CAHAYA DI ATAS CAHAYA
Allah Ta´ala berfirman.
"Aku jadikan nur Muhammad dari nur kudrat-Ku, dan Aku tundukkan di lautan makhluk tujuh puluh ribu tahun, kemudian Aku keluarkan daripadanya di laut zuhud tujuh puluh ribu tahun, kemudian Aku keluarkan daripadanya dan Aku tundukkan di laut taqwa tujuh puluh ribu tahun, kemudian Aku keluarkan daripadanya , dan Aku tundukkan di laut syafaat tujuh puluh ribu tahun sehingga nur minum nur".
Di dalam riwayat maka jadilah nur Muhammad dari nur kudrat-Ku.
Kemudian Aku jadikan :
1. Kepalanya dari taqwa,
2. Tunduknya dari tawadldlu,
3. Kedua matanya dari kehidupan,
4. Wajahnya dari yakin,
5. Rambutnya dari zuhud,
6. Hidungnya dari tafakkur,
7. Lidahnya dari berkata benar,
8. Telinganya dari mendengar yang hak,
9. Kedua tangannya dari pemurah, menolongnya dari kasihan,
10. Perutnya dari ikhlas,
11. Dadanya dari ridlo,
12. Hatinya dari rasa puas,
13. Belakangnya dari harapan,
14. Kesenangannya dari nasehat,
15. Pahanya dari rasa cinta,
16. Kedua telinganya dari istiqamah dengan adil,
17. Namanya pada ahli syurga Abdul Karim, pada malaikat Abdul Rahim, pada orang-orang kepercayaan Abdul Wahhab, pada syetan Abdul Qahhar, pada jin Abdul Rahman, pada orang hidup Abdul Khaliq, pada binatang kala Abdul Qadir, pada lautan Abdul Muhaimin, pada daratan Abdul Quddus, pada binatang serangga Abdul Mughits, pada binatang liar Abdul Razzak, pada binatang-binatang Abdul Mu´min, pada burung Abdul Ghaffar, pada kitab Taurat Thâbathâba, pada Injil Mid-Mid, pada Zabur Nâran talazhzhâ, pada langit Ahmad, di bumi Muhammad, di bawah tanah Mahmud, di syurga Qasim, terhadap orang neraka dâ´i syams al-anbiya wal mursalin. Semua ini merupakan kelebihan penghulu kita Nabi Muhammad, beliau adalah sayyid al-awwalin wa al-akhirin.
Allah Ta´ala berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Sekiranya Aku tidak menjadikan Muhammad, tentu Aku tidak menjadikan Syurga, neraka, matahari, bulan, falak, arasy, kursi, lauh, qalam, langit, bumi, malaikat, para nabi yang diutus, siang dan malam, dan arasy-Ku tidak ada di atas air, dan ketika Aku menjadikan arasyKu dan Aku tetapkan di atas air, maka bergeraklah arasy tidak tetap di atas air, maka Aku memerintahkan kepada malaikatKu supaya menulis di pintu arasy. Para malaikat berkata: kami tidak dapat menulis. Aku (Allah) berfirman lagi: Tulislah lafazh “Lâ Ilâha Illallâh Muhammad Rasûlullâh” sebagai ummat Madinah dan Tuhan sebagai pengampun, maka diam dan tetaplah arasy di atas air berkat Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya Aku jadikan nur arasy itu sebagian dari nur Muhammad, dan nur kursi itu seperempat dari nur Muhammad, dan nur lauh itu seperlima dari nur Muhammad, dan nur qalam itu seperenam dari nur Muhammad, dan nur syurga itu sepertujuh dari nur Muhammad, dan nur matahari itu seperdelapan dari nur Muhammad, dan nur bulan itu sepersembilan dari nur Muhammad. Maka Nabi Muhammad itu adalah nur dari nur. Oleh karena itu benyak-banyaklah bershalawat kepada nur Muhammad; beliau lebih dekat dan lebih dicintai di sisi-Ku. Dan sesungguhnya Muhammad juru shalawat di atas arasy, di antara-Ku dan di antaranya bagaikan anak panah dengan busurnya; beliaulah yang lebih dekat kepadaKu; Beliau dapat berbicara kepada-Ku sembilan puluh sembilan ribu kalimat. Beliau apabila melaksanakan hajat banyak malunya, lapang dada, banyak sabar, banyak harapnya, senantiasa menangis, banyak berzikir, pemelihara nikmat, penyembunyi rahasia, banyak pemberiannya, sedikit menyebut kebaikannya, penghias alam, penerang dalam petunjuk, petunjuk agama, pemberi syafaat ummat di hari kiamat.
Sepenggal dari Hikayat Bulukiya Bani Israel
sang Pewaris Putra Sulaiman a.s.
0 comments:
Post a Comment