~ Andai Pungguk Berkata kata ~
Aku umpama pungguk yang tak jemu-jemu merinduimu
pada kau yang nun jauh di atas sana wahai sang wulan
menyeri dengan sinaran cahayamu yang tersendiri
menghiasi ruang angkasa yang gelap gelita
lantas terbias cahaya-cahaya cinta
Aku tetap di sini di satu sudut yang sunyi
yang usang dan tidak berseri
rintih sepi melilit setiap inci tubuhku
yang sendu menyepi tiada berteman
pabila malam melabuhkan tirai
senyumanku bagai dilambai
kerana hadirnya kau rembulan
bagai menggamitku bercanda denganmu
Sekian lama aku teguh menunggu
berteman sepi dan keseorangan
asyik mendambakan relung kasihmu
terhias hanya untuk aku
tapi nyata hanya igauan hati
Aku tahu dikau tetap mencuba
mengekori setiap langkah untuk menemaniku
namun langkahmu sering tersandung hiba
bagaikan kau terikat di kaki langit
menggantung harap padaku di sini
Namun langkahku bagai terpasung di sini
setiap ruang sengsara perit aku harungi
masih terngiang lafaz janjimu buatku
yang membicarakan tentang keabadian cintamu
segenap janjimu telah aku panjikan
eratkan genggaman berundur jangan
Oh wulan yang tetap aku puja
aku masih setia memintal kata-katamu
seiring dengan janji yang berpadu
yang senantiasa tersemat disanubari rindu
kalbuku yang luka dan perih kehitaman
berdarah luka perih sengsara
hanya senyuman yang terukir dijiwa
titipan abadi buatmu wahai rembulan
~ Keris Abadi – 30/Jan/2012 – 09:15pm ~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment