Monday, 22 June 2015

MARHABAN YA RAMADAN (63) MELAYU JANGAN MUDAH LUPA SEJARAH


MARHABAN YA RAMADAN (63) MELAYU JANGAN MUDAH LUPA SEJARAH

SEJARAH YANG TELAH KITA LUPA!!!!.
SEJARAH KITA PERLU TAHU…(317-339 Hijrah) 929-952 Masihi. TENTERA SYIAH MENYERANG KAABAH…
(317-339 Hijrah) 929-952 Masihi.
...Continue Reading
HANYA MEREKA YANG BERJIWA CINTAKAN NEGARA BOLEH MENYELAMATKAN DAN MENGEKALKAN KEMERDEKAAN MALAYSIA
MULAI DETIK INI BERMULANYA KARYA PERANG SARAF MINDA UNTUK KEKALKAN KEMERDEKAAN
Syair Bapa Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman
...Continue Reading
Today with my son from my NGO ( Pertubuhan Muafakat Malaysia )
Belajar sejarah melalui game
Dalam salah satu francais permainan video strategi sejarah terkenal, Europa Universalis 4, anda boleh memilih 4 kerajaan Melayu untuk bermain dengannya.
Antaranya ialah Kesultanan Melayu Melaka yang diletakkan Srivijaya pada penghujungnya kerana kesultanan ini adalah waris Empayar Melayu Agung Srivijaya.
Selain itu, anda juga boleh memilih Kesultanan Melayu Johor, yang ketika dalam permainan video ini, dimulakan dengan Dinasti Melaka yang ditubuhkan oleh Sultan Mahmud Shah.
Kesultanan Perak yang dari jurai Dinasti Siak serta Kesultanan Kedah yang merupakan Kesultanan Melayu Tertua di dunia juga boleh dipilih dalam permainan video ini.
-HE-
Russia's Sukhoi Su-35 super-maneuverable multirole fighters will most likely become China's trump card in its longstanding geopolitical game in the South...
SPUTNIKNEWS.COM|BY SPUTNIK
Like · Comment · 
MULAI DETIK INI BERMULANYA KARYA PERANG SARAF MINDA UNTUK KEKALKAN KEMERDEKAAN
Your Notifications
Zafar Shariff Shah, Maricica Farhat and Manda Yanti commented on a post that you're tagged in.
...Continue Reading
Arisaema sikokianum.
Sociedad Argentina de Horticultura
Desde 1936 al Servicio de la Comunidad
Kisah Nabi Sulaiman as berkahwin dengan jin Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San’a – ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan yang nyata.
Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan: “Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.”
Ratu Balqis berketurunan manusia dan jin. Ayahnya seorang Raja bernama Shurahil dan Ibunya bernama Rayhanah As-Sakn daripada satu bangsa Jin. Maka lahirlah Balqamah, nama asal Ratu Balqis yang telah diberi oleh Ibunya. Kepercayaan asal Raja dan rakyat Kerajaan Saba’ ini ialah percaya kepada Allah, tetapi telah dipisongkan oleh Syaitan (yang zahir menyerupai orang alim) mengajar mereka menyembah matahari dan beragama Majusi.
Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawaban ratu Saba atas suratku ini.”
Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”
Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: “Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi partimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.”
Ratu Balqis menjawab: “Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut partimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka niscaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.”
Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata utusan Balqis bila mereka tiba.
Tatkala utusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang dari makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak saja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”
Utusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan utusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.” Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.”
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: “Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, keheranan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: “Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.”
“Oh,Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, “aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kawin dengan Balqis dan dari perkawinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkawinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali rayap yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh rayap. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai siksaan yang menghinakan.
Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun karena cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allah lah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44

Dengan membaca kalimah Bismillahirrahmanirrahim yang ditulis oleh Nabi Sulaiman as, Ratu Balqis penyembah matahari terus lembut hatinya untuk menganuti agama Islam. Subhanallah hebat-Nya Allah hebatnya Islam agama suci Allah . Allahu Akbar!!!
PINNED POST

News Feed

SEBELUM AKTIF DALAM GROUP NI, SEMUA AHLI WAJIB BACA PINNED POST.
Group ini ditubuhkan utk perbincangan ilmiah di antara sesama ahli. Sama seperti group lain, group ini juga ada peraturan demi menjaga keselesaan ahli2 dan keharmonian dalam group.
Like · Comment · 1917

News Feed

RECENT ACTIVITY
Daripada Malaysia dikuasai DAP lebih baik diberi kuasa memerintah kepada raja-raja dan tentera...tak payah gaduh-gaduh sesama sendiri lagi.
Sultan dan rakyatnya berpisah tiada.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memimpin dan mentadbir rakyatnya dengan kesabaran, kebijaksanaan dan hikmah.
Pemimpin sebegini amat dekat dengan rakyatnya..
Salah satu cara terbaik adalah dengan mendengar dan memahami aspirasi dan kondisi rakyatnya..
Barulah kemudian rakyat mendengar dan memahami aspirasi pemimpinnya..
Kepada kita di peringkat akar umbi pula, belajarlah juga cara menyampaikan isi hati dengan baik. Janganlah disertakan caci dan maki..
Kita juga mempunyai kekurangan.. Kita juga inginkan satu teguran atau pemberitahuan yang baik daripada orang lainnya..
Daulat Tuanku...
- JB -
-----------
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
At-Taubah, QS 9 :128
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Al-Ahzab, QS 33 : 21
Ini barulah hero melayu noh....hehehe
Rabeah Binti Mohd Ali Gambar ini menunjukkan melayu sudah tiada masa lagi hendak berlengah untuk menentang DAP jika tidak ditentang pasti ibu bapa mereka tidak dapat bersolat dengan kusyuk di masjid...betul tak?? lu pikirlah sendiri...hehehe
Xtahu lh ank sape nk amik jam
Nk bwk blk senang nk bagun sahur.kt rmh jam x ade
‪#‎ya‬ salam
Teringat masa zaman kecik2 dulu mencari durian dengan nenek...
seronok dapat kutip durian disinari cahaya bulan. Esoknya makan nasi dengan durian. Indah skali kenangan bersama nenek mencari durian .....hehehehe
Kenangan ini pasti tak dapat diulangi lagi apabila DAP kuasai tanah melayu...kasihan cucuku kerana tak sempat makan hasil tanaman neneknya...hehehe
MELAYU YANG MEMBUAT KEPUTUSAN SAMADA BERUBAH ATAU TEWAS DI TANGAN DAP
Dulu DAP bergabung dengan PAS dan PKR agar dapat menumbangkan UMNO dengan mudah. Sebenarnya PAS dan PKR tidak tahu muslihat DAP . Bila DAP sudah kuat atas gabungan Parti PKR dan PAS, DAP sengaja mencari helah untuk berpisah daripada kedua-dua parti maka dibubarkan penyatuan 3 Parti kerana DAP yakin menang 100% tanpa gabungan 3 Parti. DAP tidak perlukan tongkat lagi untuk menang malah Parti PAS dan PKR cumal...
Continue Reading
Aku post bukan aku nak tengok berapa orang yang nak like posting aku ni tetapi aku nak supaya orang Melayu bangsa aku ni share posting macamni supaya mereka semua tahu dan reti bagaimana nak bersatu padu menentang musuh kita.
Tolak ketepi fahaman sempit kepartian. Ayuh bersatu demi Allah...bangsa...agama...negara dan demi masa depan ANAK CUCU kita di masa hadapan nanti.
Kalau betul kamu ni pejuang...maka sebarkanlah agar Melayu dan Islam itu kembali bertaut dan bersatu.
Fikirkan dan Renungkan. As-Salamu'Alaikum.
  • 7 people like this.
  • Zie Bechik Klau Melayu masih tak sedar tak tahu lah
    7 hrs · Unlike · 1
  • سيريه امس Bubarkan saja ., terbaekk ayat tu ,
    6 hrs · Unlike · 1
  • Rabeah Binti Mohd Ali di grup ini cuma ada 3 orang pahlawan bangsa melayu yang menyokong ....habis tu macam mana melayu hendak menang???
    4 hrs · Like
  • Awang Hashim mohon share ye
    4 hrs · Unlike · 1
  • Rabeah Binti Mohd Ali Silakan pejuang bangsa melayu Awang Hashim...pasti anak cucu melayu berbangga denganmu...Allahu Akbar Aamiin.
    3 hrs · Like
  • Rabeah Binti Mohd Ali Cisss cina mati ke melayu mati? puii...
    3 hrs · Like
  • Mohd Azlan Ibrahim Bubarkan sahaja perlimen secepat mungkin.aku benci melihat pemimpin dari bangsa aku asyik bergaduh sesama sendiri.
    3 hrs · Unlike · 1
  • Hmi Mat Isa Jagalah lisan di bulan suci ini semoga Allah satukn hati kami yg bersaudara
    3 hrs · Unlike · 1
  • Rabeah Binti Mohd Ali Joey Joey tak layak berada di grup ini, dia puak DAP.
    2 hrs · Like
  • Rabeah Binti Mohd Ali Melayu sudah dipijak-pijak pun melayu boleh buat-buat tak tau jer...jika grup ini tiada semangat kemelayuan nampaknya saya terpaksa ucapkan selamat tinggal tanpa pesanan.
    2 hrs · Edited · Like
  • Rabeah Binti Mohd Ali Mohd Azlan Ibrahim siapa kita untuk bubarkan parlimen? 
    parlimen dibubarkan selepas Malaysia jatuh ke tangan DAP...itu yang melayu hendak....masa tu sudah terlambat melayu hendak sedar.
    2 hrs · Like
  • Rabeah Binti Mohd Ali Kita berhujah di sini bukan menunjuk siapa hebat berdebat tentang politik dan kita pun tiada apa-apa kepentingan....cumanya kita tak mahu Malaysia jatuh ke tangan DAP itu jer...
    2 hrs · Edited · Like
  • Mohd Azlan Ibrahim Takkan nak tengok saja tanpa tindakan.
    2 hrs · Like
  • Rabeah Binti Mohd Ali Biasalah melayu cuma berani berlantang suara tapi habuk pun tak ada...sebab itu cina berani menentang melayu terang-terangan. Suara mereka digeruni melayu...tapi suara melayu tenggelam ditenggelamkan oleh melayu sendiri...habis nak buat macam mana....
    1 hr · Like · 1
  • Hmi Mat Isa Ya Allah satukan hati2 kami demi bangsa dan agama
    1 hr · Unlike · 1
  • Rabeah Binti Mohd Ali Saya selalu dikeluarkan daripada grup apabila bersastera tentang politik, tapi saya tak kisah. Melayu takut bincangkan isu politik sedangkan politik amat penting untuk dikuasai oleh melayu. Jika melayu tidak berminat tentang politik demi agama bangsa dan negara , sudah pastilah negara ini diterajui oleh cina (DAP). Saya hanya berminat pada politik yang membela agama bangsa dan negara , politik untuk memburuk-burukkan mana-mana pemimpin saya tak suka. Tak salah kita menetengahkan isu politik bila sudah sampai negara kita berada di ambang kejatuhan maka sebelum jatuh kita sama-sama ada rasa tanggungjawab untuk selamatkan agar bila berjaya nanti tiada anak cucu pijak-pijak gambar nenek moyang mereka yang tidak bertanggungjawab meninggalkan negara di tangan cina yang zalim seperti buddha perlakukan pada rohingya.
    1 hr · Like · 2
  • Dewata Majnun Joey Joey maksudkan pd DAP. Dia pun anti-DAP.
  • Rabeah Binti Mohd Ali Jika dia anti DAP kenapa dia tak like karya yang disiarkan. Kata-katanya seolah ditujukan kepada melayu...di dunia maya semua kemungkinan berlaku menjadi dalang sudah menjadi lumrah...maka lebih baik dicantas daripada hidup dengan petualang bangsa.
    9 mins · Like
  • Rabeah Binti Mohd Ali
    Write a comment...
Pokok durian
OLDER
Takkan Melayu hilang didunia jika Islam menjadi ikutannya.
BERDIALOG DENGAN HANG TUAH DI PULAU CIPUTIH..
Gambar diatas adalah potret yang didakwa sebagai rupa Datuk Laksamana Hang Tuah yang sebenar. Sebelum ini, tiada seorang pun yang tahu bagaimana wajah Hang Tuah dan hanya mendengar kehebatan Laksamana Melaka itu melalui catatan sejarah atau karangan hikayat sahaja.
Datuk Dr. Ibrahim Ghaffar, Ahli Bersekutu Persatuan Sejarah dan Warisan Melayu Duyong (PESAWAD)
(yang bertemu Hang Tuah di Pulau Ciputih)..
Kisah kepahlawanan Hang Tuah aku tahu semasa aku masih kecil lagi di mana aku sering membaca kisah-kisahnya bersama 4 sahabat karibnya iaitu Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Kasturi dan Hang Lekiu di setiap buku yang aku jumpa termasuklah dari buku hikayatnya yang popular karangan Tun Sri Lanang, iaitu Hikayat Hang Tuah dan termasuklah juga yang telah difilemkan oleh Allahyarham Tan Sri P. Ramlee.
Aku sangat kagum dengan kepahlawanannya yang tiada tolok banding dan terbilang, bijaksana, mempunyai ilmu yang tinggi, menguasai 12 bahasa dan di gambarkan sebagai seorang yang mempunyai ketaatan yang tinggi terhadap Sultan sehingga sanggup membunuh sahabatnya sendiri iaitu Hang Jebat. TETAPI....!!!!tahukah kita, apa sebenarnya yang berlaku, dan benarkah Tuah telah membunuh Jebat?
Untuk mengetahui kisahnya, marilah kita sama-sama membaca kisah di bawah ini yang telah diceritakan sendiri oleh Datuk Dr. Ibrahim Ghaffar, Ahli Bersekutu Persatuan Sejarah dan Warisan Melayu Duyong (Pesawad) selepas beberapa kali bertemu dengan pahlawan itu di alam ghaib bermula pada 1987.
Rencana di bawah ini aku petik dari Mastika keluaran April 2013 yang dikarang oleh wartawannya Desi Ernita Dahnin @ Nita yang telah mewawancara Datuk Dr. Ibrahim Ghaffar.
Aku memohon kebenaran untuk menyalin semula artikel ini dan menyiarkan di dalam blog untuk dikongsi bersama. Terima kasih.
SELAMAT MEMBACA...
November 1987...
Sesudah solat Asar, lelaki itu naik ke dalam sampan. Mujur nelayan tua itu sudi membantunya. Menghantarnya ke sebuah pulau yang menjadi 'kawasan larangan'.
Dia harus ke sana. Kembaranya dengan beruzlah selama ini memberi petunjuk, di pulau tidak berpenghuni itulah dia akan temui jawapan yang dicari-carinya.
Petang hari Ahad, berjayalah lelaki itu menjejakkan kakinya di pulah tersebut. Lantas, dia mencari tempat yang sesuai menyambung uzlahnya. Sebongkah batu besar menghadap ke gigi laut dipilih. Atas hamparan batu itulah dia duduk terus mengkhusyukkan diri ke hadrat Ilahi. Sekadar kurma dan kismis sebagai pengalas perut.
Waktunya banyak dihabiskan dengan amal ibadah. Solat hajat, taubat dan istikharah tidak ditinggal. Sehinggalah pada malam kedua di pulau itu, lebih kurang pukul 2.00 pagi. Sewaktu dia sedang berwirid....
''Assalamualaikum...'' Salam itu tidak berjawab. Lelaki itu tergamam. Terperanjat, takut dan menggigil melihat susuk 'laksamana' dihadapannya itu.
Kali kedua salam diberi. Pun sama. Lelaki itu masih terfana. Perasaannya bercampur-baur hingga lidahnya kelu untuk berkata. Kali ketiga, salam diberi lagi sambil 'laksamana' itu menghulur tangan.
Barulah lelaki itu mampu menjawab salam. Pantas dia menyambut huluran tangan yang diberi. Sejuk rasanya tangan 'laksamana' tatkala bersalaman sambil mencium tangan itu. Aroma wangian kasturi menusuk hidungnya.
Selepas melepaskan genggaman tangan, lantas 'laksamana' itu menepuk lembut bahunya. Barulah lelaki itu tersentak. Terasa tenang semula dan lancar berkata-kata.
''Yayi bernama Hang Tuah. Yayi datang melihat cucu di sini,'' akhirnya dia memperkenalkan diri.
''Terima kasih kerana laksamana sudi datang,'' balas lelaki itu. Hatinya terasa sebak,
Pertemuan mereka malam itu tidak lama. Sekadar bualan biasa. Bermacam-macam soalan hendak ditanya lelaki itu, namun jawab Tuah yang membahasakan dirinya sebagai yayi (kiai).
''Yayi tahu apa yang cucu cari. Sabarlah. Jangan tinggal solat dan wirid!'' Sebelum subuh menjelma, mereka pun berpisah.
Keesokan malam, Tuah datang lagi menjenguknya. Pertemuan malam kedua itu, barulah laksamana terbilang itu menceritakan sedikit akan nasib keturunannya.
''Yayi bernama Hang Tuah, anakanda kepada bonda yayi iaitu Dang Merduwati atau Dang Merdu. Ayahanda yayi bernama Hang Mahmud. Yayi lahir di kampung Duyong, Melaka dan membesar di Bentan,'' tuturnya dalam bahasa lama.
Perbualan mereka terus berkisarkan nasab, salasilah, kedaulatan dan kehebatan zaman kedaulatan dan kehebatan zaman kesultanan Melayu Melaka. Pertemuan mereka bersambung hingga malam ketiga. Segala persoalan terjawab. Lelaki itu mendapat jawapan yang selama ini dicarinya.
Pertemuan malam ketiga itu merupakan malam terakhir di pulau itu. Sebelum berpisah, sempat Tuah memberi 'cenderamata' kepada lelaki itu. Kata Tun Tuah: ''Wahai cucuku, ambillah keris ini sebagai tanda pertemuan kita. Jika nanti ada sebarang keperluan, panggillah yayi!''
Lalu keris yang dihulur itu disambut penuh hormat lelaki itu. Dicabutnya keris pendek itu dari sarung, lalu dicium, Dan dimasukkan semula ke sarungnya. Tangan kanannya menggengam erat keris itu di dada sambil tangan kirinya melambai, sebagai tanda perpisahan mengiringi langkah pahlawan Melayu terbilang itu melangkah ke gigi air dan kemudian hilang dalam sayup hening subuh.
Berakhirlah pertemuan tiga harinya bersama laksamana Melayu terulung di pulau itu. Seminggu bertapa di pulau itu, ya... lelaki itu akhirnya mendapat jawapan!
Inilah potret Tun Tuah
Sambil menunjukkan sekeping potret lukisan, Datuk Dr. Ibrahim Ghaffar, 63, berkata: inilah wajah Hang Tuah!''
Sekalipun pertemuannya dengan pahlawan terbilang itu bermula pada hujung tahun 1987, hanya pada tahun 2003 dia mendapat 'izin' untuk memotretkan wajah pahlawan Melayu terbilang itu.
Lantas, Ibrahim segera ke Langkawi, menemui rakannya Mohd. Salleh Dawang, yang juga merupakan seorang pelukis yang sering membantu pihak polis melakar wajah-wajah para penjenayah.
Sambil Salleh melakar di atas kanvas putih dengan sebatang pensel, Ibrahim pun memberi gambaran rupa Hang Tuah yang pernah ditemuinya.
''Hidungnya panjang dan kembang sedikit. Bibirnya nipis dan lebar ke tepi. Bentuk wajahnya tidak bujur tapi tidak terlalu bulat. Di antara kedua-dua keningnya mempunyai lekuk. Keningnya timbul. Bulu keningnya nipis namun dibentuk seperti batas berlekuk.
''Matanya bulat, lirikannya tajam. Dagunya seperti ada lapis. Telinganya panjang. Kerisnya terselit di pinggang dan tangannya selalu di situ. Keadaannya dalam siap siaga,'' panjang lebar gambaran Ibrahim.
Dalam masa 40 minit, Salleh siap melakar gambaran yang diberi lalu ditunjukkan kepada rakannya itu.
''Astaghfirullah!'' Ibrahim mengucap panjang.
Menggigil tangannya memegang kanvas lakaran itu, Ya! Inilah wajah Hang Tuah. Benar-benar serupa seperti yang sering ditemuinya.
Salleh sendiri turut merasa aneh. Sewaktu melakar potret itu, tidak sekali pun dia menggunakan pemadan seperti kebiasaan. Tangannya juga ringan, seolah-olah diarahkan untuk melakar gerakan membentuk rupa tersebut..
Selesai lakaran, tiga hari masa diambil untuk memperkemaskan potret itu sebelum Ibrahim membawanya pulang. Potret itu disimpan rapi di rumahnya di Klang, Selangor. Tidak pernah dia berkongsi wajah pahlawan itu untuk tatapan orang luar.
Hanya pada tahun lalu, barulah wajah Hang Tuah ini diabadikan pada setem yang dikeluarkan eksklusif oleh Persatuan Sejarah dan Warisan Melayu Duyong (PESAWAD).
Waktu itu bila ditanya, Ibrahim sekadar menjawab wajah itu dihasilkan selepas beberapa siri pertemuannya dengan Hang Tuah di alam ghaib. Tiada perincian lain.
Kata Ibrahim, sukar untuk menceritakan perkara yang tidak mampu diterima logik akal manusia. Namun kepada Mastika, barulah Ibrahim terbuka hati menceritakan kisah pertemuannya dengan Hang Tuah.
Mencari jati diri Melayu...
TIDAK! Ibrahim tidak pernah meminta untuk bertemu Hang Tuah. Segalanya bermula pada bulan Ogos 1987, sewaktu tercetusnya isu perlembagaan apabila Karpal Singh hendak memfailkan saman terhadap Sultan Selangor.
Sebagai anak Melayu yang kebal jati diri, Ibrahim bersama puluhan sabahat yang lain tampil mempertahan kedaulatan raja-raja melayu. Matlamatnya terlaksana sekalipun dia menanggung akibat, ditahan ISA selama 19hari.
Selepas itu, Ibrahim tekad. Membawa diri ke serata tempat untuk 'berkhalwat', mengasingkan diri bermunajat kepada sang Pencipta. Tujuannya hanya satu, mencari kemelayuan dalam dirinya.
Ya Allah, aku mencari diriku, Melayuku. Adakah benar Melayu ini tuan kepada bumi (Malaysia) bertuah ini? Bantulah aku agar tidak tersesat- Itulah hajat yang sering dipohon dalam pencariannya.
Lalu dia 'dipertemukan' dengan Hang Tuah, pahlawan terbilang abad ke-15 yang memberi jawapan terhadap pencariannya itu.
Tuah tidak bunuh Jebat!
Tanyalah apa saja peristiwa lampau, sama ada tentang Kesultanan Melayu Melaka. Tentang Hang Tuah lima sahabat? Atau apa saja yang menjadi persoalan dalam sejarah. Ibrahim ada jawapannya!
Sebab itu bila ada pihak mempertikai kewujudan Hang Tuah, Ibrahim tampil lantang berusara. Kerana dia masih ingat pesan Tuah yang berkata: ''Jangan sesekali cucu dan anak cucu yang lain berfikir atau mengatakan bahawa Sultan Melaka tidak pernah ada. Begitu juga adinda dan sahabat-sahabat.''
Lagi satu penjelasan Tuah dalam pertemuan mereka berkata: ''Yayi tidak pernah membunuh sahabat yayi, si Jebat. Tidak sekali-kali!''
Lalu tanya Mastika, siapa yang bunuh Jebat? Bukankah dalam sejarah tertulis Tuah bunuh Jebat kerana derhaka terhadap sultan?
Tidak! Itu bukan kisah sebenar. Begini ceritanya. Tuah dan Jebat bertikam berhari-hari kerana mereka 'bergurau', melepaskan rindu setelah sekian lama terpisah angkara kedua-duanya menjadi mangsa fitnah.
''Jika benar yayi mahu bunuh Jebat, mengapa perlu menutup semua langsir dan tingkap istana? Bukankah lebih baik rakyat jelata melihatnya?'' cerita Tuah.
Tikam menikam itu sengaja kedua-dua sahabat itu dipanjangkan berhari-hari kerana tujuannya mahu mengumpulkan orang-orang besar istana yang telah memfitnah mereka.
Apabila kesemua mereka sudah tiba, lalu Tuah melukakan sedikit jari kelengkeng Jebat dengan keris raja yang dibawanya pada waktu pagi agar darah mudah keluar.
Lalu luka itu dibalut, agar tampak memang sengaja dilukakan. Kemudian, Jebat pun mengamuk. Namun, sebenarnya yang diamuk Jebat hanya orang-orang tertentu yang telah melempar fitnah terhadap mereka berdua.
Setelah tiga hari mengamuk dan orang yang dikehendakinya sudah dihapuskan, lalu Jebat datang kononnya menyerah diri ke rumah Tuah.
''Lalu hamba isytihar kepada rakyat Melaka. Di ambang pintu, di mata tangga kesembilan, wahai rakyat negeri Melaka, tuanku perintahkan aku membunuh si penderhaka ini. Maka akulah yang berhak menguruskan bangkainya,'' cerita Ibrahim seperti yang disampaikan Hang Tuah kepadanya.
Jelas Ibrahim: ''Tujuan dia berbuat begitu untuk menjauhkan orang ramai. Lalu Tuah bawa Jebat masuk ke rumahnya. Sempat Jebat mandi, bercukur dan makan bersama sahabatnya itu.
''Jebat diberi persalinan baru. Menggunakan identiti baru, Jebat membawa diri ke Langkawi, membantu kerajaan Langkasuka waktu itu. Sedangkan Tuah pula keluar dari rumahnya menatang kononnya jenazah yang dibungkus dan dikebumikan sebagai tanda Jebat sudah mati di mata rakyat.''
Oh! Begitu rupanya. Lalu Mastika tanyakan lagi soalan lain. Perihal Tun Teja, Puteri Hang Li Po, Puteri Gunung Ledang, Keris Taming Sari dan pelbagai soalan lain. Semua ada jawapannya! Jawapan yang disahihkan sendiri oleh Hang Tuah, menurut kata Ibrahim. Terlalu panjang hendak ditulis di sini.
Mastika tanya lagi, benarkah Tun Tuah menghilangkan diri setelah mencampak Keris Taming Sari ke Sungai Duyong?
Dalam senyum Ibrahim menjawab: ''Ya. Dia 'mengghaibkan' diri. Ghaib dalam istilah sebenar, menukar identiti dirinya.''
Setelah Jebat kononnya dibunuh, di depan rakyat Melaka, Tuah berkata, ''Aku campakkan Taming Sari yang telah membunuh sahabatku ini ke Sungai Duyong. Jika ia timbul, aku tetaplah di sini. Tetapi jika tenggelam, maka aku pun akan pergi selamanya.''
''Sebenarnya, ia adalah satu alasan yang dicipta Tuah sebagai syarat atau alasan untuk mengundurkan diri kerana tidak mahu lagi jadi laksamana. Sudah tentu keris iaitu besi akan tenggelam dalam air. Inilah alasan untuk Tuah berundur dan 'ghaib' dari identiti sebenarnya.''
Mengapa? Mastika tanya lagi.
''Kerana kata Tuah, dia tidak mahu lagi berkhidmat dengan sultan yang beraja di mata, bersultan di hati,'' jawab Ibrahim.
Jadi, selepas 'bersara', Tuah hidup seperti rakyat biasa? Ibrahim mengangguk.
Di Melaka? Ibrahim angguk lagi.
Mastika terus bertanya, bermakna Tuah meninggal dunia juga di Melaka?
Ibrahim tetap angguk kepala sambil berkara: ''pernah disebut, Tuah berkata... tidak akan kutinggalkan negeri bertuah ini, Aku akan lahir dan mati di sini. Ya, di bumi Melaka itulah dia lahir dan mati. Malah, nasab keturunannya juga berkembang. Ada di serata tempat kerana Tuah itu mempunyai tiga orang isteri.''
Jadi, di mana kuburnya? Mastika terus menyoal. Tunjukkanlah kepada kami makam pahlawan terbilang itu.
Ibrahim tertawa dan menjawab: ''makamnya ada di Melaka. Maaf, buat masa ini belum dapat 'izin' Tuah untuk menunjukkannya kepada umum.''
Jebat dan Kasturi
Pertemuan dari dua alam berbeza itu tidak berakhir. Malah, sehingga kini Ibrahim akui masih terus 'berhubung' dengan Hang Tuah dan Melaka menjadi pusat kebanyakan 'pertemuan' mereka itu.
"Sesekali bila ada perkara yang hendak disampaikan, Tuah akan 'panggil' saya datang. Walaupun saya orang sastera, kadangkala saya terpaksa buka kamus kerana tidak faham dengan perkataan lama yang digunakan oleh laksamana terbilang itu," ujar Ibrahim.
Sepanjang lebih 20 tahun 'perkenalan mereka, bukan hanya Hang Tuah, namun Ibrahim turut pernah berjumpa dengan empat sahabat lain iaitu Jebat, Kasturi, Lekir dan Lekiu.
"Kesemua sahabat ini air mukanya tenang-tenang. Jika Hang Tuah itu kulitnya kuning langsat. Rambutnya sedikit panjang mencecah bahu. Usianya kalau dibandingkan dengan manusia dalam 60 tahun. Tidak nampak muda dan tidak nampak tua juga. Badannya sasa, dada terbuka. Matanya sangat tajam. Bila berbicara, pandangannya melirik tajam.
"Tinggi Tuah dalam anggaran tujuh kaki. Saya kena dongak kepala untuk melihatnya. Halkumnya besar. Memakai semutar dan sehelai kain disangkut pada bahu kanan. Selalunya dia memakai baju putih tidak berbutang, berseluar paras betis dan bercapal seperti orang zaman dulu." kata Ibrahim menggambarkan rupa Hang Tuah.
Selalunya dalam pertemuan mereka, yang sering menemani Tuah adalah Hang Jebat di sebelah kanan dan Hang Kasturi di sebelah kiri. Hang Jebat, kulitnya gelap sedikit. Tubuhnya sedikit kurus dan tidak terlalu tegap berbanding Tuah. Manakala Kasturi pula, orangnya sangat lembut dan pendiam. Hanya akan bersuara bila ditanya.
"Lekir dan Lekiu jarang saya jumpa. Lekir juga agak pendiam, kulitnya lebih gelap namun badannya tegap. Manakala si Lekiu pula seorang yang suka mengusik sahabat yang lain. Namun, keempat-empat mereka amat hormat pada Tuah. Apa dikata Tuah, mereka akan jawab "Ya kanda"
"Malah saya pernah dipertemukan dengan bonda Tuah iaitu Dang Merduwati dan turut dihadiahkan sebilah keris, cerita Ibrahim lagi.
Sedihnya Tun Tuah!
"Segera kukhabarkan, kita tidak lagi punya tanjak dan keris. Semua sudah semakin terhakis. Kita berbudi terlanjur jujur, wayuhkan bahasa yang tinggal cuma kuasa." Itu antara keluhan awal laksamana terbilang itu kepada Ibrahim
Bukan Tuah tidak nampak, bukan tidak merasai. Melayu kini sudah tidak seperti dulu lagi. Semangat dan jati diri kian luntur. Perpaduan makin terhakis. Agama kian diketepikan. Adab dan adat kian dilupakan.Pernah Tuah berkata dalam kiasnya: " Hamba fasih 12 bahasa. Belayar berdagang ke serata dunia. Menjadi utusan baginda ke banyak benua. Tapi bahasa ibunda tetap terpelihara.
Ujar Tuah, dahulunya Melayu bangsa agung nan bijaksana. Sekalipun dia belajar dengan pelbagai guru, mahir dengan pelbagai bahasa, namun setiap surat yang diutus kepada mana-mana raja di seluruh dunia tetap menggunakan bahasa Melayu bertulis jawi. Kata Tuah, soal raja itu faham atau tidak, itu bukan urusan kita.
Sedih! Tuah melihat Melayu hari ini. Melayu sudah berpecah belah. Sudah kurang menghayati agama. Kurang beradab, raja tidak lagi dihormati. Adat istiadat telah diliupakan. Selalu dia menitip pesan pada saya, jaga anak cucu, kedaulatan, ketuanan dan kesucian Islam. Bila berpesan, dia amat tegas. Matanya buntang dengan jari telunjuk dinaikkan bila berkata. Selalu Tuah berkata pada saya, "Jangan sampai anak cucu kita dalam keadaan 'urian' (telanjang bulat). Semua orang akan mentertawakan. Aib! Aib!" tutur Ibrahim lagi.
Banyak! Masih banyak pesan Hang Tuah untuk bangsa Melayu. Kerana sesungguhnya Melayu itu pewaris bumi bertuah ini. Seperti pepatah lazimnya yang berbunyi, "Takkan Melayu hilang di dunia."
  • You and 7 others like this.
  • Rabeah Binti Mohd Ali APA APA KEISTIMEWAAN DAN HAK ORANG MELAYU MESTI DIPERTAHANKAN TAPI BILAMANA DAP AMBIL ALIH NASI SUDAH MENJADI BUBUR...MELAYU CUMA WUJUD DI ZAMAN HANG TUAH AJE....
    51 mins · Like · 1
  • Rabeah Binti Mohd Ali
    Write a comment...
Sultan dan rakyatnya berpisah tiada.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memimpin dan mentadbir rakyatnya dengan kesabaran, kebijaksanaan dan hikmah.
Pemimpin sebegini amat dekat dengan rakyatnya..
Salah satu cara terbaik adalah dengan mendengar dan memahami aspirasi dan kondisi rakyatnya..
Barulah kemudian rakyat mendengar dan memahami aspirasi pemimpinnya..
Kepada kita di peringkat akar umbi pula, belajarlah juga cara menyampaikan isi hati dengan baik. Janganlah disertakan caci dan maki..
Kita juga mempunyai kekurangan.. Kita juga inginkan satu teguran atau pemberitahuan yang baik daripada orang lainnya..
Daulat Tuanku...
- JB -
-----------
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
At-Taubah, QS 9 :128
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Al-Ahzab, QS 33 : 21
  • You and Hmi Mat Isa like this.
  • Rabeah Binti Mohd Ali Daripada Malaysia dikuasai DAP lebih baik diberi kuasa memerintah kepada raja-raja dan tentera...tak payah gaduh-gaduh sesama sendiri lagi.
    54 mins · Like · 1
  • Rabeah Binti Mohd Ali
    Write a comment...
Xtahu lh ank sape nk amik jam
Nk bwk blk senang nk bagun sahur.kt rmh jam x ade
‪#‎ya‬ salam


PETIKAN WALL GRUP KEBANGKITAN BANI JAWI NUSANTARA
5 RAMADAN 1436H
22 JUN 2015

0 comments:

Post a Comment

 
;