Wednesday, 26 June 2013

FORUM KAJIAN TASAWUF CAHAYA IHSAN-TAQWA "AL-INSANIYAH"



TASAWUF: DEWASA
(Bukan Bacaan Kanak-kanak. Bacaan bagi yang “Hurriyatul-fikri wa hurriyatul iradah … Merdeka dalam berpikir dan merdeka dalam berkemauan / berkehendak.” [HR Bukhari])

(Ayahanda Ridhwanullah)

Assalaamu’alaikum wr wb…….
Salam damai-sejahtera bagi bagi kita sekalian……….

“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (apa saja yang diikuti dan dipentingkan/disembah selain Dia Ta’ala Yang punya asma / nama ‘Allah’), yaitu tidak menyembahnya dan kembali menemui Allah, bagi mereka berita gembira; oleh sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, yaitu yang mendengarkan perkataan (tanpa memandang figur yang berkata) lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya (perihal Tuhannya). Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS Az-Zumar 39: 17-18).

ANDA INGIN BISA SHOLAT KHUSYU’ ?

MENGAPA ANDA TIDAK BERKEMAUAN DAN BERKEHENDAK MENEMPUH JALAN UNTUK MERAIH SHOLAT KHUSYU' ?

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang tidak ingat Allah (lalai, alpa, lengah, lupa) dalam shalatnya,” (QS Al-Maa´uun 107: 4-5).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk (tidak sadar, tidak ingat Allah), sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (“Inni wajjahtu Wajjhiya lilladzi fatharas-samawati wal ‘ardl … Sesungguhnya aku menghadapkan wajah-ruhaniku kepada Wajah Sang Maharuhani Yang menciptakan langit dan bumi’) …” (QS An-Nisaa' 4: 43).

“… Berdirilah untuk Allah dalam sholatmu dengan khusyu'.” (QS Al-Baqarah 2: 238).

“Dan mereka (kaum yang Mengenal Tuhannya) adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” (QS Al-Anbiyaa' 21: 90).

APAKAH SHOLAT ITU ?
“Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain AKU, maka SEMBAHLAH AKU (tunaikan sembahyang) dan DIRIKANLAH SHOLAT UNTUK MENG I N G A T AKU.” (QS Thaahaa 20: 14).

APAKAH KHUSYU' ITU ?

"Berkatalah orang-orang yang tidak mempercayai untuk menemui Kami (mereka memperolok-olokkan orang-orang yang percaya): "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau mengapa kita tidak melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas dalam melakukan kezaliman." (QS Al-Furqaan 25: 21).

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', yaitu orang-orang yang telah membuktikan keyakinannya (sehingga meyakini), bahwa mereka akan menemui Tuhannya (dalam sholat-Nya), dan bahwa mereka akan kembali menemui-Nya (dalam sholat-Nya). " (QS Al-Baqarah 2: 45-46)..

"Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mu'min yang khusyu' itu) pada waktu mereka menemui-Nya (dalam sholat-Nya) ialah: "Salam (damai-selamat sejahtera)"; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka." (QS Al-Ahzab 33: 44).

"Wajah-wajah orang-orang mukmin (yang khusyu' itu) pada ketika itu berseri-seri. Kepada Tuhannya-lah mereka melihat / menyaksikan (dalam sholat-Nya)." (QS Al-Qiyaamah 75: 22-23).

"... dan orang-orang yang menyaksikanTuhan mereka. Bagi mereka pahala dan Nuur-Cahaya mereka (dari sisi Allah)." (QS Al-Hadiid 57: 19).

"Barangsiapa yang buta (penglihatan nafs-ruhaninya, tidak melihat dan mengenal Rabb-nya) selagi masih hidup bersama jasadnya di dunia fana' ini, maka PASTI di akhirat nanti (ketika mati dan sesudah matinya) dia akan lebih buta (tidak mengenal diri nafs-ruhaninya dan tidak mengenal Rabb-nya) dan lebih tersesat dari jalan pulang kembali menuju Tuhannya." (QS Al-Israa' 17: 72).

"Laa tudrikuhul abshoru wa HUWA yudrikuhul abshora wa huwal lathiful khobir ... Dia Ta'ala tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata (di kepala jasad/jasmani), sedang Dia Ta'ala dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS Al-An'aam 6: 103).

"Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benar mengenal-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (dapat mengangkat diri-nafs ruhani hamba yang dikehendaki-Nya untuk menemui-Nya, menyaksikan kehadiran-Nya, dan mengenal-Nya)." (QS Al-Hajj 22: 74).

"maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi (memenuhi himbauan Allah SWT: "Hai MANUSIA, sesungguhnya kamu harus berusaha sungguh-sungguh untuk menemui Tuhanmu, [jika kamu mengerjakan hal itu] maka PASTI kamu akan menemui Allah." [QS Al-Insyiqaaq 84: 6]), lalu mereka mempunyai qolbu yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga nafs-ruhani yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata (di kepala jasad/jasmani) itu yang buta, tetapi yang buta, ialah qolbu yang di dalam dada." (QS Al-Hajj 22: 46).

JADI… SHOLAT KHUSYU’ adalah:

“Ash-sholatu mi’raajul mu’minin … Sholatnya orang mu’min adalah mi’raaj menemui / menyembah Dia Ta’ala Yang punya nama / asma ‘Allah’.” (HR Bukhari).

ANDA INGIN BISA SHOLAT KHUSYU ?

MENGAPA ANDA TIDAK BERKEMAUAN DAN BERUSAHA MENEMPUH JALAN UNTUK MERAIH SHOLAT KHUSYU' ?

APAKAH TUJUAN HIDUPKU / TUJUAN HADIRKU DI DUNIA FANA' INI ?

"Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan (tujuan mencari / menuju) Kebenaran (Al-Haqq = Allah SWT), padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang percaya itu tidak menyukainya," (QS Al-Anfaal 8: 5).

"Carilah Ilmu itu (Ilmu Kesempurnaan Ruhani, Ilmu Ma'rifatullah) walaupun sampai ke Negeri Tiongkok." (HR Bukhari).

"Hai MANUSIA, sesungguhnya kamu harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menuju (menemui) Tuhanmu, (jika itu kamu kerjakan) maka pasti kamu akan menemui-Nya." (QS Al-Insyiqaaq 84: 6).

"Barangsiapa yang menghendaki untuk menemui Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang (tiba / sampai). Dan Dialah Yang Maha mendengar (harapan dan do'a kerinduan hamba-Nya) lagi Maha Mengetahui (kebenaran niat dan tekad serta kesungguhan berusaha hamba-Nya itu)." (QS Al-'Ankabuut 29: 5).

"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan (mengingkari dan menolak) pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila hari berpisahnya ruh dengan jasad datang kepada mereka dengan tiba-tiba (tanpa pemberitahuan sebelumnya), mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kematian itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. Dan kehidupan dunia ini, tidak lain kecuali hanyalah main-main dan senda gurau belaka (panggung sandiwara). Dan sungguh Kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS Al-An'aam 6: 31-32).

Kampung:
nagari darimana aslinya diri ini berasal-muasal; dari Allah, harus bisa kembali pulang menuju / menemui Allah lagi ("Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un").

Akhirat = Al-Akhir = Allah SWT

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak menghendaki untuk menemui Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan (duniawi) itu dan orang-orang yang melalaikan / mengabaikan ayat-ayat (pemberitahuan / berita ) Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan APA YANG TIDAK PERNAH mereka kerjakan." (QS Yunus 10: 7-8).

APAKAH YANG SELALU MEREKA KERJAKAN ?

KEDUNIAAN BELAKA. Dari dunia, oleh dunia, untuk dunia, dan kepada dunia.

"Barangsiapa yang mengejar dunianya, maka akhiratnya luput." (HR Bukhari).

APAKAH YANG TIDAK PERNAH mereka kerjakan?

Yaitu memenuhi himbauan / panggilan Allah SWT berikut ini:

"Hai MANUSIA, sesungguhnya kamu harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menuju Tuhanmu, (jika itu kamu kerjakan) maka pasti kamu akan menemui-Nya." (QS Al-Insyiqaaq 84: 6).
“Barangsiapa yang mengejar akhiratnya, maka dunianya ikut.” (HR Bukhari).

HATI-HATI...
PEREDARAN DARAHMU ADALAH SARANG SETAN....

Hati-hati... Setan mengalir di dalam peredaran darahnya... darahmu... darahku... darah kita....

Demikianlah menurut sebuah hadits Nabi Besar Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

'Tanah' dan 'bumi' simbolis dari bumi-jasad... di mana setan mengalir di dalam peredaran darahnya sehingga menjadi sarang berkembangbiaknya balatentara hawanafs dan syahwat-jasadi.... yang harus diperangi dengan peperangan besar ke dalam diri (Jihadun-Nafs).......

Para Ahli Tasawuf terkemuka dari berbagai Thariqah muta'barah (yang rantai silsilah kemursyidannya sambung-menyambung hingga sampai kepada Nabi Besar Muhammad SAW) telah berkata,

"Barangsiapa menempuh jalan keruhanian tanpa bimbingan seorang Waliyyam-Mursyida (Guru-Mursyid), maka gurunya adalah setan."

Hakikat Mursyid adalah Allah SWT sendiri yang
"... membimbing untuk sampai menemui (menyaksikan dan mengenal) CAHAYA-NYA (NUURUN 'ala Nuurin) bagi barangsiapa hamba yang dikehendaki-Nya. Dan bagi manusia, Allah telah menciptakan simbol-simbol / lambang-lambang / kiasan-kiasan (untuk menutupi hakikat / kebenaran-Nya bagi barangsiapa yang tidak dikehendaki-Nya)." (QS An-Nuur 24: 35).

Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang disesatkan Allah (karena bertuhan bukan kepada Dia Ta'ala Yang punya nama / asma 'Allah', tetapi bertuhan kepada waham / persangkaan dan persepsi pikirannya sendiri, mengikuti hawanafs dan syahwat-jasadinya), maka engkau tidak akan mendapatkan satu orang pun waliyyam-mursyida yang sudi menjadi guru-pembimbingmu pada jalan menuju Allah." (QS Al-Kahfi 18: 17).

"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu ilmu-pengetahuanpun tentang (Al-Haqq) ITU. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti waham / persangkaan sedang sesungguhnya waham / persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap Sang Kebenaran (Al-Haqq)." (QS An-Najm 53: 28).

“Kemudian keduanya (diri-nafs ruhani berkendaraan kuda-jasadnya) bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami (Waliyyam-Mursyida), yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (ladunna ‘ilma, ilmu laduni).” (QS Al-Kahfi 18: 65).

Ber-HATI-HATI-lah.................!

ANDA INGIN BISA SHOLAT KHUSYU ?

MENGAPA ANDA TIDAK BERKEMAUAN / TIDAK BERKEHENDAK DAN BERUSAHA MENEMPUH JALAN UNTUK MERAIH SHOLAT KHUSYU' ?

“Hurriyatul-fikri wa hurriyatul iradah … Merdekalah dalam berpikir dan merdekalah dalam berkemauan / berkehendak.” (HR Bukhari).

ANDA INGIN BISA SHOLAT KHUSYU’ ?

MENGAPA ANDA TIDAK IKUT "BIMBINGAN SUBHANALLAHU – KEILMUAN SHOLAT KHUSYU’" (GRATIS) ?

DILANJUTKAN DENGAN MENGIKUTI "SANLAT MA'RIFATULLAH MERAIH SHOLAT KHUSYU'".......

HANYA BAGI ANDA YANG BERSUNGGUH-SUNGGUH INGIN DIKARUNIAI ALLAH: SHOLAT KHUSYU'....

ANDA DIPERSILAHKAN UNTUK MENCICIPINYA SENDIRI…………….

http://www.facebook.com/groups/ridhwanullah.18/permalink/447766828610275/

SIFAT WUJUD ALLAH (SIFAT KE-1 DARI SIFAT 20-NYA)

SIFAT ke-1 dari SIFAT 20-NYA adalah WUJUD. WUJUD ALLAH adalah DZAT LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN, artinya tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini yang dapat menyamai-Nya ataupun menyerupai-Nya sebab WUJUD ALLAH itu serba beda dengan segala sesuatu yang baharu / ciptaan-Nya (MUKHALAFAH LIL HAWADITS).

Oleh sebab itu, kaum 'arif billah yang telah menyaksikan-Nya dan mengenal-Nya (Ma'rifatullah)... lidahnya kelu....... tidak akan mampu untuk berbicara menceriterakan perihal Perjumpaan dengan Tuhannya.... mereka yang sudah ma'rifatullah sudah tidak sanggup lagi menceriterakan perihal Allah... karena DIA TA'ALA MAHA INDAH, MAHA SEMPURNA, MAHA LUAR BIASA dan MAHA SEGALA-GALANYA....... kecuali hanya sekedar mengingatkan dan mengajak manusia untuk berjalan menuju Perjumpaan dengan Tuhannya memenuhi kehendak dan himbauan / panggilan-Nya:

"Hai MANUSIA, sesungguhnya kamu harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menuju (menemui) Tuhanmu, (jika kamu mengerjakannya) maka PASTI kamu akan MENEMUI ALLAH." (QS Al-Insyiqaaq 84: 6).

.... menemui (liqa' Allah), menyaksikan (musyahadah), dan mengenal kembali Allah (ma'rifah) yang d a h u l u pernah ditemui, disaksikan, dan dikenalnya....... PELAJARI QS Al-'Araaf 7: 172:

"Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam (umat manusia) dari tulang ekor mereka dan Allah mengambil kesaksian (syahadah) terhadap jiwa (diri-nafs ruhani) mereka seraya Allah berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar, Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi Engkau (sedang bermusyahadah / menyaksikan Allah)." Kami lakukan kesaksian yang demikian itu agar di hari diri-nafs ruhanimu dibangkitkan ke dalam bumi-jasadmu (lahir ke dunia) kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang tidak ingat lagi (lupa, lalai, alpa, lengah) terhadap kesaksian ini (menjadi orang yang SOMBONG... tidak ingat lagi dan tidak mau kenal lagi kepada Allah yang dulu dilihat / disaksikan dan dikenalnya ITU)".

Nabi Besar Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk:

"MAN AROFAH NAFSAHU FAQOD AROFAH ROBBAHU ... Barangsiapa yang MENGENAL DIRI-NAFS RUHANInya maka ia (akan) MENGENAL TUHANnya."

agar-supaya mampu memenuhi / mengikuti sunnah Beliau SAW:

"AWWALUDDIINI MA'RIFATULLAH ... Awal-memulai beragama MENGENAL ALLAH"

"Dan sesungguhnya Rasul Allah itu menjadi ikutan yang baik (teladan) untuk kamu (yang sudah mengenal Allah) dan untuk orang yang menghendaki MENEMUI Allah agar di hari kemudian mengINGAT Allah sebanyak-banyaknya." (QS Al-Ahzab 33: 21).

dan terhindar dari kemurkaan Allah:
"Dan tidak ada satu orang manusia pun akan mempunyai nur-iman kecuali setelah mendapat izin Allah (qolbu dilimpahi nur-iman oleh Al-Mu'min); dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya (dalam beragama)." (QS Yunus 10: 100).

"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu buktikan / kerjakan (OMong DOang)." (QS Ash-Shaff 61: 3).

"Barangsiapa yang disesatkan Allah (karena menyembah bukan kepada Yang Punya Nama / Asma 'Allah', tetapi menyembahnya kepada waham / persepsi pikiran dan persangkaannya belaka, mengikuti hawa nafsu dan syahwat-jasadinya), maka ia tidak akan mendapatkan satu orang waliyyam-mursyida pun yang sudi menjadi guru-pembimbingnya di jalan menuju Allah." (QS Al-Kahfi 18: 17).

Bagi Insan Tuhan yang tulus-ikhlas niatnya hendak mencari Kebenaran dan bukan mencari Pembenaran ataupun Kemenangan dalam berPendapat....... Mohon sudilah kiranya untuk merenungkan dengan hati yang bersih dan pikiran jernih seraya memohon petunjuk dan ridho Allah SWT :

Bagaimanakah mungkin kita mampu INGAT sesuatu jika kita belum pernah MELIHAT atau MENYAKSIKAN sesuatu itu, bukan?

Bagaimanakah mungkin kita mampu MELIHAT atau MENYAKSIKAN sesuatu jika kita belum pernah BERTEMU atau MENEMUI sesuatu itu, bukan?

"Abu Hurairah berkata, "Aku diberi Rasulullah dua karung ilmu. Satu karung ilmu sudah aku buka dan aku bagi-bagikan kepada orang banyak. Sedangkan yang satu karung ilmu lagi aku simpan untuk diriku dan orang-orang yang berhak atasnya, sebab jika aku buka karung yang kedua ini kepada sembarang orang maka niscahaya orang-orang akan menghalalkan darahku." (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan hidayah (nur-cahaya keinsyafan ruhani) dari sisi-Nya....... Aamiin ya Robbal'alamiin..........

AMANAT ALLAH SWT (SANG MAHA RUHANI, MALIKIN-NAAS / RAJAnya MANUSIA) KEPADA DIRI-NAFS RUHANI (MANUSIA)

"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung (alam jagad semesta raya), maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya (tidak dapat memenuhi amanat itu), dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan (yang mendustakan ayat-ayat Allah dan memperolok-olok Rasul-rasul Allah / pewaris-pewaris Rasulullah) dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan (yang menyembahnya / mengabdikan dirinya lahir dan batin bukan kepada Dia Ta'ala Yang punya nama / asma 'Allah', tetapi kepada yang selain-Nya); dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan (yang qolbunya sudah tidak terhijab / tertutup kerak-dosa sehingga menerima dan memancarkan sinar Nuur-Iman dari Al-Mu'min / Allah SWT). Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Ahzab 33: 72-73).

APAKAH AMANAT ALLAH SWT ITU?

"Dan ketahuilah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam (manusia) dari sulbi (tulang ekor) mereka dan Allah mengambil KESAKSIAN (SYAHADAT) terhadap jiwa (diri-nafs ruhani) mereka seraya Allah berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar, Engkau Tuhan kami, kami menjadi SAKSI ALLAH (sedang bermusyahadah / menyaksikan Tuhannya)." Kami lakukan kesaksian yang demikian itu agar di hari dibangkitkan diri-nafs ruhanimu ke dalam bumi-jasadmu (dilahirkan ke dunia) nanti kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (manusia) adalah orang-orang yang TIDAK INGAT LAGI (LUPA, ALPA, LENGAH, LALAI) TERHADAP (AMANAT ALLAH:) KESAKSIAN / SYAHADAT INI", (QS Al-A'raaf 7: 172).

"(Saksikanlah), sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang haqq / benar) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk meng-INGAT Aku (Dzikrullah = INGAT ALLAH)." (QS Thaahaa 20: 14).

KETIKA MANUSIA TELAH DILAHIRKAN KE MUKA-BUMI (DUNIA), PADA USIA SETELAH 40 HARI DILAHIRKAN, MAKA MANUSIA PUN BERPROSES MENUJU KEPADA MELUPAKAN AMANAT ALLAH (KESAKSIAN / SYAHADAT TERHADAP SIFAT WUJUD ALLAH) TERSEBUT:

"Mereka (kebanyakan manusia) hanya mengetahui perkara yang lahir saja tentang kehidupan dunia; sedang mereka tentang perkara Al-Akhir (Allah SWT) adalah tidak ingat lagi (LUPA. ALPA, LENGAH, LALAI). Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang kejadian diri mereka sendiri? Allah tidak menjadikan langit-ruhani dan bumi-jasadi dan apa yang ada diantara keduanya (diri-nafs ruhani / jiwa) melainkan dengan tujuan yang benar (untuk menemui, menyaksikan, mengenal dan menyembah kepada Allah Yang dikenalnya ITU) dan waktu yang ditentukan (jangan sampai keburu tutup usia / terlambat). Dan sesungguhnya KEBANYAKAN DI ANTARA MANUSIA BENAR-BENAR INGKAR UNTUK MENEMUI TUHANNYA." (QS Ar-Ruum 30: 7-8).

"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan (ingkar dan menolak) untuk menemui Tuhannya; sehingga apabila hari berbangkitnya ruh dari jasad (kematian) datang kepada mereka dengan tiba-tiba (tanpa pemberitahuan terlebih dahulu), mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian / kelengahan kami tentang hari kematian itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ketahuilah, amat-sangat buruklah apa yang mereka pikul itu. Dan sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh Kampung Al-Akhir itu lebih baik bagi orang-orang yang takut akan azab Tuhannya. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS Al-An'aam 6: 31-32).

Kampung: tempat diri kita berasal, tempat darimana asal-usul diri kita.

Akhirat = Al-Akhir = Allah SWT.

Pulang kembali ke Kampung Akhirat = Menemui Allah.

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya / tidak berkeinginan) untuk menemui Allah, dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan dunia itu dan orang-orang yang melalaikan / melupakan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa (sesuatu) yang belum pernah mereka kerjakan selama hidupnya (yaitu: Menemui, menyaksikan, dan mengenal Allah sehingga mampu menyembah kepada Allah Yang dikenalnya ITU)." (QS Yunus 10: 7-8).

"Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amal-perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya (beribadah). Mereka itu orang-orang yang telah kufur (mendustakan, ingkar dan menolak) terhadap ayat-ayat (pemberitahuan) Tuhan mereka dan kufur terhadap perjumpaan dengan Tuhan (Menemui Allah), maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan-amalan) mereka pada hari berbangkitnya ruh dari jasad (kematian). Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok." (QS Al Kahfi 18: 103-106).

UNTUK MEMENUHI AMANAH ALLAH TERSEBUT, MAKA ALLAH MEMBERIKAN TUGAS DAN MISI HIDUP SERTA PETUNJUK-NYA KEPADA MANUSIA
"Hai manusia, sesungguhnya kamu harus bekerja dengan sungguh-sungguh (berusaha setekun-tekunnya) untuk menemui Tuhanmu, (jika itu kamu kerjakan) maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS Al Insyiqaaq 84: 6).

“Barangsiapa yang berkehendak untuk menemui Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang / tiba. Dan Dialah Yang Maha mendengar (harapan kerinduan dan do’a permohonan hamba-Nya) lagi Maha Mengetahui (kesungguhan niat/tekad dan berusaha sungguh-sungguh dari hamba-Nya).” (QS Al 'Ankabuut 29: 5).

"Barangsiapa dibiarkan tersesat oleh Allah (karena beragama mengikuti keinginan hawa nafsunya / bukan mengikuti maunya Allah), maka orang itu tidak akan mendapatkan satu orang waliy-mursyid pun yang akan sudi menjadi guru-pembimbing ruhaninya menuju Allah." (QS Al-Kahfi 18: 17).

Nabi Besar Muhammad SAW pernah bersabda kepada Sahabat-sahabat terdekatnya:

"MAN AROFAH NAFSAHU FAQOD AROFAH ROBBAHU ...
Barangsiapa mengenal diri-nafs ruhaninya maka ia mengenal Tuhannya."

Mengenal diri merupakan kunci mengenal Tuhan. Tak ada yang lebih dekat kepada kita kecuali diri kita sendiri. Karena itu, kita harus belajar untuk mengenal diri kita sendiri dengan berangkat dari menyingkap Rahasia Tuhan pada diri-jasad menuju mengenali dan menyingkap Rahasia Allah pada diri-nafs ruhani kita sehingga pada akhirnya kita diizinkan dan dirahmati-Nya untuk mengenal Allah SWT (Ma'rifatullah).

Pernahkan kita bertanya ke dalam diri sendiri:

"Siapakah aku dan darimana aku datang? Kemana aku akan pergi, apa tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia ini? Dan dimanakah kebahagiaan sejati dapat ditemukan?"

Sudahkah diketahui bahwa ada 4 sifat yang bersemayam dalam diri kita: hewan, setan, malaikat, dan Tuhan. Kita harus bisa menemukannya, mana di antara keempatnya yang aksidental dan mana yang esensial. Jika kita tidak menyingkap rahasia ini, maka tak akan kita temukan kebahagiaan sejati.

Siapakah aku? Dari mana asal-usulku?
Apakah aku datang dari unsur Hewan?
Apakah aku datang dari unsur Setan?
Apakah aku datang dari unsur Malaikat?
Apakah aku datang dari unsur Tuhan?

Kemanakah aku akan pulang nanti setelah diri-jasadku mati?
Apakah aku akan pulang kembali ke unsur Hewan?
Apakah aku akan pulang kembali ke unsur Setan?
Apakah aku akan pulang kembali ke unsur Malaikat?
Apakah aku akan pulang kembali ke unsur Tuhan?

Apakah tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia fana' ini ?

Menurut Al-Qur'aan, manusia dihadirkan ke muka bumi ini adalah untuk melaksanakan Tugas dan Misi Hidup dari Allah SWT (Rajanya manusia, Malikin-naas).

Apa TUGAS HIDUP-ku sebagai manusia yang diutus Raja Manusia (Malikin-naas / Allah SWT) ke muka bumi ini?

PERTAMA, menjadi Budak / Pelayan / Hamba / Abdi Allah SWT ('Abdullah, Ibadillah) sesuai firman-Nya:

"Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin-pikiran dan manusia (diri-jasad kasar dan halus) melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS Adz- Dzaariyaat 51: 56).

KEDUA, menjadi Saksi Allah SWT (Syahid-diin, Syuhada) sesuai firman-Nya:

"Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien (yang mengenal Al-Haqq / Allah SWT dengan Haqq / Benar), yaitu orang-orang yang menjadi Saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan Nuur-Cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat (pemberitahuan) Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka." (QS Al-Hadiid 57: 19).

"Dan orang-orang yang tidak memberikan Kesaksian Palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah (bersaksi-palsu), mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya (yang tidak memberikan Kesaksian Palsu, terhormat di sisi Allah SWT)." (QS Al- Furqaan 25: 72).

"Dan ketahuilah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam (manusia) dari sulbi (tulang ekor) mereka dan Allah mengambil kesaksian (syahadat) terhadap jiwa (diri-nafs ruhani) mereka seraya Allah berfirman: "Bukankah Aku (Yang punya nama / asma "ALLAH") ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar, Engkau Tuhan kami, kami menjadi Saksi-Mu (sedang bermusyahadah / menyaksikan Tuhannya)." Kami lakukan kesaksian yang demikian itu agar di hari dibangkitkan diri-nafs ruhanimu ke dalam diri-jasadmu (terlahir ke muka bumi) nanti kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (manusia) adalah orang-orang yang tidak ingat lagi (lupa, alpa, lalai, lengah) terhadap kesaksian (syahadat) ini", (QS Al-A'raaf 7: 172).

Apa MISI HIDUP-ku dari Malikin-naas (Raja Manusia / Allah SWT) ?

Misi Hidup manusia adalah membentuk pribadi Ihsan-Taqwa yang siap menjadi Khalifah Allah SWT (perwakilan Allah SWT) di muka bumi-jasad dan bumi-jagad dengan membawakan "rahmatan lil 'alamiin" memenuhi harapan dan kehendak-Nya:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (perwakilan Allah) di muka bumi." (QS Al-Baqarah 2: 30).

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu (diri-nafs ruhani), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam ("rahmatan lil 'alamiin")." (QS Al-Anbiyaa' 21: 107).

Untuk dapat melaksanakan Tugas Hidup dan Misi Hidup kita tersebut di atas, terlebih dahulu kita harus mengenali dan menguasai ke 4 Sifat tersebut.

Caranya:
(1) Sifat Hewan dikenali dan dikuasai dengan Amaliyah / Laku Syari'at;
(2) Sifat Setan dikenali dan dikuasai dengan Amaliyah / Laku Tarikat;
(3) Sifat Malaikat dikenali dan dikuasai dengan Amaliyah / Laku Hakikat; dan
(4) Sifat Tuhan dikenali dan dikaruniakan-Nya kepada hamba yang dikehendaki-Nya dengan Amaliyah / Laku Ma'rifat.

Nabi Besar Muhammad SAW bersabda: "Takhallaqu fi akhlaqIllah ... berakhlaklah engkau dengan akhlak Allah."

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Setiap anak dilahirkan dengan fithrah (kondisi diri-nafs ruhani yang mengenal Allah Al-Fathir); orangtua dan lingkungannya kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (memeluk agama tertentu)."

Setiap manusia, di lubuk terdalam kesadarannya mendengar pertanyaan Tuhannya, "Bukankah Aku ini Tuhamu?" Dan menjawab "Ya, aku menjadi Saksi-Mu." (Lihat Al-Qur'aan Surat Al-'Araaf 7: 172).
Tetapi kebanyakan hati manusia bagaikan cermin yang telah tertutup karat dan kotoran sehingga tidak dapat memantulkan gambaran yang jernih, atau seperti rembulan yang ditutupi gerhana total sehingga tidak dapat menerima dan memantulkan / memancarkan sinar Cahaya Sang Matahari. Berbeda dengan hati para nabi dan waliy yang, meski mereka pun memiliki nafsu serupa kita, sangat peka terhadap kesan-kesan Ilahiah.

TANYA-JAWAB ANTARA
SAHABAT FAHLANI LANI DAN AYAHANDA RIDHWANULLAH

Fahlani Lani:

Assalaamu’alaikum…
Mau nanya, Ayah bagamanakah cara / maksudnya, sebenar-benarnya mengenal DIRI,
agar kenal dengan TUHAN?
Mohon penejelasannya dari AYAH.
Terima kasih.
SALAM...

Ayahanda Ridhwanullah:

Wassalaamu’alaikum wr wb… Coba dijawab pertanyaan Ayahanda ini, "Fahlani Lani m a n a? Coba tunjuk pakai tanganmu si Fahlani Lani itu... Katakan.... apa yang ditunjuk oleh tanganmu itu? Tks.

Fahlani Lani: AKU

Ayahanda Ridhwanullah:

"AKU" yang mana? Katakan.... apa yang ditunjuk oleh tanganmu? Tanganmu menunjuk apa? Tks.

Fahlani Lani:

Menunjuk Diriku sendri, saya kurang paham AYAH. Bagaimana cara mengenal diri AKU AYAH, ma’af ya.. saya hanya manusia yang tak tahu apa-apa makanya saya bertanya.

Ayahanda Ridhwanullah:

Menunjuk dirimu yang mana? Bukankah yang kamu tunjuk itu DADA "AKU"-mu? Lantas, mana "AKU"-mu? Sudahkah engkau mengenal "AKU"-mu itu? Padahal Nabi Besar Muhammad SAW telah berkata kepada murid dan sahabat terdekatnya Sayidina Ali bin Abi Thalib: “"MAN AROFAH NAFSAHU FAQOD AROFAH ROBBAHU ... Barangsiapa mengenal diri-nafs ruhaninya maka ia (akan) mengenal Tuhannya."

Kalau diri-jasad "AKU"-mu itu suatu saat nanti meninggal dunia, "AKU"-mu itu pun disebutlah oleh orang-orang yang belum meninggal dunia alias masih hidup di dunia ini dengan sebutan: ALMARHUM, MENDIANG, JENAT, ANUMERTA, dst...

Kemudian diri-jasadmu yang telah menyandang sebutan jenazah atau mayat dan sudah tidak mampu bergerak itu pun dikuburkan, bukan?

Lantas... kemana perginya "AKU'-mu itu? Sedangkan pertanyaan kubur adalah: "Man Robbuka ... Kenal tidak kamu kepada Tuhanmu (ma'rifatullah = mengenal Allah)? Jika tidak bisa menjawab pertanyaan itu.... lantas, bagaimana nasib "AKU'-mu itu?

Bukankah Allah SWT telah berfirman: "Dan barangsiapa yang buta (mata-qolbunya / penglihatan diri-nafs ruhaninya) di dunia ini, maka pasti di akhirat nanti (sewaktu meninggal dunia dan sesudahnya) ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan yang benar (jalan pulang kembali ke Allah SWT, pulang ke Kampung Akhirat)." (QS Al-Israa' 17: 72). Kampung = Tempat asal-usul kita, tempat darimana kita berasal; Akhirat = Al-Akhir = Allah SWT.

Inilah Tujuan Utama kita belajar meng(k)aji Tasawuf yang merupakan keilmuan dasar yang menggerakkan instrumen operasional dari salah satu Pilar (Tiang Utama, Soko Guru) Ad-Diin Al-Islam... yaitu IHSAN. Sedangkan instrument operasionalnya dinamakan thariqah (thoriqoh, tarekat, tarikat).

Tarikat, atau tarekat, atau thariqah, atau thoriqoh, a d a l a h j a l a n menuju Kehadiran Allah SWT, j a l a n menuju perjumpaan dengan Tuhanmu, j a l a n menuju ma’rifatullahi ta’ala, sesuai do'a para Sufi:

"Ilahi Anta maksudi wa ridhoKa mathlubi... 'athini mahabbataKa wa ma'rifataKa .... Tuhanku, Engkaulah Tujuan perjalananku, ridho-Mu yang kubutuhkan... Tumbuhkanlah rasa rindu / cinta kepada-Mu di hatiku, dan sampaikan aku pada Ma'rifat akan Dikau".

“Allahummarzuqny ladzatan nadzari ilaa wajhikal kariim, wasyauqu ilaa liqaaik” = ”Ya Allah berikanlah kepadaku kelezatan dalam memandang Wajah-Mu yang Mulia dan rasa rindu untuk bertemu dengan-Mu.”

Thoriqoh sangat banyak sekali bahkan sebanyak turun-naiknya nafas manusia. Secara umum, thoriqoh terbagi dalam dua jenis.

Pertama, Jalan Panjang (Suluk); jalan mendaki, terjal dan berliku-liku, dari seribu orang salik / penempuh jalan ini... belum tentu ada satu orang pun yang dapat sampai ke tujuan ma'rifatullah tatkala masih hidup dengan berjasad di muka bumi ini, kebanyakan terlena dengan kekeramatan yang ditemui dan diperoleh dalam perjalanan.

Kedua, Jalan Pendek / Jalan Mudah(Mahzub); yang menjamin tiap-tiap Salik al-Faqir ila Allah (yang berusaha sungguh-sungguh / berusaha setekun-tekunnya) untuk sampai kepada Wajah NUURUN 'ala nuurin-Nya (Allah SWT).

Kedua jalan itu membutuhkan kehadiran sosok Guru Pembimbing Ruhani (Mursyid) agar tidak tersesat / menyimpang jalan, keluar dari maksud dan tujuan luhur semula, yaitu menuju perjumpaan dengan Tuhan.

Jika diibaratkan thoriqoh Jalan Panjang (Suluk) itu anak-anak sungai berliku-liku ataupun sungai-sungai yang alirannya melalui beberapa telaga / danau yang pada akhirnya menuju ke Laut Lepas, maka thoriqoh Jalan Pendek (Mahzub) dapat diperumpamakan sebagai sungai-sungai yang melaju ke Laut Lepas, lurus-langsung ke Tujuan tanpa mampir ke danau-telaga.

Jika thoriqoh Jalan Panjang (Suluk) diibaratkan anak-anak tangga yang harus dilewati untuk sampai ke Lantai Paling Atas dari sebuah gedung, maka thoriqoh Jalan Pendek (Mahzub) adalah sebuah Lift yang membawa penumpangnya ke Lantai Paling Atas dari sebuah gedung di mana sang penumpang samasekali tidak merasakan letih-penat dan menyaksikan 'hal-hal aneh / ajaib' (baca: seputar kekeramatan) di sepanjang anak tangga dan Lantai gedung yang dilewatinya yang sangat berbahaya karena mampu mengalihkan perhatian dan minat sang salik (pejalan menuju kehadiran Allah SWT) dari maksud dan tujuan luhurnya semula di waktu mengawali langkah perjalanan thoriqohnya dahulu, yaitu sampai pada kehadiran Allah (wushul ila Allah).

Jangan pernah dirimu mengatakan: “diriku hanyalah manusia biasa”, karena hal itu menunjukkan ketidak-bersyukuran diri kita lahir dan batin kepada Allah SWT yang telah memuliakan dan menjadikan diri manusia lahir dan batin sebagai: “fi ahsani taqwim” (ciptaan Tuhan yang paling baik / sempurna dibandingkan dengan ciptaan / makhluk Tuhan yang lain) dan diharapkan-Nya untuk menjadi “khalifatullah fil ardli” (perwakilan Allah di muka bumi) guna membawakan misi “rahmatan lil ‘alamiin”.

Perintah Allah SWT berikut ini hanyalah ditujukan untuk manusia biasa:
"Hai MANUSIA, sesungguhnya kamu harus berusaha dengan sungguh-sungguh (setekun-tekunnya) menuju untuk sampai kepada Tuhanmu, (jika hal itu kamu lakukan) maka pasti kamu akan Menemui Allah." (QS Al-Insyiqaaq 84: 6).

Bagaimana pendapatmu sekarang… Nak Fahlani?

Semoga tercerahkan…..

Fahlani Lani:

Assalaamu’alaikum Ayahanda… bisa tidak saya minta nomor HP Ayahanda… Saya pengen mendapatkan bimbingan dari Ayah dalam rangka memenuhi Amanah Allah SWT, yaitu Menemui Allah (Wushul ila Allah), Menyaksikan Wajah NUURUN ‘ala Nuurin-Nya (Liqa’ Allah), Mengenal-Nya (Ma’rifatullah), dan menyembah / mengabdikan diri lahir dan batin kepada Allah (‘Ubudiyyah ila Allah).

Ayahanda Ridhwanullah:

Tentu saja, Ayahanda berkenan memberikan bimbingan kepadamu sesuai permintaanmu itu....untuk itu harap Nak Fahlani memenuhi adab dan prosedurnya, yaitu dengan mengikuti:

mengikuti BIMBINGAN SUBHANALLAHU - KEILMUAN SHOLAT KHUSYU' (GRATIS) terlebih dahulu yang kemudian (JIKA dikehendaki Allah SWT) dilanjutkan dengan mengikuti PESANTREN KILAT (SANLAT) PASCA BIMBINGAN SUBHANALLAHU (SANLAT MA'RIFATULLAH - PRAKTEK SHOLAT KHUSYU') untuk menerima Karunia NUUR-CAHAYA ILAHI dan Penurunan Ilmu Ma'rifatullah dengan izin dan rahmat Allah SWT.

BACALAH DENGAN CERMAT / TELITI (huruf demi huruf) tautan berikut ini:

http://www.facebook.com/groups/ridhwanullah.18/permalink/447766828610275/

Terima kasih.

================

TASAWUF: DEWASA
BIMBINGAN BERTASAWUF MERAIH MA'RIFATULLAH (PENCERAHAN SEKETIKA) BAGI YANG MEMBUTUHKAN

(Mohon dibacanya dengan cermat, huruf demi huruf)

"Hai manusia, sesungguhnya kamu harus berusaha dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya." (QS Al-Insyiqaaq 84: 6).

Assalaamu’alaikum wr. wb.
Salam damai sejahtera bagi kita sekalian…….
Teman-teman / Sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah……….

Memenuhi permintaan Bimbingan Tasawuf untuk meraih Ma’rifatullah yang masuk di Dinding dan Inbox Ayahanda, dengan ini disampaikan kepada Teman / Sahabat yang membutuhkan, berminat dan benar-benar berkehendak (fakir) untuk Menemukan dan Mengenal Jatidiri (“Man Arofah Nafsahu, Faqod Arofah Robbahu”) melalui proses Terbuka Hijab-Qolbu Meraih Ma’rifatullah semata-mata dengan rahmat dan seizin Allah SWT, bahwa Teman / Sahabat dapat mengikuti BIMBINGAN “SUBHANALLAHU” (Studi Pembekalan Khusus Perjumpaan dengan Allah - Jalan Mahzub) tanpa dipungut biaya (cuma-cuma / gratis).

Peserta diwajibkan memiliki:
1. Kitab Suci Al-Qur'aan yang dilengkapi Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, disarankan: Kitab Terjemahan Al-Qur'aan oleh H. Zainuddin Hamidy dan Fachruddin Hs., Penerbit Wijaya Jakarta, 1967; atau oleh Bachtiar Surin, Penerbit Fa. Sumatera, Bandung, 1978; atau oleh Yayasan Penyelenggara / Penterjemah / Penafsir Al-Qur'aan, Departemen Agama RI, 1971.

2. Buku "Menemui Allah - Edisi Revisi", karya KH Amiruddin Syah, Penerbit Institut Kajian Tasawuf "Az-Zukhruf" Jakarta, Cetakan V - 2004 (dapat dibeli di Toko Buku "Walisongo", Kwitang, Senen, Jakarta, atau di lokasi BIMBINGAN "SUBHANALLAHU", kepada Sahabat Harna - HP: 085710336033).

Bagi Teman / Sahabat yang benar-benar berkehendak / mengharapkan perjumpaan dengan Allah SWT sesuai petunjuk-Nya dalam Al-Qur'aan, antara lain: Surat Al-Ankabuut 29: 5, Surat Al-An'aam 6: 31-32, Surat Yunus 10: 7-8, dan Surat Fushshilat 41: 54, silahkan MENDAFTAR dan menghubungi Sahabat Maman Suherman, SE (HP: 085697166839), atau Sahabat Ali Sahbana, SH (HP: 08151651985).

Peserta terdaftar yang tinggal di wilayah JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan sekitarnya diwajibkan mengikuti BIMBINGAN "SUBHANALLAHU" secara langsung / TATAP-WAJAH yang diadakan setiap hari Sabtu / Minggu.

Sedangkan bagi Peserta terdaftar dari LUAR JABODETABEK diperbolehkan mengikuti BIMBINGAN "SUBHANALLAHU" (mengajukan pertanyaan seputar Kajian Tasawuf) via INBOX Ayahanda Ridhwanullah, dengan syarat: sebelum mengajukan pertanyaan, Peserta terdaftar sudah menyelesaikan membaca dan mempelajari Buku "MENEMUI ALLAH - Edisi Revisi" dan Bahan-bahan Materi BIMBINGAN "SUBHANALLAHU" terlebih dahulu.

Bagi peserta terdaftar yang telah selesai mengikuti BIMBINGAN "SUBHANALLAHU" dan berminat / berkehendak menuntaskan perjalanan ruhaninya menuju liqa' Allah (perjumpaan dengan Tuhan), dapat mengikuti program lanjutannya, yaitu Tawajuh / Mukasyafah: Pengangkatan Hijab-Qolbu Meraih Ma'rifatullah semata-mata dengan rahmat dan izin Allah SWT:

(1) PESANTREN KILAT SATU MALAM (Sabtu siang s/d Minggu petang) bagi peserta dari wilayah JABODETABEK; atau

(2) PESANTREN KILAT TIGA MALAM (Kamis petang s/d Minggu malam) bagi peserta dari LUAR JABODETABEK.

Terima kasih atas perhatian Teman / Sahabat semua…….

Rahmat Allah SWT dan barokah-Nya tercurah atas hamba-hamba-Nya yang tulus-ikhlas dalam penghambaan / pengabdian kepada-Nya.

Billahit-taufiq wal-hidayah…….
Wassalaamu’alaikum wr. wb………..

(Institut Kajian Tasawuf Cahaya Ihsan-Taqwa "Al-Ihsaniyah")

NB: Buku "Menemui Allah - Edisi Revisi" dapat dipesan kepada Sahabat Harna - HP: 085710336033 (Harga Buku + Ongkos Kirim Kilat Khusus ke ALAMAT LENGKAP BERKODE POS: Rp 70.000,-). Jika transfer pembayarannya sudah masuk di Rekening kami, buku tersebut + bahan-bahan materi BIMBINGAN "SUBHANALLAHU" (tidak diperjualbelikan / gratis) segera dikirim ke ALAMAT Pemesan / Peminat. Terima kasih.
TASAWUF: DEWASA BIMBINGAN BERTASAWUF MERAIH MA'RIFATULLAH (PENCERAHAN SEKETIKA) BAGI YANG MEMBUTUHKAN (Mohon dibacanya dengan cermat, huruf demi huruf) "Hai manusia, sesungguhnya kamu harus berusaha dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-...
Like ·  · Follow Post · 8 hours ago
(PETIKAN DARIPADA WALL KOMUNITAS KEDATUN KEAGONGAN CINTA BUDAYA)
26 Jun 2013

0 comments:

Post a Comment

 
;