Tuesday 10 July 2012

SAYANGKU SAYANGMU (139) - RINDUKU TERPATRI


  • Ahmad Tajuddin was tagged in Nor Hafishah's photo.
     ·  · 5 hours ago · 
  • RINDUKU TERPATRI
    Fiapradita, 10 Juli 2012

    Kalimantan kutitip asaku..
    Dalam derunya ombak dilautan
    Dalam pekatnya hutan belantara
    Dalam derasnya hujan dan badai
    Dalam rintihan rindu
    Wajah mu selalu terbayang
    Sahabat..
    Bunda…
    Tak mampu kutepis rasa ini
    Bahwa disini rinduku begitu dalam
    Betapa ingin aku menggapai asaku
    Namun langkahku tak mau beranjak
    Maafkan bila lama tak menyapa
    Namun percayalah rindu ini
    Akan tetap bersemayam dihatiku
    Karena kalianlah aku hadir disini
    Karena kalianlah kata-kataku
    tak pernah berhenti mengalir
    Karena kalianlah hidup ini
    Menjadi penuh arti
    Karena kalianlah jiwa ini
    Selalu ingin tegar
    Karena kalianlah
    Mentari hatiku selalu bersinar….
     ·  · 5 hours ago · 
    • You and Abang Patdeli Abang Muhi like this.
      • PUTRI RIMBA MAHU MEMULANGKAN MAHKOTA

        Di jendela kamar istana rimba niagara..putri rimba memandang ke laut ombak rindu.
        Si kunta si kunte dayangnya mengetuk pintu kamar. Dan masuk setelah mendapat keizinan.

        "Tuan puteri rimba...kenapa ni...semenjak kebelakangan ini putri gundah gulana....kenapa tuan putri...adakah dia telah melukakan hati tuan putri," kata si kunta

        "Sejak semalam tuan putri tak santapan. Santap sikit ye...hamba suapkan...nanti tuan putri sakit...seluruh penghuni rimba yang susah...tak lama lagi tuan putri akan ditabalkan menjadi ratu. Ratu kena kuat semangat untuk memerintah rakyat rimba. Tuan putri tak boleh berterusan begini...susah hati kami berdua," si Kunte menyuapkan bubur kegemaran tuan Putri ke mulut putri rimba yang terlalu lemah."

        Putri Rimba akur , membuka mulut menerima suapan dari si kunte sambil tersenyum. Untuk menelan bubur nasi itu seperti ada duri di anak tekaknya...sakit sangat tapi demi menjaga hati si kunta si kunte ditelan jua dalam keadaan yang amat sakit. Air matnya mengalir deras sambil tersenyum. Si kunte mengusap air mata Putri Rimba.

        "Boleh tuan putri beritahu apa yang perlu kami lakukan ...agar boleh mengembirakan hati tuan putri seperti sedia kala...?"

        " Hamba rasa dia sudah tak berminat dengan ukiran daunan kasih hamba lagi...dulu dia tak macam ni...selalu berjanji bersumpah setia akan sentiasa menyokong minat hamba berkarya...dan mahu setia dengan cintanya pada hamba.....maka hamba anggap dia sudah tiada hati pada hamba lagi....maka dari itu hamba mengambil keputusan untuk kalian memulangkan semula mahkota ini padanya. Hamba tak mahu memakainya. Mungkin hamba tak layak menerima pemberian darinya."

        "Tuan putri...sabarlah sedikit masa lagi ye tuan putri...mungkin dia dalam situasi yang tekanan ...hingga dia tak mampu untuk berterus terang dengan Tuan Putri....tapi hamba percaya dengan cinta sucinya hanya untuk tuan putri seorang. Dia jatuh cinta dengan karya tuan putri bertemakan Ketuhanan...dari karya tuan putri dia jatuh cinta dengan tuan putri...berarti dia jatuh cinta dengan tuan putri kerana-Nya...kita tunggu sedikit masa lagi....kami berdua akan menyokong percintaan tuan putri," jelas si kunta bersungguh-sungguh.

        "Memandangkan kamu pesuruh hamba yang setia yang hamba percaya dan sayangi dunia akhirat....hamba sabar menantikan apa yang ditentukan oleh Allah Azzawajallah pada hamba."

        "Ha begitulah tuan putri...senyum ye ...jangan gundah gulana lagi...
        Esok pagi-pagi kita pergi pantai ombak rindu ye...sudah lama kita tak bergurindam berpuisi bersama."

        KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
        10 Julai 2012
  • KELAM BUKAN SEBUAH AKHIR
    Fiapradita, 10 Juli 2012

    Mendung kembali menggantung
    Adakah pertanda akan turun hujan
    Kutak pasti karena langit susah ditebak
    Seperti hatimu yang selalu berubah
    Kadang kudapati segunung rindu
    Namun tak jarang hatimu menjadi hampa
    Ada apa … tak pernah ku tahu jawabannya
    Sampai saat ini
    Kakiku selalu ragu untuk menapak
    Namun diri ini tak boleh bertanya
    Berjalanlah sesuai hatimu
    Melangkahlah bila qalbu ikut memanggil
    Kalimat itu yang selalu terngiang
    Kadang diri ini tak tahu siapa yang menyapa
    Kadang hati ini timbul rasa ragu
    Benarkah langkah ini mengayun
    Putihkah sandaran ini bertaut
    Biarlah….
    Semua berjalan sesuai hembusan angin
    Selama jantung ini masih berdetak
    Selama raga ini masih bergerak
    Selama lafalz ini masih terucap…
     ·  · 3 hours ago · 
    • Menning Alamsyah likes this.
      • MUZIK DERUAN OMBAK RINDU

        Pagi itu Putri Rimba duduk di salah sebuah ratusan berbatuan.
        Sambil melemparkan pandangannya di lautan ombak rindu...
        Sungguh syahdu ..rindu yang dirindui datang semula setelah
        Diyakinkan oleh si kunta si kunte.

        Dari jauh kelihatan si kunta si kunte...terkinja-kinja sambil
        Membawa ukiran daunan kasih yang di ambil dari Galeri
        Khazanah Warisan Bangsa Istana Rimba Niagara.
        Dari jauh si kunta si kunte sudah melambai-lambaikan tangan seolah-olah tak pernah berjumpa seribu tahun.

        "Tuan putri rimba...bahagia kami lihat tuan Putri sudah kembali
        pulih sedia kala....macam ni kan bagus...biarpun terjangan ombak
        tak jemu memukul kita ...namun kasih kita tetap abadi selamanya tiada siapa yang dapat memisahkan kita kecuali kematian." Akui si kunta. Diakui si kunte.

        "Kami nak bacakan ukiran daunan kasih yang kami ilhamkan istimewa untuk tuan Putri Rimba Kesayangan kami...dengar ya...dan diiringi muzik deruan ombak rindu."

        GURINDAM PUISI KASIH SEPENUH JIWA
        TUK PUTRI RIMBA NIAGARA

        "Tuan Putri Rimba...kami berdua ada mengarangkan
        gurindam istimewa untuk Tuan Putri."
        "Iye ke ...sejak bila ni pandai bergurindam , bersyair,
        berpuisi ni kunta kunte..."
        "Setiap hari membaca dan menghayati karya tuan putri dari pagi ke petang...petang ke malam setiap hari...ilmu bergurindam berpuisi berpantun dapatlah ke kami Tuan Putri. Tuan Putri asyik mengarang puisi untuk kami...kami juga hendak mengarangkan puisi untuk Tuan Putri..jom kita pergi ke pantai ombak rindu.... di sana nanti banyak ilham dan penuh penghayatan..."
        "Wow hebat kalian berdua ye..."

        Mereka bertiga pergi ke pantai ombak rindu rimba niagara.
        Si Kunta Si Kunte membaca bergilir-gilir. Puisi gurindam kunta kinte
        Diringi muzik deruan ombak yang menderu-deru..amat syahdu dialun-alun oleh ombak rindu...

        GURINDAM PUISI SAYANG SEPENUH JIWA UNTUK PUTRI RIMBA NIAGARA

        Terima kasih Tuhan
        Hadirkan kami hamba-Mu
        Tuan Putri tuk kami
        Kami syukuri dalam iman

        Kami dapat menumpang kasih
        Kami sayang Tuan Putri kami Tuhan
        Kami bahagia hidup bersamanya Tuhan
        Hari-hari hidup kami bahagia
        Dibajai dengan kasih sepenuh kasih
        Hari-hari semakin kasih
        Hari-hari semakin sayang

        Jika berjauhan kami rindukannya Tuhan
        Kami rindukan candanya
        Kami rindukan puisinya
        Maka kami tak sanggup berjauhan
        Darinya Tuhan

        Melalui tinta yang dicurahkan
        di kanvas daunan ukiran kasih
        kami baca kami hayati
        Lagi kami baca
        Lagi kami teruja
        Untuk merindui dan mencintai-Mu Tuhan
        Syukur kami Tuhan
        Kau kurniakan kami
        Tuan Putri yang
        Tak lelah tuk
        Berbahasa indah
        Mengajak kami
        Mencintai-Mu Merindui-Mu Tuhan
        Syukur Syukur Syukur
        Pada-Mu Tuhan
        Kurniakan kami Tuan Putri
        Yang sayangkan kami demi-Mu Tuhan

        Syukur kami Tuhan
        Karya yang ditulis oleh tuan putri rimba
        Membuatkan manusia di luar sana
        Menghargai kami dan menyayangi kami
        Tiada siapa yang menzalimi kami Tuhan
        Kami hidup aman damai di rimba ini
        Tanpa ada rasa takut dan bimbang Tuhan
        Syukur kami Tuhan
        Tuan Putri sanggup pertaruhkan nyawanya
        Tuk melindungi kami Tuhan
        Makanya kami juga begitu juga Tuhan
        Akan pertahankannya
        Kami saling sayang menyayangi karena-Mu Tuhan
        Makanya berkatilah hidup kami sehingga akhir hayat kami
        Dan kami ingin hidup bersamanya di Syurga-Mu juga Tuhan
        Makanya makbulkanlah doa kami ini Tuhan

        Duhai Maha Pengurnia Cinta
        Duhai Maha Pengurnia Rindu
        Cinta dan rindu kami kerana-Mu Tuhan
        Kurniakanlah kebahagiaan milik kami selamanya
        Di dunia jua di akhirat
        Aamiin Ya Rabbal A'Lamin

        Putri Rimba yang dari tadi menangis mendengar Si Kunte
        Si kunte membaca gurindam puisi yang ditujukan kepadanya
        Si kunta si kunte pun membaca dengan esakan tangis syahdu
        Dan mereka sama-sama menangis hingga tak sedar ombak
        Rindu menerjang mereka bertiga...dan mereka bertiga
        terperanjat...

        "Terjangan sayang Tuan Putri" kata si kunta.
        Mereka bertiga ketawa.

        KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
        10 Julai 2012
      • SELURUH PENGHUNI ISTANA BERDUKACITA

        "Mahkota hamba? Mahkota hamba sudah tiada Kunta! Kunte!
        Terjangan ombak rindu telah membuatkan mahkota hamba hilang...
        Macam mana ni....?"

        "Tak apa.. kami akan mencarinya sampai dapat...kami tak mahu melihat tuan putri bersedih...mahkota iu terlalu bermakna bagi tuan putri dan seluruh penghuni rimba niagara. Jaga diri baik-baik ya...kami sayang tuan putri..." Si kunta si kunte menyelam ke laut ombak rindu untuk mencari mahkota putri rimba yang hilang akibat terjangan ombak rindu.

        Tuan putri meratap hiba setelah si kunta si kunte tak muncul-muncul lagi.

        "Kunta kunte...muncullah kalian...jangan buatkan hati hamba bimbang...jangan tinggalkan hamba...hamba rela kehilangan mahkota itu daripada kehilangan kalian berdua...jangan....jangan tinggalkan hamba....kasih kalian sudah cukup untuk hamba merasai hidup ini penuh kasih sayang setulusnya...tolonglah...tolonglah jangan tinggalkan hamba kunta...kunte....hamba sudah lupakan cintanya tapi kalian hendak juga hamba yakin dengan cintanya...kalian hendak sangat hamba bahagia sedangkan kalian tahu hamba dilukainya tanpa ehsan...sekarang ni hamba tak mahu fikirkan dia lagi...yang hamba mahu kalian hidup bersama hamba itu sudah memadai....tak menjadi ratu rimba niagara pun tak apa asalkan hamba ada kalian berdua....tolonglah kasihani hamba kunta kinte....Ya Allah tolong jangan pisahkan kasih kami Ya Allah....Kau hadirkan mereka padaku biarpun cuma haiwan tapi mereka punya hati dan perasaan setulusnya....izinkan aku menumpangkan kasih sayang mereka Ya Allah...tolong Ya Allah...tolonglah hamba-Mu ini Ya Allah." Putri rimba menangis hiba tanpa henti.

        KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
        10 Julai 2012

        MENCARI KUNTA KUNTE DI LAUTAN OMBAK RINDU

        Sudah tiga hari tiga malam pakar penyelam dari rimba niagara
        mencari kunta kunte tapi tak berjumpa.

        Putri rimba tidak putus-putus berdoa agar kunta kunte selamat dan dapat hidup bahagia semula. Dalam linangan air mata putri rimba tertidur.

        "Putri Rimba ...kami dah jumpa mahkota itu ...tuan putri...dan kami ikut kata tuan putri supaya mahkota itu dipulangkan kepada mantan kekasih tuan putri itu dan kami redha sebagaimana tuan putri redha yang dia bukanlah Cinta Ketentuan-Nya untuk tuan putri. Maaflah kami tak dapat pulang...kerana kita sudah berada di alam lain....Percayalah kami sayangkan Tuan Putri....sayang kami hingga ke mati...betul tak kami kata hanya kematian memisahkan kita.....kalau tuan putr rindukan kami datanglah selalu ke pantai ombak rindu kami menanti tuan putri di sana ... kami nampak tuan putri tapi tuan putri tak nampak kami...jangan lupa bacakan kami puisi yang kami karangkan untuk tuan putri ya...
        Sampai kapan pun kami sayangkan tuan putri....love u forever n ever..."

        KARYA PUTRI RIMBA NIAGARA
        10 Julai 2012
        about an hour ago ·

        KARYA FIAPRADITA & PUTRI RIMBA NAIGARA)
        10 Julai 2012

        (PETIKAN DARIPADA DIALOG RUMAH SASTRA BORNEO)
        10 Julai 2012

0 comments:

Post a Comment

 
;