.RANJANG LANGIT.
Silau bimasakti menggugah
melantai rinduku dengan cadar doa
apa yang kau tumpah hingga basahku tergadah
ranjang langit-ku bergetar pada tasbihmu yang bergetah
99 asma qasidah-mu memecah
berserak bagai kunang mengerdip bagai bintang
aku yang kian payah mencari wajah,
melihat purnama-mu tersenyum dalam cerah
Aah maiyyah
wahuma akum ainama kuntum
kebersamaan mengharum pada kelopakmu ku-cium
kelambu-kan sanding cinta-ku di gening arasy
biar mimpi buatku enggan bangun di lena kasih
biar rindu membuatku menjadi asing pada merah marikh-mu
Engkau
menggulir rindu-ku ke lopak cinta,
tiada lorong untuk pusarku selain di pelaminan kita
hangat darahku menggelegak di asmara yang kau bawa
apakah ini Nirvana, atau cuma arca cerminan cinta?
jemariku mengelus, bibirmu ku-sentuh
cakrawala-mu berbara, cintaku kau nyala
Oh alunan resah
memokah gelisah
menujah lelah
keringat membasah
hamburan memerkah
karamkah ratib pada sukma pesona
tenggelamkah makna pada bijana rahsia
engkau lebih mengerti jambak puisi
aku lebih memahami artian sejati
kalau Engkau Aku mengobar janji
panji-ku hati
jiwa-mu suci
ku-buka cadar bintang ruh-mu
tersipu di balik pintu pengantin-mu
dengan busa-busa rindu di jemala-ku
kutip-lah cahaya itu
semat-kan ke qalbu
itu-lah rindu-ku
itulah Aku
Raden Inu Kertapatie
0 comments:
Post a Comment