyak yang menunaikan Zakat...
:Berapa banyak yang melakukan puasa....
:Berapa banyak yang memenuhi panggilan-Nya (Ibadah Hajji).....
:Berapa banyak yang bershodaqoh / ibadah sosial .....
*" Namun semua itu sia-sia belaka..... disebabkan ia lupa pada yang satu....
Yaitu: Meng iqrarkan Dua Kalimah Syahadat Tauhid & Rosul dihadapan yang dipandang sebagai khoirul Ummah.... Min Muhammadin saw,"
Sudah masuk magrib semoga amal ibadah kita ditrimanya Aamiin..
Salam Jum'at ....
by; Kamal Subhan Qostholany.
Demak Binthoro . Semarang.
:Jangan salahkan pada yang lain ......
:Berapa bayak yang melakukan sholat.....
:Berapa banyak yang menunaikan Zakat...
:Berapa banyak yang melakukan puasa....
:Berapa banyak yang memenuhi panggilan-Nya (Ibadah Hajji).....
:Berapa banyak yang bershodaqoh / ibadah sosial .....
*" Namun semua itu sia-sia belaka..... disebabkan ia lupa pada yang satu....
Yaitu: Meng iqrarkan Dua Kalimah Syahadat Tauhid & Rosul dihadapan yang dipandang sebagai khoirul Ummah.... Min Muhammadin saw,"
Sudah masuk magrib semoga amal ibadah kita ditrimanya Aamiin..
Salam Jum'at ....
by; Kamal Subhan Qostholany.
Demak Binthoro . Semarang.
Ratu Rimba Niagara shared ۞ Mutiara AIR MATA Muslimah ۞'sphoto.
Ratu rimba Niagara shared RadenMaz PunkRockenroll's photo.
TENTANG MATI
Kenapa takut mati?
Takut mati mati
Hindari mati mati
Sihat mati
Sakit pun mati
Tua muda mati
Kaya miskin mati
Semuanya akan mati
Mati milik semua
Bersedia atau tidak mati
Mati tak kira siapa
Tak kira di mana
Di mana-mana boleh mati
Bersedia atau tidak mati
Yang penting mati dalam husnul khotimah
Mati dalam kebaikan dalam redho-Nya Ilahi
Aamiin Ya Rabbal A'Lamin
KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
12 Jun 2012
TERIMA KASIH SUARA AKHIRAT
Kaya macam mana manusia itu
Dia tetap miskin
Apa maksudmu?
Sebab aku ni kaya punya harta tak terkira banyaknya
Kau lahir ke dunia ini kosong...
Lagi aku tak faham?
Apa maksud kosong
Aku lahir atas kehendak ibu dan ayah aku
Apa pulak kosong...
Kau silap...
Kau lahir atas kehendak Pencipta-Mu
Kalau kau lahir atas kehendak ibu dan ayahmu
Pasti mereka hendak anak mereka sempurna cantik dan tampan
Tak ada satu pun celaan yang menyusahkan hati mereka
Dan yang kukatakan kosong itu...tika kau lahir
Tiada apa pun yang kau bawa ....kosong
Mati pun cuma kain kafan yang kau bawa
Kalau mati membawa semua hartamu yang ada
Jenuh juga orang nak menggali kuburmu
Satu bulan hendak menggali kubur pun tak siap-siap...
Apa maksudmu?
Katakan jangan selindung-selindung aku tak suka
Jelaskan sejelas-jelasnya agar aku faham
Sebab aku ni pencinta harta
Bagiku harta adalah segala-galanya
Untuk diri aku sendiri pun aku berkira
Inikan hendak bersedekah
Kirim salamlah
Kalau nak kaya usaha sendirilah
Kau tahu kerana aku banyak hartalah aku
Ramai suka berkawan dengan aku
Aku pun pelik kenapa mereka suka berkawan dengan aku
Dan hormat gila-gila dengan aku...
Aku bukan bagi pun harta aku pada mereka
Tapi masih terhegeh-hegeh nak menjadi kawan aku
Pelik kan manusia ini..
Cuba aku papa kedana...
Seorang pun tak mahu berkawan dengan aku...
Manusia ini sukakan harta
Sebab itu aku sukakan harta
Kerana harta aku dihormati dan disanjungi
Ke mana saja aku pergi semua hormat aku
Dan sanjungi aku ...
Sebab itu aku suka...suka....sukakan harta...
Hidup aku senang lenang atas usaha aku sendiri
Harta yang banyak inilah Syurga duniaku...
Kau terpedaya dengan diri kau sendiri
Harta yang banyak itu kau nak bawa ke kubur ke?
Ha...sebab itulah aku katakan tadi
Sebulan hendak menggali kuburmu pun ak siap-siap
Sebab segala eset yang kau miliki mahu ditanam sama
Kau bayangkanlah rumah kau yang macam istana ini
Nak di kebumikan juga...
Itu baru istana belum lagi yang lain nak dikebumikan juga
Yelah nak ikut wasiat tuannya...
Dalam kubur pun kau nak teruskan perniagaan mewahmu jugakan...
Tapi aku tak pernah dengar orang dalam kubur
Jalankan perniagaan...ada ke pembelinya
Takkan ahli kubur masih lagi nak berjual beli ye..
Macam mana ye rupanya pembeli produk aku
Dibeli boleh pocong-pocong
Hee takutnya nasib baiklah aku pun sudah bergelar pocong...
Tapi apa produk yang aku nak jual ye...kalau aku jual mereka
Berminat ke nak beli...buntu aku ni...
Kalau kau tak nak buntu...dari sekaranglah kau kena berubah...
Apa maksud kau? Tolong bantu aku dari kebuntuan ini agar aku tak
Menyesal sebelum aku bergelar pocong
Hidup jangan leka sangat dengan pesona dunia...
Harta kau yang banyak-banyak ni
Banyak-banyaklah kau infakkan ke jalan-Nya
Itulah keuntungan yang tak akan habis-habis
Biarpun kau sudah berada di alam barzah
Kau bukan lagi menjadi jutawan pocong
Tapi kau adalah roh suci yang telah disucikan
Dengan harta yang telah kau infakkan ke jalan-Nya
Di dunia kau mencari jalan-jalan ke Syurga
Di kubur mu nanti kaulah ahli Syurga
Kau tidur sebagai ahli Syurga dan diperlihatkan
Syurga yang Maha Indah hingga tiada apa yang
Kau lafazkan melainkan
SUBHANALLAH ALHAMDULILLAH ALLAHU AKHBAR
Dan mesti kau rasa bersyukur ketika di dunia kau
Sempat bertaubat dengan menginfakkan hartamu
Ke jalan-jalan Syurga-Nya
Masya-Allah aku tak terfikir
Sebagaimana yang kau fikir
Terima kasih suara akhirat
Kaulah sahabat dunia akhiratku
Moga Rahmat Allah Azzawajalllah
DiLimpahkan kepadamu dan seluruh ahli keluargamu
Yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia
Aamiin Ya Rabbal A'Lamin
KARYA RATU RIMBA NIAGARA
22 Mac 2013
(PETIKAN DARIPADA WALL RATU RIMBA NIAGARA)
22 Mac 2013
www
0 comments:
Post a Comment