Saturday, 19 May 2012

SYAIR SI BURUNG MALAM UNTUK SEEKOR BURUNG DIRAJA SI BURUNG PINGAI INDAH KENCANA




AKU TERPERUK DI PENJARA RINDU

Teman...
Aku rindu padamu ...
Napa sepi tanpa berita
Sekarang ni aku
Terdera rindu banget pada mu
Teganya kau sepikan rinduku ...
Ombak rindu pun tak sudi rindukanku
Makanya aku terdera rindu yang tak berbalas rindu dan kasih...
Luka lama berdarah kembali
Jahitan benang cintamu sudah terbuka kembali
Lagi parah mungkin sukar diobati ...
Teman...
Seluruh penghuni rimba rindukan mu...
Yang udah lama menyepi tanpa kabar berita
Amat derita rasanya hati tanpa syair gurindam dari mu...
Rindu serindu rindunya...
Di kaki langit kutulis namamu
Yang aku rindu padamu ...
Tapi awan hitam telah memadamkan rinduku
Makanya terperuk aku di penjara rindu
Yang tak berbalas...
Rindu dan kasih...
Ku redha kalau itu kehendak-Nya takdir padaku...
Biarlah aku jadi si pungguk rindukan rang bulan
Yang tak sudi membalas rindu...
Namun sampai kapan pun kutetap rindukan mu...

Putri Rimba Niagara
18 Mei 2012
 ·  · Friday at 11:40am · 
  • Teratai Abadi likes this.
    • Teratai Abadi rindu
      luruh takdir bisu
      harus dimaknai dengan apa lagi?
      Friday at 1:30pm ·  ·  1
    • Rabeah Mohd Ali Rinduku menggunung
      Lalu membarah
      Meletus!
      Hatiku remuk dek rindu membarah
      Aku parah tanpa arah
      Rindu bayangan tak kesudahan
      Di perdu rindu
      Terperuk rinduku di situ
      Menanti rindu yang tak pasti
      Itulah beban rinduku yang tak kesudahan...
      Friday at 2:11pm · 
    • Rabeah Mohd Ali Jika rindu sudah tak bermakna
      Makanya hilang sudah kasih dan sayang
      Makanya balaslah rindu selagi ada yang sudi merindu...huhuhu
      Friday at 2:13pm · 
    • Teungku Sayyid Deqy Salamku,
      Untuk putri khalifah agung yang nuraini,
      Tlah ku fahami rindu yang mengikat diantara tulang belikat
      Juga cinta yang berliku di sungai nil
      Kemahsyuran jiwamu membuat telaga seperti kolam susu
      Dan ruh mu nampak berada disisiku

      Engkau yang berkilan sulastri
      Zamrud dan shapir dijemarimu amatlah membuat kilauan dijagad rindu
      Rubi dan ruztammu begitu indah melianglala di kesatuan jazirahmu putri suasa
      Namun,mengapakah engkau masih merasa sepi?
      Sedang dirimu berkalungkan arjuna dan sahaya yang taat
      Ziil mu membuat hikayat begitu rukayah
      Sehingga sinarmu azmat terupam di gunung shinai
      Dan perakmu indah terjuntai di sidut bintang lithaya
      Lantas,apakah lagi hendaknya yang kurang dari kehidupanmu Tuanku berkalung ratna sulastri?

      Dewimu ibarat kumpulan cahya nirwana
      Yang berhijab tabir hijau jubah malaikat

      Oh bunga melor...yang purwa rupa dan purwa warna
      Janganlah sepikan jiwamu di taman ini
      Sebab musim slalu berganti ibarat warna pohon cedar
      Marilah berbahgia di atas rumput perdu diberandamu yang berkemuka
      Petiklah kuntum mawar,lili,bakung,atau putih melati yang sedang kasmaran akan hujan
      Ciumlah bau nya dengan segenap rasa jiwa dan sukma
      Pujilah syukur kehadirat Allah Azzawajalla
      Hidup...adalah sekedarnya,
      Dan zikit adalah nafas yang terus berderai
      Begitu juga bunga bungaan di taman,
      Menari mabuk bertahmid dengan bahasanya
      Hayya 'alasshalla
      Hayya 'alal fala
      Allahu akbar allahu akbar
      Keindahan dunia semata sekedarnya
      KepadaMu Tuhanku,
      Dan dengan sepi rindu
      Aku kembali ke altar ini
      Berkhalwat denganMu...
      Friday at 2:54pm via mobile ·  ·  1
    • Rabeah Mohd Ali AMALAN PENEMAN SEPI DUNIA AKHIRAT

      Salam di sambut dengan kasih dan sayang,
      Kehadiranmu putra arjunaku pengobat rindu;
      Bila hati sudah terpatri kasih dan sayang,
      Biar sesaat berpisah ku tahan menanggung rindu.

      Kau jauh namun dekat di hati kurasakan,
      Siang dan malam menanggung rindu tak tertahan;
      Kau di benua sana rasa berjauhan,
      Tapi bayangan mu sentiasa di ingatan.

      Gurindam puisimu berlagu rindu,
      Mengingat aku tentang Tuhan;
      Itu menyebabkan aku bertambah rindu,
      Rindu serindunya pada Tuhan.

      Syukurku mendapat teman sesolehmu,
      DIA mengizinkan aku berteduh di rusuk kirimu;
      Di kala aku berduka kau memberi sokongan padaku,
      Tanpa jemu meniupkan roh perjuanganku.

      Tanpa sokongan dari semua teman yang kukasihi,
      Aku bagaikan burung patah sayap kiri;
      Maka dari itu tolong kasihani aku ini,
      Jangan sepikan aku jika aku disayangi.

      Hingga kini kita berteman,
      Membicarakan hal dunia dan akhirat;
      Agar menjadi hamba-Nya yang beriman,
      Sebagai bekalan dibawa ke negeri akhirat.

      Setiap kemunculan teman ku ,
      Kusambut dengan sesuci hatinya hatiku;
      Jika dalam hati berjerubu aku tak tahu,
      Cuma yang aku tahu aku tidak disepikan selalu.

      Sekejap ada sekejap tak ada tak apa,
      Ini terus tak ada-ada;
      Habis tu salah siapa,
      Bukan aku sengaja nak mengada-ngada.

      Dalam sebuah ikatan murni,
      Yang penting mesti saling faham memahami;
      Saling bertolak ansur mengeratkan hati,
      Takkan ada sepi menyepi.

      Sepi itu menyakitkan
      Sepi itu ada kala menenangkan
      Sepi itu ada kala merunsingkan
      Yang penting di kuburan tidak sepi
      Kerana amalan yang dibawa peneman sepi
      Justeru apa hendak diherankan sepi di dunia ini
      Amalanlah peneman sepi dunia akhirat

      Karya Putri Rimba
      18 Mei 2012
      Friday at 4:10pm · 
    • Teungku Sayyid Deqy Wahai burung Pingai yang cantik memesona,
      Yang bagai mantiq al thair,bermusyawarah dalam mejelis rindu
      Diriku bukanlah insan yang shaleh apalagi kamil
      Hamba hanyalah pemuda sahaya yang sedang mencari ilmu
      Untuk bekal melampaui dunia fana ini
      Untuk petuah menuju alam al gharbal
      Aku hanyalah seekor burung malam yang mencari kawan di padang kapas jiwa
      Supaya aku dapat bermukim malam ini dari dinginnya musim gugur
      Sinarmu lah yang menuntunku yang bagai seekor ngengat ini hingga dapat berteduh dimimpi hangatmu
      Dan kulihat kelambu mu amatlah megah nan wangi kesturi
      Aku malu untuk memberi salam padamu wahai si burung Pingai kekasih sulaiman
      Aku hanyalah si burung hutan yang miskin bahasa qalbu
      Untuk itu,izinkan diriku bertepuk tangan sahaja diberanda ini sebagai tanda kuberkemah diselasarmu yang kilaunya bak pualam

      Oh putri yang bermurah hati
      Tulang rusukku sangatlah lemah
      Pundakku pun begitu rapuh
      Rasanya tidak pantas jika kau hendak berteduh ke sisiku
      Engkau nanti akan kecewa
      Betapa kecilnya diri ini dimatamu
      Aku hanyalah pengelana padang rumput sufi yang mencari anggur Tuhan
      Agar kudapat mabuk kerna cinta kepada NYA
      Diriku hanyalah nampan debu yang lusuh
      Kutakut akan mengotori kaki indahmu yang jenjang
      Jika engkau mendekati kedirianku

      Wahai putri nirmala,
      Betapa beruntung diriku si burung malam ini,
      Mempunyai kawan yang indah gelora seperimu
      Yang berukir kelana dan berkalung bunga putri malu,
      Yanh berjinjing gaun gemawan,yang berselipar emas beratus kati,bermandi manik zam zam,dan berwangian kesturi negeri Syam

      Tiang istanamu kokoh bak tumpal konstantin di turki
      Ukiran cahyamu seperti kaabah
      Dan pesonamu bertebaran laksana tajmahal maharnya putri mumtazh
      Aku amat malu pada hikayat ini tuan putriku
      Hingga kumenangis kerna tak berjaya di hujung cintanya

      Namun dari jiwa yang mungil ini
      Kuingin menjadi kawan sejati bagi kemurahan hatimu
      Anggaplah diriku ibarat sahaya yang mengabdikan diri padamu
      Asalkan dikau bahgia dan merasa gembira sepanjang masa

      Oh burung Pingai kerah kencana
      Yang putihnya seperti barus,
      Yang tingginya semampai- sepinggang sedepa hasta,
      Kiranya redhakan aku yang malang ini tuk menghiburmu dengan nyanyian piluku
      Yakni lagu 'ratapan rumput ilalang',yang merindukan bangau berbulu biru

      Oh Tuhanku yang agung,
      Izinkan ku sebut namaMU atas cintaku yang merah ini
      Dan perkenankan duaku pada Tuan Putri
      Agar senantiasa Engkau kukuhkan jiwa dan ruhnya
      Hanya pada MU
      Tertuju pada Mu
      La khau la wala quwwata illa billaah

      Salam Tuan Putriku,
      Terimalah hikayat rinduku,
      Syair si Burung Malam untuk seekor burung Diraja Si Burung Pingai indah kencana...
      Friday at 6:43pm via mobile ·  ·  1
    • Rabeah Mohd Ali KUSENYUM DALAM REDHA ATAS KETENTUAN-NYA

      Duhai Putra Pujangga Bangsawan DiRaja ku...
      Siang dan malam kukenangkan kamu
      Tidur tak lena makan tak kenyang
      Apakah obat menanggu rindu
      Rinduku tak tertanggung lagi
      Di ombak rindu ku sebut namamu
      Engkau menghilang entah ke mana
      Engkau tinggalkan aku
      Dalam lara cinta yang tak kesampaian
      Gurindam puisi mu kubaca berulang kali
      Bertambah rindu
      Serindu-rindunya
      Tapi apa nak buat sudah nasibku begini jadinya
      Cintaku dibiar sepi tanpa jawapan
      Aku redha Ketentuan Ilahi
      Putri nan cantik rupawan
      Bersanding denganmu
      Siapalah aku Putri di Rimba
      Yang tak setanding Putri Impianmu
      Kudoakan kau bahagia
      Disamping dia yang kau cinta...

      Di istana rimba gelap gulita
      Ribut petir sambung menyambung
      Mendapat berita
      Perkahwinanmu dengan cinta hatimu

      Hatiku luka bagaikan disayat sembilu pilu
      Menangisku penuh hiba tanpa henti

      Penghuni rimba meredah hujan dan
      Ribut petir tidak dikisahkan
      Semata untuk mengambil daunan kasih
      Untuk membebat luka di hatiku
      Tangisanku terhenti seketika
      Disapukan daunan kasih penuh kasih

      Kuberdoa kepada Tuhan
      Agar hentikan air mataku
      Tuhan kasihan padaku derita yang kutanggung
      Ditinggalkan kekasih tanpa salahku

      Karena aku tahu Tuhanku
      Adalah Kekasih daripada segala kekasih yang ada
      Kuberhenti menangis
      Lalu kusenyum dalam redha atas Ketentuan-Nya
      Yang kau bukanlah milikku yang abadi

      PUTRI RIMBA NIAGARA
      19 Mei 2012

      KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA & TEUNGKU SAYYID DEQY
      20 Mei 2012

0 comments:

Post a Comment

 
;