Wednesday, 13 June 2012

PANGGUNG SANDIWARA HAKEKAT DIRI SEJATI KEMBALI KE SISI PENCIPTA-NYA DENGAN SEMPURNA KARYA LAKSAMANA MAS



Layaknya panggung sandiwara
Tapi yang seharusnya selalu kita ingat adalah
Bahwa Diri yang Sejati itu membawa/dibekali sifat2 Sang Pencipta karena Ia berasal dari Sang Pencipta itu sendiri

Tapi Diri Sejati itu masihlah harus mensucikan kediriaannya
Karenanya Ia dilahirkan ke muka bumi dengan diberi raga
Kehidupan yang dijalani di muka bumi inilah sebagai tempat
Untuk mensucikan hakekat dari Diri Sejati agar kelak dapat
Kembali kesisi Penciptanya dengan sempurna

Meski dunia ini bagai panggung sandiwara
Tapi seharusnya ada batasan2 dalam menjalankan peran
Agar alur cerita menjadi indah dan bukan sebaliknya
Mengumbar akting hingga keluar dari pakem yang semestinya

Jika berhadapan dengan yang tahu
Maka kita akan menjadi malu

" Takdir Para Ksatria "

By: Laksamana Mas
14 Jun 2012
 ·  · 

  • You and 6 others like this.

    • Ustadznyentrikgaoel Gus Danes lagu NIKE ARDILA

      sugeng rahayu...

      3 hours ago via mobile ·  · 1

    • Laksamana Mas Mas Ustadznyentrikgaoel Gus Danes , Injih....hehe nuwun
      3 hours ago · 

    • Priyo Sulastiono Tau diri, salam Rahayu.....,
      3 hours ago via mobile · 

    • Rabeah Mohd Ali MAKANYA DI PERSEMBAHKAN BANGSAWAN DIRAJA CINTA PATUNG PUTERI CENDANA TATAPAN GURINDAM JIWA UNTUK PARA KSATRIA

      PUTERI CENDANA

      Duyungku menguis buihbiuh ombak
      agar tidak meninggalkan jejakjejak sang nelayan
      biarkan ia terhilang di persisiran pantai
      sewaktuwaktu ombak hadir membadai....

      ~ Puteri Cendana ~
      10.06.12

      KEKASIHKU SI PUTERI CENDANA

      Sewaktu ombak hadir membadai
      duyung akan pergi jauh meninggalkan pantai
      terpaksa berpisah dengan kekasihnya
      Si Puteri Cendana
      bukan
      tak cinta
      tak rindu
      tak sayang
      tapi apa nak buat
      bercinta antara dua alam
      alam duyung alam manusia
      manakan sama
      tapi hatimu hatiku
      telah berpadu cinta
      makanya usahlah kau
      bimbang dan ragu
      biarpun kita
      berlainan alam
      kau tetap
      kucinta seumur hidupku
      percayalah
      lafaz ini lahir
      dari lubuk hatiku yang dalam

      Lihatlah keindahan pantai itu
      airnya tenang membiru
      ombak kecil tak jemu
      mengheret pepasir putih
      di persisir pantai

      Bagimana ombak tak jemu mengheret
      pepasir putih di persisir pantai nan indah
      begitulah cintaku pada mu duhai kekasihku Si Puteri Cendana
      begitu jugalah aku tak jemu-jemu merinduimu dan
      mencintaimu seumur hidupku

      Indah deretan pepohon kelapa di persisir pantai
      melambai-lambai dituip angin sepoi-sepoi bahasa
      begitulah indahnya cintaku padamu
      duhai Si Puteri Cendana

      Setialah menantiku
      di persisir pantai pasirnya yang memutih itu
      bila sampai waktu dengan izin-Nya jua
      aku akan melamarmu
      menjadi bidadari dunia akhiratku
      pasti cincin permata Syurga
      yang kau impikan itu
      menjadi milikmu
      Insya-Allah sayang
      kekasihku Si Puteri Cendana
      yang cantik jelita mempesonakan imanku
      cantiknya kamu bak Bidadari Syurga

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
      12 Jun 2012

      Kembara Sirua:

      Diambang batas sang waktu
      Dia masih berdiri kaku
      Sambil terpaku
      Memandang laut yang tak kunjung beku
      Menanti dalam diam dan bisu

      Putri Rimba Niagara:

      Nama pun patung cendana
      Sebab itu kaku dan bisu
      Kalo sudah habis sumpahan
      Barulah hilang segala kebisuan yang kaku
      Dan diapun mengerti...
      Apa pun terima kasih pada Kembara Sirua kerana sudi berpuisi
      Bersama hamba...si patung cendana yang tak bisu tapi bersuara...hehehe

      Kembara Sirua:

      Retas segala badai yang menghadang
      Sibak semua tabir yang jadi penghalang
      Agar kian jelas rahasia siang dan malam
      Agar tak ada lagi galau dalam kebisuan
      Agar hati tetap memendarkan cahya dalam gulita
      Lewat untaian syair..
      Lewat bait bait puisi
      Lewat nada nada kasih
      Antara Hamba dengan Pencipta

      Putri Rimba Niagara:

      IKRAR JANJI SEORANG HAMBA KEPADA PENCIPTA-NYA

      Duhai rakan sastra yang tersanjung di hatiku
      Kau sumber inspirasiku
      Di kala hati ini berduka
      Kau sapukan airmataku
      Dengan sapu tangan kasih setulus hatimu
      Di kala aku disepikan
      Kau saja yang sudi menyahut puisiku berlagu rindu
      Lalu aku rindu serindunya padamu

      Di kala bulan memunculkan dirinya
      Wajahmu ada di situ
      Senyum padaku
      Dan kudengar jelas
      Gurindam puisimu berlagu rindu
      Dan tanganmu kau hulurkan padaku
      Menjemputku ke bulan
      Bersamamu
      Berlagu puisi
      Puisi tentang rindu
      Puisi tentang rindu pada-Nya
      Dan kita sama-sama memuji-Nya
      Tanpa henti dalam linangan airmata
      Syahdu...
      Bahagianya kita di kala itu
      Kerana bulan
      Tak jemu
      Mengajar kita
      Tentang rindu
      Tentang cinta
      Dan kita berkasih sayang
      Sesama semata kerana-Nya
      Bukan kerana harta dan pangkat
      Kerana itu tidak dibawa ke
      Padang Mahsyar
      Yang akan dibawa
      Cinta dalam Redha Ilahi

      Di Mahsyar kita sendirian
      Dibakar terik mentari sejengkal kepala
      Merenangi lautan peluh yang berpeluh-peluh
      Untuk menjawab segala ikrar janji seorang hamba
      Pada Pencipta-Nya

      Tiada siapa yang dapat membantu kita
      Di kala itu biarpun orang yang kita sayangi di dunia dulu
      Yang menjadi peneman setia di kala itu
      Dan amat berharga untuk menebus diri
      Adalah amalan yang di terima-Nya

      Jika terlepas kita di Mahsyar
      Makanya
      Pintu Syurga menanti
      Terbuka seluas-Nya
      Untuk kita yang bahagia
      Dari segala azab sengsara

      Dan ketika itulah
      Cinta kita yang kita Agungkan
      Kerana-Nya akan bertaut kembali

      Dan ku bersyukur dengan
      Hubungan kasih sayang kita
      Setulusnya kerana-Nya
      Tanpa syarat kebendaan harta
      Untuk menjalinkan kasih kita
      Akhirnya membawa kita
      Ke Syurga Ilahi
      Aamin Aamin Aamin Ya Rabbal A'Lamin

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
      12 Jun 2012

      Kembara Sirua:

      Dalam jejakku
      Dalam langkahku...
      Dalam Pijakku...Dalam setiap tarikan nafasku..
      Rindu itu selalu terbawa
      Rindu itu selalu kurasa
      Rindu itu selalu kuasah
      Kurangkai dalam untaian nada
      Kurajut dalam jalin lagu
      Lagu sendu penuh syahdu
      Sebagai pelipur rindu yang mendayu kalbu

      Putri Rimba Niagara:

      BAYANGAN RINDU DI AMBANG SENJA

      Senja akan datang
      Setiap kali senja
      Aku menanti mu di ombak rindu
      Aku akan terdera rindu pabila di ambang senja
      Kerana bayangan yang kurindu akan hilang
      Ditelan kabus senja
      Aku redho kalau itu hukum alam

      Tapi sampai bila aku harus
      Terdera rindu pabila setiap kali
      Di ambang senja?

      Makanya...
      Biarlah ini senja yang terakhir
      Kumelihat bayangmu hilang
      Ditelan kabus senja

      Selamat tinggal bayangan rindu
      Dengan pelepasan rindu bayangan cintamu ini
      Aku sudah tidak terdera rindu
      Rindukan bayangan cinta yang menghilang entah di mana?

      Bayangan cinta ...
      Adakah kau sakit?
      Adakah kau tidak cintai aku lagi?
      Sedangkan kau sendiri kata
      Di mana ada bayanganmu
      Di situ ada cinta kamu untukku

      Ahh! Teganya kau sepikan cintaku
      Janji mana yang hendak kupercayakan lagi padamu

      Cukup ....cukup sudah
      Kau kecewakan aku
      Aku sudah letih untuk dikecewakan lagi
      Makanya izinkan aku
      Sendirian bersama lukaku
      Yang kurawat sendiri
      Dengan pasrahku pada-Nya

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
      12 Jun 2012

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA & PUTERI CENDANA & KEMBARA SIRUA
      14 Jun 2012

      3 hours ago ·  · 1

    • Rabeah Mohd Ali PERSEMBAHAN BANGSAWAN DIRAJA GURINDAM JIWA UNTUK PARA KSATRIA PERMATA SYURGA-MU

      Bunda...
      Nanda rindukan ayahanda

      Sabarlah nanda...
      Ayahandamu pergi di medan juang
      Membela ibu pertiwi

      Nanda...
      Sudah dewasa nanti jadilah seperti
      Ayahanda membela nusa dan bangsa
      Demi kesejahteraan rakyat jelata

      Bunda...
      Adakah nanda dilahirkan kedunia ini
      Untuk menjadi kasatria seperti ayahanda

      Iya nanda...
      Sudah dewasa nanti
      Nanda mesti jadi seperti ayahanda
      Seorang kasatria berjiwa rakyat
      Kehidupannya didambakan untuk rakyat

      Bunda...
      Tidakkah bunda rasa kesepian
      Tanpa ayahanda dan nanda nanti
      Jika nanda juga jadi kasatria
      Seperti ayahanda...bunda...

      Duhai nanda...
      Karna ayahandamu
      Seorang kasatrialah
      Bunda jatuh cinta padanya

      Bunda...
      Apakah itu namanya cinta bunda...
      Ditinggalkan seperti tidak dimiliki cinta bunda...

      Nanda...
      Itulah namanya cinta sejati
      Biarpun terpisah jauh dengan ayahanda
      Tapi hatinya telah menyatu di hati bunda
      Hingga ke nafas terakhir ...nanda....

      Bunda...
      Sungguh suci hati bunda...
      Bertuah ayahanda
      Memiliki cinta seperti bunda
      Yang meletakkan cinta kepada
      Kehidupan rakyat mengatasi segalanya
      Percayalah bunda cinta bunda...
      Nanda janji tidak akan nanda
      Persiakan...nanda bersumpah akan
      Meneruskan percintaan bunda
      Mematrikan cinta bunda dan ayahanda
      Dengan kehidupan nanda juga seperi ayahanda
      Akan nanda dambakan kepada
      Kehidupan rakyat yang harus dibela
      Selagi jantung kasatria nanda berdetak
      Sehingga ke tetesan darah terakhir!
      Itulah lambang cinta bunda pada ayahanda?

      Nanda...
      Nandalah sebenarnya lambang cinta
      Bunda dan ayahanda
      Makanya nandalah
      Permata Syurga
      Kurniaan Allah
      Tuk ayahanda dan bunda

      Syukur Ya Alllah
      Atas Kurniaan
      Permata Syurga-Mu
      Tuk semua keluarga kasatria
      Di bumi-Mu ini

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
      10 Jun 2012

      MENYAHUT PANGGILAN SEMBOYAN PERJUANGAN IBU PERTIWI MU!

      Duhai nanda pertiwiku
      Biarpun bunda bukan lahir di bumi bertuah Indonesia
      Tapi bunda ditakdirkan untuk menyayangi negaramu
      Bunda tak tahu kenapa
      Darah yang mengalir ditubuh bunda ini
      Serasa denyut nadinya seiring dengan ibu pertiw mu
      Serasa roh pertiwimu memanggil-manggil bunda
      Untuk menyahut semboyan perjuangan di bumimu
      Roh-roh suci pejuang negaramu yang telah lama bersemadi
      Hidup dalam jiwa bunda
      Mahu bunda teruskan perjuangan mereka
      Bersama-sama dengan para pejuang di bumimu
      Mahu bunda lupakan panggilan semboyan perjuangan itu
      Lagi bunda ingin memadamkan
      Lagi membara-bara gelora api perjuangan
      Biarpun bunda tidak ditakdirkan lahir di bumi Indonesia
      Tapi bunda ditakdirkan untuk menyahut panggilan ibu pertiwimu
      Dan bunda redho karena itu takdir-Nya
      Biarpun bunda tidaklah segagah pahlawan-pahlawan di medan juang
      Izinkan bunda berpena bertintakan darah dan air mata bunda
      Untuk sama-sama berbakti kepada ibu pertiwimu
      Moga perjuangan suci bunda ini jangan sekali disalah artikan
      Dan sudilah terima perjuangan suci bunda ini sesuci perjuangan
      Para pejuangmu yang masih hidup atau yang telah mati di medan juang!

      Karya Putri Rimba Niagara
      24 Mei 2012

      Andi Surya:

      Bundaku adalah ibu pertiwi
      Digenggam rembulan dan matahari
      Tak pamrih memberi
      Inspirasi dan motivasi
      Membangun negari
      Hingga kini
      Di sini
      Di hati
      Pertiwi...

      JADILAH RAJA YANG UTAMAKAN RAKYAT LEBIH DARIPADA KEPENTINGAN SENDIRI

      Teungku Sayyid Deqy

      Ibu...
      Maafkan putramu...
      Aku sedang berada di titik nadir hidupku,
      Aku sedang terbuang dan terhina oleh dunia ini,
      Namun...mengapa aku pun tersisihkan dari hatimu?
      Semua ini sungguh membuatku lemah,

      Ibu kusayang...
      Putramu hanya ingin istirahat sejenak di rumahmu...
      Izinkanlah dihari-hari terakhirku ini,
      Dan ketika kuberpulang pada NYA, aku dalam hangat pelukanmu.

      Putri Rimba Niagara:

      Duhai nanda putra kesayanganku...
      Napa nanda berkata demikian rupa
      Hancur lulur hati bunda
      Sebak hati bunda ...
      Adakah selama ini bunda abaikan kasih sayang bunda...
      Katakan putra kesayangan bunda...
      Puluhan tahun bunda mendidik dan membesarkan nanda
      Tidak cukupkah kasih sayang bunda pada nanda selama ini....
      Bukan kasih sayang saja yang bunda berikan pada nanda
      Malah nyawa bunda pun sanggup jadi taruhan demi nanda tercinta...
      Jika pelukan bunda ini boleh menenangkan jiwa nanda
      Marilah ke mari bunda dodoikan gurindam dan syair
      Yang selalu bunda dendangkan semasa nanda bayi lagi...

      "Duhai putra bunda tersayang...
      Buah hati bunda pengarang jantung bunda
      Bunda kasih ...bunda sayang sangat-sangat...
      Tidurlah lena...jangan nakal-nakal...
      Besar nanti jadilah anak yang soleh lagi beriman
      Jadi Raja yang utamakan rakyatnya daripada kepentingan sendiri...
      Jadilah Raja yang adil Raja yang pemurah
      Raja yang ingin hidup mencari jalan-jalan redhoNya
      Nanda diberi darjat yang tinggi bukan untuk membangga diri
      Tapi adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan...
      Makanya jadilah Raja yang disayangi rakyat bukan dibenci rakyat
      Ingatlah pesanan bunda ini nanda...
      Bunda sangat-sangat sayang pada nanda
      Nandalah saham dunia akhirat bunda
      Tiada bunda nanti di dunia ini
      Kirimkan doa untuk bunda jangan dilupakan
      Itulah tanda kasih sayang nanda pada bunda...
      Di pintu Syurga bunda menantimu penuh kerinduan..."

      Masihkah nanda ingat dengan gurindam yang bunda dendangkan
      padamu ? Inilah gurindam yang ditiup suburkan dijiwamu agar
      terpasak dalam sanubarimu nanda...

      Makanya jangan nanda berkata seolah ingin pergi dulu
      daripada bunda....
      Memanglah kita tidak tahu siapa yang pergi dulu....
      Tapi biarlah bunda yang pergi dulu...
      Nanda muda lagi dan tenaga nanda masih segagah pahlawan perkasa...
      Bunda dalam usia begini sudah terlalu uzur dan lemah ....
      Cumanya semangat saja yang menguatkan bunda meneruskan
      Pengembaraan di dunia ini....
      Makanya bunda berharap sangat Tuhan panjangkan usia nanda...
      Bunda doakan Allah SWT sentiasa memberi kekuatan pada nanda
      Untuk meneruskan perjuangan bunda dan nanda bahagia ....
      Justeru jangan ragui cinta dan kasih sayang bunda pada nanda lagi...
      bunda kasih dan sayangkan nanda dari dunia ini di bawa hingga ke SyurgaNya....
      Aaamin Ya Rabbal A'Lamin

      Ikhlas daripada:

      Bunda Permaisuri Rimba Niagara
      Malaysia
      1 April 2012

      (PETIKAN DARIPADA WALL PUTRI RIMBA NIAGARA & LAKSAMANA MAS)
      14 Jun 2012

      3 hours ago ·  · 1

    • Laksamana Mas Kanda Rabeah Mohd Ali , Injih..trimaksih..elok nian syairnya..nuwun
      3 hours ago ·  · 1

    • Laksamana Mas Kanda Rabeah Mohd Ali , Injih..Amin Ya Rabbalalamin
      2 hours ago ·  · 1

    • Rabeah Mohd Ali TEROBAT RINDUKU RINDUMU DI PURNAMA MALAM PELANGI CINTA

      Terima kasih juga pada dinda Laksamana Mas atas segala pengkongsian ilmu kasatria pada kanda...jua pada dunia sastramu sasteraku...Insya-Allah menjadi bahan seni Sastra Rumpun Nusantara sehati sejiwa senada seirama... menjadi bahan khazanah warisan bangsa untuk anak cucu yang bakal kita tinggalkan...Insya-Allah setiap kali purnama mengambang mereka akan melihat senyuman para kasatria yang pernah berjuang untuk mereka makanya terobatlah rindu para kasatria dan anak cucu. Tajuknya, TEROBAT RINDUKU RINDUMU DI PURNAMA MALAM PELANGI CINTA lihatlah senyumanku di sana sambil menghulurkan tangan menjemput penuh kasih ke purnama bersama bersyair berpuisi tentang cinta kasih dan sayang setulus hati karena-Nya.

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
      14 Jun 201

      2 hours ago ·  · 1
  • (PETIKAN DARIPADA WALL LAKSAMANA MAS)
    14 Jun 2012

0 comments:

Post a Comment

 
;