Saturday 12 May 2012

HINGGA KE SYURGA KAMI SAYANG IBU



HINGGA KE SYURGA KAMI SAYANGKAN IBU

Kata ibu aku anak yang nakal,
Pening kepala ibu melayani kerenahku;
Bukan niatku menjadi nakal,
Sudah lumrah kanak-kanak begitu.

Kesusahan keluarga tidak kupeduli,
Kerana ibu dan ayah terpisah sudah;
Aku bersedih kenapa nasibku begini,
Kebahagiaan keluarga semuanya musnah.

Biarpun ibu dan ayah tidak sehaluan,
Namun kumasih harap mereka bersatu;
Kuberjauhan setiasa rindu-rinduan,
Demi kasih dan sayang rasa tak jemu.

Rasa bahagia tinggal di sini,
Rumah Anak Yatim Madrasah Al-Taqwa;
Hidup kami saling sayang menyayangi,
Azam kami menjadi hamba bertaqwa.

Abang Zaid baik budi,
Kami dilayan seperti keluarga sendiri;
Hari-hari berbunga kasih suci,
Hingga ke mati tidak dilupai.

Kami bergurau senda setiap hari,
Bersenda gurau tidak terguris hati;
Bersahabat saling hormat menghormati,
Demi kerana Allah dicintai.

Setiap hari membaca Kalam Allah,
Memejam mata menghafal Al-Quran;
Ayat dibaca hafallah sudah,
Gembiranya hati dalam kesyukuran.

Baca Al-Quran berjubah dan berserban putih,
Berwangi-wangian setiap hari;
Hafalan Al-Quran menjadi mudah,
Gembiranya hati tidak terperi.

Solat berjemaah setiap waktu ,
Setiap seorang berpeluang menjadi imam;
Gembiranya kami apabila sampai waktu,
Syahdu sungguh mendengar suara imam.

Waktu Maghrib aku mengalunkan azan,
Penghuni bumi dan langit syahdu mendengar;
Gembiranya aku mengalunkan azan,
Doa penghuni bumi dan langit aku bersyukur.

Ustaz mengajar kami penuh kasih sayang,
Kami dianggap seperti anak sendiri;
Dunia akhirat kami ingin cemerlang,
Belajar bersungguh-sungguh setiap hari.

Kusayang abang dan adik-adik,
Di Rumah Anak Yatim Dan Kebajikan Madrasah Al-Taqwa;
Hidup kami seperti adik beradik,
Moga kami menjadi insan bertaqwa.

Suatu hari Amizan menelefon bapa,
Minta belikan beg sandang;
Setiap hari menunggu bapa,
Redha Amizan bapa tak datang.

Bilik kami dihias indah,
Dipenuhi dengan kad ucapan Hari Ibu;
Kata-kata maaf dan sayang penuh bermadah,
Hingga ke Syurga kami sayangkan ibu.

Kusayang adikku Iman sepenuh hati,
Iman mahukan jam dan minyak wangi;
Kuhadiahkan Iman sukanya hati,
Dipakai Iman setiap hari.

Sukanya hati kami dapat perhatian,
Daripada FINAS untuk raikan kami;
Kami gembira dalam kesyukuran,
Kerana ada yang sudi mengingati kami.

Berqiamulail kami di malam itu,
Syahdu sungguh abang Zaid membaca Al-Quran;
Kami semua menangis tersedu-sedu,
Menghayati Kalam Allah dalam kesyahduan.

Selepas solat kami berzikir,
Sambil berzikir menangis hiba;
Hal dunia kami tak fikir,
Melainkan Allah yang dipuja.

Habis berzikir kami bermaaf-maafan,
Sambil bermaafan berpelukan dalam tangisan;
Serasa kami tidak mahu dipisahkan,
Kalau sudah takdir kami redhakan.

Hari itu kami bersiap menyambut tetamu,
Tetamu yang dihormati lagi disayangi;
Sikap penyayang mereka sudahlah tentu,
Bertuahnya kami hidup disayangi.

Kemeriahan menyambut tetamu bertukar duka,
Kami berpelukan sesama sendiri;
Berzikir kami penuh hiba,
Relakan kami sehidup semati.

Sahabatku separuh badan ditelan bumi,
Menyuruhku selamatkan diri;
Aku menangis melihat sahabatku mati,
Moga dirimu Syurga menanti.

Sahabatku ditelan bumi bersama adikku,
Kusempat mencapai tangan adikku Iman,
Tapi apa nak buat cepatnya berlaku,
Pergi adikku Iman kulaungkan azan.

Duhai sahabat-sahabat dan adikku sayang,
Kalian dikebumikan dalam liang lahad yang sama;
Kenangan bersama terbayang-bayang,
Tunggulah kedatangan ku ingin bersama.

Pemergian kalian kutangisi dalam redha,
Kenangan bersama kuabadikan hingga ke mati;
Gembiralah kalian menikmati Syurga,
Sesungguhnya Allah memberimu darjat yang tinggi.

Karya: Putri Rimba Niagara
22 Mei 2011
(Sempena Memperingati Pemergian 16 Orang Pelajar
Rumah Anak Yatim & Kebajikan Madrasah Al-Taqwa.
Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas roh mereka)
(PETIKAN DARIPADA WALL PUTRI RIMBA NIAGARA)
13 Mei 2012
 ·  ·  · 3 hours ago

    • SALAM UKHUWAH PUISI, GURINDAM,SYAIR DAN PANTUN
      SETULUSNYA KASIH DARIPADA PUTRI RIMBA NIAGARA

      Bismillahirrahmanirrahim
      Assalamualaikum Warahmatullahiwabaratuh
      Kepada yang disanjungi Imam Pujo Mulyatno Cipuk

      Salam ukhuwah puisi dari saya
      Putri Rimba Niagara
      Sebagai nama pena saya
      Saya bukan seorang putri
      Maka tersebutlah kisahnya
      Di mana bermulanya kisah
      Putri Rimba Niagara
      Disebuah pantai yang terpencil
      Sekujur tubuh terdampar
      Dibawa arus ombak
      Lautan asid bergelora
      Seluruh tubuh
      Melecur tiada berkulit
      Tiada bergerak
      Tapi masih bernyawa

      Sekumpulan penghuni rimba
      Yang ketika itu sedang bernyanyi-nyanyi
      Terjumpa si Putri Rimba...
      Dibawa ke rimba
      Dirawat Putri Rimba
      Menggunakan sumber-sumber asli
      Yang diperolehi dari rimba
      Sudah hampir
      Tiga purnama koma
      Barulah putri rimba sedar
      Dari koma dan pulih seperti sediakala
      Seluruh tubuhnya tiada kesan lecur lagi

      "Di manakah hamba?"
      "Syukur Alhamdulillah Tuanku Putri sudah sedar
      Setelah tiga purnama Tuanku Putri koma
      Kami adalah penghuni Rimba Niagara
      Menjumpai tuanku putri
      Terdampar di pantai dengan lecuran
      Keseluruhan tubuh
      Kami bergotong royong merawat
      Dan mengobati Tuanku Putri
      Di samping berusaha kami
      Membuat sembahyang hajat bermunajat
      Kepada Ilahi agar Allah menyembuhkan
      Kecederaan Tuanku Putri
      Dengan izin Allah
      Tuanku Putri sembuh dan sedar dari koma

      Mendengar cerita penghuni rimba yang baik budi itu
      Putri Rimba menangis hiba
      Lama putri rimba menangis
      Penghuni rimba juga menangis

      "Tuanku Putri hiba benar kami semua
      Mendengar tangisan hiba Tuanku Putri
      Pasti perjalanan kehidupan tuanku putri
      Diselubungi dengan gerhana mendung
      Pasti hati tuanku putri luka berdarah....darah...

      Di sini gerhana akan bertukar menjadi pelangi cinta
      Agar tuanku putri ceria dan bahagia penuh
      Kasih dan sayang daripada kami setulus ikhlas

      Luka di hati tuanku putri
      Kami jahit dengan benang cinta
      Agar sesudah ini tuanku putri tidak bersedih lagi
      Buat selamanya Insya-Allah Aamin"

      Putri rimba menangis hiba
      Setelah mendengar pengakuan penghuni rimba
      Betapa sayangnya penghuni rimba kepadanya
      Hatinya bagaikan disayat-sayat
      Seolah tidak percaya
      Seolah berada di alam fantasi tapi realiti

      "Kami suka melihat tuanku purtri menangis hiba
      Tapi kalau tanpa henti sejak tadi kami pun tak tega...
      Izinkan kami sapukan air mata tuanku putri dengan
      Daunan kasih."

      Setelah disapu air mata tuanku putri rimba dengan
      Daunan kasih...tuanku putri tidak menangis lagi
      Dan senyum meleret

      "Ha macam itulah...Syukur Alhamdulillah kali pertama
      Melihat senyuman tuanku putri...tenang rasa hati kami....
      Istana rimba ini kami bina isimewa untuk tuanku putri
      Suka tak?"

      "Suka banget...unik dan fantastik!
      Hamba amat hargai seumur hidup hamba."

      Hari-hari yang dilalui bersama dengan penghuni rimba
      Amat membahagiakan...
      Saling menyayangi
      Saling menghormati
      Saling memahami
      Saling berkorban
      Berkata-kata dalam bahasa nan indah-indah
      Tiada rasa disakiti dan menyakiti hati
      Tiada rasa sedikitpun cemburu
      Coma yang ada
      Sayang....sayang...sayang...
      Kasih...kasih...kasih....
      Kasih demi-Nya

      Inilah dunia yang diimpikan putri rimba
      Tuhan memakbulkan doa putri rimba
      Tinggal bahagia selamanya bersama penghuni rimba yang penyayang
      Kerna telalu bersyukurnya putri rimba kepada Tuhan Yang Maha Esa
      Setiap kata-kata yang diluahkan adalah
      Suara-suara hati semurni kasih
      Bicaranya adalah bait-bait syair ,puisi, gurindam dan pantun

      Setiap kali putri rimba berkarya
      Penghuni rimba akan terharu
      Mereka sama-sama menangis hiba
      Bersama Putri Rimba ....

      Putri Rimba menulis menggunakan
      Bulu burung garuda diRaja
      Tinta pula adalah campuran
      Darah penghuni rimba dengan Putri Rimba
      Setiap kali berkarya
      Putri Rimba menulis dengan
      Sepenuh jiwa sepenuh kasih sayang
      Menulis diiringi dengan tangisan hiba

      Ukiran karya-karya Putri Rimba di daunan kasih
      Setelah dibaca penghuni rimba
      Disimpan rapi serapinya
      Agar satupun tidak terbuang dalam simpanan
      Khazanah Rimba Niagara

      Begitulah bermulanya kisah asal usul hamba
      Bergelar Putri Rimba Niagara

      Moga sudi membaca karya-karya hamba dengan senang hati
      JIka ada bahasa Indonesia/Malaysia atau ejaan
      Harap sudi memperbetulkannya
      Saya sudi kok terima segala pembetulan
      Demi memperbaiki mutu penulisan saya

      Terima kasih...terima kasih...terima kasih...

      Salam ukhuwah puisi, gurindam, syair dan pantun
      Daripada :

      PUTRI RIMBA NIAGARA
      MALAYSIA
      13 Mei 2012

      2 hours ago · 
(PETIKAN DARIPADA WALL  GROUP MASYARAKAT ADAT MATARAM)
13 Mei 2012

0 comments:

Post a Comment

 
;