TETESAN AIRMATAKU UNTUK MU
Fiapradita, 10 Juli 2012
Ya Rab….
Inikah sebagian jawaban
Dari tetesan airmataku
Yang tak henti mengalir
Penderitaan yang tak berujung
Masih menyelimuti hati-hati yang penuh kasih
Maafkan diri ini Ya Allah
Jika hadirnya diri hanya menorah luka yang dalam
Tak pernah sedikitpun asa ini menghendaki
Tanganku memang sudah dipasung
Jiwaku memang sudah terbelenggu
Namun kasih sayang akan kehidupan
Tak pernah kuhilangkan
Maafka diri ini wahai sahabat
Jika tak mengetahui linangan airmatamu
Langkahku memang sudah kaku
Namun dalam arungan gelombang dilautan
Dalam perjalanan dibelantara hutan
Tetesan airmataku tak pernah berhenti mengalir
Diri ini memang selalu bertanya
Hati ini memang selalu berdetak
Maafkan bila daku tak menyapa
Masihkah kau berikan waktu
Untuk mengukir lukisan indah dihatimu
Karena sesungguhnya Qalbuku selalu menangis
Walau tanpa suara
Walau tanpa kata-kata
Karena jarak tak akan pernah memisahkan
Qalbuku untuk selalu bersama penderitaan mu kawan
Sekali lagi maafkan…
Biarkan kubalur duka dan deritamu
Dengan tetesan airmataku
Biarkan kurajut penderitaanmu
Dengan sedikit tetesan darahku
Dan kukuatkan hatimu dengan sedikit tulangku
Percayalah aku tak akan lari kemanapun
Walau tak kudengar kabar
Tapi hatiku dan airmataku akan selalu menetes
Untuk para sahabat terbaikku
Dan yakinlah wahai sahabat tercinta
Nur Illahi akan menaungi setiap galaumu
Nur Muhammad akan mendampingi setiap langkahmu
Karena hatimu adalah Qalbu pilihan…KELAM BUKAN SEBUAH AKHIR
Fiapradita, 10 Juli 2012
Mendung kembali menggantung
Adakah pertanda akan turun hujan
Kutak pasti karena langit susah ditebak
Seperti hatimu yang selalu berubah
Kadang kudapati segunung rindu
Namun tak jarang hatimu menjadi hampa
Ada apa … tak pernah ku tahu jawabannya
Sampai saat ini
Kakiku selalu ragu untuk menapak
Namun diri ini tak boleh bertanya
Berjalanlah sesuai hatimu
Melangkahlah bila qalbu ikut memanggil
Kalimat itu yang selalu terngiang
Kadang diri ini tak tahu siapa yang menyapa
Kadang hati ini timbul rasa ragu
Benarkah langkah ini mengayun
Putihkah sandaran ini bertaut
Biarlah….
Semua berjalan sesuai hembusan angin
Selama jantung ini masih berdetak
Selama raga ini masih bergerak
Selama lafalz ini masih terucap…RINDUKU TERPATRI
Fiapradita, 10 Juli 2012
Kalimantan kutitip asaku..
Dalam derunya ombak dilautan
Dalam pekatnya hutan belantara
Dalam derasnya hujan dan badai
Dalam rintihan rindu
Wajah mu selalu terbayang
Sahabat..
Bunda…
Tak mampu kutepis rasa ini
Bahwa disini rinduku begitu dalam
Betapa ingin aku menggapai asaku
Namun langkahku tak mau beranjak
Maafkan bila lama tak menyapa
Namun percayalah rindu ini
Akan tetap bersemayam dihatiku
Karena kalianlah aku hadir disini
Karena kalianlah kata-kataku
tak pernah berhenti mengalir
Karena kalianlah hidup ini
Menjadi penuh arti
Karena kalianlah jiwa ini
Selalu ingin tegar
Karena kalianlah
Mentari hatiku selalu bersinar….AIRMATA ABADI
Fiapradita, 10 juli 2012
== teriring rinduku untuk bunda Rabeah, dialog rumah sastra borneo ====
Ada tetesan airmata disetiap tarikan nafasku
Ada galau yang tak berujung
Saat kudengar teriakan dan jerit ketakutan
Ada rasa was-was yang meningkat
Setiap desingan peluru kembali menyambar
Pagi mulai beranjak siang
Namun hati tak beranjak menjadi tentram
Dimana arah yang akan jadi pijakan
Masihkah nafas kami bersemayam dalam tubuh
Angin dalam hembusanmu mungkin ada jawaban
Negeriku sungguh elok dipandang mata
Namun seelok itukah didalamnya
Pengemis dan gelandangan semakin meningkat
Kejaliman semakin meraja rela
Tak kalah bangga dengan saudaraku
Yang terjepit dalam perang
Wahai angkara murka
Jika itu jadi ujian bagi kami
Jangan kau berbangga
Karena di qalbu-qalbu yang suci
Kami yakin kemenangan telah menunggu
Walau langkah kami tertatih
Walau nafas kami tinggal satu-satu
Namun keyakinan kami
Tak akan diperjual belikan
Akan tetap bersemayam
Bersama raga kami
Bersama juriat kami
Bersama amalan kami
Siang beranjak senja
Namun tetesan airmata
Tak pernah henti untuk jatuh kebumi
Biarlah dia membanjiri alam sekitar
Dan jagat raya
Namun hati kami tetap Satu
Mengharap Ridho-Mu Ya Rab
Karena jasad kami telah terkubur
Ribuan tahun silam
Yang tinggal hanyalah kosong ……
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment