Tuesday, 29 May 2012

MENGGEMA AUMAN HATIKU DI RIMBA BELANTARA




Adakah Sama Yang Kau Rasa?

aku menemukanmu
di untai aksara yang membisu
di antara bait puisi tertoreh di dinding semu
terpanah aku oleh goresan jemarimu
terpesona aksara penuh makna

percikan rindu menyentuh kalbu
selalu kuulang terus kuulang
memperhatikanmu dalam diam
kaupun mulai singgah di hatiku
hadiri bayang-bayang indah dalam angan
kaulah sang ratu pelukis rasa

hadirmu kudamba di beranda jiwa
kau insan yang amat istimewa
membuat hati jatuh padamu
tertewas di panah asmara rindu

adakah sama yang kau rasa?
setiap rasa tersimpan
tidak dapat dilafaz
rasailah bahasa hati

adakah sama yang kau rasa?

Karya Isma Anis Al-Fikri
30 Mei 2012

ASKARAMU

kala aksaramu terpintal melukis makna
bagai ada kata bergema di kuping
bagai ada nada bergerak seiring...
aku..antara lemas dan sadar
antara sepi dan honar
menadah tangan memujuk sukma..gejolak rasa sukar ditera..

By: Gahar Gilar
30 Mei 2012

ASKARA TERPINTAL MELUKIS MAKNA

Aku sama merasakan apa yang kau rasa ...
Kerna kita ditakdirkan ada jiwa menangkap cinta kerana-Nya
Untuk dialih bahasakan ke askara terpintal melukis makna...

INDAHNYA BAHASA HATI BAHASA JIWA BAHASA KALBU

Indah bagi yang mengerti bahasa hati
bahasa jiwa bahasa bangsa
bahasa yang boleh mengusutkan fikiran
bahasa yang boleh menenangkan jiwa
tapi yang kupilih bahasa yang mententeramkan kalbu
mendamaikan roh dan jasad

moga pertemuan antara dua hati ini
kekal abadi disatukan di alam realiti
berbicara empat mata satu hati
sehati sejiwa mengungkap kata bahasa hati bahasa jiwa
indahnya pertemuan di kala itu

bagaikan hidup di alam fantasi tapi realiti
saling mengerti saling memahami
bahasa hati bahasa jiwa
cuma yang mengerti betapa indahnya
bahasa hati bahasa jiwa bahasa kalbu
bahasa yang mendamaikan roh dan jasad
bahagia...

Karya PUTRI RIMBA NIAGARA
30 Mei 2012

KARYA: ISMA ALIF AL-FIKRI & GAHAR GILAR & PUTRI RIMBA NIAGARA
30 Mei 2012
 ·  ·  · 30 minutes ago
    • Irma Sri Kabulatirin Selamat pagi Rabeah ku sayang....
      Kecamuk jiwa meredam puisiku....
      Kutatap mega nan bisu...
      Kupandang mentari panas membara...
      Kusapa pagi hening tanpa suara...
      Aku sendiri bergulung duka nestapa...
      Tak pernah kulewati hari tanpa airmata...
      Hingga basah bumi persada...
      Menggema auman hatiku dirimba belantara...
      Membangunkan seisi rimba...
      Namun aku tetap sendiri...
      Dipinggir kolam kepedihan tiada tara...
      24 minutes ago via mobile · 
    • Rabeah Mohd Ali DERUAN OMBAK!

      Pagi begini Putri Rimba duduk
      di salah satu bebatuan yang banyak itu
      sambil bermain ombak kecil ...
      dilepaskan pandangan ke laut luas

      Suasana pagi yang mengegarkan
      Dan mendiinginkan

      Dia menarik nafas
      Dan dilepaskan perlahan-lahan

      Deruan ombak
      Buat hatinya pilu
      Mujurlah awan pagi
      Cerah dengan kelompok-kelompak
      Awan aktif

      Kelihatan dari jauh di persisir pantai
      Ombak rindu
      Si Kuta Si Kunte
      Berlari-lari datang kepadanya

      "Tuan puteri sayang...Tuan Puteri kan tak
      sihat kenapa nak datang juga ...nanti bertambah
      sakit pula...kalau tuan puteri sakit kami juga
      yang susah ...nanti macam mana
      tuan puteri nak menghiburkan kami dengan gurindam
      puisi pantun karya tuan puteri? Nah ...daunan ukiran kasih
      kami bawa...tuan puteri tulislah apa yang tersirat di hati
      tuan puteri kami suka mendengar apa yang ingin
      tuan puteri sampaikan ...semuanya mengharu birukan
      kalbu kami untuk terus mendengarnya
      sehari tak mendengar karya tuan puteri
      semacam dunia ini tak berpelangi cinta...
      nah! cepat tulis," kata si kunta beria-ia benar.
      Si Kunte menghulurkan pena dan mengambil
      tangan kanan tuan puteri untuk terus menulis.

      "Maaflah Kunta...maaflah Kunte...hamba tak ada
      ilham hari ini nak menulis...lain kali sajalah ye...
      hari ini hamba ingin menghayati deruan ombak rindu ini
      untuk mendapat ilham yang segar sesegar di pagi ini...."

      "Kami faham...kami pulang dulu...teruskanlah
      menghayati deruan ombak kalau itu boleh mengubati
      luka di hati tuan puteri..." kata si kunte sambil menyapu
      air mata yang mengalir di pipi puteri rimba kesayangannya itu.

      KARYA PUTRI RIMBA
      30 Mei 2012
      15 minutes ago · 
  • (PETIKAN DARIPADA WALL GRUP LUAHKAN HATIMU SEHINGGA KAU TENANG)
    30 Mei 2012

0 comments:

Post a Comment

 
;