Saturday, 17 March 2012

JANGANLAH BUANG SEPIMU DI OMBAK RINDU! KARYA TEUNGKU SAYYID DEQY & RHA NS



  • JANGANLAH BUANG SEPIMU DI OMBAK RINDU!

    Teungku Sayyid Deqy

    Salam ku untuk Sang Melati yang menjuntai indah di ranah melayu...

    Salam wahai bulanku yang nun berjauhan,
    Seri mu indah bestari laksana kencana tersematkan ruby,
    Oh duhai wajah yang mempesona hati yang semedi...
    Apakah sudah dikau temukan bulanmu di petang ini?

    Mengapakah kanda begitu risau tiada terperi, sedang malam akanlah bertandang,
    angin malam pun begitu kencang sedang badan masihlah bersedu sedan,

    Wahai Tuanku Putri kerabat diRaja,
    Izinkan dinda mencungkil sepi kanda diufuk timur senja,
    Usahlah bersusah gulana, sebab bentang lazuardi masihlah berwarna warni,
    Inginkah kita bersukacita penuh haru laksana bidadari,

    Wahai kandaku yang amat penyantun nan penyayang,
    usahlah merajuk sebab kecantikanmu akan lah hilang,
    Tersenyumlah seperti permaisuri kelantan atau pun mataram,
    Usungkan cinta kasih sepanjang hayat dikandung badan.

    Oh kekasih yang mewangi nan berseri,
    Jangan fikirkan masa yang telah berlalu,
    Semua telah terhimpun kedalam sunyi dan
    biarkan angin membuangnya ke tepi ngarai,
    mari kita sambut kebahagiaan diri,
    dengan cintakan Allah dan baginda rasulullah juga
    ayah bunda yang mengandung,

    O kandaku yang jelita ibarat purnama,
    janganlah bermuram apalagi gundah gulana,
    doakanlah diri dan juga sesama,
    Agar tenang menaungi senantiasa,

    dinda di hulu atau di hilir
    Dihujung ataukah ditepi
    Dinda dimata ataupun dalam mimpi,
    tetaplah dekat berkat du'a kanda yang mulia.

    Kanda di sisi atau terhijabkan
    Kanda menangis ataupun bersenda guraukan
    Kanda lupa atau terfikirkan
    Bahkab kanda lena atau pun terjaga
    Tetaplah lekat dalam hati dinda apapun masanya

    Sebab kita dipersatukan du'a.
    Senantiasa bertasbih dalam tengadah.
    Tak terbelenggu oleh malam atau pun ataupun
    bulan yang pencemburu.

    Kita ibarat perahu-perahu biru,
    yang mendendangkan luka semacam lagu,
    kadang mengigau dengan syahdu,
    rindukan kawan dan kekasih di tanah melayu.

    Wahai bunga pinus yang merekah ditengah salju,
    Rasanya dinda ingin menemani sepimu di petang ini,
    Dinda rela terdampar kelaut mati atau pun terhimpit penjara kata2 tak bertepi,
    Wahai kanda yang indah seperti kembang matahari,
    Janganlah buang sepi mu ke ombak biru
    Sebab lautan tiada berhulu
    Cumalah keluasan yg maha cemburu...

    Namun dinda inginlah tetap berlayar,
    mengembara dalam keterasingan diri,
    Mengayu perahu usia yang mensenja
    Menuju istana kanda yang amat megah mulia

    Namun sayang oh kekanda,
    ombak selalulah datang menghentak bagai serdadu,
    dinda pun terguling tak kuasa,ditelan badai ke dasar samudra biru...

    Salam hormat kakanda ku...
    Monday at 7:46pm · Unlike · 2

    Rabeah Mohd Ali 

    Duhai dinda yang tersanjung di hati
    kasihmu kujunjung di lubuk hati
    dinda bersenandung buat hati kanda
    menanggung beban ombak rindu membara
    air mata kanda yang bertakung sejak berkurun lamanya
    terus deras membanjiri Istana Rimba Niagara ini
    mujurlah penghuni rimba memujuk
    dan menyapu air mata kanda dengan dedaunan
    yang dipetik hingga habis gondol dikerjakan daunan kasih cinta rimba
    daunan itu ajelah yang masih berbaki lagi ...
    selepas ini dengan daunan apa yang hendak disapukan air mata
    kanda ini...tapi kanda percaya dengan kehadiran dinda...
    air mata ini tak akan mengalir lagi...
    kerna kanda percaya kasih sayang dinda suci murni sesuci
    embun di waktu pagi...
    bilamana dinda sanggup bertarung nyawa untuk
    menyelamatkan kanda
    aduhai...rasanya seakan mimpi...
    dan kanda yakin bukan mimpi tapi ini adalah satu keajaiban cinta
    yang dikurniakan Allah pada kanda...
    membukakan hati dinda untuk menyelamatkan kanda dari hati
    yang selalu menjeruk rasa...
    lukanya terlalu dalam hingga kanda datang menyepikan
    diri tinggal di Istana Niagara disebuah rimba yang terpencil
    yang tidak diduduki manusia melainkan haiwan-haiwan buas tapi
    mengerti erti kasih sayang setulus hati...
    merekalah yang setia mendengar karya-karya kanda ..
    tak jemu-jemu memberi sokongan tanpa penat tanpa dipujuk ...
    dirayu...dipaksa untuk menyukai karya yang kanda hasilkan...
    hinggakan kanda teruja untuk menulis dan terus menulis...
    walaupun cuma haiwan tapi mereka seolah faham apa yang
    kanda ingin sampaikan tidaklah disepikan seperti sampah terbuang...
    kerna mereka saja yang menghargai karya kanda kerana itulah kanda setia pada penghuni rimba ini dan bersumpah setia tidak akan keluar dari istana rimba ini..
    dan kami bersumpah setia tidak akan berpisah untuk selamanya dan tidak akan siapa lagi yang cuba untuk sengaja menyakiti hati kanda lagi...
    dan sejujur kanda katakan ...
    kanda tenang di sini bersama-sama penghuni rimba yang setia dan sayang
    setulusnya pada kanda dan menghargai karya kanda apa adanya...
    Syukur pada Tuhan dibukakan hati untuk disayangi oleh penghuni Rimba Niagara ini...
    mereka melayani kanda seperti seorang puteri gamaknya ..
    biarpun berlainan alam...
    tapi kerna memahami makanya terikatlah kasih sayang sejati di antara kanda dengan penghuni rimba yang sentiasa menjadi pengikat kasih sayang...
    dan terima kasih juga pada dinda yang sudi memahami keadaan kanda biarpun kita terpisah benua...
     ·  · 

0 comments:

Post a Comment

 
;